Anda di halaman 1dari 15

Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

URGENSI PENGUASAAN BAHASA ARAB DALAM STUDI ISLAM DI


INDONESIA
Satrio
STAIN Sultan Abdurrahman Kepulauan Riau
satrio@stainkepri.ac.id

ABSTRAK
Makalah ini hendak mengupas peranan penting bahasa Arab dalam studi Islam. Hal ini berangkat dari
kenyataan bahwa bahasa Arab memiliki fungsi sebagai bahasa agama, bahasa komunikasi, bahasa
peradaban dan bahasa ilmu pengetahuan. Pengaruh Islam dan bahasa Arab juga begitu terasa di
Nusantara, khususnya tanah Melayu dengan hadirnya aksara arab melayu. Dalam penelitian ini
ditemukan betapa pentingnya penguasaan bahasa Arab dalam studi Islam sebagai bagian dari
pengembangan keilmuan. Kenyataannya saat ini, istilah bahasa Inggris lebih dominan dalam
penggunaan istilah ilmiah dalam kajian studi Islam di Indonesia dibandingkan dengan bahasa Arab.
Maka para pengajar dan pelajar studi Islam wajib menguasai istilah-istilah yang khusus dari bahasa
Arab sebagai penguat sekaligus pembeda dari kajian-kajian ilmu umum. Adapun metode penguatan
istilah-istilah ilmiah bahasa ini bisa menggunakan metode pembiasaan, yakni bentuk pengulangan
yang dilakukan secara terprogram maupun spontan dalam penggunaan istilah-istilah ilmiah bahasa
Arab. Di sini penulis menawarkan tiga metode pembiasaan, yakni metode pembiasaan dalam proses
belajar, metode pebiasaan dalam penulisan naskah ilmiah dan atau buku ajar, serta metode
pembiasaan dalam kegiatan-kegiatan ilmiah. Dengan pembiasaan, maka fungsi bahasa Arab sebagai
bahasa ilmu pengetahuan akan mendapatkan posisi yang layak dalam studi Islam.

ABSTRACT: This paper aims to examine the important role of Arabic in Islamic studies. This departs
from the fact that Arabic has a function as the language of religion, the language of communication,
the language of civilization and the language of science. The influence of Islam and Arabic is also felt
in the archipelago, especially Malay land with the presence of Malay Arabic characters. In this study it
was found that the importance of mastering Arabic in Islamic studies as part of scientific development.
In fact today, the term English is more dominant in the use of scientific terms in the study of Islamic
studies in Indonesia compared to Arabic. So the instructors and students of Islamic studies must
master the specific terms of Arabic as reinforcement as well as differentiators from general science
studies. The method of strengthening scientific terms of this language can use habituation methods,
namely the form of repetition carried out programmed and spontaneous in the use of scientific terms
in Arabic. Here the author offers three methods of habituation, namely the method of habituation in
the learning process, the habitual method of writing scientific texts and or textbooks, and methods of
habituation in scientific activities. With habituation, the function of Arabic as a language of science will
get a decent position in Islamic studies.

Keyword: Bahasa Arab Ilmiah, Pebiasaan Bahasa, Studi Islam

Pendahuluan bahasa Arab. Dengan mendalami bahasa


Kehadiran Islam di Nusantara sangat Arab maka akan bisa menyelami ajaran
kuat pengaruhnya terhadap perkembangan agama Islam dengan baik sebab sumber
bahasa Arab. Lebih-lebih lagi, para ajaran agamanya berbahasa Arab, yakni Al-
pendakwah yang menyiarkan agama Islam di Quran dan Sunnah. Dua sumber itu hanya
Nusantara merupakan penutur bahasa Arab dapat dipahami bila kemampuan penguasaan
aktif, seperti dari Jazirah Arab dan bahasa pengkaji sangat baik. Apalagi, dalam
Hadramaut, yang datang berdagang sekaligus praktik ibadah, seperti salat dan berdoa,
menyebarkan agama. Misi dagang yang bahasa Arab menjadi bagian penting. Hal ini
disertai dengan misi dakwah ini, telah mendorong ada upaya masyarakat untuk
melahirkan sebuah tradisi berbahasa baru mengenal bahasa Arab lebih baik lagi dengan
yang dikenal di kalangan kaum terdidik, yakni tujuan bisa meresapi makna dari kandungan

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 163
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

doa-doa yang dipanjatkannya, termasuk banyak jumlah litelatur yang bisa dikaji oleh
hingga saat ini. ilmuan muslim sehingga sehingga
Hingga kini, bahasa Arab juga selalu perkembangan khazanah keilmuan Islam juga
mendapatkan tempat bagi para pengkaji tumbuh pesat.
ilmu-ilmu keislaman (islamic studies), baik di Demikian juga dalam sejarah Islam di
pesantren, madrasah, hingga perguruan tinggi Nusantara yang tumbuh pesat setelah banyak
agama Islam. Kehadiran lembaga pendidikan cendekia muslim menguasi bahasa dan
yang fokus pada kajian keislaman menuntut melakukan penerjamahan teks-teks Arab ke
penguasaan bahasa bagi pelajar-pelajarnya. Di melayu. Bahasa Arab sebagai bahasa agama
pesantren dikenal dengan pengajian kitab tidak kemudian mepengaruhi tradisi tulis di
kuning. Maksud dari kitab kuning sendiri tanah Melayu. Maka lahirkan aksara Arab
yakni kitab berbahasa Arab yang tidak Melayu, yakni bahasa Melayu yang tulisannya
disertai dengan harkat dalam membaca dan menggunakan aksara Arab. Di Jawa dikenal
sebagain besar dari kitab-kitab tersebut dengan Arab Pegon. Di melayu sendiri
dicetak menggunakan kertas warna kuning. dulunya disebut dengan tulisan Jawi.
Mampu membaca kitab kuning, seringkali Perkembangan bahasa Arab dengan aksara
dianggap sejalan dengan kemampuan dalam Arab untuk bahasa Melayu ini juga
berbicara atau komunikasi verbal berbahasa memberikan sumbangsih penting bagi
Arab. Padahal, pada kenyataanya banyak yang pertumbuhan kajian islam di semanjung
mampu membaca kitab kuning, tidak cukup melayu. Banyak naskah-naskah klasik melayu
baik dalam berbicara menggunakan bahasa berbahasa Arab Melayu atau Jawi hingga bisa
Arab. dilihat hingga saat ini.
Dari kenyataan itu, yang paling Perkembangan studi Islam saat ini
penting dari penguasaan bahasa Arab ialah juga berkembang pesat. Hal ini diiringi
bagi pengkaji studi Islam. Di kalangan dengan tumbuhnya perguruan tinggi Islam
pengkaji keilmuan Islam, setidaknya atau pun fakultas agama Islam di Indonesia.
diperlukan suatu penguasaan terhadap bahasa Namun penguasaan bahasa Arab tidak
Arab agar bisa terus mengembangkan sebanding dengan penguasaan bahasa asing
khazanah pengetahuan Islam. Sebagaimana lainnya, seperti bahasa Inggris, sehingga hal
dalam sejarah, pada khalifah Harun al-Rasyid ini berdampak pada kurang menyatunya
(786-809 M) dan al-Ma’munt (813-833 M) antara istilah khas keilmuan Islam dengan
berkuasa, penerjemahan beragam ilmu ke istilah dalam bahasa asing lain. Para pelajar
dalam Arab telah memberikan kontribusi dan mahasiswa di perguruan tinggi juga
yang besar terhadap perkembangan banyak tidak menguasai dasar-dasar dan
pengetahuan Islam. Karya-karya dari filosof istilah-istilah Arab dalam kajian Islam. Dari
Yunani, ilmuwan Persia dan India menjadi beberapa penelitian sebelumnya disebutkan,
sumber penting penerjemahan yang bahwa urgensi pengetahuan bahasa Arab ini
dilakukan oleh dua khalifah itu. Menurut juga semakin penting di tengah integrasi
Muhbib Abdul Wahab, yang mengutip dari keilmuan yang begitu gencar dan
Abduh al-Hilwu dan Bahzad Jabir, di antara berkembang pesat pada perguruan tinggi
buku yang diarabkan saat itu adalah al-Tasyrîh Islam. Menurut Alan Budi Kusuma, ada dua
(Pembedahan) karya Jalinus, al-Handasah sebab mengaja perlu telaah lebih lanjut
(Arsitektur) karya Plato, al-Majesti karya terhadap perkembangan bahasa di Indonesia
Ptolemios, dan al-Sama wa al-Alam karya khususnya, yakni karena bahasa Arab telah
Aristoteles.1 Karya terjemahan itu menambah memiliki ruang yang kondusif bagi
perkembangannya dan masyarakat Indonesia
1
Muhbib Abdul Wahab, “Peran Bahasa Arab
dalam Pengembangan Ilmu dan Peradaban Islam,” Kebahasaaraban 1, no. 1 (2014),
ARABIYAT: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan https://doi.org/10.15408/a.v1i1.1127.

