Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Konteks penelitian kemajuan suatu negara tergantung pada tercapainya

pendidikan yang bermutu. Dalam dunia pendidikan Bahasa Arab merupakan

salah satu bidang ilmu bahasa yang ada dalam pendidikan dan penting untuk

dipelajari karena berfungsi dan berperan penting, terutama dalam menggali

ilmu agama, memahami Bahasa Arab sangat dibutuhkan untuk bisa menggali

ilmu agama yang lebih luas. Bahasa Arab juga disebut sebagai Bahasa dunia

Islam, karena agama Islam lahir di negara Arab, dan untuk mempelajari atau

menggali ilmu agama Islam diperlukan untuk menguasai Bahasa Arab karena

banyak para ilmuan, para ulama dan tokoh-tokoh besar agama Islam lahir

atau berasal dari negara Arab, maka dari itu penting untuk mempelajari

Bahasa Arab. Setiap negara mempunyai Bahasa nasional sendiri, masyarakat

Indonesia mengenal berbagai macam Bahasa ketika masik kanak-kanak

dikenal Bahasa ibu yaitu Bahasa daerah, setelah masuk sekolah menengah

diajarkan Bahasa asing pada sekolah-sekolah umum. Bahasa Arab

merupakan Bahasa Islam dan Bahasa Internasional, namun sebagian siswa

maupun mahasiswa yang belajar Bahasa Arab mengeluh bahwa, bahsa Arab

adalah Bahasa yang sulit , hal itu demikian menjadi tantangan bagi dunia

pendidikan Indonesia, khususnya sekolah-sekolah agama.


Bahasa Arab juga salah satu Bahasa asing yang belakangan ini banyak

ditekuni oleh masyarakat untuk dipelajari dan di telaah, baik yang

berorientasi pada pendekatan normatif dan spritualis dengan keyakinan

bahwa Bahasa Arab merupakan Bahasa agama karena Al-Quran diturunkan

dengan Bahasa Arab, maupun melalui pendekatan edukatif dan konsumtif,

yang beranggapan bahwa Bahasa Arab merupakan Bahasa yang patut di kaji

secara mendalam untuk mengeahui kajian histories dan keestetikaanya.

Bahasa pada prinsipnya di gunakan untuk membawa pesan yang akan

disampaikan kepada orang lain, kebutuhan pemakai bahasa Arab agar

mampu merujuk kepada objek dunia nyata misalnya, mampu menyebut

nama, keadaan, peristiwa dan ciri-ciri benda dengan kata-kata tersebut

kedalam kalimat-kalimat sehingga ia mampu menyusun proposisi yaitu

rangkaian kata-kata yang membentuk prediksi tentang benda, orang atau

peristiwa.

Mengingat pentingnyabelajar Bahasa Arab itulah yang membuat para

pakar Bahasa senantiasa berfikir untuk menentukan metode-metode

pembelajaran Bahasa yang variatif antara satu dengan yang lainya, walaupun

pada prinsipnya perbedaan pandangan antara satu dengan lainya, walaupun

pada hakikatnya perbedaan prinsip tersebut dapat disebabkan 3 hal antara

lain, perbedaan teori yang melandasinya, perbedaan pemberian deskripsi

Bahasa, perbedaan persepsi tentang bagaimana seseorang memperoleh

kemahiran Bahasa.1

1
Taufik, M.PD.I pembelajaran Bahasa Arab MI (Surabaya: UIN Sunan Ampel Press) h.2
Akan tetapi, jika diamati dengan seksama sejarah perkembangan

metode-metode mengajar Bahasa Arab sebagai Bahasa asing sejak zaman

Yunani kuno, hingga sekarang, yang kita kenal hanya ada dua aliran besar

dalam bidang ini, pertama adalah metode yang menggunakan penguasaan

Bahasa lisan di Indonesia misalnya, mula-mula kita kenal dengan nama yang

disebut dengan metode ramatika terjemahan ( tariqoh al-qowaid wa al

tarjamah ) atau yang popular disebut dengan tradisional, kemudian sejak

lima puluh tahun yang lalu diperkenalkan metode audio lingual. Kedua

metode tersebut tentu saja dikembangkan atas dasar prinsip-prinsip teoritis

tertentu. Metode gramatika dan tarjamah di dasarkan pada prinsip cognitive

kode. Learning theory mengutamakan penguasaan kaidah-kaidah tata Bahasa

dan pengetahuan tentang Bahasa , sedangkan metode audio lingual atas

dasar audio lingual habit learning theory , mengutamakan kemampuan

berbahasa khususnya kemampuan berbicara dengan melalui latihan-latihan

intensif (drill and patten practis).

Menurut Ibnu Khaldun, sesungguhnya pembelajaran itu merupakan

profesi yang membutuhkan pengetahuan, keterampilan, dan kecermatan

karena ia sama halnya dengan pelatihan kecakapan yang memerlukan kiat,

strategi dan ketelatenan, sehingga menjadi cakap dan professional.

Penerapan metode pembelajaran tidak akan berjalan dengan efektif dan

efesien sebagai media pengantar materi pembelajaran, apabila penerapanya

tidak didasari pengetahuan yang memadai tentang metode itu sendiri.

Dengan kata lain bahwa metode itu bisa saja akan menjadi penghambat
jalanya proses pembelajaran dan bukan menjadi bagian dari perangkat yang

menunjang pencapaian tujuan jika tidak tepat aplikasinya. 2

2
Ibid, h. 3

Anda mungkin juga menyukai