Anda di halaman 1dari 9

ORGANISASI KURIKULUM

BAHASA ARAB
RAHNANG

Penulis adalah Pengajar IAIN Pontianak, Fakultas Tarbiyah &


Ilmu Keguruan, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA)

ABSTRAK

In the learning process, the curriculum has a very important role, especially for teachers and
students. Therefore, to make it easier to implement the curriculum, especially in learning the
Arabic language, then it is divided into several systems.
In the Arabic language learning, the curriculum system division is then called curriculum
organization which consists of two systems i.e. Nazhariyatul Furu’ and Nazhariyatul
Wahdah. Curriculum organization is a framework or pattern of the lessons arranged based on
specific purposes of educational programs to achieve. In addition, the principle of curriculum
organization is that it is arranged to facilitate the process of learning for teachers and students
so as to achieve educational purposes effectively and optimally.

Keywords: Arabic Curriculum Organization, Nazhariyatul Furu’, Nazhariyatul Wahdah

_____________________________

Pendahuluan Arab.1 Selain bahasa Arab sebagai bahasa


Bahasa merupakan alat yang sangat komunikasi spiritual, bahasa Arab juga
penting bagi seseorang, apapun jabatan dan merupakan sumber informasi kajian
kedudukannya, dari rakyat kecil sampai ke keilmuan (bidang Hukum Islam dan
tingkat rakyat besar dalam strata socialnya. Tauhid) serta keilmuan lainnya. Jadi,
Fungsi bahasa sangat banyak, di antaranya apabila bahasa Arab dianggap sebagai
sebagai alat komunikasi, interaksi, sumber, pantaslah kiranya kurikulum
peyampaian dan penerimaan informasi, dan pembelajaran bahasa Arab mengarah
sebagai alat untuk proses pemahaman kepada empat kemahiran dasar dalam
sebuah kajian keilmuan. berbahasa, yakni ،‫ ﻣﻬﺎرة اﻟﻜﻼم‬،‫ﻣﻬﺎرة اﻹﺳﺘﻤﺎع‬
Bahasa Arab bagi masyarakat
Indonesia khususnya umat Islam ‫ ﻣﻬﺎرة اﻟﻘﺮأة‬dan ‫ ﻣﻬﺎرة اﻟﻜﺘﺎﺑﺔ‬.
merupakan bahasa asing. Meskipun Apabila ingin mengadakan
tergolong bahasa asing, bahasa ini menjadi pembaharuan dalam pendidikan, kita harus
begitu sangat penting. Alasannya adalah memperhatikan kurikulum yang sudah
bahasa Arab mempunyai keterkaitan erat dirumuskan. Kalau pendidikan
dengan kebutuhan peribadatan kepada diperbaharui, maka sudah barang tentu
Tuhan terutama menjalankan rukun Islam (otomatis) kurikulumnya pun harus
yang kedua, yakni shalat. Dalam shalat
bahasa yang digunakan adalah bahasa 1
Wajiz Anwar, Pengajaran Bahasa Arab di
Indonesia (Majalah al-Jamiah IAIN Sunan Kalijaga
Yogyakarta, No. 2, 1971), hlm. 48.
berubah. Kita tidak bisa mengadakan Bentuk Kedua, pembelajaran bahasa
pembaharuan tanpa perubahan pada Arab merupakan pengembangan kurikulum
kurikulum. Keberadaan kurikulum sebagai yang erat kaitannya dengan pelajaran
program pendidikan yang telah Agama Islam yang diberikan kepada para
direncanakan secara sistematis mengemban pemuda yang merasa haus pengetahuan
peranan yang sangat penting. agama Islam pada tingkat yang lebih tinggi
Begitu besarnya peranan kurikulum yakni dilaksanakan di pesantren-pesantren
terrhadap maju mundurnya pendidikan. yang dipimpin oleh kyai. Pada masa itu
Maka lembaga pendidikan khususnya guru pelajaran bahasa Arab seperti Nahwu,
bahasa Arab dituntut untuk segera Sharf, Balaghah, Insya', Mantiq, Arud, dan
melakukan inovasi-inovasi pengembangan sebagainya, ilmu-ilmu tersebut merupakan
kurikulum (kurikulum tidak boleh statis kunci utama dalam mengetahui ilmu
tetapi harus dinamis) seiring tuntutan dunia pengetahuan agama Islam. Adapun ilmu
