Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

STRATEGI PEMBELAJARAN TATA BUNYI


(AL-ASWAT AL-ARABIYAH)

DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH


Ansar, S.Pd.I.,M.Pd.

KELOMPOK I
10220200001 Nurul Atifa
10220200002 Zubaidah Arfah
10220200006 Julia

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa
pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah
ini dengan baik.

Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta


kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat
nanti.Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat
sehat-Nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis
mampu untuk menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dengan judul “
STRATEGI PEMBELAJARAN TATA BUNYI (AL-ASWAT AL-ARABIYAH)”
pada mata kuliah ”STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB”.

Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah
ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.
Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon
maaf yang sebesar-besarnya Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada
semua pihak khususnya kepada Dosen kami yang telah membimbing dalam
menulis makalah ini.

Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Makassar, 22 September 2022

Kelompok I

ii
DAFTAR ISI

SAMPUL .............................................................................................................i
KATA PENGANTAR ........................................................................................ii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Strategi Pembelajaran al-Ashwat al-Arabiyah ..................... 3
B. Pembagian al-ashwat al-Arabiyah ......................................................... 3
C. Strategi dan langkah langkah pembelajaran al-Ashwat al-Arabiyah ...... 5
BAB III PENUTUP
A. Simpulan ............................................................................................ 11
B. Saran .................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa arab adalah bahasa paling mulia dan tertua yang masih digunakan
sampai saat ini. Bahasa yang digunakan oleh para nabi dan kelak akan digunakan
oleh penghuni surga. Belajar bahasa arab sangatlah penting, terutama bagi seorang
muslim karena kitab suci Al qur’an dan hadist nabi yang menjadi rujukan bagi
setiap muslim dalam menjalankan ibadah -bahkan kehidupan sehari-hari
menggunakan bahasa arab.
Bahasa Arab adalah serangkaian simbol-simbol yang tersusun sistematis
sebagai perantara orang-orang Arab untuk menyampaikan maksud kepada lawan
bicara mereka saat proses komunikasi berlangsung. Melalui pendekatan struktural,
bahasa Arab dinilai sebagai sesuatu yang memiliki komponen-komponen
kebahasaan, yaitu al-Ashwat, al-Mufrodat, dan at-Tarkib.
Di dalam pembelajaran bahasa Arab, al-Ashwat memegang peranan
penting.Bahkan banyak literatur yang menyebutkan bahwa mempelajari dan
mengkaji al-Ashwat wajib untuk didahulukan sebelum mempelajari dan mengkaji
komponen dan keterampilan kebahasaan yang lainnya.Aziz Syafrudin Syafrawi
dan Hasan Saefuloh berpendapat di dalam tulisan beliau bahwa pengajaran al-
Ashwat sangat penting dalam pembelajaran bahasa Arab, karena al-Ashwat
merupakan unsur pokok pada setiap bahasa.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat diperoleh beberapa rumusan masalahnya
yaitu antara lain:
1. Apa pengertian strategi pembelajaran al-Ashwat al-Arabiyah?
2. Apa saja pembagian al-Ashwat al-Arabiyah?
3. Bagaimana strategi dan langkah-langkah pembelajaran al-Ashwat al-Arabiyah?

1
C. Tujuan
Dari rumusan masalah diatas dapat diambil beberapa tujuan, diantaranya:
1. Untuk mengetahui strategi pembelajaran al-Ashwat al-Arabiyah
2. Untuk mengetahui apa saja pembagian al-Ashwat al-Arabiyah
3. Untuk mengetahui bagaimana strategi dan langkah-langkah pembelajaran al-
Ashwat al-Arabiyah

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian strategi pembelajaran al-Ashwat al-Arabiyah?


Al-ashwat adalah suara, yaitu bagaimana kita mengucapkan bunyi suara
dalam bahasa Arab dengan baik dan benar sebagaimana orang-orang Arab
mengucapkannya.Kata al-ashwat dalam bahasa Arab adalah jamak dari kata
shautun yang berarti suara.Ashwat Arabiyah adalah bagaimana mengucapkan
bunyi suara dalam bahasa Arab dengan baik dan benar. Inti dari mempelajari al-
ashwat adalah kita bisa mengerti dan paham suara atau bunyi tersebut, bisa
membedakan antara satu bunyi dengan bunyi lain dan bisa
mengimplementasikannya dalam bentuk lain. Pokok masalah yang dibicarakan
dalam ilmu ashwat adalah cara mengucapkan abjad Arab dengan fasih dan benar
(makhraj huruf hijaiyah), baik ketika berdiri sendiri sebagai abjad maupun setelah
dirangkaikan dan diberi harkat menurut keperluan yang ada.

