Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FIQIH LUGHOH

DIALEK QURAISY

DOSEN PENGAMPU :

Dr.Khairil Malik,MA

DISUSUN OLEH :

Kelompok 5 :

Ella Junita Sari (20601006)

Zulfatul Husnaini (20601038)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) CURUP

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang,
Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan
rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah Bunyi Bahasa Arab sejarah dan perkembangnnya

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca
agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang Dialek Quraisy ini dapat
memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.

Curup, 10 April 2023

Pemakalah

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................................................. ii

BAB I ............................................................................................................................................ 1

PENDAHULUAN......................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................................... 2

1.3 Tujuan ................................................................................................................................. 2

Bab II............................................................................................................................................. 3

PEMBAHASAAN ........................................................................................................................ 3

2.1 Pengertian Dialek Quraisy .................................................................................................. 3

2.2 Hubungan Antar Dialek dalam Bahasa Arab ...................................................................... 4

2.3 Faktor Penyebab Kemenangan Dan Kebangkitan Dialek Quraisy...................................... 4

BAB III.......................................................................................................................................... 7

PENUTUP ..................................................................................................................................... 7

3.1 Kesimpulan ......................................................................................................................... 7

3.2 Saran.................................................................................................................................... 8

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 9

ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Arab merupakan salah satu dari bahasa dunia tertua yang tetap bertahan dan
masih dipergunakan sampai saat ini. Ia telah tersebar ke seluruh penjuru dunia, bahkan telah
banyak dijadikan sebagai bahasa resmi banyak negara di masa kejayaan Islam dulu. Sisa-sisa
pengaruhnya masih bisa ditemukan dalam bahasa- bahasa dunia yang masih berlaku saat ini,
seperti bahasa Inggris, Jerman, India, Indonesia, dan sebagainya. Karena tersebar
luasnya dan juga interaksinya yang intens dan panjang dengan berbagai bahasa dan
budaya lain, maka sangat sulit bahkan tidak mungkin untuk tetap mempertahankan keutuhan
bahasa Arab yang semula tanpa memunculkan dialek-dialek (‘āmmiyyah).
Sebagai bahasa bersama atau umum (al-lughah al- musytarakah), bahasa Arab terbagi
menjadi dua kelompok besar, yaitu bahasa Arab fus.h.ā dan ‘āmmiyyah. Bahasa Arab fus.h.ā
merupakan bahasa resmi yang banyak dipergunakan dan dipahami oleh semua orang Arab. Ia
dipergunakan dalam forum- forum resmi, bidang kebudayaan dan ilmu, bahasa puisi dan
prosa, surat kabar, serta buku-buku. Bahasa Arab fus.h.ā ini berasal dari salah satu dialek
pemenang, 1dialek yang paling berkuasa di antara dialek-dialek bahasa Arab yang ada yaitu
dialek Quraisy.
Kemenangan dialek Quraisy ini didukung oleh banyak faktor seperti agama, ekonomi,
politik, dan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh dialek Quraisy sendiri. Sehingga, dengan
banyak pendukung ini, dialek Quraisy tersebar luas, banyak dipergunakan oleh semua
golongan, dan mempengaruhi serta mengalahkan pamor dialek-dialek lainnya yang sering
disebut bahasa Arab ‘āmmiyyah.

Bahasa Arab ‘āmmiyyah merupakan bahasa-bahasa yang dipergunakan dalam


kehidupan sehari-hari bukan bahasa dalam forum resmi atau ilmiah. Ia adalah dialek-dialek
yang terdapat atau berasal dari bahasa Arab. Dialek-dialek ini adalah ragam bahasa Arab yang
memiliki ciri khusus yang berbeda dengan ragam-ragam bahasa Arab lainnya. Namun, semua
ragam bahasa itu tetap memiliki ciri umum yang menyatukan semuanya dalam satu bahasa,
yaitu bahasa Arab.