164 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

telah cukup akrab dengan bahasa Arab.2 saling pengaruh antara perilaku bahasa
Namun, ia juga menilai bahwa terdapat dengan perilaku sosial. Psikolinguistik
kesenjangan antara teori dan praktek atau muncul seiring dengan upaya mempelajari
antara potensi dan aktualisasi, maka hubungan antara bahasa dengan perilaku dan
kesenjangan yang sama juga terjadi dalam akal budi manusia. Sementara neurolinguistik
posisi bahasa Arab di Indonesia. muncul seiring dengan upaya mempelajari
Berangkat dari itulah, maka penulis prakondisi neurologis (urat saraf) untuk
memandang penting untuk menelaah lebih perkembangan bahasa. Oleh karena linguistik
lanjut perihal urgensi pengetahuan dan mengkaji bahasa secara an sich, maka ia pun
penguasaan bahasa Arab di kalangan pengkaji bersifat umum bisa mendapatkan kajian dar.
studi Islam, baik di kalangan pengajar Dalam kaitan ini, ilmu linguistik sering
ataupun dosennya maupun di kalangan juga disebut dengan linguistik umum.
pejalar maupun mahasiswanya. Studi lebih Keumuman lingusitik ini dikemukakan oleh
menitikberatkan pada konseptual Verhaar, sebagaimana dikutip S Nasution,
perkembangan bahasa sebagai ilmu liguistik yaitu “linguistik tidak hanya menyelidiki satu
dan bahasa sebagai sarana ilmu pengetahuan. langue (bahasa) tertentu tanpa memperhatikan
Hal ini berkesesuaian dengan bahsaa Arab ciri-ciri bahasa lain.”4
sebagai bahasa bahasa internasional dan Harus diakui bahwa setiap bahasa
lebih-lebih lagi bahasa yang adaptif untuk memiliki nilai-nilai universal dan juga
pengkajian studi Islam. Dalam penelitian ini, karakteristik tersendiri. Keuniversalan yang
akan menggunakan pendekatan sejarah untuk terdapat di dalam semua bahasa inilah yang
mengetahui perkembangan bahasa Arab dan menjadi kajian linguistik. Sedangkan
urgensinya dalam penguatan studi Islam yang karakteristik tersendiri, merupakan bidang
telah berkembang di Indonesia khususnya. kajian tersendiri sebagai sosiolinguistik dan
psikolinguistik. Seiring dengan itu, setiap
Linguistik Fungsional Bahasa Arab linguis hendaknya menguasai satu atau lebih
Linguistik merupakan ilmu yang bahasa asing, dan yang lebih baik jika bahasa
mencoba mengkaji secara obyektif terhadap asing yang dikuasai itu adalah bahasa yang
bahasa. Hal ini diperlukan untuk tidak serumpun dengan bahasa kebangsaan-
menghilangkan prasangka sosial dan rasial nya. Karena itulah, perlu suatu penguatan
terhadap bahasa itu sendiri. Membedakan dalam setiap bahasa agar memiliki
linguistik sebagai sebuah disiplin ilmu karakteristik tersendiri.
pengetahuan dari beberapa disiplin ilmu lain Secara umum, linguistik juga memiliki
yang melihat bahasa dari sudut eksternal juga prinsip sebagai bentuk keuniversalannya.
merupakan suatu bentuk upaya obyektif. Menurut Dudung Hamdun ada delapan
Pengkajian bahasa secara eksternal, berarti prinsip dasar linguistik bila di lihat dari
bahasa diselidiki dalam hubungannya dengan berbagai sisinya.5 Prinsip meliputi sistem,
berbagai fenomena lainnya. Maka, tidak vocal, susunan lambang, unik, dan lain
heran apabila dalam perkembangannya, ilmu sebagainya. Berikut masing-masing prinsip
bahasa ini juga turut memiliki disiplin ilmu dasar tersebut, yakni (1) bahasa adalah suatu
baru, di antaranya sosiolinguistik, sistem karena memiliki suatu sistem pola-
psikolinguistik, dan neurolinguistik.3 pola yang kompleks dan suatu struktur dasar
Sosiolinguistik misalnya, muncul seiring dengan ketentuan tersendiri; (2) bahasa
dengan upaya mempela jari hubungan dan adalah vokal, yang berarti hanya ucapan dan
ujaran sajalah yang mengandung segala tanda
2 Alam Budi Kusuma, “Transformasi
Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia,” Al-Manar 5,
no. 1 (2016): 23. 4
Ibid.
3 Shkholid Nasution, Pengantar Linguistik Bahasa 5 Dudung Hamdun, “Psikologi Belajar
Arab (Malang: Lisanul Arabi, 2017). Bahasa,” Al-Arabiyah 1, no. 2 (2006).

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 165
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

utama sesuatu bahasa; (3) bahasa tersusun terhadap keseluruhan perkembangan ilmu
dari lambang-lambang arbitrer yang berarti pengetahuan manusia, berfungsi sebagai
bahwa hubungan antara lambang dan makna media dalam menumbuh kembangkan
juga bersifat arbitrer; (4) setiap bahasa peradaban, dan berfungsi sebagai alat
bersifat unik, mempunyai ciri-ciri khas pemersatu.8 Apabila diperhatikan, bahasa
sehingga tidak ada dua bahasa yang Arab sudah memenuhi sebagian besar dari
mempunyai perangkat pola-pola yang sama, fungsi-fungsi tersebut. Hal ini terbukti bahwa
bunyi-bunyi yang sama, kata-kata atau Arab saat ini juga menjadi bagian dari
sintaksis yang sama; (5) bahasa dibangun dari pengetahuan, khususnya di bidang studi
kebiasaan-kebiasaan, yang artinya bahwa Islam. Dari sisi fungsionalnya ini pula, maka
sangat bergantung pada tingkatan kebiasaan; bahasa bisa menjadi lahan kajian di kalangan
(6) bahasa berfungsi untuk komunikasi, baik peneliti dan akademisi.
berupa ucapan maupun tulisan; (7) bahasa Secara umum, kajian bahasa dapat
berhubungan dengan kebudayaan tempatnya dikelompokkan ke dalam dua perspektif,
berada; (8) bahasa itu bisa berubah, baik yang yaitu linguistik formal dan linguistik
mencakup kosa kata, bunyi-bunyi bahasa, fungsional. Linguistik formal memandang
bentuk kata, bentuk kalimat, dan Iain-lain. bahasa sebagai suatu struktur yang dapat
Prinsip dasar tersebut juga terdapat dianalisis ke dalam unit-unit bahasa yang
pada bahasa Arab. Dalam konteks lebih kecil. Sedangkan linguistik fungsional
perubahan, bahasa Arab juga bisa menerima memandang bahasa sebagai sistem tanda
bahasa serapan, khususnya yang tidak yang dapat dianalisis berdasarkan struktur
memiliki akar kata asli. Dalam konteks bahasa dan pemakaian bahasa. Pemakaian
bahasa Arab, ia tidak hanya produk bahasa berkait dengan mengapa dan
kebudayaan dan peradaban manusia, bagaimana bahasa digunakan. Dalam
melainkan juga sebagai bahasa agama bagi perspektif linguistik fungsional, bahasa
umat Islam. Hal inilah yang membuat bahasa adalah sistem arti dan sistem lain (yakni
Arab menjadi spesial di kalangan kaum sistem bentuk dan ekspresi) untuk
muslim. Secara fungsi, bahasa Arab juga tidak merealisasikan arti tersebut.9
hanya sekadar bahasa sebagai alat komunikasi Kajian ini berdasar pada dua konsep
antar orang per orang, melainkan juga yang membedakan LFS dengan aliran
komunikasi dengan Allah. Unsur-unsur linguistik lain, yaitu (a) bahasa merupakan
penting yang demikian itu memang dimiliki fenomena sosial yang wujud sebagai semiotik
bahasa Arab sehingga perkembangannya bisa sosial dan (b) bahasa merupakan teks yang
eksis sampai saat ini. berkonstrual (saling menentukan dan
Secara lebih spesifik, sebagaimana merujuk) dengan konteks sosial. Dalam ilmu
menurut Umam yang dikutip oleh S pengetahuan, transformasi ilmu
Nasution,6 fungsi-fungsi bahasa secara umum membutuhkan bahasa dalam interaksi. Sama
adalah alat komunikasi, alat berpikir, halnya dengan fungsional bahasa dalam
berfungsi dalam upaya meyakinkan orang lain konteks sosial, bahasa dalam konteks ilmu
atau mempengaruhi sekelompok tertentu; pengetahuan juga memiliki fungsional.
individu atau masyarakat, berfungsi sebagai Dalam konteks sosial, ada tiga pengertian
lambang agama,7 pendukung yang mutlak
8 Bahasa Indonesia, misalnya, bisa menjadi
6 Nasution, Pengantar Linguistik Bahasa Arab. h.8 salah satu alat pemersatu bangsa dengan kebinekaanya
7 Bahasa Ibrani, misalnya, menjadi lambang yang demikian kompleks. Bahkan dapat dikatakan
bagi agama Yahudi, bahasa Latin adalah lambang bagi bahwa perbedaan bahasa lebih potensial menimbulkan
agama Katolik, bahasa Inggris banyak dipakai Agama konflik dari pada perbedaan suku, ras, golongan,
Protestanisme, dan bahasa Arab adalah lambang bagi bahkan agama.
agama Islam, karena Alquran sebagai kitab suci umat 9 Amrin Saragih, Bahasa dalam Konteks Sosial