B. Pembagian Bahasa Sebagai Sistem Bunyi


Bahasa sebagai sistem bunyi dibagi menjadi tiga, yaitu :
a. Suara manusia
Bahasa itu murni manusiawi, maksudnya hanya manusialah yang mampu
menciptakan bahasa.Sesuai dengan pernyataan ilm al-mantiq “al-hayawanu
nathiq” manusia adalah binatang yang berbicara.Suara manusia umumnya berasal
dari tenggorokan (larynx).Ketika nafas dihembuskan dari paru-paru, udara
bergerak melewati tenggorokan sehingga menimbulkan getaran-getaran pada pita
suara.Setelah melalui rongga mulut (oral cavity) dan rongga hidung (nasal cavity),
getaran yang berwujud gelombang itu ditangkap oleh indera pendengaran lewat
medium udara luar.

b. Shawamit( Bunyi Konsonan)

Berikut ini adalah deskripsi konsonan bahasa Arab secara spesifik

3
berdasarkan ciri-ciri fonetisnya :

1. Konsonan Bilabial ( ‫شفتاني‬ ), konsonan yang diproduksi dengan


mempertemukan bibir bawah dan atas, ada 2 huruf yaitu huruf ‫ ب‬dan ‫م‬
2. Konsonan Labiodental ( ‫) شفويأسناني‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan bibir bawah dengan gigi atas secara frikatis (gesek), ada 1 huruf
yaitu huruf ‫ف‬
3. Konsonan Interdental ( ‫) بينأسناني‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan ujung lidah dengan ujung-ujung gigi bawah dan atas, ada 3 huruf
yaitu ,‫ ذ‬,‫ ث‬dan ‫ظ‬
4. Konsonan Apiko-Dentalveolar ( ‫) ذلقيلنويأسناني‬, konsonan yang diproduksi
dengan mempertemukan ujung lidah dengan ceruk gigi dan alveolum, ada 4 huruf
yaitu huruf ‫ ط‬,‫ ض‬,‫ د‬,‫ت‬
5. Konsonan Apiko- Alveolar ( ‫) ذلقيلنوي‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan bagian depan lidah dengan alveolum, ada 3 huruf yaitu huruf ‫ن‬
,‫ ل‬,‫ر‬
6. Konsonan Fronto-palatal ( ‫) طرفيغاز‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan bagian depan lidah dengan langit-langit keras, ada 3 huruf yaitu
huruf ‫ ش‬,‫ ج‬,‫ر‬
7. Konsonan Dorso-velar ( ‫) قصيطبقي‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan lidah bagian belakang dengan langit-langit lunak, ada 4 huruf
yaitu huruf ‫ و‬,‫ ك‬,‫ غ‬,‫خ‬
8. Konsonan Dorso-uvular ( ‫) قصيهوي‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan lidah bagian belakang dengan uvula, ada 1 huruf yaitu ‫ق‬
9. Konsonan Faringal ( ‫) جذرحلقي‬, konsonan yang diproduksi dengan
mempertemukan faring dengan pangkal lidah, ada 2 huruf yaitu ‫ ع‬,‫ح‬
10. Konsonan Laringal ( ‫) حنجري‬, konsonan yang diproduksi dengan ‫ ء‬,‫ه‬

4
c. Shawait (Bunyi-Bunyi Vokal)
a. Fathah pendek: bunyi vokal yang terjadi disebabkan lidah tengah dipergunakan.
Posisinya ada di tengah, bentuk mulut tidak bundar, dan majhur.
b. Dhommah pendek: bunyi vokal yang dihasilkan karena organ lidah belakang
dipergunakan. Posisinya ada di atas, mulut bundar, dan majhur
c. Kasroh pendek: bunyi vokal yang munculsebab organ lidah depan
dipergunakan. Posisinya adadi atas, mulut tidak bundar, dan majhur.
d. Fathah panjang: bunyi vokal yang timbul karena alat ucap berupa lidah tengah
dipergunakan. Posisinya ada di bawah, mulut tidak bundar, dan majhur. e.
Dhammah panjang: bunyi vokal disebabkan karenalidah belakang digunakan.
Posisinya adadi atas, mulut bundar, dan majhur.
f. Kasrah Panjang: bunyi vokal diproduksi karena organ lidah depan
dipergunakan. Posisi bunyinya di atas, mulut tidak bundar dan majhur.