1
al-Ushūl: Dirāsah Istīmūlūjiyyah li al-Fikr al-'Arabi 'ind al-'Arab, al- Nahw, Fiqh al-Lughah, al-
Balāghah, (1972: 74-76. )

1
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu dialek quraisy
2. Kemunculan antar Dialek dalam Bahasa Arab
3. Bagaimana kemengan dan kebangkitan dialek quraisy
4. Apa faktor yang menyebabkan kebangkitan dialek quraisy

1.3 Tujuan
1. Mengetahui itu dialek quraisy
2. Mengetahui kemunculan beragam dialek di bahasa arab
3. Menjelaskan bagaimana kemenangan dan kebangkitan dialek quraisy
4. Mengethaui faktor yang menyebabkan kebangkitan dialek quraisy

2
BAB II
PEMBAHASAAN
2.1 Pengertian Dialek Quraisy
Lahjah ‘dialek’, secara etimologi berarti sesuatu yang digemari dan dibiasakan. Ia
merupakan bahasa manusia yang menjadi karakter dan dibiasakannya. Adapun menurut
terminologi, dialek adalah cara pemakaian bahasa yang berbeda dengan cara-cara lainnya di
dalam satu bahasa karena masing-masing memiliki ciri-ciri kebahasaan yang khusus dan
tiap-tiap cara ini bersama-sama (bersekutu) juga dalam membentuk ciri-ciri kebahasaan yang
bersifat umum.

Dialek Quraisy yang berasal dari kabilah Quraisy yang menduduki kota Mekah dan
telah mendapatkan tempat yang utama di antara dialek-dialek Arab Utara, merupakan
kontributor utama kelahiran bahasa Arab Fushha melalui bahasa al-naqsy dan sastra jahili.
Sedangkan dialek Tamim yang berasal dari kabilah Bani Tamim yang dinisbatkan kepada
Tamim bin Mur bin Adbin Tharikhah bin Ilyas bin Mudlar bin Nazar bin Ma'ad bin Adnan
memberikan kontribusi melalui bentuk suara (fononologi), bentuk kata, dan bentuk kalimat.
Pada umumnya, para linguis sepakat bahwa dialek Quraisy memberikan kontribusi
lebih besar dari pada dialek Tamim dalam pembentukan Arab fushha. Hal itu disebabkan oleh
beberapa keunggulan yang dimiliki kabilah Quraisy, yakni: kekuasaan agama, kekuatan
perekonomian, kekuatan politik, dan kekuatan bahasa. Dialek quraisy merupakan dialek arab
terluas yang menjadi suatu kekayaan, dan dialek arab tertinggi dari segi uslubnya, serta
menjadi dialek yang paling mampu untuk mengutarakan seni kata yang berbeda. Hal itu
disebabkan oleh keutamaan yang telah ditentukan bagi para penuturnya, baik dari segi sarana
kebudayaan maupun kesempatan yang banyak untuk memperoleh kesan khusus dengan
dialek arab yang berbeda – beda

Setelah dialek quraisy betul – betul mengungguli dialek – dialek menjadi bahasa arab
lainnya dan setelah menjadi bahasa sastra untuk seluruh suku arab. Alqur’an pun
menggunakan dialek quraisy, maka tidaklah mengherankan jika dialek quraisy dipahami oleh
semua suku. Tidak mengherankan pula, datangnya pengaruh zaman jahiliyah yang
merupakan catatan,puisi,khotbah,aturan dan sejenisnya disusun dengan bahasa quraisy.