Islam diturunkan dengan berbahasa Arab. (Medan: FBS Unimed, 2002).

166 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

terintegrasi di dalam konsep fungsional ini. mana yang menggunakannya terlebih dahulu,
Pertama, fungsi bahasa berdasarkan tetapi perkembangan bahasa Arab yang
tersetruktur berdasarkan kebutuhan manusia. dipakai saat ini diketegorikan dua kelompok,
Kedua, bahasa sering kali memiliki yakni bahasa Arab Fusha dan Ammiyah. Dua
multifungsi dalam kehidupan manusia. istilah yang terakhir ini sangat menentukan
Ketiga, unit yang lebih kecil dari bahasa arah perkembangan bahasa Arab hingga saat
memiliki keterkaitan dengan atau menjadi ini, bahkan juga telah menjadi obyek
bagian dari unit yang lebih besar. Maka dari penelitian panjang di kalanga peneliti
itu, sebuah grup, preposisi, atau klausa linguistik. Saat ini, bahasa Arab merupakan
sisipan, berfungsi dalam klausa kompleks salah satu bahasa internasional sebagaimana
untuk membangun kompleksitas tersebut ditetapkan oleh PBB karena kurang lebih 20
dalam sebuah teks.10 Sedangkan bahasa yang negara. Bagian ini akan menyajikan perihal
berfungsi dalam ilmu pengetahuan juga perkembangan bahasa Arab dari negara
memerlukan suatu sistem yang baru. asalnya hingga sampai ke Tanah Melayu.
Kajian juga ini melihat bagai Bahasa Arab fusha adalah ragam
perkembangan fungsional bahasa Arab bahasa yang ditemukan di dalam Al-Quran,
sebagai bahasa ilmu pengetahuan dalam studi hadis Nabi dan warisan tradisi arab. Biasanya,
Islam di lembaga pendidikan islam, baik bahasa arab ini digunakan dalam hal-hal
berupa madrasah maupun perguruan tinggi. formal dan resmi serta penulisan prosa dan
Apalagi, saat ini perkembangan integrasi syair. Sedangkan bahasa amiyah adalah ragam
keilmuan telah begitu pesat sehingga setiap bahasa yang digunakan untuk urusan-urusan
kajian memiliki keterkaitan dengan pondasi biasa sehari-hari, lumrahnya digunakan dalam
yang kokoh. Misalnya, kajian hukum Islam percakapan dan karya-karya tidak resmi.
tidak lagi sebatas pengenalan halal dan Sebelum kedatangan Islam, masyarakat Arab
haram, melainkan mampu memotret mengenal stratafikasi kefasihan bahasa.
kebutuhan hukum Islam bagi kalangan Kabilah yang dianggap paling fasih di
muslim di Indonesia. Demikian juga dengan banding yang lain adalah Quraisy yang
perkembangan tarbiyah atau pendidikan dikenal sebagai surat al-Arab (pusatnya
Islam dengan tantangan dan problematika masyarakat Arab). Kefasihan bahasa Quraisy
yang terus berubah-ubah seiring dengan ini terutama ditunjang oleh tempat tinggal
perkembangan zaman. Dalam hal ini seperti mereka yang secara geografis berjauhan
inilah, bahasa Arab sebagai bagian ilmu dengan negara-negara bangsa non-Arab dari
pengetahuan perlu mendapatkan perhatian segala penjuru.12 Dalam perkembangannya,
penting agar tidak tercerabut dari asalnya, bahasa Arab Quraisy ini pulalah yang dipakai
yakni studi Islam. al-Quran dan juga menjadi standar Hadis.
Pelajaran tentang bahasa semakin
Perkembangan Bahasa Arab: Dari Timur mendapat tempat di kalangan pemeluk Islam
Tengah ke Tanah Melayu karena banyak penyesuaian dan upaya
Perkembangan awal bahasa Arab standarisasi bacaraan al-Quran dan Hadis.
bermula dari jazirah Arab. Para peneliti Pengembang bahasa Arab tidak hanya datang
mengidentifikasi bahasa Arab sebagai dari orang Arab, melainkan juga dari
turunan dari bahasa Semit.11 Terlepas suku masyarakat non-Arab. Seperti imam Sibawaih
(w. 130 H) yang menjadi tokoh penting
10 Bahagia Saragih, “Linguistik Fungsional: dalam peletakan rumusan gramatikal bahasa
Dimensi Dalam Bahasa,” BAHAS 27, no. 03 (2016): Arab dasar. Karangannya juga menjadi
7, https://doi.org/10.24114/bhs.v27i3.5672.
11 Lihat Latifah Salim, “Sejarah Pertumbuha

dan Perkembangan Bahasa Arab,” Diwan : Jurnal 12 Achmad Tohe, “Bahasa Arab Fusha dan
Bahasa dan Sastra Arab 3, no. 1 (20 Juli 2017): 77, Amiyah serta Problematikanya,” Bahasa dan Seni 33,
https://doi.org/10.24252/diwan.v3i1.2928. no. 2 (t.t.): 15.

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 167
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