C. Strategi danLangkah-Langkah Pembelajaranal-Ashwat al-Arabiyah


Strategi pembelajaran ashwat arabiyah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu
pada tingkat dasar, tingkat menengah, dan tingkat lanjut. Adapun penjelasannya
sebagai berikut:
a.Pembelajaran Ashwat pada Tingkat Dasar
Sekitar umur 7 tahun atau pada masa awal-awal sekolah dasar, seorang anak
masih merasa kesulitan dalam melafadzkan bunyi bahasa asing. Oleh karena itu
pada masa ini siswa harus diberi dasar yang kuat dalam pelafadzan dengan teknik
dan strategi yang sesuai. Dalam hal ini siswa belum mempunyai ilmu dalam
kebahasaan, maka pembelajaran bunyi bahasa arab (ashwat arabiyah) yang perlu
dilakukan adalah sebagai berikut:
1) Metode Alphabetik (‫)األبجدية‬
Dalam metode ini, mengenalkan nama-nama huruf dan otografi (bentuk
tulisannya) merupakan awal dari pengajaran baca tulis.Selanjutnya dikenalkan
bunyi huruf konsonan (huruf mati) setelah digabungkan dengan huruf vokal
sehingga membentuk sebuah fonem, misalnya [b-u bu-d-i di]. Karena huruf arab
semuanya konsonan, maka dalam bahasa arab diciptakan tanda vocal berupa

5
syakal yang diletakan di atas adan di bawah huruf. Maka pada tahap pengenalan
bunyi disajikan huruf-huruf yang bertanda vocal, misalnya sebagai berikut :

‫ج‬
ُ ِ‫ج ج‬ ُ ‫ث‬
َ –‫ث‬ َ – ُ‫ت ت‬
ِ ‫ث‬ ِ َ‫ب – ت‬
ُ ‫ب‬ َ – ُ ‫ا َ اِ ا‬
ِ ‫ب‬
‫ب‬ ِ – َ‫ب – اِ ت‬
َ ‫ت‬ ِ ‫ب‬
ِ – َ‫ب ت‬ ُ ِ‫ا َ تُ – ا‬
ِ –‫ب‬
َ‫ب ُر د‬
َ – ‫س َل َم‬ َ ‫ع ِل َم – كَ ُر َم – َج َل‬
َ –‫س‬ َ َ‫كَ ت‬
َ –‫ب‬
Kemudian dilanjutkan dengan latihan-latihan membentuk kata menjadi kalimat.
2) Metode Bunyi (‫)الصوتية‬
Dalam metode ini pembelajaran dimulai langsung pada bunyi. Dalam hal ini ada
dua cara yang lazim digunakan, yaitu cara sintesis (merangkai) dan cara analitis
(mengupas).
3) Metode Sintesis (‫) الصوتية التركيبية‬
Metode ini dimulai dengan mengenalkan bunyi huruf-huruf, kemudian dirangkai
menjadi kata. Sebagai contoh :
َ‫ب تَ نَبَت‬
َ َ‫ب – تَ ن‬
َ – َ‫ن‬
4) Metode Analisis (‫)الصوتية التحليلية‬
Dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadi bunyi-bunyi huruf. Atau dimulai
dengan kalimat, kemudian dikupas menjadi kata-kata, dan dikupas lagi menjadi
huruf-huruf.Contoh :
َ – َ‫ظ َر ن‬
‫ظ – َر‬ َ ‫ظ َر َن‬
َ َ‫ن‬
Metode analisis ini biasanya dimulai dengan pengenalan kata yang telah dikenal
oleh siswa, atau untuk bahasa asing dengna bantua gambar.
5) Metode Analisis-Sintesis (‫)التحليلية التركيبية‬
Merupakan gabungan kedua metode, misalnya dalam bentuk seperti berikut:
‫س ِل َم‬
َ ‫ َم‬-‫ ِل‬-‫س‬
َ
‫س ِل َم‬
َ ‫س ِل َم‬
َ
‫ َم‬-‫ ِل‬-‫س‬
َ ‫س ِل َم‬
َ
Yang pertama dari global lalu dikupas menjadi bagian-bagian kemudian kembali
ke global lagi.Yang kedua dari bagian-bagian lalu digabung menjadi satu
kesatuan, kemudian kembali ke bagian-bagian lagi.
Pada masa anak-anak, mereka cenderung suka bermain dan mendengarkan lagu,

