Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

PROBLEMATIKA BAHASA ARAB (I’RAB, TA’RIB DAN KHAT


‘ARABY)

Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Lughah
yang diampu oleh:

Umi Rukhiyatun M.Hum.

Disusun Oleh Kelompok 8 :

Hidayah Nur Khoiro Salsabila (236141062)


Faruq Qudlam Mikhnafi (236141063)
Munif Muhammad Hatim (236141064)
PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kenikmatan dan juga
kesempatan bagi kami untuk menjalankan tugas kami sebagai mahasiswa. Sehingga
dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Fiqh Lughoh sesuai
dengan waktu dan harapan kita. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi teladan kita Muhammad SAW. Yang telah membawa umat dari zaman kejahilan
menuju zaman ke Islaman. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan mudah-mudahan
kepada kita sebagai umatnya sampai akhir zaman. Aamiin.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok mata


kuliah Fiqh Lughoh. Terima kasih kepada Ibu dosen yang terhormat yang telah
memberikan tugas ini, terima kasih juga kepada semua pihak yang membantu
menulis makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah kami penuh dengan kekurangan. Oleh


sebab itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk perbaikan
makalah ini. Atas kritik dan saran yang diberikan, kami mengucapkan terima kasih
dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 8 November 2023

( Kelompok 8 )

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................................................iii

PENDAHULUAN........................................................................................................1

A. Latar belakang....................................................................................................1

B. Rumusan Masalah...............................................................................................2

C. Tujuan Masalah..................................................................................................2

PEMBAHASAN...........................................................................................................3

A. Pengertian I’rab.....................................................................................................3

B. Bahasa Serapan ( Ta’rib )......................................................................................5

C. Tulisan Arab ( Khat ‘Araby )................................................................................7

PENUTUP..................................................................................................................12

Kesimpulan..............................................................................................................12

Saran........................................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Banyak sekali problematika yang menimpa bahasa Arab. secara garis


besar sebagaimana disajikan oleh para ahli bahasa Arab, problematika
bahasa Arab terbagi dua, problematika yang berkaitan dengan materi
bahasa Arab dan problematika yang berkaitan penggunaan bahasa Arab.
Problematika yang berkaitan dengan materi bahasa Arab yaitu 1)
Tata bahasa (Qawa’id) yang meliputi masalah I’rab dan ‘amil, 2) Asal-
usul pembentukan kata yang meliputi isytiqaq (derivasi) dan qiyas
(analogi), 3) Semantik (dialah) yang meliputi musytarak (polisemi),
mutaradif (sinonim), dan muthadad (antonim), 4) Bahasa serapan (ta’rib),
5) Tulisan Arab (Khat ‘Araby). Adapun problematika yang berkaitan
dengan penggunaan bahasa Arab meliputi 1) problem penggunaan bahasa
fusha dan ‘amiyyah, dan 2) problem pengajaran bahasa Arab.
Pada makalah ini kami akan membahas tiga masalah yaitu:
1. I’rab
2. Bahasa Serapan (Ta’rib)
3. Tulisan Arab (Khat ‘Araby)
Ketiga tema ini menarik dibahas karena ketiganya adalah aspek
sentral dalam bahasa Arab serta kedudukannya sejauh ini dianggap final,
dan tidak ada masalah. Berbeda dengan masalah asal usul pembentukan
kata serta dilalah bahasa Arab yang sudah banyak dibahas dalam bidang
lain yang berkaitan seperti kajian al-Qur’an (Ulum Al-Qur’an) dan Ushul
Fiqh.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan I’rab dan bagaimana pandangan


ulama terhadap I’rab?
2. Apa itu Ta’rib dan jelaskan sebab munculnya?
3. Bagaimana asal-usul dan problematika dalam tulisan arab?