3
2.2 Kemunculan beragam Dialek dalam Bahasa Arab
Secara umum, ada satu faktor mendasar yang menyebabkan timbulnya berbagai
macam dialek dalam satu bahasa, yaitu tersebar luasnya suatu bahasa dan dipergunakannya
oleh banyak orang. Seperti yang dijelaskan oleh Wāfī, sudah menjadi ketentuan dalam
undang-undang bahasa bahwa ketika sebuah bahasa telah menyebar luas dan dipergunakan
oleh berbagai macam kelompok manusia, maka mustahil bagi bahasa tersebut untuk tetap
menjaga keutuhan atau kesatuan bahasanya yang semula untuk jangka waktu yang lama.
Bahasa tersebut tidak lama lagi pasti akan bercerai berai menjadi berbagai macam dialek.
Setiap dialek pun selanjutnya berkembang melalui jalan yang berbeda-beda. Jarak perbedaan
itu senantiasa melebar dan melebar di antara satu dialek dengan dialek lainnya hingga
menjadi bahasa berbeda dan berdiri sendiri yang tidak dipahami kecuali oleh pemiliknya
(Wafi, 1945: 108; Wafi, t.t.: 172--173).
Meskipun faktor ketersebaran bahasa ini tidak secara langsung mempengaruhi
perceraiberaian suatu bahasa menjadi berbagai macam dialek, tetapi faktor ini memberikan
celah untuk timbulnya berbagai macam faktor lain yang mengantarkan ke akibat ini. Selain
faktor mendasar ini, terdapat faktor-faktor lain yang begitu berpengaruh yaitu faktor
politik, sosial, geografis, dan kebudayaan (Wafi, 1945: 108; Daud, 2001: 72-73).
Faktor politik sangat berpengaruh terhadap perkembangan bahasa. Hal ini bisa
dibuktikan ketika sebuah negara terbagi-bagi menjadi wilayah-wilayah kecil yang berdiri
sendiri. Pupusnya kesatuan politik ini berimbas pada hilangnya kesatuan pola pikir
dan bahasa yang sama, sehingga menimbulkan dialek-dialek yang berbeda. Demikian
juga halnya ketika negara menetapkan untuk memilih sebuah bahasa untuk dijadikan sebagai
bahasa resmi yang akan dipergunakan dalam bidang-bidang seperti kebudayaan, ilmu dan
sastra. Bahasa resmi yang dipergunakan oleh semua kalangan akan menjadi sistem bahasa
yang fasih (fus.h.ā). Adapun bahasa yang dipergunakan sebatas dalam hidup sehari-hari dan
dalam kelompok atau kalangan tertentu saja, maka akan menjadi lahjah ‘dialek’ atau bahasa
‘āmmiyyah.

2.3 Faktor Penyebab Kemenangan Dan Kebangkitan Dialek Quraisy


a) Keunggulan dialek/lahjah quraisy
Dari yang telah diketahui bahwa sejak zaman dahulu/kuno bahasa arab terbagi kedalam
banyak dialek yang berbeda-beda dalam sebagian besar dilihat dari suara/pelafalan, petunjuk,
qowa’id/rumusan,dan mufrodat/kosakata,khususnya setiap suku yang terbatas dalam tempat
asalnya dan komunitas dengan lahjah dari lahjah-lahjah lain.

4
Meskipun masing-masing dialek telah disediakan banyak kesempatan bagi dialek-dialek
ini untuk berinteraksi melalui perdagangan, pertukaran manfaat, dan perpindahannya untuk
mendapatkan perhatian,serta berkumpulnya pada saat haji, dipasar-pasar ( pasar-pasar
jahiliyah ini terbagi delapan yang paling terkenal diantaranya adalah : ‘ukadz,mujinnah,dan
dzul majaz ) pada saat perang saudara dsb. Sehingga dialek-dialek arab ini menjadi kacau satu
sama lain dalam persaingan kebahasaan kemenangan dalam persaingan kebahasaan ini
dimenangkan oleh dialek quraisy. Oleh karena itu dialek quraisy menjadi penguasa bagi
dialek – dialek lainnya baik dalam percakapan sehari – hari maupun dalam ranah
kesasasteraan pada setiap suku bangsa arab yang berbeda – beda. Maka bangsa arab setiap
suku nya membuat syair,orasi dan prosa sastranya dengan menggunakan dialek quraisy.

b) Faktor – faktor yang membantu kemenangan dialek quraisy :


