MAKALAH
Disusun Oleh:
FAKULTAS SYARIAH
2019
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan kesehatan
dan keselamatan serta keagungan ilmu yang tiada habisnya, sehingga penulis dapat
menyelesaikan penyusunan makalah ini. Sholawat serta salam kita haturkan kepda
sang pemimpin para nabi dan rasul, penerang diantara kegelapan dunia, yang
memiliki keluhuran serta kemuliaan yang tinggi, yaitu Rasulullah Muhammad SAW.
Berkatnya kita tertuju kepada jalan yang lurus dan benar. Selanjutnya, makalah
mengenai sejarah kemunduran fiqh dan faktor-faktornya serta masa kebangkitan dan
pembaharuan fiqh ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah studi fiqh.
Beribu kata terima kasih juga ucapkan kepada Bapak Dr. H. Abbas Arfan, Lc,
MH selaku dosen pembimbing yang telah membimbing penulis dalam menyusun dan
menyelesaikan makalah ini, baik dari segi motivasi dan saran yang membangun.
Begitupun ucapan terima kasih untuk teman-teman yang telah mendukung dan
membantu akan penyusunan makalah ini. Mungkin tanpanya makalah ini tidak akan
selesai tepat waktu.
Semoga dengan makalah ini pembaca dapat memahami dengan mudah apa
yang penulis coba sampaikan kepada pembaca. Serta penulis berharap akan kritik dan
saran yang membangun dari pembaca, karena penulis menyadari bahwa makalah ini
masih jauh dari kata sempurna. Dengan kritik dan saran yang membangun tersebut
penulis dapat memperbaiki penyusunan makalah di kemudian hari.
Tim Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
Ilmu fiqh merupakan ilmu yang wajib kiranya kita pelajari sebagai umat
Islam, karena di dalam Islam terdapat syariat atau aturan yang mesti dipahami
terlebih dahulu sebelum melaksanakan ibadah-ibadah, dan hal ini terdapat dalam ilmu
fiqh. Namun ilmu fiqh juga merupakan suatu illmu yang di dalamnya terdapat banyak
perbedaan pendapat diantara para ulama kita, tergantung dari bagaimana beliau-
beliau ini memahami suatu dalil atau permasalahan. Fiqh ini juga merupakan bidang
keilmuan yang memiliki sejarah sangat panjang, dan pembahasan mengenai
sejarahnya pun sangat menarik untuk dibahas dan dikaji secara mendalam, dan akhir-
akhir ini hal itu pun dirasa penting, selain sebagai pendukung keilmuan, juga karena
pertumbuhan dan perkembangannya menunjukkan berbagai macam pemikiran dalam
Islam.
Sejarah fiqh ini penting untuk kita ketahui karena dapat dikatakan umat Islam
pada masa ini sedikit melupakan sejarah ini sehingga muncullah anggapan yang tidak
sesuai dengan fiqh sebenarmya. Dengan mengetahui bagaimana sejarah fiqh
sebenarnya akan menghindarkan pikiran kita dari yang tidak sesuai dengan apa yang
terjadi. Juga karena masih banyaknya umat yang berfikir bahwa ilmu fiqh adalah
sesuatu yang kaku, tidak dapat berubah yang tentunya akan berdampak pada kelalaian
terhadap fakta dan sejarah konsepsi perkembangan fiqh. Maka dari itu hadirnya
makalah ini semoga dapat membantu teman-teman dalam memahami sejarah ilmu
fiqh secara benar.
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN PENULISAN
PEMBAHASAN
Periode ini disebut juga periode taklid atau jumut; beku, dan statis. Menurut
sebagian fuqha’ sunni,periode ini disebut juga periode penutupan pintu ijtihad.
Masanya berlansung sejak pertengahan abad keempat Hijariyah (tahun 350 H) dan
terus berlanjt ( abad ke-20 M ). Hal ini karena secara fakta, sejak periode ini, tradisi
taklid sudah meluas dikalangan masyarakat. Kenyataan ini dapat juga dilihat
perkembangannya dalam masyarakat sekarang.