rujukan penting di kalanga santri hingga saat Muslim dalam bentuk karya tulis, baik buku
ini. Pola yang digunakan oleh penerus ajaran maupun manuskrip, yang hingga kini masih
Sibawaihi juga telah berkembang pesat menjadi bahan kajian dan sumber inspirasi
hingga melahirkan banyak bidang dan cabang pemikiran Islam yang sangat berharga.
dalam ilmu nahwu. Dasar-dasar bahasa ini Menurub Muhbib, posisi bahasa Arab
juga menjadi perhatian di kalangan sebagai bahasa ilmu pengetahuan Islam,
masyarakat non-Arab seiring dengan semakin bahasa pendidikan, dan kebudayaan pada
berkembangannya ilmu pengetahuan al- masa keemasan Islam tersebut dipandang
Quran dan Hadis, dua sumber utama dalam penting sebagai “prestasi ganda”, yaitu
memahami Islam. prestasi Islam dan jaga bahasa Arab.14
Pada perkembangan selanjutnya, Dalam konteks ini, dapat ditegaskan
bahasa Arab fusha juga telah menjadi bagian bahwa bahasa Arab mempunyai posisi sangat
dari bahasa surat menyurat atau administrasi penting dan strategis dalam pengkajian dan
yang digunakan oleh kalangan penguasa pengembangan ilmu-ilmu keislaman, bahkan
muslim. Di masa khalifah Malik ibn Marwan, dalam pengembangan peradaban Islam.
bahasa Arab diposisikan sebagai bahasa Cendekia dan para pengembang bahasa Arab
negara (dawlah Umayyah), khususnya sebagai ini juga banyak datang dari luar Arab dan
bahasa resmi dan bahasa administrasi bahkan karya-karya mereka ditulis dalam
pemerintahan. Meskipun Arabisasi ini bahasa Arab, seperi al-Farabi (w.339 H), Ibn
memang agak bernuansa politis, dampaknya Sına (w. 428 H), Ibn Miskawaih (932-1030
cukup luas dan signifikan dalam pengenalan M), al-Ghazali (w. 1111 M). Hal ini telah
bahasa Arab. Akhirnya, bahasa Arab mampu menandakan bahwa waktu itu bahasa Arab
mengungguli pengaruh bahasa Persia, Qibtia, merupakan bahasa ilmu pengetahuan, yakni
dan bahasa Romawi sebagai bahasa bukan semata-mata bahasa komunikasi
administrasi.13 Secara perlahan, bahasa Arab harian antarpenuturnya, melainkan bahasa
mulai mengambil tempat sebagai bahasa ilmu pengetahuan yang mampu mewadahi
internasional ketika itu, penggunanya tidak dan mentransmisikan wacana pemikiran dan
hanya kalangan Arab, melainkan sudah karya-karya keilmuan.15
menyebar ke beberada daerah di jazirah Arab Sedangkan sejarah perkembangan
bahkan hingga Andalusia. bahasa Arab di Indonesia di mulai sejak
Pendirian Bait al-Hikmah oleh al- masyarakat Indonesia mulai memeluk Islam.
Makmun menjadikan bahasa Arab sebagai Mereka belajar bahasa Arab semata-mata
bahasa politik sekaligus sebagai bahasa sebagai alat untuk mempelajari dan
pendidikan, ilmu pengetahuan, dan memperdalam studi Islam. Penegasan yang
kebudayaan. Dengan kata lain, wacana penting dari sejarah ini ialah bahwa,
keilmuan dalam berbagai bidang (filsafat, kehadiran Islam tidak hanya membawa
teologi, tasawuf, bahasa, fiqh, kedokteran, agama melainkan juga membawa ilmu
kimia, optika, geografi, musik, matematika, penegtahuan. Agama sebagai norma dan
Aljabar, Aritmatika, dan sebagainya) doktrin yang harus dipatuhi oleh para
diekspresikan dan dikembangkan dengan pemeluknya pada satu sisi dan di sisi lain juga
menggunakan bahasa Arab, meskipun membawa ilmu pengetahuan agar supaya
pengembang dan perumusnya bukan orang umat muslim bisa bergama dengan nyaman.
Arab. Sejak masa itu juga, umat Islam Oleh sebab itu, pelajaran agama Islam di
mendapati bahasa Arab tampil sangat elegan, Indonesia erat kaitannya dengan pelajaran
fleksibel, dan bernilai sastra tinggi dalam bahasa Arab. Sebagaimana alasan pada
mentransmisikan berbagai karya intelektual bagian awal, bahwa sumber ajaran Islam

13 Wahab, “Peran Bahasa Arab dalam 14 Ibid.


Pengembangan Ilmu dan Peradaban Islam,” h.6 15 Ibid.

168 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

adalah al-Quran dan Sunnah yang semuanya surau sambil belajar al-Quran. Menurut
dalam bahasa Arab. Untuk bisa Kusuma, inilah yang dinamakan Pengajian
memahaminya, maka diperlukan kemampuan Quran. Setamat dari sini, beberapa murid
berbahasa Arab. meneruskan ke jenjang Pengajian Kitab pada
Pelajaran bahasa Arab di nusantara tuan Syekh di sebagian negeri (desa). Di
ini diajarkan oleh para guru dengan tingkat inilah bahasa Arab diajarkan dan
pendekatan ilmu agama, bukan sekadar ilmu menjadi dasar pengajaran ilmu-ilmu
bahasa. Lokasi yang menjadi tempat belajar keislaman lainnya. Akan tetapi, karena jumlah
bisa di surau, masjid, pondok pesantren, murid yang terus bertambah, sistem yang
maupun madrasah-madrasah. Tradisi itu berjalan ketika itu, para murid atau santri
berkembang dari Aceh hingga Gorontalo. tidak langsung belajar pada syeikh atau guru
Tidak hanya di Indonesia, melainkan juga di besar, melainkan pada guru-guru pembantu.
semenjung Malaysia, dan bahkan daerah yang Sedangkan yang belajar pada tuan Syeikh
dulunya di sebut Nusantara. Menariknya, hanyalah guru-guru tua, sebutan bagi guru-
kerajaan-kerajaan Islam justru telah guru bantu yang mengajar murid-murid. Bila
memfasilitasi adanya pelajaran agama (islamic pada tingkat pertama, murid diajar satu demi
studies) dengan memasukkan bahasa Arab satu, maka pada tingkat kedua murid diajar
sebagai kurikulum dasarnya. Di Aceh dengan sistem halaqah, duduk berlingkar
misalnya, terdapat delapan kerajaan Islam, menghadap guru. Menurut Kusuma, sistem
tetapi tingkatan institusi pendidikannya sama. ini berlangsung sampai tahun 1908 atau 1909,
Menurut Kusuma, ketika itu, di setiap desa saat madrasah-madrasah dengan sistem
memberikan program pendidikan dasar yang klasikal muncul, dipelopori oleh Syekh
disebut Meunasah dan setiap masjid Abdullah Ahmad yang pada tahun 1909
menyediakan pendidikan menengah yang mendirikan Madrasah Adabiyah.17
disebut Rangkang. Program pendidikan Hal demikian ini juga tidak jauh
lanjut, disebut dayang, terdapat di setiap berbeda dengan keberadaan di kerajaan Riau-
Naggroe atau wilayah uleebalang, dan Dayah Lingga-Johor-Pahang. Ketika itu pusat studi
Teungku Chik. Program diploma diberikan di Islam berada di pulau Penyengat dengan
pusat kerajaan. Program pendidikan tokoh centralnya Raja Ali Haji. Yang tidak
universitas diberikan di Jami’ah Baiturrahman kalah menarik dari perkembangan bahasa
di Banda Aceh, yang kemudian dialihkan ke Arab di Nusantara, khsusunya di tanah
dalam Masjid Raya Baiturrahman oleh Sultan Melayu ialah penggunaan huruf arab sebagai
Iskandar Muda, dan juga dipakai sebagai alat penulisan bahasa Melayu. Hingga saat ini,
pusat kegiatan pengetahuan. Kusuma bahasa melayu yang ditulisakan dengan huruf
menyimpulkan, kuat dugaan pelajaran bahasa Arab dikenal kenal Arab Pegon, huruf Jawi,
Arab telah diberikan pada tingkat dayang dan Arab Melayu. Arab Pegon biasanya
atau bahkan Rangkang.16 disebutkan dalam tradisi pesantren di Jawa
Contoh lain yakni pengajaran bahasa dan banyak berkembang atau dipengaruhi
arab di kerajaan Islam Minangkabau (1500 oleh para santri yang menimba ilmu ke
M/1650 M). Di sana, pada setiap negeri Mekah dan Madinah. Sedangkan istilah huruf
(desa) didirikan sebuah masjid untuk shalat Jawi saat ini banyak digunakan oleh
Jum’at, dan di setiap kampung didirikan masyarakat Semenajung Melayu seperti
surau sebagai tempat mengaji al-Quran dan Malaysia, Singapura, Brunei Darussalam dan
shalat lima waktu. Menurut tradisi yang Pattani. Sedangkan Arab Melayu dikenal di
berkembang, anak yang berusia tujuh tahun
harus dipisah dari ibunya dan bermalam di

16 Alam Budi Kusuma, “Transformasi


Pengajaran Bahasa Arab di Indonesia.” h. 6-7 17 Ibid.