6
sedangkan lagu itu sendiri dapat membantu kognitif anak.Maka dari itu,
pembelajaran ashwat arabiyyah dapat dilakukan dengan mendengarkan sebuah
lagu ataupun permainan yang berisikan materi bahasa Arab.Seperti contoh anak-
anak diputarkan lagu tentang makharijul huruf Arab, kemudian mereka disuruh
menirukan. Dalam waktu singkat anakanak akan cepat menghafalkan teks sebuah
lagu tersebut, dan mereka lebih sering mendengarkan nutq asli, sehingga akan
membiasakan mereka untuk meniru pelafalannya.

b. Pembelajaran Ashwat pada Tingkat Menengah


Metode sintesis dan analisis merupakan metode yang dilakukan
padatingkatan menengah ini.Dalam tingkatan menengah ini siswaseharusnya telah
memiliki beberapa kosakata atau mufrodat, makadari itu pembelajaran ashwat
arabiyyah harus diintegrasikan denganpengetahuan siswa tentang mufrodat.
Misalnya dengan menggunakan:
1) Metode Sintesis (‫)الصوتية التركيبية‬
Metode ini dimulai dengan mengenalkan huruf-huruf kemudiandirangkai
menjadi kata. Sebagai contoh:
َ‫ تَ = نَبَت‬-‫ب‬
َ -‫ تَ َن‬-‫ب‬
َ - َ‫ن‬
2) Metode Analisis (‫)الصوتية التحليلية‬
Metode ini dimulai dengan kata kemudian dikupas menjadibunyi-bunyi
huruf atau dimulai dengan kalimat, kemudiandikupas menjadi kata-kata, dan
dikupas lagi menjadi huruf-huruf.Contoh:
َ = ‫قَلَ ٌم‬
ٌ‫ق َل م‬
Kedua teknik tersebut mengintegrasikan antara ashwat danmufrodat,
sehingga siswa dapat menambah mufrodat dan jugamelafalkannya dengan baik
dan benar, sehingga menciptakankefashihan dan kelancaran dalam kalam sehari-
hari.Dalam tingkatan ini, siswa telah memiliki beberapa pengetahuantentang
bahasa arab, maka dalam pembelajaran ashwat arabiyahlebih diintegrasikan pada
mufrodat. Misalnya dengan latihanmenyimak, contoh guru melafalkan:
‫سمِي ٌع بَ ِصي ٌر‬
َ ُ‫وهللا‬
respon A :‫س ِمي ٌع بَسِي ٌر‬
َ ُ‫وهللا‬

7
respon B : ‫وهللاُ سَمِ ي ٌء بَ ِصي ٌر‬
Atau dengan latihan mendengarkan atau menirukan, walaupunlatihan-
latihan menyimak bertjuan melatih pendengaran, tapidalam praktek selalu diikuti
dengan latihan pengucapan danpemahaman.Dalam tahap permulaan, siswa dilatih
untukmendengarkan dan menirukan.Kegiatan ini dilakukan oleh guru,ketika
memperkenalkan kata-kata atau pola kalimat yang baru,atau dalam waktu yang
sengaja dikhususkan untuk layihanmenyimak. Latihan menirukan ini, difokuskan
pada bunyi-bunyibahasa arab yang asing bagi siswa, juga pada pengucapan
vokalpanjang dan pendek, bertasydid dan tidak bertasydid, yang tidakdikenal
dalam bahasa Indonesia.