global yang terus mengalami perubahan dan agama yang diajarkan adalah Fiqih, 'Aqaid,
perkembangan. Hadis, Tafsir. Adapun corak pengajaran
dan ilmu pengetahuan yang diberikan
SEJARAH PERKEMBANGAN kepada santri masih bersifat tradisional,
KURIKULUM BAHASA ARAB yakni semuanya masih sangat tergantung
DI INDONESIA pada kyai.
Bagaikan jiwa dan jasmani itulah Dalam proses pembelajarannya,
ungkapan yang tepat antara hubungan metode yang digunakan adalah metode
kurikulum dengan pembelajaran, keduanya sorogan (pada taraf rendah pelajaran
mempunyai hubungan yang sangat erat. diberikan secara perseorangan, caranya
Pembelajaran bahasa Arab akan mengalami santri maju kehadapan guru seorang demi
kegagalan minimal kurang berhasil tanpa seorang, ia membaca salah satu kalimat lalu
kurikulum yang memadai, begitu juga diterjemahkan).4 Santri menyimak dengan
sebaliknya. memberi tanda-tanda pada setiap kata atau
Agama Islam masuk di Indonesia kalimat yang diterangkan. Pekerjaan
khususnya di tanah Jawa sejak tahun 1406.2 tersebut dalam bahasa Jawa dikenal dengan
Dalam sejarahnya, terdapat dua bentuk ngesahi' artinya guru telah menganggap sah
proses pembelajaran bahasa Arab yang terhadap buku atau kitab yang telah
dilakukan untuk mempermudah penyebaran diajarkan kepada murid dan ia telah
agama Islam. Bentuk Pertama, menerimanya.5
pembelajaran dilakukan dalam bentuk Kedudukan guru pada masa itu
pengajian seperti yang tampak di surau- sangat tinggi, guru mempunyai hak untuk
surau atau masjid-masjid yang ada sekarang mengesahkan atau tidaknya sesuatu ilmu.
ini atau di rumah kyai-kyai di mana Sesuatu ilmu belum dianggap sempurna
diajarkan adalah bagian dari al-Quran. apabila belum digurukan. Dengan demikian
Bentuk pembelajaran bahasa Arab ini jika terdapat seseorang mengamalkan ilmu
merupakan bentuk tertua dan pertama kali.3 tanpa mendapat keterangan dari guru
dikhawatirkan pengamalannya tidak tepat
dan tidak sesuai dengan kaidah syar'i, sebab
kitab-kitab yang digunakan pada umumnya
2
H. Fakhruddin, Teknik Pengembangan Kurikulum berbahasa Arab yang memungkinkan akan
Pengajaran Bahasa Arab (Yogyakarta: Global
Pustaka Utama, 2006), hlm. 5. Lebih jelas lihat,
terjadinya misunderstanding.
Schrieke, B. J. O, Het Boek Van Bonang (Leiden:
Disertasi Rijksuniv, 1916), hlm. 30.
3 4
Fakhruddin, Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab, Ibid., hlm. 6.
5
hlm. 7. Ibid., hlm. 6.
Perkembangan selanjutnya dunia berlangsung menggunakan bahasa Arab,9
pesantren mengalami kemajuan, para kyai yakni guru memprioritas pada keterampilan
sudah mulai berfikir modern sehingga berbicara dengan menggunakan bahasa
berbagai kemajuan dapat dicapai. Arab langsung kepada santri. Pembelajaran
Sebelumnya, kurikulum bahasa Arab hanya demikian adalah bentuk yang ketiga seperti
berisi mengeja dan membaca al-Quran, yang dilakukan oleh beberapa pondok
kemudian berkembang dengan mengguna pesantren di antaranya pesantren Modern
media-media sederhana misalnya papan Gontor (Dar as-Salam) dan sekolah-sekolah
tulis, bangku, dan sebagainya. Taraf Madrasah Diniyah lainnya.10
kurikulum tersebut terus berkembang Selanjutnya muncul bentuk yang
hingga sekarang, terbukti dalam proses keempat sebagai pengembangan dari bentuk
pembelajarannya sudah menggunakan I, II dan III yang telah dipaparkan di atas.
media-media modern.6 Bentuk keempat tersebut ialah all function11
Jika dicermati secara seksama dapat dengan melihat dari segi fungsinya yang
dilihat tujuan dari kedua bentuk tidak hanya sekedar untuk mengetahui
