Anda di halaman 1dari 2

Nama : Dede Rahmat Sidik

NIM : 203113779937

Prodi : PGSD

PENGUATAN INTEGRITAS

 Secara teori guru memiliki tugas utama mendidik mengajar membimbing mengarahkan melatih
menilai dan mengevaluasi peserta didik namun bila dilihat dari bahasa Sansekerta kata guru
dimaknai sebagai orang yang senantiasa membawa Sinar terang ke dalam kegelapan semakin
gelap kondisi lingkungannya semakin bermakna kehadiran guru selama ini banyak yang
beranggapan bahwa pekerjaan utama guru hanya menyampaikan materi ajar di depan kelas
hingga peserta didik menguasai dan kemudian mengujinya melalui hafalan padahal setiap peserta
didik adalah manusia yang unik yang memiliki potensi yang berbeda satu dengan lainnya tugas
gurulah untuk memberi ruang yang lebih luas kepada peserta didik untuk terus berkarya dan
berkreasi menurut apa yang mereka Minati sehingga tumbuh sikap kreatif, sikap
disiplin, produktif, dan ulat. Ki Hajar Dewantara menyebut posisi guru adalah tuntunan di dalam
hidup tumbuhnya anak-anak guru harus bisa menuntun segala kodrat yang ada pada anak agar
mereka sebagai manusia dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya dengan peran yang begitu strategis profesi guru kerap kali di pandang
Mulia.

 Seagai penuntun seorang guru harus memiliki empat ciri dasar. yang pertama harus memiliki
integritas, yang kedua bisa dipercaya, yang ketiga memiliki pengetahuan, dan yang keempat
selalu menebar kebaikan.

 Integritas adalah perilaku konsisten dari apa yang dipikirkan yang diucapkan dan yang dilakukan
dengan patokan pada kebenaran menurut nilai moral dan nilai agama sederhananya integritas
berarti melakukan sesuatu yang benar walau tidak ada orang lain yang melihat kita misalnya pada
suatu pagi Ketika anda berkendara di jalan yang sepi dan anda mendapati lampu lalu lintas di
perempatan jalan menyala merah maka anda akan berhenti walaupun tidak ada petugas ataupun
orang lain yang melihat anda.

 Sebagai pembawa terang sudah sepatutnya guru menjadi contoh yang baik untuk peserta didik
termasuk dalam praktek perilaku berintegritas. sederhananya bila kita ingin mendidik murid bisa
menghargai waktu dengan tidak terlambat datang ke kelas atau ke sekolah maka guru pun
harusnya tidak boleh terlambat sampai kesekolah apapun alasannya dengan demikian guru yang
berintegritas akan berpotensi menghasilkan peserta didik yang juga berintegritas.

 Disadari atau tidak dunia pendidikan kita saat ini masih diwarnai oleh perilaku-perilaku yang
tidak berintegritas. contohnya melakukan markup nilai, melakukan
kongkalingkong, menyalahgunakan kebijakan zonasi, dalam mutasi guru, mutasi
siswa, sertifikasi, pelaksanaan ujian, termasuk ulangan harian, pengisian Nilai raport, dan
ketidakadilan dalam pelayanan kepada peserta didik. Selama ini banyak dari kita sebagai
pendidik lebih menyukai mengajar peserta didik yang penurut, yang tertib, duduk mendengarkan
dengan baik apa yang kita sampaikan, yang tidak banyak tingkah. tapi sebenarnya atas nama
belajar mereka berada dalam posisi yang terancam karena bila tidak belajar mereka tidak akan
lulus ujian yang paling buruk adalah mereka tidak bisa naik ke kelas. selanjutnya proses ini
mengingkari makna pendidikan dalam jangka panjang. akibatnya anak tidak mengetahui potensi
diri dan keunggulan mereka yang sesungguhnya maka ketika juara mereka merasa paling hebat
sehingga memandang rendah orang lain lama-kelamaan akan muncul sifat egois, sifat selalu
minta dihargai, mudah menilai negatif kepada orang lain, berat memberikan pujian, sulit meminta
maaf, rentan terhadap stres, mereka mudah putus asa, selalu takut gagal, sulit menerima
kenyataan, bahkan mudah menyalahkan orang lain atas kegagalan yang mereka alami. kondisi
seperti ini memudahkan mereka untuk terasuki paham-paham radikalisme, mudah melakukan
korupsi, terjerat narkoba, tidak peduli terhadap sesama, senang memilih jalan pintas, punya
mental menerabas, manipulatif, dan perilaku tidak berintegritas lainnya. bisa kita bayangkan apa
yang akan terjadi ketika mereka memasuki dunia kerja kelak, ketika mereka memegang
jabatan, ketika mereka kelak menjadi pemimpin, bahkan ketika mereka kelak menjadi guru.

Ditengah segala persoalan yang mendera moral bangsa perlu proses pendidikan yang
berbeda. dimulai dari cara pandang yang berbeda diperlukan upaya yang tidak biasa dengan cara
pandang yang juga tidak biasa.

Pada dasarnya penguatan integritas itu merupakan pendidikan sikap, pendidikan nilai, dan


pendidikan karakter. yang memiliki sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi prinsip pertama
mengubah pola pikir proses penguatan integritas tidak bisa dilakukan dengan pola pendidikan
yang selama ini kita lihat dan kita lakukan perlu sebuah terobosan, Inovasi, dan upaya yang tidak
biasa. prinsip yang kedua diri pribadi sebagai kunci penguatan integritas adalah upaya untuk
mengubah diri kita sendiri bukan mengubah orang lain. dengan menjadi pribadi yang
berintegritas orang lain akan meneladani dan menjadikan kita sebagai sumber inspirasi.  prinsip
yang ketiga yaitu capaian kompetensi yang sesuai dengan perkembangan anak. pendidikan untuk
anak harus sesuai dengan tahapan perkembangan anak. dimulai dari pengenalan, penguatan
kesadaran, pengalaman, dan penguatan berintegritas.lalu prinsip yang keempat bersifat mendasar
dalam kehidupan manusia pembelajaran penguatan integritas harus dilakukan dalam semua
aktivitas. prinsip yang kelima terkoneksi dengan keluarga dan masyarakat. Ki Hajar dewantara
menyebut tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan. yang pertama adalah alam
keluarga yang kedua alam perguruan atau sekolah, dan yang ketiga alam pergerakan pemuda.
yang ini meliputi teman bermain dan lingkungan masyarakat. prinsip yang keenam konsisten
dalam setiap aktivitas penguatan integritas hanya bisa dilakukan di bangun diperkuat dalam
suasana yang juga berintegritas sebagai pendidik, tidak bisa tidak kita harus bisa menjadi bagian
yang tidak terpisahkan dari proses pengkondisian lingkungan belajar peserta didik yang
berintegritas baik di kelas maupun di sekolah. Prinsip yang ketujuh, yang terakhir proses
pembuatan yang dilakukan terus-menerus perlu terus dijaga, oleh karena itu dibutuhkan indikator
keterlaksanaan proses untuk memastikan semua berjalan dengan lancar

 Sekolah adalah replika masyarakat Maka sekolah harus ditempatkan sebagai lokomotif yang
membawa perubahan bangsa ini. Mari kita bergerak aktif melakukan perubahan dengan cara yang
berbeda dimulai dari pembangunan jiwa, pembangunan budaya. yang diawali dari diri kita, kelas
kita, dan sekolah kita .

Anda mungkin juga menyukai