Periode ini dikenal juga sebagai masa merdupnya semangat dan keinginan
para ulama untuk melakukakn ijtihad mutlak dan kembali pada dasar syariat yang
pokok dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan hukum. Bahkan, mereka
membatasi diri dengan mengikuti produk-produk hukum yang telah dihasilkan oleh
para mujtahid sebelumnya.
Masa ini bersamaan waktunya dengan masa kemunduran dalam sejarah islam.
Pemerintahan islam tidak lagu semaju masa-masa sebelumnya, tetapi sudah terpecah-
pecah menjadi Negara-negara kecil yang dipimpin oleh para amir. Keadaan ini
berpengaruh besar terhadap perkembangan fiqih dan kehidupan para mujtahid. Selain
itu madzhab-madzhab fqiqh sudah terbukukan dengan baik sehingga para fuqaha
tidaj lagi mencari hukum pada Al-quran dan As-Sunnah, tetapi cukup pada karya-
karya para ulama sebelumnya. Mereka membatasi diri dalam lingkungan madzhab-
madzhab itu, dan kesungguhan mereka tunjukan untuk memahami lafazh perkataan
para imam madzhab saja. Tidak untuk memahami nash-nash syar’i dan dasar-dasar
yang umum.
Ciri lain periode ini ditandai dengan menurunnya semangat ijtihad dikalangan
ulama fiqih, bahkan mereka cukup puas dengan fiqih yang telah disusun dalam
berbagai madzhab. Ulama lebih banyak mencurahkan perhatian dalam mengomentari,
memperluas atau meringkas masalah yang ada dalam kitab fiqih madzhab masing-
masing lebih jauh , Mustafa Ahmad Az-Zarqa menyatakan bahwa pada periode ini,
muncullah anggapan bahwa pintu ijtihad sudah tertutup. Imam Muhammad Abu
Zahrah menyatakan beberapa penyebab yang menjadikan tetututpnya pintu ijtihad
pada periode ini, yaitu sebagai berikut:
1
Muhammad Ali.2003.Sejarah FIQIH ISLAM.Jakarta:PUSTAKA AL-KAUTSAR.Hlm 176.
Imam Muhammad Abu Zahrah, perdebatan ini kadang-kadang jauh dari
sikap-sikap ilmiah.
Kondisi diatas, menurut Joseph Schacht disebabakan para ulamadari
semua aliran merasa bahwa segala persoalan penting dalam hukum telah
dibahas dan diselesaikan oleh ulama-ulama sebelumnya sehingga
berkembannglah pendapat bahwa sejak saat itu tidak ada lagi ulama yang
dipandang memiliki syarat untuk berijtihad.
Disisi lain, pada permulaan periode ini terdapat sejumlah orang yang
tidak layak berijtihad, tetapi ikut berijtihad, sehingga membawa kekacauan
dalam bidang hukum dan kestabilan dalam masyarakat. Sementara itu, ulama-
ulama yang sederajat dengan Abu Hanifah, Malik, Asy-Syafi’I, dan Ibnu
Hambal sulit ditemui lagi. Dalam suasana inilah, sebagian ulama dari
golongan sunni melihat perlunya pintu ijtihad ditutupi. Begitu juga,
pengadilan perkara tidak boleh lagi didasarkan, kecuali pada pendapat para
Imam madzhab. Pada masa inilah, muncul paham dan sikap taklid, yaitu satu
istilah yang makna asalnya adalah meniru kebiasaan-kebiasaan Nabi dan
sahabat-sahabatnya menurut aliran hukum lama. Istilah ini kemudian diartikan
dengan menerima tanpa ragu terhadpa ajaran-ajaran dari aliran hukum (
madzhab ) yang ada dan para ulama yang berwenang.2
Ada beberapa sebab terjadinya kemunduran ilmu fiqih pada zaman ini,
diantaranya sebagai berikut.
2
Dedi Supriyadi.2007.SEJARAH HUKUM ISLAM .Bandung:PUSTAKA SETIA.Hlm 113-116.
2. Pada zaman ini para fuqaha’ yang lebih memperhatikan warisan fiqih
madzhab dan mengajak masyarakat untuk mengikutinya, berfanatik dan
menghujat orang-orrang yang berbeda pendapat dengan mereka.