pembelajaran bahasa Arab tersebut bahasa dan agama saja tetapi lebih dari itu,
bukanlah mengarah kepada belajar bahasa yakni berkomunikasi dengan dunia
Arab secara langsung. Tujuan pertama internasional dalam era globalisasi dalam
hanya mengarahkan kepada kemampuan seghala aspeknya. Bentuk ini pernah
membaca al-Quran sedangkan bentuk diperkenalkan oleh Abul Abbas al-
yang kedua bertujuan untuk memahami Mubarrad (pakar ilmu bahasa mazhab
ajaran ajaran Agama Islam.7 Oleh Bazrah, 826-898 M) dalam kitabnya al-
karenanya pengetahuan bahasa Arab santri Kamil.
dalam berbicara untuk mengungkapkan
ucapan dan mengemukakan maksud dengan ORAGANISASI KURIKULUM
berbahasa Arab sangat pasif.8 1. Pengertian
Berangkat dari problem yang dialami Organisasi kurikulum adalah
dalam berbahasa Arab. Banyak pemuda- struktur program yang berupa kerangka
pemuda Nusantara yang hijrah ke Timur program-program pengajaran yang akan
Tengah untuk belajar bahasa Arab secara disampaikan kepada siswa.12. Nasutian,
langsung. Dengan tujuan agar bisa memberikan pengertian bahwa organisasi
berbahasa Arab secara aktif sehingga ilmu
yang mereka miliki khususnya tentang
9
bahasa Arab menjadi lebih mendalam. Siswa diajak langsung berbicara dengan
menggunakan bahasa Arab dalam proses
Sekembalinya para pemuda tersebut pembelajaran bahasa disebut al-Thariqah al-
dari Timur Tengah ternyata membawa Mubasyirah. Cara yang dilakukan oleh para kyai
angin segar bagi pembelajaran bahasa Arab. muda tersebut membawa kesuksesasan besar dan ini
Di mana proses pembelajaran yang telah diakui oleh para pengajar bahasa Arab dari
berbagai kawasan dunia. Metode ini muncul sebagai
reaksi ketidakpuasan terhadap hasil belajar bahasa
6
Ibid., hlm. 5. Lebih jelas lihat, Abu Bakar. A, dari metode sebelumnya, yaitu metode tarjamah
Sejarah hidup K. H. A. Wahid Hasyim (Jakarta: yang dipandang memperlakukan bahasa sebagai
Panitia Peringatan Alm K. H. A. Wahid Hasyim, sesuatu yang mati. Lihat, Ibrahim Badri, Thuruqul
1957), hlm. 49. al-‘Ammah fi-Tadris al-Lughoh al-Ajnabiyah (Arab
7
Kadangkala santri hanya bisa membaca kitab-kitab Saudi: Li ad-Daurat at-Tarbiyah al-Mukatsafah,....),
yang telah diajarkan oleh kyainya dalam pondok hlm. 6.
10
pesantren. Fakhruddin, Kurikulum Pengajaran Bahasa Arab,
8
Problem ini (pasif dalam berbahasa Arab secara hlm. 14.
11
lisan) masih dirasakan oleh siswa hingga saat ini, Ibid., hlm. 14
12
terutama siswa yang hanya mendapati pembelajaran Ahmad dkk, Pengembangan Kurikulum (Bandung:
bahasa Arab (bukan dari pesantren bahasa). C.V. Putaka Setia, 1990),
kurikulum adalah pola atau bentuk bahan b. Kurikulum yang menggunakan
pelajaran yang disusun yang bertalian erat organisasi berpusat pada kegiatan.
dengan tujuan program pendidikan yang Bentuk kurikulum ini bahan diorganisasi
hendak dicapai.13 Sejalan dengan pendapat bersumber pada pengalaman atau
di atas, Muhammad Ali, menyatakan bahwa kegiatan. Tekanan kurikulum semacam
organisasi kurikulum merupakan suatu cara ini adalah pembentukan pribadi secara
menyusun bahan-bahan atau pengalaman utuh. Kurikulum ini termasuk organisasi
belajar yang ingin dicapai.14 kurikulum vertical. 16
Secara umum beberapa pendapat di Ada beberapa kriteria dalam
atas menyatakan bahwa organisasi merumuskan organisasi kurikulum yang
kurikulum bertujuan untuk efektif. Menurut Oemar Hamalik, yang
mempermudahkan siswa dalam belajar, perlu diperhatikan dalam penyusunan
karena dalam organisasi kurikulum organisasi kurikulum, yaitu: ruang lingkup
mencoba untuk mewujudkan apa yang (scope), urutan (sequance) dan penempatan
