Makalah ini ditujukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Fiqih Lughah
yang diampu oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang masih memberikan kenikmatan dan juga
kesempatan bagi kami untuk menjalankan tugas kami sebagai mahasiswa. Sehingga
dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Fiqh Lughoh sesuai
dengan waktu dan harapan kita. Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada
Nabi teladan kita Muhammad SAW. Yang telah membawa umat dari zaman kejahilan
menuju zaman ke Islaman. Kepada keluarganya, sahabatnya, dan mudah-mudahan
kepada kita sebagai umatnya sampai akhir zaman. Aamiin.
( Kelompok 8 )
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................ii
DAFTAR ISI...............................................................................................................iii
PENDAHULUAN........................................................................................................1
A. Latar belakang....................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................2
C. Tujuan Masalah..................................................................................................2
PEMBAHASAN...........................................................................................................3
A. Pengertian I’rab.....................................................................................................3
PENUTUP..................................................................................................................12
Kesimpulan..............................................................................................................12
Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................14
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian I’rab
Jadi, dapat disimpulkan bahwa I’rab adalah perubahan akhir kata, baik
harakat maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukan kedudukan kata itu
sendiri dalam suau kalimat dan penekanan I’rab adalah pada perubahan akhir
kata dengan sebab masuknya ‘amil-‘amil (bermacam-macam faktor) yang ikut
mempengaruhinya.
3
Pandangan ulama terhadap I’rab dibagi menjadi 2 :
1. Mendukung I’rab : diantaranya ialah Ibnu Faris berkata : “ Di antara
ilmu-ilmu yang agung yang dimiliki bahasa Arab secara spesial adalah
I’rab. I’rablah yang membedakan antara makna (kedudukan) kata yang
setara. Dengan I’rab pula diketahui kedudukan suatu kata sebagai khabar,
yang merupakan unsur utama perkataan (ashlul kalam). Tanpa I’rab, akan
sulit membedakan antara fa’il dan maf’ul, mudhaf dan man’ut, ta’ajjub
dan istifham, turunan dan asalnya, juga na’at dan taukid. ”
2. Menolak I’rab : diantaranya ialah Ibrahim Anis berpendapat bahwa I'rab
bukanlah hakikat Bahasa Arab, tapi aspek yang dibuat untuk bahasa Arab,
lalu Quthub berpendapat bahwa I’rab hanya berfungsi untuk melancarkan
pengucapan dan tidak menunjukkan pada makna atau kedudukan bagi
suatu kata.
4
B. Bahasa Serapan ( Ta’rib )
Seperti halnya yang dialami oleh bahasa lain, Bahasa Arab pun mengalami
pembendaharaan kata dari bahasa asing. Dikarenakan Bahasa Arab telah
banyak dipengaruhi dan mempengaruhi bahasa asing di sekitarnya, seperti
Persia, Turki, Pkistan dll. Sehingga ada beberapa kosakata yang didapatkan
dari kaum-kaum di sekitarnya, seperti kata كاة222مش, اغوت222 الط, الجبتdari
Habasyah , lalu kata سجين, سرادق, زنجبلdari Persia, lalu , الصراط القنطار,القسطاس
dari Romawi. Penyerapan bahasa asing ke dalam bahasa Arab menjadikan
bahasa ini bahasa yang kaya, karena sudah menyatu dengan bahasa asing
tersebut, begitupun bahasa Arab yang juga banyak diserap oleh bahasa asing
sekitarnya,
Seperti Persia, Turki, Ardia, Melayu, Inggris, Spanyol, Bengala dan yang
lainnya.