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 169
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

kalangan masyarakat melayu di Riau dan mampu menggunakan bahasa Arab secara
Kepulauan Riau.18 aktif sebagai alat komunikasi untuk berbagai
Dalam perkembangannya, tulisan keperluan. Hal ini juga mendorong para ahli
Arab Melayu menjadi bahasa administasi bahasa arab di Indonesia terdorong untuk
resmi yang digunakan oleh kerajaan-kerajaan segera mengajarkan bahasa Arab sebagai
di Nusantara. Bahkan, beberapa sekolah juga tujuan menjadi alat sekaligus tujuan untuk
telah menerapkan kurikulum pelajaran Arab mencapai cita-cita melanjutkan pendidikan ke
Melayu. Misalnya, pada Kurikulum HIS, perguruan tinggi di Timur Tengah.
dalam Statuta 1914 No. 764, masih dipakai Pengertian bahasa Arab dengan metode dan
dalam mata pelajaran bahasa Melayu.19 untuk tujuan tersebut sudah mulai
Kehadiran bahasa Melayu di HIS ini memiliki dilaksanakan di beberapa madrasah, baik di
dua posisi ganda, yakni sebagai bahasa Sumatra seperti madrasah Thawalib, di Jawa
komunikasi dan administrasi yang berlaku seperti pondok Darussalam Gontor
bagi pribumi dan juga sebagai tulisan yang (Ponorogo).
masih banhyak digunakan oleh sebagai Perguruan tinggi ilmu keislaman yang
kerajaan-kerajaan ketika itu yang masih juga tumbuh pesat tidak lain adalah suatu
menggunakan arab melayu. Yang tidak kalah bentuk perkembangan pendidikan studi islam
menarik ialah banyak santri dan pengkaji yang modern. Status Sekolah Tinggi Agama
keilmuan Islam di sekolah-sekolah non Islam (STAI), Institus Agama Islam (IAI)
formal (baca: pesantren) yang juga menaruh dan juga Universitas Islam merupakan wadah
minat untuk melanjutkan pendidikan ke pengembangan studi islam yang perlu
Timur Tengah, khususnya Mekah dan memperhatikan pelajaran bahasa Arab
Madinah sebagai pusat kajian Islam kala itu. sebagai fondasi untuk mempelajari beragam
Sementara terkait perkembangan kajian dalam Islam. Dari gambaran di atas
pembelajaran bahasa Arab di nusantara, telah terlihat jelas betapa Islam dan bahasa
menjadi pelajaran ilmu alat yang paling Arab adalah bagian yang tidak terpisah
penting bagi yang hendak melanjutkan ke sehingga dirasah al-islamiyah atau studi Islam
beberapa perguruan tinggi di Timur Tengah. sehingga mampu mengentarkan kajian
Mereka belajar bahasa Arab bukan sekadar keislaman tumbuh dan berkembang pesat.
sebagai alat atau perangkat untuk mendalami Pengaruh Islam dan ilmu pengetahuan Islam
kitab-kitab, melainkan juga sebagai tujuan juga telah memberikan sumbangsih yang
supaya bisa melanjutkan pendidikan ke besar bagi peradaban Nusantara, khususnya
Timur Tengah. Ketika usai menimba ilmu, di tanah Melayu. Maka, sudah sewajarnya
banyak di antara mereka yang tergolong ahli apabila kemudian bahasa Arab menjadi
bahasa Arab dan mampu menggunakan elemen penting untuk setiap pengakaji dan
bahasa Arab secara aktif, baik menyimak pengajar studi Islam.
(mendengar), berbicara, dan menulis. Setelah
mereka pulang ke tanah air, mereka Bahasa Arab Sebagai Syarat Penguasaan
mengusahakan pembaharuan metode untuk Studi Islam
pengajaran bahasa Arab. Dengan metode Perkembangan studi Islam menuntut
tersebut, mereka berhasil menumbuhkan para pelajar dan juga pengejar bisa menguasai
bahasa Arab untuk dipelajari juga sebagai bahasa Arab karena sumber-sumber asli
tujuan, yakni untuk membentuk ahli-ahli ajaran Islam yakni al-Qur’an, hadits dan ilmu-
bahasa Arab dan menghasilkan alumni yang ilmu keislaman tertulis dalam bahasa Arab.
Apabila tidak menguasai bahasa Arab, maka
akan sulit untuk mengkaji Islam dari sumber
18 Dalam naskah ini, istilah yang digunakan aslinya yang berasal dari bahasa Arab. Harus
ialah Arab Melayu.
19 S Nasution, Sejarah Pendidikan Idonesia diakui bahwa fungsi bahasa Arab yang paling
(Jakarta: Bumi Aksara, 1995), h.114. utama adalah sebagai alat komunikasi, baik

170 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

antar individu sebagai masyarakat sebuah dalam pengkajian ilmu pengetahuan telah
negara maupun individu sebagai pemeluk terjadi sejak zaman dahulu, pengetahuan dan
agama Islam. Ketika seseorang memiliki ide, wawasan adalah tolok ukur kecerdasan
selanjutnya ia berpikir tentang ide tersebut, seseorang, baik sebagai individu maupun
dan muncul keinginan untuk menyampaiakn sebagai bagian dari masyarakat secara utuh.
ide dan hasil pikirannya tersebut kepada Misalnya, saat ini sedang banyak kajian
orang lain, maka saat kondisi itu manusia tentang ekonomi Islam dari berbagai
membutuhkan alat komunikasi, yaitu kalangan di tengah ketidakadilan dari sistem
bahasa.20 ekonomi kapitalis. Maka, kajian ekonomi
Menurut Asna Andriani, ada empat Islam juga mendapatkan tempat yang cukup
hal yang membuat bahasa Arab penting penting dalam studi Islam, khususnya di
untuk dikuasai, 21 yakni (1) sumber asli ajaran Indonesia dan Malaysia. Sistem praktik
Islam al-Quran dan Hadits ditulis dalam muamalah Islam yang menjamin hak-hak para
bahsa Arab, (2) kitab-kitab karya ulama- pihak supaya tidak ada yang dirugikan dan
ulama besar yang mempengaruhi alur supaya bebas dari praktik riba menjadi fokus
pemikiran umat Islam terutama di bidang kajian. Dengan kajian yang intens dan fokus,
tafsir, hadits, fqih, aqidah, tasawuf ditulis maka banyak kajian ekonomi Islam kini
dalam bahasa Arab, (3) kajian ilmu keislaman menjadi kajian yang banyak peminat.
akan semakin berbobot jika mengambil Demikian juga dengan kajian hukum Islam
rujukan dari bahasa Arab, (4) banyak sarjana yang terus tumbuh dan berkembang sesuai
dari perguruan tinggi agama Islam yang tidak dengan kebutuhan hukum di tengah
memiliki dasar pengetahuan bahasa Arab. perubahan sosial masyarakat, seperti
Pendapat yang sama juga disampaikan Ubaid masukkan hukum perkawinan Islam dalam
Ridho, yang menyatakan bahwa penting sistem hukum di Indonesia. Pengkajian ilmu
sekali untuk menguasai bahasa bagi setiap pengetahuan Islam ini tidak terlepas dari
pengkaji studi Islam.22 Apalagi realita saat ini kebutuhan terhadap bahasa Arab, baik dari
bahwa perguruan tinggi Islam juga telah karya klasik dan karya ilmiah modern yang
menjadi pilihan di kalangan masyarakat yang bahasa Arab dan atau justru mengenalkan
ingin mendapatkan ilmu pengetahuan umum istilah bahasa yang konsistem sebagai istilah
sekaligus ilmu agama. keilmuan dalam studi Islam. Dalam posisi
Dari dua alasan di atas, argumen yang inilah, perlunya para cendekia muslim untuk
paling penting yang terkait dengan studi tetap mempertahankan istilah-istilah
Islam yakni pengembangan ilmuan keilmuan menggunakan bahasa Arab. Oleh
pengetauan sebagai jawaban atas sebab itu pula, perlu memperdalam
perkembangan zaman. Aspek ilmu pengetahuan bahasa Arab.23
pengetahuan dan teknologi mengalami Sebagaimana telah disebutkan di
perkembangan seiring dengan perkembangan awal, tradisi mempelajari bahasa Arab di
zaman. Dinamisasi peristiwa demi peristiwa Indonesia juga sudah sejak lama. Saat ini,
bahasa Arab juga telah menjadi bagian dari
20 Imelda Wahyuni, “Bahasa Arab dalam kurikulum formal di sekolah-sekolah yang
Konteks Simbol Agama (Analisis Terhadap Tujuan berbasiskan agama, baik di pesantren, dayah,
Pembelajaran pada Perguruan Tinggi Islam),” Zawiyah ataupun yang serupa. Sedangkan di sekolah
3, no. 2 (2017): 15,
http://dx.doi.org/10.31332/zjpi.v3i2.720.
formal yang berbasiskan Islam, seperti
21 Asna Andriani, “Urgensi Pendidikan Bahasa Madrasah Ibtidaiyah, Madrasan Tsanawiyah,
Arab dalam Pendidikan Islam,” Ta’allum 3, no. 1 Madrasah Aliyah hingga perguruan tinggi,
(2015): 18,
https://doi.org/10.21274/taalum.2015.3.1.h.13.
22 Ubaid Ridlo, “Bahasa Arab dalam Pusaran 23
Wahyuni, “Bahasa Arab dalam Konteks
Arus Globalisasi: Antara Pesimisme dan Optimisme,” Simbol Agama (Analisis Terhadap Tujuan
Ihya’ al-Arabiyah 01, no. 02 (2015): h.213. Pembelajaran pada Perguruan Tinggi Islam),” h. 84