diketahui tentang teori, konsep, pandangan bahan (grade placement).17
tentang pendidikan, perkembangan siswa a. Ruang lingkup bahan (scope) adalah
dan kebutuhan masyarakat. keseluruhan materi pelajaran dan
Kurikulum organisasi mempunyai pengalaman yang akan diberikan dari
peran untuk menentukan apa yang akan suatu bidang studi atau dari sesuatu
dipelajari, kapan waktu yang tepat untuk pokok bahasan tertentu. Selain itu
mempelajarinya, keseimbangan bahan sesuatu pokok bahasan dan atau sub
pelajaran dan keseimbangan antara aspek- pokok bahasan juga mengandung ruang
aspek pendidikan yang akan disampaikan. lingkupnya tersendiri. Ruang lingkup
Setiap bentuk organisasi kurikulum bahan itu merupakan perincian dari pada
mewarnai jenis bahan, urutan serta metode pokok atau topic tersebut. Kejelasan
mempelajarinya. terdapat dua bentuk tentang perincian bahan tersebut dapat
organisasi kurikulum, yakni: kita peroleh dari dalam buku paket atau
a. Kurikulum yang menggunakan sumber pokok dari pelajaran yang telah
organisasi berpusat pada mata pelajaran. ditentukan.
Pada bentuk kurikulum ini bahan b. Urutan (sequance) adalah penyusunan
diorganisasi dengan mengambilnya dari bahan pelajaran menurut aturan tertentu
mata pelajaran yang menjadi isi secara berurutan, urutan bahannya
kurikulum. Kurikulum semacam ini disusun sedemikian rupa agar
biasanya lebih menekankan pada menunjukkan sistematika dan
pendidikan intelektual. Kurikulum ini memudahkan penyampaian maupun
termasuk organisasi kurikulum penangkapan oleh para siswa.
15
horizontal.
(integrated). Tercakup pula di sini adalah jenis-jenis
program yang dikembangkan di sekolah, yaitu
13
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, cet. VI (Jakarta: program pendidikan umum, akademis, keguruan,
PT. bumi Aksara, 2005), hlm. 176. keterampilan, dan lain-lain. Lihat, Ahmad,
14
Muhammad Ali, Pengembangan Kurikulum di Pengembangan Kurikulum, hlm. 105.
16
Sekolah, Cet. IV (Bandung: Sinar Baru Algesindo, Organisasi kurikulum vertical, yaitu struktur
2005), hlm. 108. berhubungan dengan pelaksanaan kurikulum di
15
Organisasi kurikulum horizontal, yaitu struktur sekolah. Misalnya apakah kurikulum dilaksanakan
yang berhubungan dengan masalah dengan system kelas, tanpa kelas atau gabungan
pengorganisasian kurikulum dalam bentuk keduanya, dengan system waktu atau caturwulan.
penyusunan bahan-bahan pengajaran yang akan Ali, Kurikulum di Sekolah, hlm. 108.
17
disampaikan. Bentuk-bentuk penyusunan mata Oemar Hamalik, Pengembangan Kurikulum
pelajaran tersebut itu dapat secara terpisah (Dasar-Dasar Perkembangannya) (Bandung:
(correlated), atau penyatuan seluruh mata pelajaran Mandar Maju, 1980), hlm. 103.
c. Penempatan bahan (grade placement) 2. Prinsip-Prinsip Organisasi Kurikulum
adalah penempatan beberapa bahan Kriteria yang dipergunakan untuk
pelajaran untuk kelas tertentu. memilih atau menilai isi kurikulum seperti
Penempatan bahan pelajaran tersebut yang telah penulis kemukan di atas
dihubungkan dengan ruang lingkup sesungguhnya dapat juga digunakan dalam
bahan dan diserasikan dengan urutan penyusunan organisasi kurikulum. Selain
bahan pelajaran. itu masih ada beberapa petunjuk atau
Sedangkan Tayler merumuskan prinsip yang dianjurkan dipergunakan
kriteria organisasi kurikulum yang efektif dalam dalam penyusunan organisasi
menjadi tiga, di antaranya adalah:18 kurikulum. Prinsip-prinsip ini
a. Berkesinambungan (continuity) dikembangkan dalam penyusunan
b. Berurutan (sequence) Kurikulum Sekolah Menengah di Amerika
c. Keterpaduan (integrated) Serikat, yang mungkin dalam beberapa hal