C. Tujuan Masalah

1. Untuk mengetahui maksud dari I’rab dan bagaimana pandangan


ulama terhadap I’rab.
2. Untuk mengetahui maksud dari Ta’rib dan tujuan adanya Ta’rib
serta memahami latar belakang dari Ta’rib.
3. Untuk mengetahui asal usul dan problematika yang terjadi dalam
tulisan arab.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian I’rab

Menurut Bahasa I’rab merupakan bentuk mashdar dari kata a’raba


yang sepadan dengan kata afshaha, nudhaha. Dalam ungkapan arab ‫فالن معرب‬
‫( عمافي نفسها أى مبين له‬seseorang mengetahui dengan jelas apa yang ada di
dalam hatinya). Adapun I’rab menurut istilah adalah penjelasan mengenai
makna dengan menggunakan lafadz. Ibrahim Mustafa memberikan pengertian
bahwa I’rab adalah perubahan yang disebabakan adanya ‘amil. Sedangkan
Abas Hasan memberikan penjelasan bahwa I’rab adalah perubahan ciri atau
tanda yang terdapat di akhir suatu lafadz karena adanya perubahan ‘amil yang
masuk pada lafadz tersebut.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa I’rab adalah perubahan akhir kata, baik
harakat maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukan kedudukan kata itu
sendiri dalam suau kalimat dan penekanan I’rab adalah pada perubahan akhir
kata dengan sebab masuknya ‘amil-‘amil (bermacam-macam faktor) yang ikut
mempengaruhinya.

Apabila kita perhatikan beberapa definisi yang disampaikan oleh para


ulama di atas, dari definisi itu ada yang menyoroti kepada fungsi I’rab, seperti
yang dijelaskan Ibnu Jinni bahwa I’rab itu mempunyai peranan sangat penting
dalam menentukan makna dalam sebuah kalimat, sedangkan definisi lain ada
yang melihat I’rab dari aspek lahiriyahnya yang berupa syakal atau harakat
dalam sebuah kalimat, tetapi dari sekian pendapat yang ada mereka sepakat
bahwa I’rab mempunyai peranan dalam kalimat.

3
Pandangan ulama terhadap I’rab dibagi menjadi 2 :
1. Mendukung I’rab : diantaranya ialah Ibnu Faris berkata : “ Di antara
ilmu-ilmu yang agung yang dimiliki bahasa Arab secara spesial adalah
I’rab. I’rablah yang membedakan antara makna (kedudukan) kata yang
setara. Dengan I’rab pula diketahui kedudukan suatu kata sebagai khabar,
yang merupakan unsur utama perkataan (ashlul kalam). Tanpa I’rab, akan
sulit membedakan antara fa’il dan maf’ul, mudhaf dan man’ut, ta’ajjub
dan istifham, turunan dan asalnya, juga na’at dan taukid. ”
2. Menolak I’rab : diantaranya ialah Ibrahim Anis berpendapat bahwa I'rab
bukanlah hakikat Bahasa Arab, tapi aspek yang dibuat untuk bahasa Arab,
lalu Quthub berpendapat bahwa I’rab hanya berfungsi untuk melancarkan
pengucapan dan tidak menunjukkan pada makna atau kedudukan bagi
suatu kata.

Pandangan orientalis terhadap I’rab dibagi menjadi 2 :


1. Mendukung I’rab : diantaranya ialah Johan Fuck berkata : Bahasa Arab
Fusha sebelum masa pertumbuhan dan keemasan kesustraannya sangatlah
terjaga dan rapi dalam penggunaan I’rab, dan juga syair-syair Arab orang
pedalaman (badwi) sebelum Islam, telah menggunakan sistem I’rab
dengan rapi. Karena sangat kuat pengaruhnya terhadap sya’ir, I’rab
dianggap hakikat bahasa Arab yang tidak bisa diganggu gugat.
2. Menolak I’rab diantaranya ialah Karl Vollers memiliki pandangan
terhadap I’rab yaitu : a. Nahwu tidak ditemukan dalam bahasa Arab
jahiliyyah, b. Bahasa fusha yang menggunakan I’rab tidak ditemukan di
Makkah pada zaman Nabi Muhammad, c. Teks asli Al-Quran ditulis
dengan dialek arab yang maklum di Hijaz, dan pada dialek tersebut tidak
ditemukan I’rab.