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 171
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

bahasa Arab menjadi bagian dari kurikulum Islam seperti di madrasah-madrasah (negeri
umum yang harus di pelajari mahasiswa. atau swasta), pondok pesantren, dan
Tujuan pembelajaran Bahasa Arab pada Perguruan Tinggi Agama Islam (negeri atau
madrasah adalah untuk mengembangkan swasta). Kedua, sebagai tujuan, yaitu
kemampuan dasar peserta didik dalam membentuk tenaga-tenaga ahli bahasa arab
kehidupan pribadi, masyarakat sekitar dan atau untuk menghasilkan alumni yang
masyarakat skala nasional dan internasional. mampu menggunakan bahasa Arab secara
Penentuan materi pembelajaran bahasa Arab aktif sebagai alat komunikasi untuk berbagai
seyogyanya selaras dengan kebutuhan dari keperluan. Ketiga, untuk mengembangkan
segmen kehidupan tersebut dan juga studi Islam agar semakin mampu
penegasahan pada istilah-istilah yang memberikan kontribusi pada perkembangan
berhubungan dengan ibadah. Apabila peradaban dunia sesuai dengan cita-cita
pembelajaran diisi dengan materi yang tatanan kehidupan bernilai Islami.
berlawanan arah dengan tujuan hidup atau Sebelumnya telah dibahas juga
realitas asas kebutuhan maka pembelajaran tentang bukti-bukti bahwa bahasa Arab
itu akan jauh dari konteks pembelajaran.24 menjadi salah satu faktor kejayaan Islam pada
Sedangkan kurikulum Perguruan masanya, pasalnya banyak buku berbahasa
Tinggi Keagamaan Islam (PTKI) pada Asing yang diterjemahkan dalam bahasa Arab
umumnya diselaraskan dengan kurikulum membantu para ilmuan untuk dapat menjadi
yang ada pada jenjang sekolah. Secara umum handal dalam bidang mereka masing-masing.
kebijakan pemerintah tentang bahasa Asing Adanya buku-buku berbahasa Arab
telah mewarnai segmen pendidikan di membantu para ilmuan dalam mengkaji
Indonesia, tujuan anasional pembelajaran disiplin ilmu seperti kedokteran,
bahasa Arab adalah untuk memotivasi perbintangan, sosial, politik dan ilmu-ilmu
kemampuan bahasa komunikatif peserta lainnya. Hal ini sejalan dengan pendapat
didik sehingga mereka mampu mewujudkan tentang salah satu fungsi bahasa yaitu,
tujuan tersebut dalam beberapa bentuk, yaitu educational use (bahasa digunakan sebagai
kemampuan berinteraksi dan komunikasi bahasa pengantar pembelajaran). Maka dari
antara native dan non native speaker; itu, perlu metode yang sesuai agar bisa
memahami kebudayaan bahasa dan bangsa menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa ilmu
lain; dan memahami literatur berbahasa untuk studi Islam.
Asing (Arab) tentang kajian kebangsaan dan
kebahasaan.25 Menurut Imelda, hal ini dapat Pembiasaan Bahasa Arab dalam Studi
dipahami sebagai bagian dari tujuan Islam
pembelajaran bahasa Arab pada seluruh Problem utama belajar bahasa asing
jenjang pendidikan di Indonesia.26 ialah terletak pada ketidakbiasaan dalam
Gambaran di atas mempertegas penggunaan sehari-hari. Sedangkan bahasa
bahwa fungsi pengajaran bahasa Arab di termasuk ilmu praktis yang perlu selalu
Indonesia dimaksudkan untuk mencapai tiga dilakukan secara berulang-ulang. Sama halnya
tujuan. Pertama, sebagai alat untuk ketika melihat anak-anak yang baru memulai
mempelajari dan memperdalam pengetahuan memerhatikan lingkungan sekitar dengan
mengafal nama-nama lalu mengucapkan,
24 Islami Suardi Wekke, Pembelajaran Bahasa maka belajar bahasa asing juga perlu
Arab di Madrasah (Yogyakarta: Deepublish, 2017), pengafalan dan praktik. Anak-anak yang telah
h.87. menambah kosa kata, biasanya akan
25 Fathul Mujib, Rekonstruksi Pendidikan Bahasa
mengulang kosa kata yang baru itu hingga ia
Arab (Bandung: Pedagogia, 2010), h 84-85. mendapatkan kosa kata pengganti lainnya.
26 Wahyuni, “Bahasa Arab dalam Konteks

Simbol Agama (Analisis Terhadap Tujuan


Maka dari itu, tidaklah berlebihan apabila
Pembelajaran pada Perguruan Tinggi Islam),” h. 86

172 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

problem utama penguatan studi Islam ialah atau keterampilan siap yang setiap saat siap
penguasaan bahasa Arab. untuk dipergunakan oleh yang bersangkutan.
Secara teoritis, pembiasaan dinilai Bahkan, Nabi Muhammad juga sering
efektif jika penerapannya dilakukan sejak melafalkan doa dengan doa yang sama
awal. Adapun pengertian pembiasaan sehingga beliau pun hafal. Para sahabat yang
merupakan metode dalam pendidikan berupa juga mendengar doa itu diucapkan berulang-
proses penanaman kebiasaan.27 Menurut ulang juga turut hafal.30 31 Maka, metode
Ahmad Tafsir, inti dari pembiasaan ialah pembiasaan berbahasa Arab atau minimal
pengulangan.28 Pembiasaan ini juga memiliki menggunakan istilah Arab dalam studi Islam
banyak tokoh dan perkembangan teorinya akan semakin menguatkan kajian studi Islam
masing-masing. Misalnya menurut teori itu sendiri.
pembiasaan operan oleh Skinner Problem yang dihadapi dalam
sebagaimana dikutip dari Syahid. Skinner pembelajaran dan pengkajian bahasa Arab di
membagi pembiasaan pemerolehan bahasa Indonesia juga komplek, satu di antaranya
dalam dua perilaku. Pertama adalah perilaku pilihan antara penggunaan bahasa fusha dan
jawaban (respondent behavior). Pada fase ammiyah. Sebagaimana telah diulas bagian
perilaku ini, reaksi timbul dengan sendirinya, awal, bahasa fusha memang cukup dominan
segera setelah stimulus muncul. Kedua dipelajari dan digunakan oleh kalangan
adalah perilaku operan (operant behavior). Pada pengkaji Islam di Nusantara. Sehingga yang
fase ini stimulusnya tidak dibangkitkan, akan berkembang saat inipun metode
tetapi timbul dari organisme itu sendiri. pembelajaran lebih dominan pada bahasa
Dalam hal ini Skinner mendasarkan teorinya Arab fusha. Maka, saat ini yang
pada prinsip bahwa jika suatu perbuatan berkembangkan ialah bahasa Arab modern.
mengakibatkan efek tertentu, kemungkinan Kemunculannya ini dapat meredam
bahwa jika perbuatan itu diulang akan pergolakan kebahasaan di kalangan bahasa
memberi efek yang lebih atau justru jika Arab sendiri. Tetapi pergolakan tetap berlaku
ditinggalkan yang akan meningkat. Istilah ini di kalangan muslimin dengan motif belajar
bisa disebut pengulangan positif jika bahasa Arab yang telah disebutkan di depan,
perbuatannya diulangi lebih sering, akan yakni sebagai ilmu alat dan sakaligus sebagai
tetapi jika perbuatannya tidak diulangi maka tujuan. Oleh karena itu, perlu menguasai dua
disebut penguatan negatif.29 bahasa Arab, klasik dan modern. Walhasil,
Ciri khas daripada metode tujuan pengajaran bahasa Arab memiliki dua
pembiasaan adalah kegiatan pengualangan arah: bahasa Arab sebagai tujuan (memahami
secara konsisten atas suatu hal yang sama kemahiran berbahasa) dan bahasa Arab
supaya asosiasi antara srimulus dengan sebagai alat untuk menguasai pengetahuan
respon menjadi sangat kuat. Atau dengan lain dengan menggunakan wahana bahasa
kata lain, tidak mudah dilupakan. Dengan Arab. Di samping itu, jenis bahasa yang
demikian, terbentuklah pengetahuan siap dipelajari meliputi dua bahasa: klasik dan
modern. Penggabungan ini, di satu sisi,
memiliki kelebihan, karena dapat
27 Hery Nore Aly, Ilmu Pendidikan Islam meberdayakan kompetensi peserta didik
(Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2013), h.184. secara komprehensif, namun di sisi lain,
28 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam

Perspektif Islam, 9 ed. (Bandung: PT Remaja melahirkan ketidakmenentuan, karena


Rosdakarya, 2010). keterbatasan sel-sel otak peserta didik untuk
29 Ahmad Habibi Syahid, “Bahasa Arab

Sebagai Bahasa Kedua (Kajian Teoritis Pemerolehan


Bahasa Arab pada Siswa Non-Native),” ARABIYAT : 30 Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam dalam Perspektif
Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Kebahasaaraban 2, no. Islam, h. 154.
1 (12 September 2015), 31 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan Islam. H.

https://doi.org/10.15408/a.v2i1.1797. 154

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 173
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

mengakomodasi keduanya secara mengaitkan pengalaman dengan fakta yang


bersamaan.32 Tuntutan materi yang serba selalu terkait antara keduanya. Sebagai
meliputi dan metodologi yang tentu saja contoh sederhana, dosen sering menemukan
bervariasi untuk sebagian kalangan mahsiswa telah memiliki banyak pengalaman
dipandang melahirkan kegamangan antara tentang kaidah-kaidah nahwu dan saraf,
keinginan untuk mempertahankan yang lama namun mereka tetap menghadapi kesulitan
dan menggunakan yang baru. ketika membaca kitab dan memahami
Terlepas dari problem tersebut, maksud atau makna setiap kalimat. Kaidah-
keperluan penguasaan bahasa Arab di kaidah nahwu yang telah dikuasai ataupun
perguruan tinggi bukanlah semata untuk dihafal dengan baik tidak dapat diaplikasikan
keperluan komunikasi, melainkan untuk dalam menentukan baris kitab dan yang lebih
penegasan tentang pentingnya bahasa Arab utama dalam memahami teks. Padahal nahwu
dalam studi Islam. Harus diakui bahwa ciri itu sendiri adalah aplikasi terhadap makna
khas dari studi islam itu ialah istilah-istilah dalam stuktur kalimat dan itu pula dasar
ilmiah yang diadobsi ke dalam bahasa Arab. diceteuskan ilmu nahwu oleh Abu al-Aswad
Misalnya dalam kajian ekonomi Islam al-Duwali.
berserta cabang keilmuannya, akad Model pembiasaan bahasa Arab
perwakilan dikenal dengan istilah wakalah, untuk penguasan pada fungsionalnya dapat
akad perwakilan dalam sistem penggajian dilakukan dalam beberapa metode. Pertama,
atau sistem payrol disebut wakalah bil ujrah. pembiasaan dalam kelas. Pembiasaan dalam
Maka hal demikian ini perlu di kuasai oleh kelas ini berlaku untuk pengajar dan juga
dosen dan mahasiswa di fakultas ekonomi mahasiswa. Para pengajar studi Islam atau di
dan bisnis Islam. Demikian juga istilah-istilah perguruan tinggi Islam perlu menggunakan
yang digunakan dalam ilmu pendidikan, maka istilah-istilah persamaan dalam bahasa Arab
harus sering pula dikenalkan dengan istilah- untuk setiap materi kuliah yang disampaikan.
istilah dalam bahasa Arabnya, seperti tabiyah Sebagaimana diketahui, penggunaan istilah
sendiri yang maknanya pengajaran. bahasa Inggris lebih umum digunakan
Pemanfaat pembiasaan bahasa Arab dari sisi daripada istilah bahasa Arab di perguruan
fungsionalnya inilah yang perlu terus tinggi Islam. Jikalau ditambah dengan istilah
dilakukan dikuatkan pada setiap perguruan bahasa Arab berarti telah membiasan
tinggi silam. mahasiswa mengenal istilah yang khas studi
Upaya penguasaan dan pembiasaan Islam dan juga mengetahui istilah yang
istilah keilmuan dalam bahasa Arab ini juga lumrah dalam bahasa Inggris sekaligus.
merupakan sebuah upaya integrasi keilmuan. Sedangkan pembiasaan dari mahasiswa juga
Padupadan yang dilakukan dari sisi bahasa ini merupakan hal yang sama, yakni perlu
sudah merupakan tuntutan zaman modern di mencarikan dan menggunakan persamaan
tengah kuatnya wacara integrasi keilmuan. istilah dalam bahasa Arab untuk setiap
Sebagaimana menurut Ali Madkur, makalah yang disampaikan. Pembiasaan ini
sebagaimana dikutip oleh Husen, dasar akan mempermudah dalam memahami studi
integrasi adalah pemikiran alamiah manusia islam dan sekaligus dalam studi ilmu-ilmu
cenderung untuk belajar sistimatik tematik umum. Di sinilah letak nilai integrasi
terhadap berbagai aspek yang mungkin keilmuan dari sisi bahasa dan hal ini pula
dipadu.33 Tujuannya adalah untuk yang menjadi nilai lebih pendidikan tinggi
Islam dibanding dengan perguruan tinggi
umum.
32 Nazri Syakur, Revolusi Metodologi Pembelajan
Bahasa Arab (Yogyakarta: BiPA, 2010).
33 Usman Husen, “Integrasi Bahasa Arab ke

dalam Ilmu-ilmu Keislaman pada Prodi Pendidikan no. 1 (2016): 18,


Agama Islam (PAI) FTK UIN Ar-Raniry,” Lisanuna 5, http://dx.doi.org/10.22373/l.v5i1.857.

174 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

Kedua, pembiasaan dalam penulisan ilmiah, setidaknya sudah bisa diterapkan dan
buku ajar, makalah ilmiah dan atau teks-teks dipraktikan dalam studi Islam. Studi Islam
kajian Islam lainnya. Dari sekian banyak buku yang tidak lagi menggunakan istilah-istilah
dirasah islamiyah atau studi islam yang bahasa Arab justru akan terasa janggal dan
diterbitkan dalam bahasa Indonesia juga tidak bernafaskan Islam, bahkan bisa
minim menggunakan istilah-istilah khusus dikatakan hanya adopsi saja dari istilah-istilah
dari bahasa Arab. Bahasa Inggris justru lebih ilmaiah yang sudah populer. Dengan
banyak digunakan dalam padanan kata atau pembiasaan dari sisi fungsional ini, istilah
istilah ilmiah yang dipakai. Untuk ilmiah dalam bahasa Arab bisa menjadi
membiasakan penggunakan istilah bahasa memberikan pembedaan kajian Islam dan
Arab dalam studi Islam, maka buku-buku ajar sumbangsih Islam terhadap perkembangan
dan teks-teks terkait juga harus lebih ilmu pengetahuan. Sebagaimana hasil
membiasakan penggunanaan istilah bahasa penelitian Miftah Wangsadanureja, dalam
Arab. Buku atau teks-teks pelajaran adalah konteks ini, dapat ditegaskan bahwa
jembatan ilmu pengetahuan yang paling bahasa arab mempunyai posisi sangat penting
penting dalam lintas generasi. Sehingga, dan strategis dalam pengkajian dan
apabila buku-buku kajian keislaman tetap pengembangan ilmu-ilmu keislaman,
mempertahankan istilah-istilah yang khusus pengembangan peradaban Islam.34
berbahasa Arab, maka akan tetap digunakan Setidaknya, dari kupasan di atas dapat
pada generasi-generasi berikutnya. Hal ini diketahui secara jelas perihal urgensi
sudah terbukti dengan karya-karya klasik penguasaan istilah-istilah bahasa Arab dalam
yang mengadopsi istilah-istilah dari bahasa studi Islam.
Latin dan Yunani. Misalnya saja kata
philosophy menjadi falsafah yang sekarang juga Penutup
diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi Penjelasan di atas telah menguraikan
filsafat. beberapa hal penting perihal urgensi
Ketiga, pembiasaan dalam forum- penguasaan bahasa Arab bagi setiap pelajar
forum ilmiah. Pembiasaan dalam forum ini dan juga pengajar di lingkungan pendidikan
memiliki tujuan sama yang dengan Islam. Harus diakui bahwa bahasa Arab
pembiasaan dalam kelas dan teks. Forum memiliki karakteristik fungsional khusus yang
ilmiah bisa menjadi sarana untuk terus tidak sama dengan bahasa pada umumnya.
mengenalkan istilah-istilah khas kajian Islam, Karakter khusus itu yakni terletak pada
mulai dari makalah yang disajikan hingga bahasa sebagai bagain dari agama dan bahasa
paparan materinya. Bentuk pembiasaan yang sebagai bagian dari ilmu pengetahuan.
sifatnya spontan ini mendukung pembiasaan Sedangkan karakter universal yang
yang sudah dilakukan pada tingkat kelas atau terkandung dalam bahasa Arab yakni alat
ruang pendidikan dan buku-buku referensi. komunikasi. Fungsi yang khusus juga telah
Dengan demikian, maka penguatan istilah- memberikan sumbangsih yang besar dalam
istilah dalam studi islam yang menggunakan sejarah peradaban Islam dan ilmu
bahasa Arab akan semakin mendapatkan pengetahuan. Pada masa kejayaan Islam,
tempat dan terus tersosialisasi dengan baik. bahasa Arab mampu menjadi bahasa resmi
Uraian di atas memepertegah tentang negara dan juga bahasa ilmiah ketika. Hal ini
pentingnya penguasaan bahasa Arab dalam
kajian studi Islam. Bahasa Arab yang dulu 34 Bandingkan dengan hasil penelitian Miftah
menjadi bahasa ilmiah pada masa kejayaan yang menelaah silabus mata kuliah dalam penguatan
Islam, perlu dihidupkan kembali supaya bahasa Arab untuk studi Islam. Miftah
mendapatkan tempat yang layak dalam kajian Wangsadanureja, “Peran Bahasa Arab dalam
Memahami Pendidikan Agama Islam dengan
ilmiah. Walaupun belum semua istilah bahasa Pendekatan Berfikir,” Jurnal Pendidikan Islam 8, no. 1
Arab belum bisa digunakan dalam bahasa (2017): 16.