Ketiga kriteria menurut Tayler, dapat pula diterapkan di negara kita, yakni
merupakan petunjuk dalam membuat sebagai berikut:20
organisasi kurikulum. Hal ini tidak terikat a. Susun ruang lingkup dan urutan
pada suatu bentuk organisasi kurikulum kurikulum secara fleksibel.
apapun yang digunakan. Pada dasarnya b. Susunlah suatu bentuk pengalaman
semua organisasi kurikulum mempunyai pendidikan sambil memperhatikan
bahan yang akan dijadikan isi. pelayanan terhadap minat dan kebutuhan
Bila dihubungkan denga konsep yang khusus.
Taksonomi Bloom, unsur-unsur yang c. Menyelaraskan dengan cara belajar
diorganisaikan meliputi tiga hal, yaitu siswa.
konsep berhubungan dengan pengetahuan, d. Susunlah atas dasar tujuan yang telah
nilai-nilai berhubungan dengan sikap dan ditentukan dan susunlah evaluasi
keterampilan berhubungan dengan terhadap pertumbuhan dan
keterampilan.19 Jadi, bila akan dilakukan perkembangan para siswa sejalan dengan
organisasi dalam pelajaran Bahasa Arab, tujuan tersebut.
maka isi pelajarannya meliputi konsep e. Pertimbangkan individu para siswa dan
(pengetahuan), nilai-nilai yang perlu libatkan mereka dalam perencanaan
dimiliki oleh siswa, serta keterampilan- kurikulum dan kehgiatan belajar secara
keterampilan yang perlu dikembangkan. aktip.
Untuk memperoleh organisasi f. Kaitkan dengan bentuk pendidikan
kurikulum yang efektif perlulah secara menyeluruh guna menciptakan
diperhatikan, bahwa kriteria tersebut dapat suasana pelajar yang menyenangkan
diterapkan dalam mengorganisasi kegiatan baik di dalam sekolah maupun di dalam
mempelajari bahan-bahan tersebut. Oleh masyarakat.
Karena itu setiap pegembang kurikulum
sepatutnya dapat melihat berbagai 3. Organisasi Kurikulum Bahasa Arab
keunggulan maupun kelemahan yang Penyusunan kurikulum sangatlah
dimiliki oleh masing-masing bentuk tergantung pada asas organisatoris, yakni
organisasi, agar dapat dicarikan suatu cara bentuk penyajian bahan pelajaran atau
mengurangi kelemahan bila suatu bentuk organisasi kurikulum. Dalam studi tentang
tertentu terpilih. kurikulum dikenal beberapa bentuk
organisasi kurikulum. Bentuk tersebut
memiliki ciri-ciri tersendiri dan nampaknya
18
Lihat, Ali, Kurikulum di Sekolah, hlm. 109.
19 20
Ibid., hlm. 110-111. Hamalik, Pengembangan Kurikulum, hlm. 105.
mengalami proses pengembangan secara pelajaran yang satu dengan yang lainnya
berurutan sejalan dengan penemuan- menjadi terpisah-pisah.25
penemuan baru dalam ilmu kurikulum. Menurut Tyler dan Alexander bahwa
Menurut Busyairi, ada dua organisasi jenis organisasi kurikulum ini digunakan
kurikulum bahasa Arab, yaitu:21 dengan school subject, sejak beberapa
a. ‫ ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻔﺮوع‬yaitu organisasi kurikulum abad hingga saat ini masih banyak
dipergunakan diberbagai lembaga-
pengajaran bahasa Arab yang membagi-
lembaga pendidikan. Organisasi
bagi pelajaran bahasa Arab kedalam
kurikulum ini terdiri dari beberapa mata
berbagai cabang dan setiap cabang
pelajaran, yang tujuannya adalah siswa
mempunyai rencana pelajaran sendiri
harus menguasai bahan dari setiap mata
(syllabus), buku dan jam pelajaran
pelajaran yang telah ditentukan secara
sendiri. Masing masing pelajaran
logis, sistematis, dan mendalam.26
berjalan dengan batas-batasnya, terpisah
Dari beberapa pendapat di atas, dapat
satu sama lain.22
disimpulkan sementara bahwa organisasi
Dalam defenisi lainnya teradapat
kurikulum ini merupakan organisasi isi
persamaan antara ‫ ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻔﺮوع‬dengan pendidikan dalam bentuk mata pelajaran