4
B. Bahasa Serapan ( Ta’rib )

Seperti halnya yang dialami oleh bahasa lain, Bahasa Arab pun mengalami
pembendaharaan kata dari bahasa asing. Dikarenakan Bahasa Arab telah
banyak dipengaruhi dan mempengaruhi bahasa asing di sekitarnya, seperti
Persia, Turki, Pkistan dll. Sehingga ada beberapa kosakata yang didapatkan
dari kaum-kaum di sekitarnya, seperti kata ‫كاة‬222‫مش‬, ‫اغوت‬222‫ الط‬, ‫ الجبت‬dari
Habasyah , lalu kata ‫ سجين‬,‫ سرادق‬,‫ زنجبل‬dari Persia, lalu ,‫ الصراط القنطار‬,‫القسطاس‬
dari Romawi. Penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Arab menjadikan
bahasa ini bahasa yang kaya, karena sudah menyatu dengan bahasa asing
tersebut, begitupun bahasa Arab yang juga banyak diserap oleh bahasa asing
sekitarnya,
Seperti Persia, Turki, Ardia, Melayu, Inggris, Spanyol, Bengala dan yang
lainnya.

Kejadian seperti ini disebut dengan fenomena penyerapan bahasa atau


language bargaining atau dalam bahasa arab popular dengan istilah Ta’rib,
Linguistik Arab memiliki pandangan bermacam-macam dalam
mendefinisikan Ta’rib . Ya’qub memuat dalam bukunya definisi-definisi
yang dibuat oleh para pakar bahasa Arab diantaranya :

1. ‫أن تتكلم بالعرب بالكلمة األعجمية على نهجها وأسلوبها‬


Kata asing (non Arab /A’jam) yang diucapkan orang-orang Arab dengan
cara dan gaya mereka .
2. ‫نقل الكلمة من العجمية إلى العربية‬
Memindahkan kata dari bahasa non-Arab ke bahasa Arab
3. ‫المعّر ب لفظ أجنبي تنطق به العرب‬
Mu’arrab adalah kata asing yang diucapkan oleh orang Arab

5
Ta’rib dibagi menjadi 2 periode : 1) Ta’rib Klasik 2) Ta’rib Modern,

1. Ta’rib Klasik : Membahas seputar kosakata non-Arab yang masuk ke


dalam Al-Quran, dan menjawab mengenai pertanyaan, apakah Al-Quran
hanya menggunakan bahasa Arab/adakah menggunakan bahasa selain
Arab, di sini ada 3 pendapat :
a. Al-Quran hanya menggunakan bahasa Arab, di antara ulama yang
berpendapattersebut yaitu Imam Syafi’i, pandangan mereka berdasarkan
firman Allah Ta’ala
‫إنا جعلناه قرآنا عربيا‬
(Sesungguhnya kami menjadikannya sebagai al-Qur’an yang berbahasa
Arab)
‫بلسان عربي مبين‬
(Dengan bahasa Arab yang jelas)

b. Al-Quran menggunakan bahasa lain, di antara ulama yang berpendapat


dengan pandangan tersebut yaitu Ibnu Abbas, mereka mencotohkan
kata-kata seperti‫كفلين مشكاة‬, yang berasal dari Bahasa Ethofia dan kalimat
‫ هيت لك‬yang berasal dari Bahasa Haurani.
c. Menggabungkan dua pendapat di atas, di antara ulama yang berpendapat
tersebut adalah al-Jawaliqy berkata : “ Kata-kata tersebut (pendapat
kedua) dulunya berasal dari bahasa A’jam namun sekarang telah
menjadi bahasa Arab.

2. Ta’rib Modern : Kemajuan teknologi pada abad ini menjadi latar belakang
masyarakat Arab terutama ahli bahasa untuk men-ta’rib kosa kata
mengenai penemuan-penemuan yang ada di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi modern serta peristilahannya. Pada perkara ini para ahli bahasa
dan ulama berselisih dan menjadi 3 kelompok :

6
a. Kelompok menolak Ta’rib, mereka berpendapat bahwa bahasa Arab
Klasik lebih baik dari pada yang sekarang ini, dan lebih memilih
metode pengalihan bahasa dengan cara Isytiqaq (pengambilan dari
kosa kata bahasa Arab) seperti kata cinematographe menjadi ‫الصورة‬
‫ المتحركة‬.
b. Kelompok yang menerima Ta’rib, mereka menerima Ta’rib dan
melakukan isytiqaq pada ta’rib itu contoh kata ‫( تلفون‬telepon) dapat
diubah menjadi kata kerja Arab yaitu ‫( تلفن‬menelpon).
c. Kelompok yang mengambil jalan tengah (di antara 2 kelompok di
atas), mereka mengkaji istilah-istilah modern dengan metode Arab
yang bisa dipergunakan dan jika tidak bisa maka meminjam bahasa
asing.

