Anda di halaman 1dari 20

DAFTAR ISI

A. LatarBelakang
B. RumusanMasalah
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
D. Kajian Pustaka
E. Kajian Teori
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
2. Sumber Data
3. Pengumpulan Data
4. Teknik Analisis Data
G. Sistematika Pembahasan
H. Daftar kepustakaan

I. Rencana daftar isi


KH. TAUFIQUL HAKIM DAN PERANANNYA DALAM
PERKEMBANGAN BAHASA ARAB

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bahasa arab merupakan salah satu bahasa asing yang sangat

populer dan sering sekali di pelajari oleh para pelajar, khususnya di

indonesia. Dalam perkembangan pembelajaran bahasa arab di

indonesia seringkali guru atau siswa (sebagai komponen utama dalam

pembelajaran) mengalami berbagai kesulitan dan pembelajaran, baik

persoalan yang bersumber dari siswa maupun masalah-masalah yang di

hadapi oleh guru sehingga dapat menghambat pada ketercapaian tujuan

pembelajaran dengan baik. Hal ini dapat di maklumi, mengingat

banyaknya perbedaan-perbedaan syistem antara bahasa arab sebagai

bahasa kedua yang di pelajari dan syistem bahasa indonesia yang

sudah melekat erat pada diri siswa di indonesia.

Bahasa arab selain menjadi kitab suci agama kita, yakni

agama islam dan hadist-hadist nabi Muhammad SAW., ia juga

merupakan bahasa dari umat-umat terdahulu dan bahasa orang arab,

dengan begitu bahasa arab sebagai bahasa yang aktif, tanggap dan

berkembang sesuai tuntunan zaman, baik klasik maupun modern.


Untuk mempelajari ilmu-ilmu lain kita juga butuh belajar bahasa arab,

sebab buku atau kitab ilmu pengetahuan pada zaman dahulu di tulis

menggunakan bahasa arab, jadi apabila ingin mempelajarinya harus

terlebih dahulu mempelajari bahasa arab.

Bahasa arab dalam ilmu pengetahuan juga banyak di

manfaatkan oleh para sarjanawan di berbagai negara barat maupun

timur, mereka mempelajari bahasa arab untuk mengetahui

pertumbuhan dan berkembangannya dunia islam pada zaman abad

pertengahan sampai zaman sekarang ini, bahasa arab bisa di sebut

bahasa internasional, karena bahasa arab di gunakan oleh masyarakat

di berbagai negara yang ada di dunia ini. Bahasa arab juga di gunakan

sebagai bahasa untuk memperdalam ajaran islam dan bahasa dalam

ilmu-ilmu pengetahuan dan ilmu-ilmu kebudayaan dan peradaban.

Sebelum anggota cendikiawan muslim bisa melahirkan ilmu-ilmu

pengetahuan yang orisional berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist,

terlebih utama mereka harus melalui suatu abad yang di kenal dengan

abad terjemah, yaitu zaman kholifah abbasiyah (132-656 H), dimana di

lakukan penerjemahan buku-buku ilmu pengetahuan dan filsafat

yunani ke dalam bahasa arab. Dari sini mulai jelas betapa besar

kegunaan dan peranan bahasa arab dalam menyimpan dan

menyelamatkan khazanah dalam berbagai cabang ilmu pengetahuan


dan filsafat yunani yang pada saat ini mendapatkan tantangan keras

dari pihak penguasa gereja di barat.

Bahasa arab merupakan bahasa internasional yang di

gunakan oleh ummat manusia untuk berkomunikasi antar satu sama

lain, didalam buku the arabic languange di nyatakan bahwa bahasa

arab telah di gunakan oleh lebih dari 150 juta orang sebagai bahasa ibu

atau bahasa sehari-hari mereka, dan tidak ada bukti dokumentasi yang

menyatakan bahwa bahasa arab adalah bahasa tertua apabila di

banding dengan bahasa lainnya, namun juga tidak bisa di pastikan

bahwa bahasa arab jauh lebih mudah dibanding bahasa lainnya.