Subject-mater curriculum. Subject-mater yang disajikan dan diberikan kepada
curriculum merupakan organisasi tertua siswa secara terpisah-pisah
dan banyak digunakan di banyak negara. Konsekuensinya, siswa harus semakin
Bentuk kurikulum ini tergolong dan banyak mengambil mata pelajaran.
dinilai sebagai bentuk tradisional. Pada organisasi kurikulum ini mata
Kurikulum ini diterapkan pada sekolah- pelajaran dapat menetapkan syarat-syarat
sekolah sampai munculnya kurikulum minimum yang harus dikuasai anak,
1968 dan kurikulum 1975. Sejak sehingga anak didik bisa naik kelas.
permulaan abad ke-20 terutama Amerika Biasanya mata pelajaran dan textbook
Serikat muncul beberapa jenis organisasi merupakan alat dan sumber utama
kurikulum yang baru sebagai reaksi pelajaran. Subject- curriculum terdiri
terhadap organisasi kurikulum tersebut.23 dari mata pelajaran (subject) yang
Subject-mater curriculum yaitu terpisah pisah, dan subject itu
organisasi kurikulum yang terdiri atas merupakan himpunan pengalaman dan
mata pelajaran-mata pelajaran yang pengetahuan yang diorganisasikan secara
terpisah-pisah yang satu dengan yang logis dan sistematis oleh oleh para ahli
lainnya.24 Senada dengan pendapat di kurikulum (experts).27
atas, pada bentuk ini bahan b. Kelebihan ‫ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻔﺮوع‬
dikelompokkan pada mata pelajaran
a) Organisasi kurikulum ini
yang sempit, di mana antara mata
sederhana dan mudah direncanakan.
b) Sistem ini memudahkan guru
untuk lebih menfokuskan pada satu
21
Busyairi Madjidi, Metodologi Pengajaran Bahasa
Arab (Penerapan Audio lingual Method dalam All
25
in One System) (Yogyakarta: Sumbangsih Offset, Syafruddin dan Basyiruddin Usman, Guru
1994), hlm. 7. Profesional dan Implementasi Kurikulum, cet. I
22
Muhammad Sholeh Samak, Fannu Tadris (Kairo: (Jakarta:Ciputat Pers, 2002), hlm. 44.
26
Darul Fikr al-Arab: 1998), hlm. 52. Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum Teori
23
Nana Sudjana, Pembinaan dan Pengebangan dan Praktik, cet. II (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media,
Kurikulum di Sekolah, cet. V (Bandung: Sinar Baru 2007), hlm. 142.
27
Algesindo, 2005), hlm. 51. Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,
24
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, hlm. 80. hlm. 142.
bidang pelajaran. Misalnya Correlated curriculum. Correlated
pembelajaran nahwu atau sharf saja. curriculum adalah bentuk kurikulum
c) Sistem ini merupakan alternatif yang disusun dengan tujuan supaya ada
bagi guru yang pasif berbahasa Arab hubungan antara mata pelajaran yang
ketika hendak mengajarkan tata satu dengan yang lain.30 Correlated
bahasa Arab. curriculum merupakan suatu bentuk
d) Guru dapat memperdalam kurikulum yang menunjukkan adanya
masalah-masalah yang harus suatu hubungan (korelasi) antara satu
dipelajari oleh siswa sesuai dengan mata pelajaran dengan mata pelajaran
bidang studi masing-masing, dan lain- yang lainnya, tetapi tetap memperhatikan
lainnya. karakteristik tiap bidang studi tersebut.31
Sedangkan pendapat lain yang senada
c. Kelemahan ‫ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻔﺮوع‬ menyatakan, correlated curriculum
mengandung makna bahwa sejumlah
a) Sistem ini tidak sama dan
mata pelajaran dihubungkan antara yang
seimbang. Kadang-kadang guru
satu dengan yang lain, sehingga ruang
hanya mementingkan tata bahasa saja
lingkup bahan yang tercakup semakin
dan kurang mementingkan
luas.32 Bentuk kurikulum ini adalah
keterampilan yang lain seperti