C. Tulisan Arab ( Khat ‘Araby )

1. Selayang Pandang Tentang Sejarah Tulisan Arab di Dunia


Bahasa adalah lambang pikiran yang sama sekali sewenang-wenang.
Tulisan adalah lambang dari bahasa lisan, dan kurang sewenang-wenang
dengan bahasa itu sendiri, karena dalam kebanyakan sistem tulisan terdapat
usaha untuk menyesuaikan aksara kepada bunyi. Banyak rakyat percaya
bahwa bahasa atau sistem tulisannya berasal dari dewa-dewa. Nama alfabet
Sansekerta adalah “Devanagari” yang berarti bersangkutan dengan kota
para dewa “Hieroglif” yang dipakai orang Mesir kuno bagi dokumen
formalnya yang ditatah ke dalam batu berarti “tulisan batu keramat”.

Sistem-sistem tulisan primitif seperti sistem Mesir Kuno dan Asiria-


Babilonia, maupun sistem Tionghoa, dewasa ini pada asalnya berdasarkan
gambar sebagaimana pula sistem-sistem yang dikembangkan oleh
kelompok-kelompok yang lebih primitif seperti orang Indian Amerika dan

7
bumi putra Australia. Sebuah piktogaf adalah sebuah lambang yang
menunjuk sebuah objek tertentu, seperti seekor ikan, sebuah pohon atau
seorang manusia. Setelah mengetahui kekurangan piktografnya, pencipta
tulisan awal dengan pandai mengembangkan ideograf , yang merupakan
lambang dari hal-hal yang tidak dapat digambarkan, tindakan-tindakan, dan
gagasan-gagasan. Tetapi melihat apa yang telah terjadi di Barat, agaknya
kerugian-kerugian sistem seperti itu rupanya mengatasi keuntungannya.
Orang Sumeria, Asiria-Babilonia dan Mesir, yang telah mulai dengan
dengan sistem piktografik-ideografik tak lama kemudian mulai
menyisihkan beberapa tulisan dan memberikan kepadanya nilai fonetik.
Akhirnya orang Fenisia dan orang Ibranilah yang memepergunakan
lambang-lambangnya dengan hanya bernilai fonetik dari suku-suku kata
atau konsonan, sambil menghilangkan konetasi ideografiknya. Pada saat
itulah kita menyaksikan permulaan suatu alfabet fonetik yang
sesungguhnya. Ahli-ahli fonetik yang bersangkutan dengan bunyi-bunyi
bahasa telah menciptakan “Alfabet Fonetik Iinternasional”, yang terdiri
atas beberapa ratus aksara yang bertujuan mewakili semua bunyi yang
terdapat di dalam semua bahasa yang diketahui. Tetapi bahkan ahli fonetik
pun terkadang pesimistis mengenai kerja mereka karena pada kenyataannya
tidak ada bunyi yang diwakili oleh satu lambang di dalam dua bahasa yang
berbeda yang identik sepenuhnya.
Seorang ahli fonetik lainnya sebelumnya telah menyatakan bahwa
hampir tidak mungkin bagi satu orang untuk mengungkapkan kepada orang
lain bunyi kata mana pun dengan tanda-tanda. Barangkali sistem tulisan
fonetik bukanlah puncak kesempurnaan. Setidaknya ada pokok
pembicaraan di dalam alasan mereka yang menganjurkan supaya kita
kembali pada sistem piktografik-ideografik dari nenek moyang kita, atau
begitu saja mengambil tulisan ideografik Tionghoa.