5
Ta’rib dibagi menjadi 2 periode : 1) Ta’rib Klasik 2) Ta’rib Modern,
2. Ta’rib Modern : Kemajuan teknologi pada abad ini menjadi latar belakang
masyarakat Arab terutama ahli bahasa untuk men-ta’rib kosa kata
mengenai penemuan-penemuan yang ada di bidang ilmu pengetahuan dan
teknologi modern serta peristilahannya. Pada perkara ini para ahli bahasa
dan ulama berselisih dan menjadi 3 kelompok :
6
a. Kelompok menolak Ta’rib, mereka berpendapat bahwa bahasa Arab
Klasik lebih baik dari pada yang sekarang ini, dan lebih memilih
metode pengalihan bahasa dengan cara Isytiqaq (pengambilan dari
kosa kata bahasa Arab) seperti kata cinematographe menjadi الصورة
المتحركة.
b. Kelompok yang menerima Ta’rib, mereka menerima Ta’rib dan
melakukan isytiqaq pada ta’rib itu contoh kata ( تلفونtelepon) dapat
diubah menjadi kata kerja Arab yaitu ( تلفنmenelpon).
c. Kelompok yang mengambil jalan tengah (di antara 2 kelompok di
atas), mereka mengkaji istilah-istilah modern dengan metode Arab
yang bisa dipergunakan dan jika tidak bisa maka meminjam bahasa
asing.
7
bumi putra Australia. Sebuah piktogaf adalah sebuah lambang yang
menunjuk sebuah objek tertentu, seperti seekor ikan, sebuah pohon atau
seorang manusia. Setelah mengetahui kekurangan piktografnya, pencipta
tulisan awal dengan pandai mengembangkan ideograf , yang merupakan
lambang dari hal-hal yang tidak dapat digambarkan, tindakan-tindakan, dan
gagasan-gagasan. Tetapi melihat apa yang telah terjadi di Barat, agaknya
kerugian-kerugian sistem seperti itu rupanya mengatasi keuntungannya.
Orang Sumeria, Asiria-Babilonia dan Mesir, yang telah mulai dengan
dengan sistem piktografik-ideografik tak lama kemudian mulai
menyisihkan beberapa tulisan dan memberikan kepadanya nilai fonetik.
Akhirnya orang Fenisia dan orang Ibranilah yang memepergunakan
lambang-lambangnya dengan hanya bernilai fonetik dari suku-suku kata
atau konsonan, sambil menghilangkan konetasi ideografiknya. Pada saat
itulah kita menyaksikan permulaan suatu alfabet fonetik yang
sesungguhnya. Ahli-ahli fonetik yang bersangkutan dengan bunyi-bunyi
bahasa telah menciptakan “Alfabet Fonetik Iinternasional”, yang terdiri
atas beberapa ratus aksara yang bertujuan mewakili semua bunyi yang
terdapat di dalam semua bahasa yang diketahui. Tetapi bahkan ahli fonetik
pun terkadang pesimistis mengenai kerja mereka karena pada kenyataannya
tidak ada bunyi yang diwakili oleh satu lambang di dalam dua bahasa yang
berbeda yang identik sepenuhnya.
Seorang ahli fonetik lainnya sebelumnya telah menyatakan bahwa
hampir tidak mungkin bagi satu orang untuk mengungkapkan kepada orang
lain bunyi kata mana pun dengan tanda-tanda. Barangkali sistem tulisan
fonetik bukanlah puncak kesempurnaan. Setidaknya ada pokok
pembicaraan di dalam alasan mereka yang menganjurkan supaya kita
kembali pada sistem piktografik-ideografik dari nenek moyang kita, atau
begitu saja mengambil tulisan ideografik Tionghoa.
8
Setidaknya semua rakyat di dunia, terlepas dari bahasa lisannya, akan
saling memahami makna tulisannya.
9
3. Problematika Tulisan Arab
Kendati sudah terus menerus diperbaiki sejak awal pertumbuhannya,
tulisan Arab masih saja tidak terlepas dari kelemahan hingga saat ini.
Berikut ini kelemahan atau kekurangan tulisan Arab menurut peneliti
(bahasa) berdasarkan spesifikasi sebuah tulisan yang ideal:
a. Tulisan Arab tidak memiliki huruf-huruf vokal (shaithah) yang
pendek.
Dalam sistem tulisan Arab terdapat tiga vokal, yaitu fathah, kasrah dan
dammah. Ketiganya memiliki simbol yang khas. Fathah disimbolkan
dengan alif yang terlentang di atas huruf, kasrah disimbolkan dengan
garis kecil yang miring di bawah huruf, dan dammah di simbolkan
dengan wawu di atas huruf. Ketiga harakat tersebut merupakan sesuatu
yang terpisah dari tulisan.