usaha untuk mengurangi kelemahan
membaca. Akibatnya siswa pintar
yang ada pada subject-mater curriculum.
ilmu nahwu tetapi tidak bisa
Sistem ini disebut juga dengan metode
membaca dan bercakap-cakap dalam
unit atau Unit Method. Unit artinya
bahasa Arab.
bagian-bagian yang memiliki kesatuan
b) Menurut teori ini bahasa itu
lengkap dan bulat (terpadu).33 System ini
dipecah-pecah, sehinga rusak inti sari
dalam bahasa Inggris disebut
bahasa dan keluar dari tabiaat
Ingtegrated System/All in One system.
aslinya.28
Terori kesatuan dalam pembelajaran
c) Kesempatan siswa untuk
bahasa ialah kita memandang kepada
menguasai empat keterampilan
bahasa sebagai satu kesatuan yang saling
bahasa menjadi berkurang.
berkaitaan dan berhubungan erat, dan
d) Terkadang terjadi tumpang
tidak memandangnya sebagai bagian-
tindih materi yang diajarkan oleh
bagian yang terpisah-pisah dan berbeda-
seorang guru dengan guru lainnya,
beda.34
dan lain-lainnya.
Usaha menintegrasikan bahan pelajaran
d. ‫ ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻮﺣﺪﻩ‬adalah sistem pengajaran dari berbagai materi pelajaran
bahasa yang memandang kepada bahasa menghasilkan kurikulum terpadu.
itu sendiri sebagai bahasa, bahwa bahasa Integrasi ini tercapai dengan
sebagai alat komunikasi antara manusia memusatkan pelajaran pada masalah
merupakan keutuhan dan kebulatan, kait tertentu yang memerlukan
mengait atau saling berhubungan, tidak
berbagi-bagi dan berbeda-beda.29 30
Nasution, Asas-Asas Kurikulum, hlm. 80.
31
Sedangkan teori wahdah memiliki Basyiruddin Usman, Guru Profesional dan
persamaan pandangan dengan Implementasi Kurikulum, hlm. 46.
32
Ibid., hlm. 46.
33
Tayar Yusuf dan Syaiful Anwar, Metodologi
28
Mahmud, Metodik, hlm. 28. Pengajaran Agama dan Bahasa Arab, Cet. II
29
Teori ini pernah diperkenalkan oleh Abul Abbas (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), hlm.
al-Mubarrad (pakar ilmu bahasa mazhab Bazrah, 172.
34
826-898 M) dalam kitabnya al-Kamil. Madjidi, Ahmad Fuad Efendy, Metodologi Pengajaran
Metodologi Pengajaran Bahasa Arab, hlm. 10. Bahasa Arab (Malang: Penerbit Miskat, hlm. 79.
pemecahannya dengan bahan dari segala umum. Teori ini terkesan sesuai dengan
macam matapelajaran yang diperlukan. realitas penggunaan bahasa yang
Bahan mata pelajaran menjadi memadukan berbagai unsur dan
instrumental dan fungsional untuk keterampilan berbahasa secara utuh baik
memecahkan masalah-masalah tersebut. penggunaan bahasa secara lisan atau
Dengan system ini batas-batas anatar tulisan.
matapelajaran dapat ditiadakan.
Bentuk kurikulum ini membuka e. Kelebihan ‫ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻮﺣﺪﻩ‬
kesempatan yang lebih besar untuk
a) Mempermudah guru untuk
mengadakan kerja kelompok,
mengarahkan siswa kepada empat
memanfaatkan masyarakat dan
keterampilan berbahasa.
lingkungan sebagai sumber belajar,
b) Prsoses pembelajaran lebih terfokus
memperhatikan perbedaan individual,
pada metode mubasyarah.
serta dapat melibatkan siswa dalam
c) Siswa lebih aktif dan fokus terhadap
perencanaan pelajaran. Selain
pelajaran bahasa Arab itu sendiri.
memperoleh sejumlah pengetahuan
d) Tata bahasa yang digunakan
secara fungsional, kurikulum ini
disesuaikan pada materi yang
mengutamakan proses belajarnya.
diajarkan.
Menurut teori ini dibuat suatu judul, atau
e) Mempermudah guru untuk
tema bacaan untuk menjadi pokok
melakukan evaluasi terhadap materi
bahasan atau pusat semua pelajaran, lalu
yang akan diujikan, dan lain-lainnya.
dari judul atau tema ini dibuat bacaan
pula (muthala’ah), percakapan, (hiwar),