Bahasa arab bukanlah bahasa asing yang benar-benar asing

bagi umat islam pada khususnya karena pada hakikatnya bahasa arab

adalah bahasa yang menjadi muatan dari kebutuhan ummat islam hal

ini sesuai dengan salah satu fungsi bahasa yaitu alat pada spiritualitas.

Bahasa arab memiliki keistimewaan dan keunggulan dari

bahasa lainnya seperti menjadi bahasa yang abadi karena bahasa arab

menjadi bahasa Al-Qur’an yang di turunkan kepada nabi Muhammad

Saw. Bahasa tersebut merupakan salah satu bahasa yang di gunakan

untuk kesustraan dan peribadatan di dalam agama islam seperti sholat,

berdoa dan membaca Al-Qur’an dan ibadah lainnya.

Dalam perkembangannya, bahasa arab terbagi menjadi dua

bagian besar yaitu bahasa arab selatan dan bahasa arab utara. Bahasa
arab selatan di sebuut juga bahasa arab himyaria yang di pakai di

yaman dan jazirah arab tenggara, sedangkan bahasa arab utara

merupakan bahasa wilayah jazirah arab dan timur laut. Bahasa arab ini

di kenal dengan bahsa arab fushah yang hingga kini dan masa-masa

yang akan datang tetap di pakai karena Al-Qur’an turun dan

menggunakan bahasa ini dan mengalami penyebaran yang demikian

luas bukan hanya di kalangan bangsa arab saja tetapi juga di kalangan

kaum muslimin di saeluruh dunia.

Di masa lampau, bahasa Arab sangat mendapatkan


tempat di hati kaum muslimin. Ulama dan bahkan para khalifah
tidak melihatnya dengan sebelah mata. Fashahah (kebenaran
dalam berbahasa) dan ketajaman lidah dalam berbahasa menjadi
salah satu indikasi keberhasilan orang tua dalam mendidik
anaknya saat masa kecil. Populernya bahasa Arab seiring dengan
perkembangan Islam. Bahasa Arab dan Islam tidak bisa
dipisahkan karena adanya Al-Qur’an yang merupakan kitab suci
Agama Islam, agama terbesar dan paling banyak pengikutnya di
dunia ini menggunakan bahasa Arab seperti ditegaskan dalam
surat Yusuf ayat 2, yang artinya :

“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al-Qur’an


dengan berbahasa Arab, agar kamu memahaminya”. (Q.S.
Yusuf: 2).5

Ibnu Katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2


di atas: “Yang demikian itu (bahwa Al-Qur’an diturunkan dalam
bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling
fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk
jiwa manusia. Oleh karena itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-
Qur’an) diturunkan kepada rasul yang paling mulia (yaitu:
Rasulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab),
melalui perantara malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat
Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada dataran yang
paling mulia di atas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal
turunnya pun pada bulan yang paling mulia yaitu Ramadhan,
sehingga Al-Qur’an menjadi sempurna dari segala sisi.” (Tafsir
Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).

Dengan demikian, Al-Qur’an telah membawa dampak


dalam perkembangan penelitian bahasa Arab yang untuk pertama
kalinya dikenal dengan madrasah Ibnu Abbas (68 H). Madrasah
ini penelitiannya terfokus pada Tafsir Al-Qur’an dan mewariskan
satu buku penting bagi kita, yaitu : Gharib Al-Qur’an. Kemudian
atas berkat penelitian al-Khalil Ibnu Ahmad al-Farahidi (100-H)
lahirlah kamus bahasa Arab pertama, yaitu “Mu’jam al-‘Ain”.
Atas kegigihan mahasiswa al-Khalil, bersama Sibawaihi (180 H)
menulis buku Nahwu dan al-Kitab sebagai Ilmu Tata Bahasa
Arab pertama. Kemudian kaum Muslimin terus mengadakan
penelituan berbagai disiplin ilmu pengetahuan, termasuk
kebahasaan dan Kesussastraan. Abu Hilal al-Askari (396 H),
Abdul Qahir al-Jurjani (471 H) kedua tokoh ini bersama tokoh-
tokoh lainnya membukukan Ilmu Balaghah.6