c. Pembelajaran Ashwat pada Tingkat


Lanjut pada tingkat ini, seharusnya mulai diajarkan huruf yang
sulitpelafalannya, sehingga kemampuan siswa melafalkan semua jenishuruf akan
tercapai. Cara yang cukup efektif dalam mengajarkanbunyi bahasa arab yang sulit
kepada siswa adalah denganmencontohkan pelafalan setiap bunyi yang kemudian
diikuti olehsiswa. Selain dalam bentuk bunyi tunggal, contoh pelafalan
tersebutsebaiknya diberikan dalam bentuk kata bermakna di mana huruf
yangdicontohkan berada di awal, di tengah dan di akhir kata. Contoh:
‫ رصاص‬-‫ صصياد – مصير‬-‫ ص‬-‫ص‬
Teknik lain yang efektif untuk mencontohkan pelafalan bunyi bahasaarab
adalah dengan penggunaan pasangan minimal, yaitu dua katayang berbeda
maknanya karena perbedaan satu huruf saja, apakah diawal, di tengah, atau di
akhir.
Latihan membedakan bunyi bahasa arab dengan pasangan minimaldapat
dilakukan dengan cara guru melafalkan pasangan minimaldengan jelas, sementara
siswa menyimak dan memerhatikan gerakbibir dan mulut guru mereka supaya
terlihat dengan jelas perbedaankedua kata tersebut. Contoh pasangan minimal
yang dapat membantuguru menggunakan teknik ini adalah:
‫ فاه – فاح‬/ ‫أهمل – أحمل‬/ ‫ مصحوب‬-‫مسحوب‬
Teknik ini tentunya akan semakin mempertajam lisan siswa

8
dalammelafalkan dan membedakan huruf-huruf yang berdekatanmakhrajnya.
Pada tingkat ini siswa sudah memiliki pengetahuan tentangkebahasaan,
makharijul huruf arobiyyah, dan pengidentifikasian bunyisuara melalui beberapa
mufrodat, selanjutnya seorang pelajarsetidaknya bisa menganalisis bunyi-bunyi
bahasa arab dari beberapakalimat atau sebuah teks, seorang pelajar dapat
membedakan danmenganalisis beberapa bunyi-bunyi bahasa arab yang hampir
sama,seorang pelajar dapat membunyikan bentuk tunggal atau jamak. Olehkarena
itu, guru harus memberikan drillpada siswa dalam pelafalanbunyi-bunyi arab,
seperti dalam membedakan 3 atau 2 huruf yang sama, kemudian dirangkai dalam
kalimat, contoh:
‫ ش‬،‫ س‬،‫ص‬
kemudian disusun dalam sebuah kata:
‫ شرفف‬،‫ سكنش=شوق‬،‫ صدرس= سرير‬،‫ص=صالح‬

Strategi pembelajaran bunyi bahasa Arab (Ashwat Arabiyah)yang harus


dipertimbangkan penggunaannya oleh guru adalah denganmelihat kondisi riil di
kelasnya. Langkah-langkah yang dilakukan olehguru adalah:
a. Penyajian Model Pelafalan
Cara yang paling efektif dalam mengajarkan bunyi bahasa arab yangsulit
kepada siswa adalah dengan mencontohkan pelafalan setiapbunyi yang kemudian
di ikuti oleh siswa. Selain dalam bentuk bunyitunggal, contoh pelafalan tersebut
sebaiknya diberikan dalam bentukkata bermakna dimana huruf yang di contohkan
berada di awal, ditengah dan di akhir kata. Contoh:
‫ ص‬-‫ ص‬-‫ص‬
‫ صدر‬-‫ صوم‬-‫صياد‬
‫ خالص‬-‫ خاصة‬-‫نصر‬
b. Pemberian Latihan/Drill
Setelah memberikan contoh pelafalan, guru dapat memberikanbeberapa
bentuk dril untuk membiasakan bunyi-bunyi yang sudahpelafalannya pada
tahapan sebelumnya.Bentuk dril ini tentunya ditentukan berdasarkan tingkat
pembelajaran siswa, apakah tingkatdasar, menengah, atau lanjut. Di antara bentuk