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 175
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

terbukti dengan banyaknya karya-karya di guna mengetahui secara konfrehensip dari


luar bahasa Arab yang mampu diterjemahkan urgensi penguasaan istilah ilmiah dalam
dengan baik dalam bahasa Arab ketika era bahasa Arab.[]
Harun al-Rasyid hingga Al-Makmun.
Pengaruh bahasa Arab tidak hanya di
jazirah Arab dan Timur Tengah. Di DAFTAR PUSTAKA
Nusantara, aksara Arab menjadi alat untuk
menumpahkan kata-kata dalam bahasa Alam Budi Kusuma. “Transformasi
Melayu yang ketika itu menjadi lingua franca Pengajaran Bahasa Arab di
sekaligus bahasa administrasi beberapa Indonesia.” Al-Manar 5, no. 1 (2016):
kerajaan. Maka tidak heran bila ada aksara 23.
Arab tetapi lafaznya melayu. Inilah yang kini Aly, Hery Nore. Ilmu Pendidikan Islam.
dikenal dengan Arab pegon, tulisan Jawi dan Jakarta: Logos Wacana Ilmu, 2013.
juga Arab Melayu. Naskah-naskah klasik Andriani, Asna. “Urgensi Pendidikan Bahasa
kerajaan Riau-Lingga dan kerajaan melayu Arab dalam Pendidikan Islam.”
umumnya menggunakan akasara Arab Ta’allum 3, no. 1 (2015): 18.
dengan bahasa Melayu. Hal ini https://doi.org/10.21274/taalum.20
mengindikasikan bahwa bahasa Arab telah 15.3.1.39-56.
menjadi bagian penting dalam tamadun dan Saragih, Amrin. Bahasa dalam Konteks Sosial.
intelektualisme Melayu. Era kerajaan hingga Medan: FBS Unimed, 2002.
saat ini, mempelajari bahasa Arab juga adalah Hamdun, Dudung. “Psikologi Belajar
sebagai tujuan untuk bisa mengantarkan studi Bahasa.” Al-Arabiyah 1, no. 2 (2006).
ke Timur Tengah. Sedangkan kajian Islam Husen, Usman. “Integrasi Bahasa Arab ke
saat ini juga telah bertumbuh pesat seiring dalam Ilmu-ilmu Keislaman pada
dengan bertambahnya pendidikan keagamaan Prodi Pendidikan Agama Islam (PAI)
formal, mulai dari tingkat madrasah hingga FTK UIN Ar-Raniry.” Lisanuna 5,
perguruan tinggi. Hal ini telah menjadi bukti no. 1 (2016): 18.
perihal pentingnya penguasaan bahasa Arab http://dx.doi.org/10.22373/l.v5i1.85
dalam studi Islam. 7.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan Tafsir, Ahmad. Ilmu Pendidikan Islam dalam
betapa secara fungsionalnya, bahasa Arab Perspektif Islam. 9 ed. Bandung: PT
perlu dibiasakan oleh setiap pengajar, pelajar Remaja Rosdakarya, 2010.
maupun pengkaji studi Islam agar eksistensi Mujib, Fathul. Rekonstruksi Pendidikan Bahasa
istilah-istilah ilmiah bahasa Arab tidak hilang. Arab. Bandung: Pedagogia, 2010.
Untuk pembiasaannya, kesimpulan dalam Nasution, S. Sejarah Pendidikan Idonesia.
artikel ini telah disebutkan perlu metode Jakarta: Bumi Aksara, 1995.
pembiasaan ketika berada di dalam kelas atau Nasution, Shkholid. Pengantar Linguistik
saat proses belajar dan mengajar, metode Bahasa Arab. Malang: Lisanul Arabi,
pembiasaan dalam penulisan karya buku ajar 2017.
maupun teks-teks kajian studi Islam dan Ridlo, Ubaid. “Bahasa Arab dalam Pusaran
metode pembiasaan dalam forum-forum Arus Globalisasi: Antara Pesimisme
ilmiah. Pembiasaan atas fungsional bahasa dan Optimisme.” Ihya’ al-Arabiyah 01,
Arab ini diharapkan bisa menumbuhkan no. 02 (2015): 17.
istilah-istilah baru yang lebih representatif Salim, Latifah. “Sejarah Pertumbuha dan
terhadap perkembangan ilmu pengetahuan. Perkembangan Bahasa Arab.” Diwan :
Dari penelitian ini pula penulis mengakui Jurnal Bahasa dan Sastra Arab 3, no. 1
masih terdapat kelemahan dari sisi metode (20 Juli 2017): 77.
dan teori yang dikaji sehingga perlu dilakuan https://doi.org/10.24252/diwan.v3i1
penelitian dengan metodologi yang berbeda .2928.

176 Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018

http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada
Satrio Urgensi Penguasaan Bahasa Arab

Saragih, Bahagia. “Linguistik Fungsional: Peradaban Islam.” ARABIYAT:


Dimensi Dalam Bahasa.” BAHAS Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan
27, no. 03 (2016): 7. Kebahasaaraban 1, no. 1 (2014).
https://doi.org/10.24114/bhs.v27i3. https://doi.org/10.15408/a.v1i1.112
5672. 7.
Syahid, Ahmad Habibi. “Bahasa Arab Wahyuni, Imelda. “Bahasa Arab dalam
Sebagai Bahasa Kedua (Kajian Konteks Simbol Agama (Analisis
Teoritis Pemerolehan Bahasa Arab Terhadap Tujuan Pembelajaran pada
pada Siswa Non-Native).” Perguruan Tinggi Islam).” Zawiyah 3,
ARABIYAT : Jurnal Pendidikan no. 2 (2017): 15.
Bahasa Arab dan Kebahasaaraban 2, no. http://dx.doi.org/10.31332/zjpi.v3i2
1 (12 September 2015). .720.
https://doi.org/10.15408/a.v2i1.179 Wangsadanureja, Miftah. “Peran Bahasa
7. Arab dalam Memahami Pendidikan
Syakur, Nazri. Revolusi Metodologi Pembelajan Agama Islam dengan Pendekatan
Bahasa Arab. Yogyakarta: BiPA, 2010. Berfikir.” Jurnal Pendidikan Islam 8,
Tohe, Achmad. “Bahasa Arab Fusha dan no. 1 (2017): 16.
Amiyah serta Problematikanya.” Wekke, Islami Suardi. Pembelajaran Bahasa
Bahasa dan Seni 33, no. 2 (t.t.): 15. Arab di Madrasah. Yogyakarta:
Wahab, Muhbib Abdul. “Peran Bahasa Arab Deepublish, 2017.
dalam Pengembangan Ilmu dan

Perada: Jurnal Studi Islam Kawasan Melayu, Vol. 1, No. 2, Desember 2018 177
http://ejournal.stainkepri.ac.id/index.php/perada

Anda mungkin juga menyukai