Tidak mengherankan kalau bahasa Arab merupakan salah


satu bahasa yang banyak dipergunakan oleh bangsa-bangsa lain
sebagai bahasa Internasional.
Bahasa Arab adalah salah satu bahasa mayor di dunia
yang dituturkan oleh lebih dari 200.000.000. umat manusia.
Bahasa ini digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara.7

Melihat begitu pesatnya perkembangan bahasa Arab


maka tidak heran jika akhirnya berhasil terbentuk ahli-ahli
bahasa Arab dan menghasilkan alumni yang mampu
menggunakan bahasa Arab aktif untuk berkomunikasi. Sehingga
jelas bahwa bahasa Arab bukan hanya alat melainkan juga perlu
dipelajari dari segi kebahasaannya juga.

Para ahli bahasa arab di Indonesia akhirnya terdorong


untuk segera mengajarkan bahasa Arab melalui metode terbaru
dan paling sesuai agar bahasa Arab dipelajari juga sebagai tujuan
belajar layaknya bahasa Asing lain seperti bahasa Inggris yang
diwujudkan dan dilaksanakan di beberapa madrasah seperti
Tambakberas Jombang, Mambaus Sholikhin Gresik, Darussalam
Gontor Ponorogo dan madrasah lain di Indonesia. Pengajaran
bahasa Arab di Indonesia dimaksudkan untuk mencapai dua
tujuan, yaitu sebagai alat untuk mempelajari dan memperdalam
pengetahuan Islam dan sebagai tujuan belajar untuk membentuk
tenaga-tenaga ahli bahasa Arab atau lulusan yang mampu
menggunakan bahasa Arab secara aktif dalam berkomunikasi di
berbagai keperluan yang secara otomatis mengetahui tentang
kaidah-kaidah bahasa Arab serta keterampilan-keterampilan
berbahasa Arab yang meliputi keterampilan istima’ (mendengar),
kalam (berbicara), Qiro’ah (membaca) dan Kitabah (menulis).8

175 Pembelajaran dan pendidikan bahasa Arab mulai


berkembang seiring perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan.
Banyak Perguruan Tinggi mulai membuka prodi-prodi dan
jurusan-jurusan bahasa Arab baik bidang linguistik, sastra,
terjemah, bahkan kebudayaan Arab, khususnya perguruan tinggi-
perguruan tinggi Islam.

Berbicara mengenai perkembangan bahasa arab di

indonesia maka tidak bisa lepas dari perbincangan peran kiyai dalam

perkembangan Bahasa arab di Indonesia, khususnya di pondok

pesantren Darul falah Amtsilati, KH.Taufiqul Hakim pengasuh

pondok pesantren Darul Falah Amtsilati sangat berperan dalam

perkembangannya Bahasa arab di Indonesia ini ksususnya di pondok

pesantren Darul falah Amtsilati melalui karya-karya kitabnya yang di

syiirkan arab dan jawa agar tidak hanya kalangan santri yang bisa

memahami isi kitab tersebut, tetapi masyarakatpun bisa memahami isi

kitab tersebut, maka dengan begitu bahasa arab akan mudah di fahami

tidak hanya dari kalangan santri saja, tetapi masyarakat awampun bisa

memahami Bahasa arab tersebut melalui karya kitab-kitabnya, maka

dari itu Bahasa arab tidak akan mudah luntur dengan adanya karya-

karya beliau. KH.taufiqul hakim juga telah mengarang kitab yang

bernama “Amtsilati” dimana dengan metode kitab inilah para santri

sangat mudah untuk memahami bahasa arab.


Metode Amstilati adalah metode yanng berisikan tentang

bahasa arab dan merupakan ringkasan dari nadzom alfiyah ibnu malik

karangan imam bin Abdullah bin malik andalusy, namun metode ini di

jelaskan secara singkat dan jelas. Kitab Amstilati ini di susun dalam

bentuk kitab yang berisikan beberapa ilmu alat yang sudah ada dalam

penulisan sistematis bagi para santri pemula dalam belajar membaca,

menerjemahkan, dan menghafalkan kalimat berbahasa arab dalam

jangka waktu 3-6 bulan. Kitab ini berisikan qowaid (nahwu dan

shorof). Maka dari itu kitab ini di susun karna pentingnya belajar ilmu

qowaid, sehingga terdorong metode cara cepat membaca aksara arab

dan harokatnya, dan berinisiatif membuat suatu metode cara cepat

membaca aksara arab yang tidak berharokat, dan hal ini di dasari oleh

satu realitas ilmu shorof yang akan menjadi pegangan shorofnya,

akhirnya di temukan nama “Amtsilati” yang berarti beberapa contoh

dari saya sesuai dengan akhiran “t” untuk di jadikan nama bagi

metodenya. Sehingga metode tersebut banyak di kenal di seluruh

pesantren khususnya di pulau jawa.