9
dril yang bisadigunakan oleh guru adalah:
a. Latihan membedakan bunyi bahasa Arab.
Latihan membedakan bunyi bahasa Arab ini dapat divariasikan menjadi:
1) Menentukan satu dari tiga bunyi.
Contoh: Tentukan apakah bunyi ‫ ص‬di ucapkan pertama,kedua atau ketiga!
‫ ص‬-‫ س‬-‫ش‬
‫ ص‬-‫ ش‬-‫س‬
‫ ص‬-‫ س‬-‫س‬
‫ س‬-‫ س‬-‫ص‬

2) Menentukan salah satu dari dua bunyi dalam sebuah kalimat.Contoh: tentukan
apakah bunyi ‫ ص‬atau ‫ س‬yang ada dalamsetiap kata berikut ini!
‫ سرير‬/‫صالح‬
‫ الفصل‬/‫السائر‬
‫ السورة‬/‫الصورة‬

3) Menyimak dan mengulangi tsuna’iyyah surga (dalam hal iniusahakan buku


dalam keadaan tertutup)
4) Membaca dan mengulang tsuna’iyyah surga (dalam hal iniusahakan buku
dalam keadaan terbuka)
5) Membaca bebas, artinya guru memerintahkan para siswauntuk membaca huruf,
kata atau kalimat yang mengandungbunyi yang sulit tanpa memberikan contoh
pelafalan terlebihdahulu.
b. Praktik penggunaan Bahasa
Maksudnya adalah guru menggunakan bunyi-bunyi yang sudahdipelajari
oleh siswa dalam kegiatan berbahasa sebenarnya, baikyang komplek maupun
yang sederhana, seperti dengan menyebutnama siswa dalam kelas, menyebut
suatu benda yang ada didalam maupun di luar kelas, atau menyebut nama anggota
badanyang menggunakan bunyi-bunyi yang sudah dilatihkan.

10
BAB III
PENUTUP

A.Simpulan
al-Ashwat memiliki peran yang krusial dalam penguasaan keterampilan
mendengar dan berbicara. Bahkan lebih dari itu, dengan latihan al-Ashwat dapat
pula membantu penguasaan membaca dan menulis dengan pemahaman gramatika
secara tidak sadar dalam proses mendengar secara berulang.Setidaknya ada dua
metode pembelajaran yang memberikan perhatian terhadap pengajaran bunyi
bahasa, diantaranya Phonetic Method dan Mim-mem Method yang lebih dikenal
pula dengan istilah Audio-Lingual Method.
Phonetic Method atau metode fonetik, dikenal pula dengan istilah metode
ucapan atau Oral Method. Pembelajaran menggunakan metode ini mengutamakan
latihan pada keterampilan mendengar dan keterampilan berbicara. Saat
mengajarkan pelafalan bunyi suatu kata, metode ini menuliskannya dalam bentuk
fonetiknya bukan dalam bentuk huruf alfabetnya. Sedangkan Mim-mem Method
merupakan singkatan dari Mimicry Memorization Method yang artinya metode
meniru dan menghafal. Disebut juga metode audiolingual. Metode ini memiliki
tujuan agar siswa mampu menggunakan bahasa yang dipelajari secara
komunikatif, fasih, dan lancar. Untuk mencapai tujuan ini, diperlukan penyesuaian
kebiasaan dari bahasa ibu ke bahasa kedua, bahasa yang dipelajari. Hal ini
dilakukan dengan menirukan dan menghafal kata dan kalimat yang dicontohkan
guru secara fasih.

B.Saran
Kami merasa pada makalah ini kami banyak kekurangan, karena
kurangnya referensi dan pengetahuan pada pembuatan makalah ini. Kami sebagai
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun pada pembaca agar kami
dapat membuat makalah yang lebih baik lagi.

11
DAFTAR PUSTAKA

https://books.google.co.id/books?id=ode8DwAAQBAJ&pg=PA20&lpg=PA20&d
q=majhur&source=bl&ots=182mXXmH3&sig=ACfU3U0TiNyqv12shP4CCkhhb
1SU3CHJBA&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjLoaHjab6AhV02nMBHTafDmUQ6
AF6BAgDEAI#v=onepage&q=majhur&f=false
https://bacaakbar.wordpress.com/2015/09/06/strategi-pembelajaran-bahasa-arab-
strategi-pembelajaran-ashwat-arabiyah-strategi-pembelajaran-mufradat/

12

Anda mungkin juga menyukai