Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Fiqih Lughah dan Ilmu Lughah

Dosen Pengampu: Dr. Khairil Malik, MA

Disusun Oleh:

1. Rizki Nabila (20601028)

2. Sela Alifia (20601031)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

2023
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha kuasa karena telah memberikan kesempatan
kepada penulis untuk menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis
dapat menyelesaikan makalah ini secara tepat waktu. Makalah “Fiqih Lughah dan Ilmu Lughah”
disusun guna memenuhi tugas yang mata kuliah Fiqih Lughoh. Selain itu, penulis juga berharap
agar makalah ini dapat menambah wawasan bagi pembaca.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen mata kuliah Fiqih Lughoh. Tugas yang
telah di berikan ini dapat menambah wawasan dan pengetahuan terkait bidang yang ditekuni
penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
dalam proses penyusunan makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan penulis terima demi kesempurnaan makalah ini.

Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh

Curup, Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………………...........i

DAFTAR ISI..…………………………………………………………………………………………….. ii

BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………………………………….1

1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………………………....1


1.2 Rumusan Masalah………………………………………………………………………………….......1
1.3 Tujuan……………………………………………………………………………………………….....1

BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………………………......2

2.1 Fiqih Lughah dan Ilmu Lughah…........................................…………………………………………..2

2.2 Sejarah Fiqih Lughah………....................……………………………………………………………..5

BAB III PENUTUP………………………………………………………………………………………..8

3.1 Kesimpulan…………………………………………………………………………………………….8

3.2 Saran……………………………………………………………………………………………….......8

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………………...9
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pengkaji bahasa telah menjalankan beberapa kajian tentang bahasa-bahasa yang


digunakan oleh manusia di dunia. Mereka telah menghadapi berbagai kerumitan dalam kajian
tersebut memandangkan terlalu banyak bahasa yang digunakan oleh umat manusia. Jika
ditelusuri dari berbagai literatur arab
maupun bahasa asing lainnya, maka pembicaraan mengenai fiqh al-lughah dan ilmu al-lughah
hampir tidak dapat dibedakan, karena kedua peristilahan tersebut sering digunakan oleh para
pakar bahasa membahas tentang bahasa secara umum. Oleh karena itu, untuk mengetahui
secara mendasar diperlukan penelusuran kembali tahapan tahapan perkembangan antara fiqh
lughah dan ilmu lughah, mulai dari masa klasik hingga di zaman modern. Dan mungkin juga
diperlukan penelusuran mengenai materi pembahasan yang dibahas di dalam fiqh lughah dan
ilmu lughah. Sehingga dimungkinkan diperoleh batasan batasan materi yang dibahas oleh masing
masing peristilahan sekaligus dapat diperoleh perbedaan-perbedaan mendasar maupun
persamaannya dari kedua istilah tersebut.

Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Fiqih Lughah dan Ilmu Lughah?


2. Bagaimana sejarah Fiqih Lughah tersebut?

Tujuan

1. Untuk mengetahui Fiqih Lughah dan Ilmu Lughah.


2. Untuk mengetahui sejarah Fiqih Lughah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fiqih Lughah dan Ilmu Lughah

Kata fiqh berasal dari kata bahasa Arab (‫ )فقه‬yang berarti paham secara bahasa. Adapun
secara istilah fiqh berarti mengetahui akan sesuatu hal. Lughah (‫)لغة‬atau bahasa berasal dari kata
bahasa Arab ( ‫)لغا – يلغو‬, jika seseorang berbicara maka artinya perkataan. Lughah (Bahasa)
secara terminlogi adalah suara yang diungkapkan oleh seseorang untuk menyampaikan
maksudnya. Definisi Fiqh Lughah Fiqh lughah secara istilah bahasa adalah pemahaman terhadap
bahasa (bahasa Arab) serta mengetahui substansinya. A 1dapun secara terminologi, fiqh lughah
adalah ilmu yang mempelajari tentang hukum-hukum bahasa, cara memahami bahasa, dan objek
bahasa baik dari segi suara, kosakata, susunan frasa dan kalimat, intonasi, nahwu dan sharaf, dan
juga mempelajari dalil-dalil yang terkait tentang bahasa.Adapun Fiqih lughah secara dianya ilmu
yang mengkaji problematika bahasa, dari aspek bunyi, kosa kata, struktur, karakteristik
fonologis, morfologis, sintaksis dan semantik.

