Anda di halaman 1dari 3

Kata Tunggal dan Majemuk dalam

Pelajaran Bahasa Arab


Dalam pelajaran bahasa Arab, terdapat dua jenis kata yang perlu dipahami, yaitu kata tunggal
(singular) dan kata majemuk (plural).

Kata Tunggal (Singular)


Kata tunggal merujuk pada kata yang mengacu pada satu objek atau orang. Dalam bahasa
Arab, kata tunggal biasanya ditandai dengan akhiran tertentu, seperti "‫( "ـة‬ta' marbutah) untuk
kata benda perempuan, atau "‫( "ٌـ‬dhammah) untuk kata benda laki-laki.
Contoh kata tunggal dalam bahasa Arab:
 ‫( ِكَتاٌب‬kitābun) - buku (laki-laki)
 ‫( َقَلٌم‬qalamun) - pena (laki-laki)
 ‫( َبْيٌت‬baytun) - rumah (laki-laki)
 ‫( َم ْد َرَس ٌة‬madrasatun) - sekolah (laki-laki)
Kata Majemuk (Plural)
Kata majemuk merujuk pada kata yang mengacu pada lebih dari satu objek atau orang.
Dalam bahasa Arab, kata majemuk juga memiliki akhiran tertentu, seperti " ‫( "َـاٌت‬ātun) untuk
kata benda perempuan, atau " ‫( "ُـوَن‬ūna) untuk kata benda laki-laki.
Contoh kata majemuk dalam bahasa Arab:
 ‫( ُكُتٌب‬kutubun) - buku-buku
 ‫( َأْقاَل ٌم‬aqlāmun) - pena-pena
 ‫( ُبُيوٌت‬buyūtun) - rumah-rumah
 ‫( َم َداِر ٌس‬madārisun) - sekolah-sekolah
Penting untuk memahami perbedaan antara kata tunggal dan majemuk dalam bahasa Arab,
karena hal ini akan mempengaruhi tata bahasa dan penggunaan kata-kata dalam kalimat.

Kalimat Tunggal
Adalah kalimat yang tersusun dari satu klausa ( satu subjek dan satu predikat) . klausa ini
bisa ditambah objek atau keterangan. Berdasarkan kata yang memulai kalimat tunggal ,
kalimat tunggal dalam Bahasa arab dibagi menjadi dua yaitu jumlah ismiyah dan jumlah
fi’liyah. Contoh kalimat tunggal ‫محمد طالب ماهر في مدرسة‬

1. Jumlah Ismiyah
Adalah kalimat yang dimulai dengan isim. Adapun pola kalimat ini adalah
Mubtada’ ( isim sebagai pendahulu kalimat) + Khobar ( sejenis predikat )
Contoh ‫ زيد قائم‬artinya zaid berdiri

Bentuk Jumlah isimyah itu ada 4 yaitu


- Mubtadak ( isim ) + khabar ( isim )
- Mubtadak ( isim ) + Khabar ( jer majrur )
- Mubtadak ( isim ) + khabar ( dhorof )
- Mubtadak ( isim ) + khabar ( fiil )

2. Jumlah Fi’liyah
Adalah kalimat yang diawali dengan fiil ( kata kerja ). Sifat jumlah ini adalah kalimat
verbal. Jumlah fi’liyah mempunyai pola sebagai berikut
Fiil ( kata kerja yang berfungsi sebagai subjek ) + Fail ( pelaku kata kerja )
Contoh ‫ ضرب زيد‬artinya zaid memukul

Bentuk Jumlah fi’liyah


- Mubtadak ( fiil ) + khabar ( fail )
- Mubtadak ( fiil ) + khabar ( fail ) + maf’ul bih
- Mubtadak ( fiil ) + khabar ( naibul fail )

Kalimat Majemuk
Atau disebut Jumlah Al-Markabah adalah kalimat yang memiliki dua kalimat klausa.
Hubungan antara klausa ini dibentuk oleh konjungsi ( kata sambung ) . Adapun jenis jenis
kalimat majemuk dalam bahasa arab adalah sebagai berikut \
1. Jumlah Al-Markabah setara
Klausa pada majemuk setara menunjukkan derajat yang sama, biasanya disambung
dengankonjung si “dan”. Adapun konjungsi yang digunakan sebagai ciri dari
majemuk setara, misalnya atau, kemudian, dan, tetapi. Pola kalimatnya adalah
‫ الجملة الثانية‬+ ‫ حرف العطف‬+ ‫الجملة المركبة = الجملة األولى‬
Kalimat majemuk = kalimat awal + konjungsi ( ataf ) + kalimat kedua
Contoh dalam surat albaqarah ayat 141 :

‫ِتْلَك ُاَّم ٌة َقْد َخ َلْت ۚ َلَها َم ا َك َسَبْت َو َلُك ْم َّم ا َك َس ْبُتْم ۚ َو اَل ُتْس َٔـُلْو َن َع َّم ا َك اُنْو ا َيْع َم ُلْو َن‬
Itulah umat yang telah lalu. Baginya apa yang telah mereka usahakan dan bagimu apa
yang telah kamu usahakan. Dan kamu tidak akan diminta (pertanggungjawaban)
tentang apa yang dahulu mereka kerjakan.

2. Jumlah Al-Markabah Beringkat


Kalimat majemuk bertingkat merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa utama
dan satu klausa anak sebagai penjelas
Misal Zaid pergi ke rumah sakit karena ayahnya sedang sakit. Kalimat “ Zaid pergi
kerumah sakit” adalah kalimat utama yang diperjelas oleh alasan ‘ayahnya sakit’.
Struktur kalimat ini adalah
Subjek + Predikat + konjungsi + anak kalimat

Contoh dalam surat albaqarah ayat 144


‫َقۡد َنٰر ى َتَقُّلَب َو ۡج ِهَك ِفى الَّس َم ٓا ۚ‌ِء‌ َفَلـُنَو ِّلَيَّنَك ِقۡب َلًة َتۡر ٰض ٮَها‌ۚ َفَو ِّل َو ۡج َهَك َش ۡط َر اۡل َم ۡس ِج ِد اۡل َح ـَر اِؕم َو َح ۡي ُث َم ا ُك ۡن ُتۡم َفَو ُّلۡو ا ُو ُج ۡو َهُك ۡم‬
‫ؕ‌ َش ۡط َرٗه‬
Kami melihat wajahmu (Muhammad) sering menengadah ke langit, maka akan Kami
palingkan engkau ke kiblat yang engkau senangi. Maka hadapkanlah wajahmu ke arah
Masjidilharam. Dan di mana saja engkau berada, hadapkanlah wajahmu ke arah itu.

Anda mungkin juga menyukai