1. Faktor keagamaan, kaum quraisy sering mengunjungi baitullah, untuk melaksanakan
urusan dan peribadatannya. Dalam pandangan mayoritas suku bangsa arab dimasa
jahiliyah, baitullah merupakan tempat yang disucikan, dimana banyak orang yang
berkunjung kesana untuk melaksanakan manasik haji, dan adapula yang datang untuk
menyembah patung – patung dan membawakan sesajian kurban. Bagi kaum quraisy
hal itu merupakan pengaruh keagamaan yang melekat pada suku bangsa arab.
2. Kekuasaan ekonomi, di genggaman orang – orang quraisy terdapat sejumlah
pandangan yang besar, yaitu bagi mereka yang sering berpindah – pindah tempat
berdagang diberbagai wilayah jazerah arab, dari syam bagian utara menuju yaman
selatan. Sebagaimana yang telah kami sampaikan dalam surah quraisy : “ li iilaafi
quraisy…dst “. Dengan rangkaian kegiatan pandangan tersebut, maka kendali
kekayaan di negara ini di pegang oleh kaum quraisy.
3. Pengaruh politik, bagi orang – orang quraisy telah menjadi suatu kenyataan bahwa
keutamaan pengaruh agama dan ekonomi serta keutamaan kedudukan negaranya bisa
menjadi suatu pengaruh politik yang cukup kuat diantara negara – negara arab lainnya
pada masa jahiliyah.
c) Faktor – faktor kebangkitan bahasa quraisy
Ada banyak faktor yang membangkitkan kembali bahasa quraisy dan perluasan
produksi dialeknya dan memungkinkan bagi lisan arab, di antara faktor – faktor yang paling
penting itu sebagai berikut :
1. Pertemuan khusus yang digunakan orang arab di era ini untuk menguatkan bahasa
dalam pembelajaran dan konsultasi dibidang sosial, memutuskan jalan hukum dan

5
perselisihan,atau untuk aliansi, kontrak, atau referensi dengan menceritakan bahasa arab
untuk menginggat cerita, berita dan lain – lain. Bahasa yang digunakan dalam
komunitas ini adalah bahasa quraisy.
2. Pasar, dahulu orang arab mempunyai pasar umum untuk berniaga,sastra,dan lain
sebagainya. Yang hampir tiap bulan tidak pernah sepi. Pasar yang paling terkenal
adalah : ‘akad, majannah, dan dzul majaj. Suku arab memakmurkan atau meramaikan
pasar ‘akad pada tanggal 20 bulan dzul qo’idah kemudian mereka meninggalkan
mujannah. ( dekat dengan mekkah ) dan disana mereka membongkar sisa dagangan
pada bulan dzul qo’idah tersebut. Pada awal bulan dzul hijjah sebagian suku arab pergi
menuju dzul majaz ( pinggir arafah ). Pada tiga pasar ini dan juga pada pasar yang lain.
Orang arab memfokuskan kenggulan penuturan dalam pidato, syair dan prosa, mereka
saling menghakimi perselisihan saling menyombongkan diri dengan keturunan dan
leluhur, dan merasa kaya dengan cinta dan pesona. Berdagang ucapan merupakan
keadaan yang sangat baik dibandingkan berdagang dengan barang perdagangan. Dan
bahasa yang digunakan ketika itu adalah bahasa quraisy. Dan tidak diragukan lagi, itu
semua merupakan yang sangat kuat bagi kebangkitan bahasa ini.
3. Ayyam al-arobi, yaitu peperangan yang terjadi antara suku-suka arab atau dengan
bangsa asing. Yang menolong mereka hingga terjadi banyak itu adalah gaya hidup dan
perjanjian mereka untuk menarik/merebut tempat yang ada curah hujan rumput,
penggunakan, barang kebutuhan untuk binatang ternaknya dan selain suku arab dan
mendorong suku arab terhadap pembelaan tanah airnya tersebut dan warga asing atau
penepatan janji dan keberlangsungan pertahanan… diantara perang-perang tersebut
antara lain : ( perang basus ) antara bakar dan penakluk. Dan ( perah fahar ) antara
bangsa quraisy dan sekutunya yaitu bangsa kinanah, lawan dan hawazin. Dan ( perang
yaun dzi qor ) antara orang arab dan orang paris. Penopang pada peperangan-
peperangan ini adalah kalam baligh/kalimat yang sempurna yang mana para kaki
tangan, sesepuh raja, dan tentara sembunyikan untuk menganjurkan kepada keberanian
dan maju dan segala sesuatu yang terjadi dalam peperangan tersebut dibukukan ketika
itu seluruh bangsa arab dalam bidang sastra, dan bahasa itu adalah bahasa quraisy dan
itu semua termasuk pengaruh bagi bangkitnya bahasa ini, kemajuan dan meluasnya
lingkup sastranya.
4. Al – qur’an, hadits dan islam. Penyebaran dialek quraisy juga di kuatkan dengan
adanya alquran dan sumber hadist yang menggunakan dialek quraisy

