Anda di halaman 1dari 2

Maf’ul Muqaddam

Secara bahasa, arti dari kata muqaddam adalah “yang didahulukan”, maka yang dimaksud dengan
maf’ul muqaddam itu adalah maf’ul yang posisinya berada di depan dimana ini berbeda dari posisi
asli maf’ul yang biasanya berada di akhir setelah fa’il.
Pengertian maf’ul itu sendiri dalam bahasa indonesia sama halnya dengan objek kalimat
Sedangkan pengertian maf’ul bih dalam ilmu nahwu adalah sebagai berikut :

َْ ‫بَاللَّذ‬
َ‫ِىَيق َُعَ ِب َِهَال ِف ْع ُل‬ ُ ‫ُهوََا ِال ْس َُمَالم ْن‬
َُ ‫ص ْو‬
Artinya : isim manshub (dinashabkan i’rabnya) yang menjadi sasaran perbuatan (objek).
Maka, jelas sekali, yang dimaksud maf’ul bihi menurut ahli nahwu adalah isim manshub dimana
posisinya menjadi sasaran perbuatan si pelaku.
Contoh :

َ‫ =ضربْتََُز ْيدًا‬Aku telah memukul Zaid


Dalam contoh di atas, yang menjadi sasarn perbuatannya (memukul) adalah kata “Zaid”, maka
kata zaid itu menjadi maf’ul bih.
Contoh lainnya :

ََ‫غيْف‬
ِ ‫تََُالر‬
َّ ‫ =اك ْل‬Aku telah memakan roti.
Yang menjadi sasaran perbuatannya (memakan) adalah roti, maka roti itu menjadi maf’ul bih.
Dengan dua contoh di atas sudah sangat jelas sekali untuk memahami pembahasan tentang maful
bih dalam ilmu nahwu.
Pembagian Maf’ul Bih
Dalam pembahasan tentang maful bih , maka maf’ul bih terbagi atas dua bagian yaitu maf’ul bihi
isim dzahir dan isim dhamir. Maf’ul bih isism dzahir adalah maf’ul bihi yang terdiri atas isim
dzahir contohnya seperti yang dua tadi di atas, sedangkan yang dimaksud dengan maf’ul bih isim
dhamir adalah maf’ul bih yang terdiri dari isim dhamir contoh :

َ‫ =ضربنَِى‬Dia (laki-laki) telah memukulku.


Lafadz ََ‫ضرب‬adalah fi’il madhi, sedangkan fa’ilnya adalah dhamir mustatir (disembunyikan)
ُ , huruf nun-nya adalah lil wiqaayah, sedangkan huruf ya-nya adalah ya mutakalim
takdirnya َ‫هو‬
wahdah dimana kedudukannya menjadi maf’ul bih.
ََ‫ =ضربك‬Dia (laki-laki) telah memukulmu (laki-laki)
ُ , dan huruf ka-
Lafadz ََ‫ضرب‬adalah fi’il madhi, fa’ilnya mustatir jika ditakdirkan menjadi َ‫هو‬
nya menjadi maf’ul bih.
Dalam bahasa arab, urutan kalimat yang baku adalah fi’il + Fa’il + Maf’ul, namun untuk posisi
maf’ul kita bisa menaruhnya di posisi depan sehingga urutan kalimatnya menjadi Maf’ul + Fi’il
+Fa’il.
Adapun contoh Maf’ul Muqaddam yaitu seperti pada surat al-Fatihah ayat 5 :

ُ ‫ِإيَّاكََن ْعبُ َد َُو ِإيَّاكََن ْست ِع‬


َ‫ين‬
Artinya : hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta
pertolongan.
Pada kalimat di atas yang menjadi contoh maf’ul muqaddamnya ialah kalimat ََ‫ ِإيَّاك‬yang berarti
“hanya kepada Engkaulah” Jika diurai kedudukan kalimatnya maka seperti ini (ََ‫ = ِإيَّاك‬maf’ul)
(َُ ‫د‬
َ ُ‫ =ن ْعب‬Fiil) (ََ‫ =ن‬fail).

Anda mungkin juga menyukai