Dengan demikian, cara penulisan tulisan arab terbagi dua yaitu
tulisan tanpa harakat (gundul) dan tulisan berharakat. Keduanya
memiliki masalah, tulisan tanpa harakat akan menjadi masalah dalam
membacanya, dan masalah yang timbul dalam huruf yang berharakat
antara lain:
1) Harakat menimbulkan sejumlah kesulitan karena posisinya terpisah
dengan huruf
2) Pembaca tulisan berharakat dipaksa untuk memindahkan pandangan
ke atas dan ke bawah secara bergantian melihat harakat ketika
membacanya
b. Tulisan Arab memiliki beragam bentuk tulisan untuk satu huruf.
Sistem tulisan bahasa Arab merupakan sistem ideal, jika dilihat dari
aspek bahwa setiap bunyi memiliki simbol tersendiri yang independen.
Bahasa Arab memiliki 28 bunyi dengan 28 simbol khusus. Akan tetapi,
tiap huruf (bunyi) memiliki beragam bentuk sesuai posisinya dalam
10
kata, yang mana kadang terpisah (munfasil) dari huruf atau menyatu
dengan kata lain (muttasil).
c. Bentuk-bentuk huruf yang saling berdekatan hanya dibedakan dengan
titik. Hal ini menimbulkan beberapa masalah diantaranya:
1) Pena sering kali salah ketika menuliskan titik pada huruf kadang
terlewat (tidak memakai titik), kurang atau kelebihan.
2) Huruf-huruf yang mirip dan banyaknya titik akan melelahkan
penglihatan serta pemikiran.
4. Solusi Problematika Tulisan Arab
Adapun beberapa usulan tambahan sebagai solusi atas problematika
tulisan Arab, yaitu:
a. Penggalaan pengajaran tulian Arab dimulai dari tingkat dasar.
b. Memberikan perhatian lebih terhadap masalah bahasa serta
mengajarkannya dengan media-media pembelajaran paling modern.
c. Memberi syakal semua Ayat Al-Qur’an dengan lengkap.
d. Keharusan membubuhkan syakal pada buku-buku pembelajaran untuk
tingkat dasar.
e. Memberi harakat pada tiap huruf kata. Ini akan memudahkan dalam
menentukan makna suatu kata.
11
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Jadi, dapat disimpulkan bahwa I’rab adalah perubahan akhir kata, baik harakat
maupun huruf yang berfungsi untuk menunjukan kedudukan kata itu sendiri dalam
suatu kalimat dan penekanan I’rab adalah pada perubahan akhir kata dengan sebab
masuknya ‘amil-‘amil (bermacam-macam faktor) yang ikut mempengaruhinya.
Makna dari Ta’rib ialah memindahkan kata dari bahasa non Arab ke bahasa
Arab, Ta’rib memiliki 2 periode 1. Klasik : yang mengkaji tentang masalah apakah
Al-Quran itu hanya berbahasa Arab saja atau juga ada bahasa asing didalamnya. 2.
Modern : pada masa ini para ahli bahasa Arab membahas tentang mengadopsi bahasa
asing ke bahasa Arab yang di latar belakangi oleh kemajuan teknologi yang dimana
kosa kata tersebut belum ada di masyarakat Arab.
Bahasa adalah lambang pikiran, dan tulisan adalah lambang dari bahasa lisan.
Banyak rakyat mepercayai bahwa bahasa atau sistem tulisannya berasal dari dewa-
dewa, yang kemudian dikembangkan oleh kelompok-kelompok yang lebih primitif.
Menurut penelitian para sejarawan, tulisan Arab yang digunakan hingga saat ini
berasal dari tulisan Mesir kuno Hieroglyph. Tulisan Mesir kuno tetap digunakan
dengan gambar dan beberapa diantaranya berupa huruf hingga abad 5M, dan tidak
mengalami banyak perubahan. Ciri tulisan waktu itu adalah huruf ditulis dengan
bentuk lambang yang terpisah-pisah. Meskipun terus menerus diperbaiki sejak awal
12
pertumbuhannya masih saja tidak terlepas dari kelemahan hingga saat ini. Oleh
karenanya para ahli bahasa memberi solusi pada masalah tersebut yaitu dengan
memberikan syakAl pada tiap huruf kata.
Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
14