8
Setidaknya semua rakyat di dunia, terlepas dari bahasa lisannya, akan
saling memahami makna tulisannya.

2. Asal-Usul Tulisan Arab


Menurut penelitian para sejarawan, tulisan Arab yang digunakan seperti
sekarang ini berasal dari tulisan Mesir kuno Hieroglyph. Dibuktikan
dengan temuan arkeologis-prasasti pada batu, pilar di Mesir. Selain itu sisa-
sisa paleografis tulisan pada material seperti papyrus dan kertas kulit
tertentu membuktikan bahwa orang Mesir pada masa itu mempunyai
pengetahuan tentang tulis menulis dan seni tulis. Tulisan Mesir kuno terdiri
dari gambar-gambar sehingga disebut pictograph (tulisan gambar). Karena
cara menulis dengan gambar itu tidak ada batasnya maka kemudian
diringkas dengan mengambil dan mempergunakan beberapa huruf
hieroglyph. Seperti lambang untuk bunyi ra atau r (‫ )ر‬berbunyi ta atau t (
‫ )ت‬dan sebagainya.
Tulisan Mesir kuno tetap digunakan dalam bentuk gambar dan beberapa
diantaranya berupa huruf hingga abad 5M, dan tidak mengalami banyak
perubahan sampai generasi mesir selanjutnya berakulturasi (proses
bercampurnya dua atau lebih kebudayaan karena percampuran bangsa-
bangsa dan saling mempengaruhi) dengan suku di daerah lain, seperti
dengan Suku Lihyani di Arabia Selatan dengan sebagai wujud
akulturasinya melahirkan jenis tulisan lihyani, atau dengan Suku Himyar di
Yaman Siria dan melahirkan tulisan himyari. Ciri tulisan pada waktu itu
adalah huruf ditulis dengan bentuk lambang yang terpisah-pisah seperti
cetak latin, hanya huruf konsonan (selain wawu, alif, dan ya’) yang ditulis
tidak memakai titik-titik, dan terkadang satu huruf dipakai untuk beberapa
huruf yang mempunyai kesamaan bentuk tanpa diberi tanda pembeda
seperti lazimnya huruf pada masa sekarang.

9
3. Problematika Tulisan Arab
Kendati sudah terus menerus diperbaiki sejak awal pertumbuhannya,
tulisan Arab masih saja tidak terlepas dari kelemahan hingga saat ini.
Berikut ini kelemahan atau kekurangan tulisan Arab menurut peneliti
(bahasa) berdasarkan spesifikasi sebuah tulisan yang ideal:
a. Tulisan Arab tidak memiliki huruf-huruf vokal (shaithah) yang
pendek.
Dalam sistem tulisan Arab terdapat tiga vokal, yaitu fathah, kasrah dan
dammah. Ketiganya memiliki simbol yang khas. Fathah disimbolkan
dengan alif yang terlentang di atas huruf, kasrah disimbolkan dengan
garis kecil yang miring di bawah huruf, dan dammah di simbolkan
dengan wawu di atas huruf. Ketiga harakat tersebut merupakan sesuatu
yang terpisah dari tulisan.
Dengan demikian, cara penulisan tulisan arab terbagi dua yaitu
tulisan tanpa harakat (gundul) dan tulisan berharakat. Keduanya
memiliki masalah, tulisan tanpa harakat akan menjadi masalah dalam
membacanya, dan masalah yang timbul dalam huruf yang berharakat
antara lain:
1) Harakat menimbulkan sejumlah kesulitan karena posisinya terpisah
dengan huruf
2) Pembaca tulisan berharakat dipaksa untuk memindahkan pandangan
ke atas dan ke bawah secara bergantian melihat harakat ketika
membacanya
b. Tulisan Arab memiliki beragam bentuk tulisan untuk satu huruf.
Sistem tulisan bahasa Arab merupakan sistem ideal, jika dilihat dari
aspek bahwa setiap bunyi memiliki simbol tersendiri yang independen.
Bahasa Arab memiliki 28 bunyi dengan 28 simbol khusus. Akan tetapi,
tiap huruf (bunyi) memiliki beragam bentuk sesuai posisinya dalam