Sedangkan Frase ‘ilmu al-lughah (‫)علم اللغة‬, terdiri dari dua kata; ‘ilm (‫ )علم‬dan lughah (
‫)اللغة‬. Secara etimologis, ‘ilm (‫ )علم‬berarti ‘ilmu’, dan lughah (‫ )لغة‬berarti ‘bahasa’. Jadi secara
etimologis ‘ ilmu al-lughah (‫ = )علم اللغة‬ilmu bahasa = linguistik = linguistics = linguistique =
linguistiek. Sedangkan ilmu lughah menurut istilah ilmu tentang bahasa atau ilmu yang
menjadikan bahasa sebagai objek kajiannya atau segala perbuatan manusia untuk memahami
sesuatu objek yang dihadapinya atau hasil usaha manusia untuk memahami suatu objek
tertentu.jadi pengertian nya adalah Ilmu lughah adalah ilmu yang membahas tentang struktur
bahasa,kaedah bahasa, lahjat, dan lain-lainnya.

Secara metodologis ilm al-lughah dan fiqh al-lughah berbeda, karena fiqh al-lughah
mengkaji bahasa sebagai suatu sarana atau alat untuk mempelajari budaya dan peradaban atau
kesusastraan, sementara ilmu al- lughah mengkaji subtansi bahasa itu sendiri. Ruang lingkup
kajian fiqh al-lughah lebih luas dibanding ilmu al-lughah. fiqh al-lughah ditujukan untuk
mengungkap aspek budaya dan sastra.

1
https://www.ghoorib.com/2020/10/definisi-fiqh-lughah-ruang-lingkup-dan-tujuan-mempelajarinyahtml
B. Sejarah Fiqih Lughah

1. Lahirnya Fiqh Al-Lughah


Nama fiqhu al-lughah sudah ada pada zaman dahulu, pembahasannya belum sempurna
sebagaimana yang ada sekarang ini. Penamaan fiqhu al-lughah di mulai atas penamaan kitabnya
abu mansur abdul malik bin muhammad ats-tsa’aalaby yang wafat pada tahun 429 H, yang
bernama fiqhu al-lughah. Namun nama ini tidaklah sesuai dengan isinya dimana kesemuanya itu
membahas tentang bahasa serta yang berkaitan dengannya. Namun, hanya sebuah pembahasan
saja didalamnya yang berkaitan dengan judul bukunya yaitu hanya terdapat pada bab terahir
yang berjudul sirrul a’rabiyah. Kitab Ibnu Faris dan Tsa’labi dalam analisisnya sesuai dengan
masalah kata-kata Arab. Maka objek fiqhullughah menurut mereka berdua adalah identifikasi
kata-kata Arab dan makna-maknanya, klasifikasi katakata ini dalam topik-topik, dan kajian-
kajian yang berkaitan dengan hal itu.

Di samping itu, kitab Ibnu Faris mencakup seperangkat masalah teoretis sekitar bahasa.
Di antara masalah yang paling menonjol adalah masalah lahirnya bahasa. Apabila para ulama
telah berbeda pendapat tentang hal itu, lalu sebagian mereka melihatnya sebagai suatu istilah
atau konvensi sosial, maka Ibnu Faris menolak pendapat ini dan ia menganggapnya sebagai
tauqif.2

Objek bahasa dan objek keterkaitan bahasa dengan wahyu tidak termasuk dalam
kerangka masalah-masalah linguistik modern karena tidak mungkin dikaji dua objek dengan
kriteria-kriteria ilmiah yang akurat. Juga, kitab Tsa’labi mencakup bagian kedua, yaitu sirrul
‘Arabiyyah. Dalam bagian kedua Tsa’labi telah mengkaji sejumlah topik yang berkaitan dengan
bangun kalimat bahasa Arab. Akan tetapi kedua pengarang itu bersepakat bahwa fiqhullughah
adalah mengkaji makna kata-kata dan mengklasifikasikannya ke dalam topik-topik. Ahmad bin
Faris membatasi maksud fiqhullufhah dalam mukaddimah bukunya yang tersebut tadi. Lalu dia
mengatakan bahwa ilmu bahasa Arab terbagi atas dua bagian: asal (pokok) dan far’i (cabang).
Adapun Far’i adalah pengetahuan tentang isim dan sifat. Dan inilah yang dimulai ketika belajar.