Berdasarkan latar belakang diatas menunjukkan pentingnya

pera KH. Taufiqul Hakim dalam perkembangan Bahasa arab di

Indonesia, maka penulis memilih judul penulisan yang diangkat dalam

seminar proposal ini adalah: “KH. TAUFIQUL HAKIM DAN

PERANANNYA DALAM PERKEMBANGAN BAHASA ARAB”


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan dalam

penelitian ini adalah:

1. Bagaimanakan perkembangan Bahasa Arab?

2. Bagaimanakah peran penting KH.Taufiqul Hakim dalam

perkembangan bahasa arab?

3. Bagaimana pelaksanaan metode Amtsilati dalam meningkatkan

perkembangan bahasa arab?

C. Tujuan dan Manfaat penelitian

Dari hasil rumusan masalah di atas maka peneliti mengemukakan

manfaat dan tujuan dari penelitian adalah:

1. Mengetahui perkembangan Bahasa arab

2. Mengetahui peran KH.Taufiqul Hakim dalam perkembangan

Bahasa arab.

D. Kajian Pustaka

E. Kajian Teori

a. Tinjauan Tentang Kiyai

1. Pengertian kiyai

Salah satu elemen penting dalam pondok pesantren adalah

kiyai merupakan sebutan dari hasil konstruksi social


masyarakat mengenai peran yang di mainkannya di tengah

kehidupan social masyarakat. Kiyai tidak hanya berperan

sebagai makelar budaya, mediator atau keduanya, tetapi

juga dapat berperan sebagai pengembang masyarakat dalam

konteks yang luas. Kata kiyai juga sebenarnya sebutan yang

mempunyai makna luas di kalangan masyarakat, terutama

masyarakat jawa. Predikat tersebut akan berbeda maknanya

tergantung kepada apa yang di maksudkan. Sebagaimana

pernyataan moebiman, bahwa kata-kata kiyai mempunyai

makna yang agung, keranat, dan di tuahkan. Untuk benda-

benda yang di tuahkan di jawa

F. Metode penelitian

Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah untuk mendapatkan

data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Penelitian ini

menggunakan pendekatan kualitatif. Metode kualitatif adalah

“Metode penelitian naturalistic karena penelitiannya dilakukan

pada kondisi yang alamiah.

1. Jenis penelitian Dilihat dari jenisnya maka jenis penelitian ini

adalah termasuk penelitian lapangan (fleld research), yaitu

suatu penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan data dari


lokasi atau lapangan. Penelitian ini adalah yang berkenan

tentang peran KH.Taufiqul Hakim dalam perkembangan

Bahasa arab.

2. Sifat penelitian

Data yang diperoleh sebagai data lama, di analisis secara

bertahap dan berlanjut dengan cara deskriptif yaitu suatu

metode dalam penelitian untuk mengeksplorasi dan memotret

situasi social yang akan diteliti secara menyeluruh. Dalam

penelitian ini, maka peneliti yang penulis gagas hanya di

tunjukkan untuk memotret dan menggambarkan kanyataan

kenyataan yang terfokus pada peran KH.Taufiqul hakim dalam

perkembangan Bahasa arab.

3. Populasi dan sampel

a. Populasi

Populasi adalah seluruh objek penelitian (orang, kelompok,

penduduk) yang dimaksudkan untuk diselidiki atau diteliti.

Berdasarkan pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa yang

dimaksud populasi adalah seluruh individu baik itu pengurus,

masyarakat/jama‟ah dan objek lain sebagai sasaran penelitian

tertentu.