10
kata, yang mana kadang terpisah (munfasil) dari huruf atau menyatu
dengan kata lain (muttasil).
c. Bentuk-bentuk huruf yang saling berdekatan hanya dibedakan dengan
titik. Hal ini menimbulkan beberapa masalah diantaranya:
1) Pena sering kali salah ketika menuliskan titik pada huruf kadang
terlewat (tidak memakai titik), kurang atau kelebihan.
2) Huruf-huruf yang mirip dan banyaknya titik akan melelahkan
penglihatan serta pemikiran.
4. Solusi Problematika Tulisan Arab
Adapun beberapa usulan tambahan sebagai solusi atas problematika
tulisan Arab, yaitu:
a. Penggalaan pengajaran tulian Arab dimulai dari tingkat dasar.
b. Memberikan perhatian lebih terhadap masalah bahasa serta
mengajarkannya dengan media-media pembelajaran paling modern.
c. Memberi syakal semua Ayat Al-Qur’an dengan lengkap.
d. Keharusan membubuhkan syakal pada buku-buku pembelajaran untuk
tingkat dasar.
e. Memberi harakat pada tiap huruf kata. Ini akan memudahkan dalam
menentukan makna suatu kata.

11
BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Jadi, dapat disimpulkan bahwa I’rab adalah perubahan akhir kata, baik harakat
maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukan kedudukan kata itu sendiri dalam
suatu kalimat dan penekanan I’rab adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab
masuknya ‘amil-‘amil (bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya.

Makna dari Ta’rib ialah memindahkan kata dari bahasa non Arab ke bahasa
Arab, Ta’rib memiliki 2 periode 1. Klasik : yang mengkaji tentang masalah apakah
Al-Quran itu hanya berbahasa Arab saja atau juga ada bahasa asing didalamnya. 2.
Modern : pada masa ini para ahli bahasa Arab membahas tentang mengadopsi bahasa
asing ke bahasa Arab yang di latar belakangi oleh kemajuan teknologi yang dimana
kosa kata tersebut belum ada di masyarakat Arab.

Bahasa adalah lambang pikiran, dan tulisan adalah lambang dari bahasa lisan.
Banyak rakyat mepercayai bahwa bahasa atau sistem tulisannya berasal dari dewa-
dewa, yang kemudian dikembangkan oleh kelompok-kelompok yang lebih primitif.
Menurut penelitian para sejarawan, tulisan Arab yang digunakan hingga saat ini
berasal dari tulisan Mesir kuno Hieroglyph. Tulisan Mesir kuno tetap digunakan
dengan gambar dan beberapa diantaranya berupa huruf hingga abad 5M, dan tidak
mengalami banyak perubahan. Ciri tulisan waktu itu adalah huruf ditulis dengan
bentuk lambang yang terpisah-pisah. Meskipun terus menerus diperbaiki sejak awal

12
pertumbuhannya masih saja tidak terlepas dari kelemahan hingga saat ini. Oleh
karenanya para ahli bahasa memberi solusi pada masalah tersebut yaitu dengan
memberikan syakAl pada tiap huruf kata.

Saran

Sebelumnya kami mengucapkan banyak terima kasih atas partisipasi pembaca


telah membaca makalah ini. Kami menyarankan agar lebih banyak mencari referensi
lain untuk bahan pertimbangan satu dan lainnya supaya pembaca memiliki banyak
wawasan.

13
DAFTAR PUSTAKA

- Taufiq, Wildan. Buku Fiqh Lughoh. (Pengantar Linguistik Arab).


(Bandung: 2015. Nuansa Aulia.)
- Ibrahim, zakaria. Thuruq tadris allughah Al-Arabiyah, (Dar el Ma’rifah University)
https://sg.docworkspace.com/d/sINT4m6jXAceokaoG
Diakses pada tanggal 3 November Pukul 08:10.
-Nandang S, Ade. 2012. Fiqh Luqhah. Bandung : Insan Mandiri.
https://www.slideshare.net/FakhriMuhammadIbadurrahman/kelompok-11-29422992
Diakses pada tanggal 8 November Pukul 09:45
.

14

Anda mungkin juga menyukai