2
Ibrahim al-Samirrai, Fiqh Lughah al-Muqaran (Beirut : Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, t.th), h. 31.
Adapun asal (pokok) adalah pembicaraan tentang topik, prioritas, dan sumber bahasa kemudian
tentang tulisan Arab dalam dialog dan variasi seninya, baik secara hakiki maupun majazi.

2. Fiqh lughah klasik dan modern

Para ahli bahasa membatasi kajian fiqh lughah pada kajian bahasa yang tidak bergantung
pada kaidah. Setelah islam muncul, barulah sempurna semua ilmu bahasa di kalangan bangsa
arab. Fiqh al-lughah sendiri belum seperti penamaannya sekarang ini, dahulu fiqh-lughah di
sebut dengan “Sunan al-Arabiy fi Kalamiha”. Dengan alasan di atas kita bisa berkata bahwa fiqh
al-lughah klasik itu baru berbentuk wacana dan belum mendapatkan kejelasan, sebab orang –
orang pada zaman lalu mendapatkan pengetahuan hanya berupa berita yang dibicarakan dari
telinga ke telinga.

Dalam buku yang lain dijelaskan, Fiqh lughah klasik masih membicarakan persoalan asal
mula bahasa, apakah ia pemberian tuhan atau adalah sebuah proses. Menurut ibnu Faris (wafat
385 H), berkata bahwa bahasa arab itu adalah pemberian langsung dari tuhan, berdasarkan pada
dalil surah al-Baqarah ayat 31 Dan Dia mengajarkan kepada Adam Nama-nama (benda-benda)
seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada Para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah
kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!”.
Sedangkan pada sekarang ini (fiqh al-lughah modern) meneliti agar dapat mengetahui sumber
bahasa, sejarah yang menyangkut aspek budaya, kajian bahasa dan hal inilah yang mencegah
orang melakukan penyimpangan suatu ilmu dalam bahasa arab dan suatu makna dengan makna
aslinya.3

Ada yang mengatakan fiqh al-lughah itu matan atau ensiklopedi sebab didalamnya
membicarakan atau membahas tentang bahasa-bahasa serumpun (samiyah) dengan bahasa arab.
Perbedaan – perbedaan dialek mereka, bunyi – bunyi pengucapan bahasa. Objek kajian fiqh al-
Lughah seperti ini disebut dengan fiqh al-lughah (muqarran) komparatif atau sederhananya
adalah metode perbandingan bahasa. Adanya perbedaan penelitian dalam fiqh al-lughah
disebabkan oleh pengetahuan tentang mufradat bahasa arab. Jumlahnya, cara bacanya, penulisan
dan penyebutannya. Hal ini menimbulkan meneliti tentang sejarah: memfokuskan atau menggali
asal – usul bahasa yang pertama. Perbedaan satu bahasa dengan bahasa yang lain.
3
Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia (Cet. I; Kota Kembang: Yogyakarta, 2009), h. 19.
- Yang kedua ilmu south (bunyi) menggali serta mencari informasi dialek serta bahasa dan
pengucapannya, serta perkembangan dan perubahan bunyi bahasa.

- Yang ketiga ilmu dalalah memfokuskan kajiannya pada perkembangan lafadz-lafadaz bahasa,
manfaatnya serta kandungan yang terdapat di balik sebuah makna.

didasarkan bahwa keturunan nabi Nuh as memakmurkan tanah yang bernama Babilonia, (3).
Sebagian berpandangan bahwa asal bangsa Semit adalah negeri Kan’an yang tersebar di wilayah
Suriah dahulu, (4). Sebagian lain berpandangan bahwa asal bangsa Semit adalah Arminia yang
terdapat di gunung Ararat (tempat yang diduga tertambatnya bahtera Nuh as versi Taurat), dan
(5). Ada pula pendapat yang menyatakan bahwa asal bangsa Semit adalah Selatan Afrika yakni
Habasyah (Ethiopia) berdasarkan pandangan adanya hubungan kebahasan antara Semit dan
bahasa Ham. Orang-orang orientalist dan sebagian peneliti dari orang-orang Arab berpandangan
bahwa ulama-ulama Yahudi yang hidup di Spanyol pada abad ke 10 M adalah orang-orang yang
pertama mempunyai hubungan dan ikatan di antara bangsabangsa Semit. Mereka juga
merupakan orang-orang yang pertama kali mendapatkan kekerabatan bahasa di antara orang-
orang Semit.4