6
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari uraian tentang dialek-dialek bahasa Arab di atas, dapat kiranya diambil pokok-
pokok pembahasannya, yaitu sebagai berikut.
1. Lahjah ‘dialek’, secara etimologi berarti sesuatu yang digemari dan dibiasakan. Ia
merupakan bahasa manusia yang menjadi karakter dan dibiasakannya. Adapun
menurut terminologi, dialek adalah cara pemakaian bahasa yang berbeda dengan cara-
cara lainnya di dalam satu bahasa karena masing-masing memiliki ciri-ciri
kebahasaan yang khusus dan tiap-tiap cara ini bersama-sama (bersekutu) juga dalam
membentuk ciri-ciri kebahasaan yang bersifat umum.

2. Kemunculan berbagai macam dialek dalam satu bahasa disebabkan karena tersebar
dan terpakainya bahasa tersebut secara luas. Selain itu, faktor politik, sosial, letak
geografis,

dan kebudayaan pun ikut berperan dalam memunculkan dialek-dialek.

3. Lingkungan, jauhnya tempat tinggal, kurangnya alat perhubungan antarsuku,


kurangnya interaksi antara satu suku dengan suku yang lain, dan cacat bawaan
merupakan penyebab-penyebab terjadinya perbedaan dialek.

4. Aspek-aspek yang menyebabkan satu dialek sering berbeda dengan dialek lainnya
adalah dalam hal suara, makna, kata dan kaidah. Adapun cara pembentukan atau
proses perbedaan itu melalui, seperti ibdāl, 'irāb, binā', tashhih, 'ilāl, itmām, naqsh,
idghām, fakk, dan tarāduf.

5. Dialek-dialek bahasa Arab yang dianggap buruk dan cela adalah 'aj'ajah, 'amghamah,
syansyanah, want, thumthamah, 'an'anah, kasykasyah, wahm, qath'a, lakhlakhanah,
dan istinthā'.
6. Dialek bahasa Arab yang paling menonjol dan mengalahkan dialek-dialek yang lain
adalah dialek Quraisy. Kemenangan dialek Quraisy ini karena didukung oleh beberapa
faktor, seperti agama, ekonomi, politik, dan kekayaan bahasa yang dimiliki oleh dialek
Quraisy itu sendiri.

7
3.2 Saran
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal mungkin namun terlepas dari semua
itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik yang membangun dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.

8
DAFTAR PUSTAKA
l-Sayd, Shabri Ibrahim, 1/mu al-Lughah aU_jtimary: Majhumu wa Qadl4Jahu,

(Iskandaria: Dar al-Ma'rifah al-Jamiiyah, 1995).

al-Shalih, Shubhy, Dirasat fi Piqh al-Lughah, (Beirut: Dar al-Ilm li alMalayin, 1986), cet.
ke-11.

al-Suyuthi, Abd. Al-Rahman Jalal al-Din, al-Muzhir fi Vlum al-Lughah wa

Anwa'iha, (Beirut: Dar al-Fikr,tth).

Wal\, Ali' Abd Al-Wahid, al-Lughah wa al-M,gtama, (Cairo: Dar Nahdlah Mashr, tth)

Pusat Bahasa, Budaya, dan Agama UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai