Anda di halaman 1dari 4

Pengertian Maf’ul Bih

Adapun definisi maf’ul bih dalam ilmu nahwu ialah :

isim manshub (yang dibaca nashob) yang menjadi sasaran tindakan (objek).

Maka, jelas sekali, yang dimaksud maf’ul bih menurut arti istilah ialah isim manshub
dimana posisinya menjadi sasaran tindakan si pelaku.

Contoh :

‫ = َقَر ْأُت ِكَتاًبا‬Aku sudah membaca Buku

Dalam misal di atas, yang menjadi sasarn perbuatannya (memukul) ialah kata
“kitaaban”, maka kata tersebut menjadi maf’ul bih.

Contoh lainnya :

‫ = َاَك ْلُت الَطَع اَم‬Aku sudah memakan makanan.


Yang menjadi sasaran perbuatannya (memakan) ialah makanan, maka kata
tersebut menjadi maf’ul bih.

Dengan dua misal di atas sudah paling jelas sekali untuk mengetahui pembahasan
mengenai maful bih dalam ilmu nahwu.

Pembagian Maf’ul Bih


Dalam ulasan tentang maful bih , maka maf’ul bih terbagi atas dua bagian yakni
maf’ul bihi isim dzahir (nampak) dan isim dhamir (kata ganti). Maf’ul bih isim dzahir
ialah maf’ul bih yang terdiri atas isim dzahir (isim yang nampak) contohnya laksana
yang dua tadi di atas, objeknya berupa kata yang nampak dan bukan kata ganti,
sementara yang dimaksud dengan maf’ul bih isim dhamir (kata ganti) ialah maf’ul
bih yang terdiri dari isim dhamir misal :

‫ = َضَرَبِنى‬Dia (laki-laki) sudah memukulku.

Lafadz ‫ َضَر َب‬ialah fi’il madhi, sementara fa’ilnya ialah dhamir mustatir
(disembunyikan) takdirnya ‫ُهَو‬, huruf nun-nya ialah lil wiqaayah, sementara huruf
ya-nya ialah ya mutakalim wahdah dimana kedudukannya menjadi maf’ul bih.

‫ = َضَرَبَك‬Dia (laki-laki) sudah memukulmu (laki-laki)

Lafadz ‫ َضَر َب‬ialah fi’il madhi, fa’ilnya mustatir andai ditakdirkan menjadi ‫ُهَو‬, dan
huruf ka-nya menjadi maf’ul bih.

Kaidah Penempatan Maf’ul Bih


1. Posisi standar dalam bahasa Arab adalah fi’il, fa’il dan maf’ul.
Contoh:

‫َيْفَتُح َأْح َم ُد اَأْلْبَو اَب‬

‫َس َأْلُت َر ُسْو َل ِهّللا‬

2. Boleh mendahulukan maf’ul sebelum fa’il apabila maf’ul dan fa’ilnya


berupa isim zhahir.

Contoh:

‫َيْج ِني الُقْطَن الَفاَّل ُح‬

3. Boleh mendahulukan maf’ul sebelum fi’il dan fa’il apabila maf’ulnya


berupa isim zhahir.

Contoh:

‫َفَفِر يًقا َك َّذ ْبُتْم َو َفِريًقا َتْقُتُلوَن‬

4. Wajib mengakhirkan maf’ul apabila maf’ulnya berupa isim dhamir.

Contoh:

‫َأَم ْر ُتَك‬

‫َأْك َر َم ِنْي َأْح َم ُد‬

5. Wajib mengakhirkan maf’ul apabila ditakutkan ada kesalahan faham


apabila di dahulukan.

Contoh:

‫َأْك َر َم ْت َعاِئَش ة َفاِط َم ة‬

Kalau maf’ulnya didahulukan maka akan ada yang menyangka bahwa maf’ulnya
adalah yang terakhir.

6. Wajib mendahulukan maf’ul sebelum fi’il dan fa’il apabila maf’ulnya


berupa isim dhamir munfashil.

Contoh:

‫ِإَّياَك َنْعُبُد َو ِإَّياَك َنْسَتِع يُن‬

7. Boleh menghilangkan fi’il dan fa’il dan menyisakan maf’ulnya saja


apabila bisa dipahami dari susunan kalimat.

Contoh:
Apabila ada yang bertanya “kamu bertemu siapa kemarin?” dijawab (‫)َع ِلًّي ا‬. Yang
dimaksud adalah:

‫َقاَبْلُت َع ِلًّيا‬

Tanda I’rab Maf’ul Bih


Sebagai mana telah dijelaskan di atas, bahwa maf’ul adalah isim manshub. Artinya
irab dari maf’ul adalah nashab. Tanda nashab pada maf’ul adalah fathah, alif, kasrah
dan ya’. Tanda irab ini hanya berlaku pada isim mu’rab saja.

1. Fathah

Fathah menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila berbentuk isim mufrad atau jama’
taksir.

 Isim mufrad

‫َضَر َب َخ ِلْيٌل َك ْلًبا‬

 Jama’ taksir

‫َكَتَب اْلُم َدِّر ُس الُّنُصْو َص‬

2. Alif

Alif menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila maf’ulnya berbentuk isim lima.

‫َر َأْيُت َأَباَك‬

3. Kasrah

Kasrah menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila berbentuknya jama’ muanats
salim.

‫َر َاْيُت الَّطاِلَبات‬

4. Ya’

Ya’ menjadi tanda nashab pada maf’ul apabila berbentuk isim tatsniyah atau jama’
mudzakkar salim.

 Isim tatsniyah

‫َضَرَبْت َس ْلَم ى ِقَّطْيِن‬

 Jama’ mudzakar salim

‫َر َأْيُت اْلُم ْس ِلِم ْيَن‬


Apabila maf’ul berupa isim mabni, tanda i’rabnya tidak berubah. Akan tetapi i’rabnya
sesuai dengan mahalnya pada kalimat.

Contoh:

‫ِاْش َتَر ْيُت َهَذ ا اْلِكَتاَب‬

Kata (‫ )َهَذ ا‬merupakan maf’ul bih yang berupa isim isyarah. Irabnya fi mahal marfu’.

‫َأْك ِر ْم َم ْن َأْك َر َم َك‬

Kata ( ‫ )َم ْن‬merupakan maf’ul bih yang berupa dhamir munfashil. Adapun dhamir kaf (
‫ )َك‬merupakan maf’ul yang berupa dhamir muttashil. Irabnya fi mahal marfu

Anda mungkin juga menyukai