3. Para fuqaha membatasi ruang geraknya dan tidak mau berijtihad seperti yang
sudah kami jelaskan sebelumnya.
4. Munculnya beberapa buku yang sarat dengan rumusan yang perlu
dipecahkan,sehingga masyarakat melupakan buku-buku warisan yang sangat
berharga, gaya bahasanya mudah dipahami dan penjelasannya mudah untuk
dicerna.3
Fase ini dimulai dari akhir abad ketiga belas hijrah sampai pada hari ini.
Oleh karena itu,fase ini mempunyai karekteristik dan corak tersendiri, antara lain;
dapet menghadirkan fiqih ke zaman baru yang sejalan dengan perkembangan zaman,
dapat member saham dalam menetukan jawaban bagii setiap permasalahan yang
muncul pada hari dari sumbernya yang asli, menghapus taqlid, dan tidak terpaku
dengan mazhab atau kitab tertentu .
Indikasi kebangkitan fiqih pada zaman ini dapat dilihat dari dua aspek;
pertama, pembahasan fiqih islam, dan kedua, kondifikasi fiqih islam.
Dual hal inilah yang akan dibahas pada kesempatan berikut ini.
Pada zaman ini para ulama memberikan perhatian yang sangat besar terhadap
fiqh islam, baik dengan cara menulis buku ataupun mengkaji fiqh islam.
Siatem ini dari aspek kajian dan penulisan dapat dirincikan sebagai berikut.
3
Rasyad Hasan Khalil.2009.TARIKH TASYRI’.Jakarta:AMZAH.Hlm 130-131.
1. Memberikan perhatian khusus terhadap kajian mazhab-mazhab utama dan
pendapat-pendapat fiqhiyah yang sudah diakui dengan tetap mengedepankan
prinsip persamaan tanpa ada perlakuan khusus antara satu mazhab dengan
mazhab yang lain. Para penguasa pada zaman ini berpegang kepada mazhab
tertentu dalam bertaqlid dan qadha’, serta memaksa rakyatnya untuk
mengikuti mazhab tertentu seperti yang dilakukan dinasti Fatimiyah di Mesir
ketika mereka membatasi kurikulum AL-Azhar hanya dengan mazhab syiah
atau seperti yang dilakukan oleh Dinasti Ayyubiyah ketika mereka
membatasinya dengan salah satu mazhab Ahli Sunnah wal Jama’ah.
2. Memberikan perhatian khusus terhadap kajian fiqh tematik. Pada zaman ini,
kajian sudah beralih kepada pokok masalah berkat kajian terhadap kitab-kitab
klasik fiqh yang tidak memuat rumus dan kejumudan selain karena jasa para
penulis mutakhir yang menggunakan metodologi ilmiah dalam penulisan
mereka.
3. Memberikan kajian khusus terhadap fiqh komparasi. Metode ini memiliki
kelebihan, yaitu dapat memunculkan teori-teori umum dalam fiqh islam dan
menghasilkan teori baru seperti teori akad, kepemilikan, harta, dan
pendayagunaan hak yang tidak proporsional serta yang lainnya yang bisa kita
lihat dalam hasil karya ilmiah.
4. Mendirikan lembaga-lembaga kajian ilmiah dan menerbitkan ensiklopedia
fiqh. Diantara indikasi kebangkitan fiqh pada zaman ini adalah didirikannya
beberapa lembaga kajian diberbagai negri Islam dan terbitnya beberapa
ensiklopedia fiqh.
4
Rasyad Hasan Khalil.2009.TARIKH TASYRI’.Jakarta:AMZAH.Hlm 131-134
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Kami menyadari bahwa makalah yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan. Oleh karena itu kami memohon maaf
kepada semua pihak serta mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para
pembaca yang budiman. Saran dan kritik dari pembaca akan mempengaruhi kualitas
penyusunan makalah di masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
Khalil, Rasyid Hasan. 2009. TARIKH TASYRI’ Sejarah Legislasi Hukum Islam.
Jakarta: Sinar Grafika
Roibin. 2010. Penetapan Hukum Islam dalam Lintasan Sejarah. Malang: UIN
MALIKI Press