Pendapat ini dapat dibantah karena banyak ulama-ulama muslim sebelum abad ke 10 M
mengetajui hubungan kekerabatan antara bangsa Semit, sebagaimana mereka mengetahui bahwa
mereka adalah anak keturunan Sam bin Nuh. Al-Khalil bin Ahmad al-Farabi (w. 170 H) abad ke
8 M, mengatakan dalam kitabnya al-Amin “Kan’an bin Sam bin Nuh dinisbahkan kepadanya
bangsa-bangsa Kan’an, mereka berbicara dengan bahasa yang mirip bahasa Arab. Al-Jauhary,
salah seorang ulama abad ke 4 H (10 M) mengatakan, Sam adalah salah satu anak Nuh a.s.. Dia
adalah bapaknya bangsa Arab. Adapun pendapat yang paling masyhur dan paling kuat adalah
pendapat yang mengatakan bahwa jazirah Arab adalah tempat pertama munculnya Semit.
Pendapat juga ini juga cendeurng dijadikan dasar oleh sebagian besar orientalist

4
Amrah Kasim, op. cit., h. 15.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian pada bagian pembahasan, penulis menyimpulkan bahwasanya bangsa


Semit adalah bangsa yang dinisbatkan kepada Sam bin Nuh, yang merupakan salah satu dari
anak-anak keturunan Nabi Nuh. Dari sinilah kita bisa mengetahui bahwa bahasa Arab yang
sampai kepada kita sekarang merupakan bagian dari rumpun bahasa Semit. Para ahli berbeda
pendapat tentang asal muasal tanah air asli bangsa Semit dan bahasa tertuanya, hal ini
disebabkan semua bahasa anggota rumpun Semit telah melewati fase-fase yang panjang,
sehingga sangat mustahil jika ada suatu bahasa tunggal di wilayah-wilayah yang berbeda, dan
juga karena kekurangan data-data bahasa yang lengkap sehingga penelitian tersebut sulit untuk
dilakukan.

B. Saran

Alhamdulillah kami panjatkan sebagai implementasi rasa syukur kami atas selesainya
makalah ini. Namun dengan selesainya bukan berarti telah sempurna, karena kami sebagai
manusia sadar, bahwa dalam diri kami tersimpan berbagai sifat kekurangan dan ketidak
sempurnaan yang tentunya sangat mempengaruhi terhadap kinerja kami.Oleh karena itulah saran
serta kritik yang bersifat membangun dari saudara selalu kami nantikan untuk dijadikan suatu
pertimbangan dalam setiap langkah sihingga kami terus termotivasi kearah yang lebih baik
tentunya dimasa masa yang akan datang.akhirnya kami ucapkan terima kasih sebanyak
banyaknya. Penulis memohon maaf jika pada makalah ini terdapat kesalahan dan penulis mohon
kritik dan sarannya dari pembaca agar demi perbaikan makalah ini kedepannya. Penulis juga
menghimbau agar pembaca membaca lagi materi terkait makalah ini pada referensi-referensi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

 https://www.ghoorib.com/2020/10/definisi-fiqh-lughah-ruang-lingkup-dan-tujuan-
mempelajarinyahtml
 Amrah Kasim, Bahasa Arab di Tengah-Tengah Bahasa Dunia (Cet. I; Kota Kembang:
Yogyakarta, 2009).
 Ghazy Mukhtar, Fii Ilmi al-Lughah (Cet. II; Damaskus: Dar Thalas, t. th).
 Imil Badi’ Ya’qub, Fiqh Lugah wa Khashaishuha (Beirut : Dar al-Tsaqafah al-Islamiyah, Beirut,
t.th)

Anda mungkin juga menyukai