Adapun yang menjadi populasi penelitian ini adalah KH Ihya

Ulumuddin pengasuh pondok pesantren Madarijul Ulum,


pengurus pondok pesantren, dan santri yang ada di pondok

pesantren Darul Falah Amtsilati.

b. Sampel

Sampel adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

yang diteliti yang dianggap mewakili terhadap seluruh populasi

dan di ambil dengan menggunakan teknik tertentu. Penulis

menggunakan non rondom sampling dimana tidak semua

subjek atau individu dari populasi mendapat kemungkinan

(probabilitas) yang sama untuk dijadikan anggota sampel.

Dalam hal ini Penulis menggunakan teknik purposive sampling

dalam memilih subyek-subyek sampelnya, diambil anggota-

anggota sampel sedemikian rupa sehingga sampel tersebut

benar-benar mencerminkan ciri-ciri dari populasi yang sudah

dikenal sebelumnya. Berdasarkan uraian di atas dalam

menentukan sampel maka adapun ciri-ciri sampel penelitian

adalah sebagai berikut:

1) Pendiri/pengasuh dalam hal ini 1 orang, yaitu KH Taufiqul

Hakim Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati jepara bangsri.

2) pengurus Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati jepara

bangsri, yang aktif 5 orang.

3) Santri Pondok Pesantren Darul Falah Amtsilati jepara

bangsri 3 orang santri


Berdasarkan uraian di atas, untuk data yang lebih akurat dalam

menentukan sampel, maka penulis mengambil sebagian sampel

santri yang memiliki kriteria menjadi tolak ukur menetukan dan

yang mengikuti peran ulama. Maka sampel dalam penelitian ini

adalah KH.Taufiqul Hakim dan Berdasarkan uraian di atas,

untuk data yang lebih akurat dalam menentukan sampel, maka

penulis mengambil sebagian sampel santri yang memiliki

kriteria menjadi tolak ukur menetukan dan yang mengikuti

peran ulama. Maka sampel dalam penelitian ini adalah KH.

Taufiqul Hakim pengurus pondok pesantren Darul Falah

Amtsilati bangsri jepara yang memenuhi kriteria adalah

berjumlah 5 pengurus dan KH Ihya Ulumuddin serta santri 3

orang, jadi keseluruhan sampel adalah 8 orang.

c. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpul data adalah suatu teknik yang dipakai untuk

mencari data-data yang dibutuhkan dalam membuat skripsi.

Dalam pengumpulan data ini penulis akan menggunakan

metode sebagai berikut :

1) Metode Observasi

Observasi adalah pengamatan langsung terhadap

fenomena-fenomena obyek yang diteliti secara

obyektif dan hasilnya akan dicatat secara sistematis

agar diperoleh gambaran yang lebih konkret tentang


kondisi dilapangan. Metode observasi adalah

metode pengumpulan data yang diperoleh dari

pengamatan, baik secara langsung maupun tidak

langsung terhadap gejala-gejala, subjek maupun

obyek yang diselidiki, baik dalam situasi khusus

yang diadakan. Observasi ini dibagi menjadi dua,

participant dan non participant. Non participant

observation yaitu dalam observasi ini dalam tingkah

laku peneliti dalam kegiatan-kegiatan yang

berkenan dengan kelompok yang diamati kurang

dituntut. Dalam penelitian ini penulis menggunakan

metode observasi non participant dimana penulis

tidak turut ambil bagian dalam kehidupan orang

yang observasi. Selanjutnya metode ini penulis

gunakan untuk menghimpun data antara lain :

kondisi lingkungan pondok pesantren, individu

santri, kegiatan KH Ihya Ulumuddin dan pengurus.

Adapun yang di observasi dalam penelitian ini

adalah peran KH Ihya Ulumuddin dan aktivitasnya.

2) Metode Wawancara (Interview)

Sebagai metode pokok lainya adalah metode

interview, yaitu untuk memperoleh data yang

menunjang terhadap data primer. Wawancara


merupakan metode penggalian data yang paling

banyak dilakukan, baik untuk tujuan praktis maupun

ilmiah, terutama untuk penelitian Dakwah yang

bersifat kualitatif. Wawancara juga dapat diartikan

percakapan lansung dan tatap muka (face to face)

dengan maksud tertentu.19 Hasil dari wawancara

bisa direkam dan dirangkum sendiri oleh pencari

informasi. Metode wawancara akan memperoleh

data yang lebih mendalam, karena mampu menggali

pemikiran atau pendapat secara detail.

Oleh karena itu, dalam pelaksanaan wawancara

diperlukan keterampilan dari seorang peneliti dalam

berkomunikasi dengan responden. Wawancara yang

penulis lakukan kepada:

a) KH.Taufiqul Hakim pengasuh pondok pesantren

Darul Falah Amtsilati

b) Pengurus yang ada di pondok pesantren Darul

Falah Amtsilati

c) Santri pondok pesantren Darul Falah Amtsilati

Jenis wawancara (interview) yang digunakan

penulis adalah metode interview bebas terpimpin.

Interview jenis ini merupakan kombinasi dari

interview tidak terpimpin dan interview terpimpin


Artinya penulis membawa kerangka pertanyaan

untuk disajikan kepada objek penelitian tersebut.

Penulis menggunakan metode wawancara

(interview) bebas terpimpin, dimana pelaksanaan

wawancara yang berpatokan pada daftar yang

disusun dan responden dapat memberikan

jawabanya secara bebas, selagi tidak menyimpang

dari pertanyaan yang sebelumnya. Interview jenis

ini kerap kali dipakai dalam penelitian-penelitian

Dakwah guna melakukan studi secara intensif

terhadap tingkah laku Dakwah dan sikap pribadi.

3) Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu teknik mencari data

mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah prasasti, notulen

rapat, agenda dan sebagainya. Metode ini penulis

gunakan sebagai pelengkap yang akan dilakukan

untuk menghimpun data tentang latar belakang

peran KH. Taufiqul Hakim dalam peranannya

perkembangan Bahasa arab.

4) Teknik Analisa Data

Setelah data terkumpul langkah selanjutnya adalah

menganalisa data, dalam menganalisa data


menggunakkan analisis kualitatif deskriptif, yaitu

bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau

status atau fenomena secara sistematik dan rasional.

Ada dua jenis analisis data yaitu analisis induktif

dan analisis deduktif :

a. Analisis Indukti

Analisis induktif yaitu cara menganalis terhadap

sesuatu objek ilmiah tertentu yang bertitik tolak

dari pengantar hal-hal atau kasus-kasus yang

sejenis kemudian menarik kesimpulan yang

bersifat umum. Jadi analisis induktif adalah cara

menganalisis data yang bersifat khusus

kemudian dicari kesimpulan secara umum.

b. Analisis Deduktif

Analisis deduktif adalah cara menggunakan

suatu objek ilmiah tertentu dengan jalan

menetapkan suatu ketentuan umum, berdasarkan

atas macam pengetahuan secara metode

pengumpulan data digunakan kemudian ditarik

kesimpulan secara khusus. Jadi Metode analisa

data dalam penelitan ini menggunakan analisis

kualitatif bersifat induktif, yaitu suatu analisis


berdasarkan data yang diperoleh, selanjutnya

dikembangkan pola hubungan tertentu.

Data yang telah diperoleh dari hasil observasi,

wawancara dan dokumentasi, serta literatur

diedit dengan tujuan untuk meneliti ketetapan,

kelengkapan, dan kebenaran data, kemudian

data tersebut disusun berdasarkan kategorisasi

yang sesuai dengan maslah dan kebutuhan

penelitian. Setelah data diolah dan diklasifikasi,

kemudian langkah selanjutnya penulis

mengambil sebuah kesimpulan menggunakkan

cara berfikir induktif yaitu dari rangkaian yang

bersifat khusus yang diambil individu kemudian

ditarik pada kesimpulan yang bersifat umum.

Dalam hal ini, kesimpulan yang diambil sesuai

dengan masalah yang berkaitan dengan

penelitian penulis tentang KH.Taufiqul Hakim

dan peranannya dalam perkembangan Bahasa

arab.

G. Sistematika pembahasan

H. Daftar kepustakaan

I. Rencana daftar isi

Anda mungkin juga menyukai