tata bahasa (nahmu/sharf), mengarang f. Kelemahan ‫ﻧﻈﺮﻳﺔ اﻟﻮﺣﺪﻩ‬
terarah (insya’ muwajjah), dikte (imla’) a) Pengetahuan siswa dalam tata bahasa
dan latihan-latihan bahasa gramatikal (nahwu dan sharf) kurang mendalam.
dan kegiatan proses belajar mengajar b) Guru kesulitan untuk meramu semua
bahasa.35 pelajaran yang berkaitan dengan
Oleh karena itulah, teori ini menjadi bahasa menjadi satu kesatuan utuh
sangat dominan digunakan pada masa- dalam bahasa Arab.
masa awal pengajaran bahasa dan c) Bentuk ini membuat guru yang pasif
penyusunan buku-buku tentang bahasa. berbicara bahasa Arab kesulitan
Kitab al-Kamil karya al-Mubarrad dalam mengajarkannya.
termasuk buku yang dinilai sebagai buku d) Alokasi waktu pembelajaran bahasa
percontohan yang dalam penyususnan Arab kurang maksimal, dan lain-
menggunakan teori atau cara ini. Dalam lainnya.
buku ini ditampilkan teks (nash), Walaupun terdapat perbedaan
kemudian dianalisis dari aspek pada kedua system ini, tetapi masih
kebahasaannya, struktur nahwu dan dapat dilakukan kolaborasi bahkan
sharfnya, serta aspek-aspek lainnya. dapat diambil unsur-unsur
Teori kesatuan ini tidak mengenal keistimewaan masing-masing,
adanya pengkhususan jam pelajaran bilamana system ini tidak dipegang
tertentu untuk masing-masing jenis mata secara ekstrem.
pelajaran bahasa, yang ada hanya jam Sistem Furu’iyyah agar tidak
pelajaran untuk bahasa Arab secara memandang masing-masing cabang
berdiri sendiri, lepas dari cabang
35
Ibid, lihat Madjidi, Metodologi Pengajaran lainnya dan agar memandang
Bahasa, hlm. 10. Lihat pula Junus, Methodik khusus pemecahan ke dalam cabang-cabang itu
Bahasa, hlm. 26.
sebagai masalah teknis operasional Idi, Abdullah, Pengembangan Kurikulum
untuk memudahkan jalan pengajaran Teori dan Praktik, Jogjakarta: Ar-
saja. Sedangkan system wahdah tetap Ruzz Media, 2007.
memperhatikan tujuan instruksional
khusus tiap cabang itu, tiap-tiap cabang Madjidi, Busyairi, Metodologi Pengajaran
itu sebenarnya saling berkaitan, bantu- Bahasa Arab (Penerapan Audio
membantu dengan cabang lainnya lingual Method dalam All in One
untuk mencapai tujuan pokok dari System), Yogyakarta: Sumbangsih
bahasa, yakni sarana komunikasi antar Offset, 1994.
sesama.
Muhammad Rohman, Kurikulum
PENUTUP Berkarakter, Jakarta: Prestasi Pustakaraya,
Organisasi kurikulum adalah salah 2012
satu cara untuk menyusun bahan atau Nasution, Asas-Asas Kurikulum, Jakarta:
pengalaman belajar yang ingin dicapai. PT. bumi Aksara, 2005.
Setiap organisasi kurikulum mempunyai
kelebihan dan kelemahan. Untuk itu perlu Samak, Muhammad Sholeh Fannu Tadris,
dipilih organisasi kurikulum yang efektif Kairo: Darul Fikr al-Arab: 1998.
dengan kriteria berkesinambungan,
berurutan dan terpadu.36 Sudjana, Nana, Pembinaan dan
Demikianlah paparan singkat Pengebangan Kurikulum di
organisasi kurikulum bahasa Arab. Semoga Sekolah, Bandung: Sinar Baru
tulisan ini dapat menambah pengetahuan Algesindo, 2005.
bagi kita semua. Saran dan masukkan
sangat diharapkan untuk perbaikan. Tayar Tusuf dan Saiful Anwar, Metodologi
Wallahu ‘alam. Pengajaran Agama Dan Bahasa
Arab, Cet. Ke II, Jakarta: PT.
DAFTAR PUSTAKA Grafindo Persada, 1997.

Ali, Muhammad, Pengembangan Usman, Basyiruddin dan Syafruddin Guru


Kurikulum di Sekolah, Bandung: Profesional dan Implementasi
Sinar Baru Algesindo, 2005. Kurikulum, Jakarta: Ciputat Pers,
2002
dkk, Ahmad, Pengembangan Kurikulum,
Bandung: C.V. Putaka Setia, 1990.

Efendy, Ahmad Fuad, Metodologi


Pengajaran Bahasa Arab, Malang:
Penerbit: Mistkat, 2005.

Hamalik, Oemar, Pengembangan


Kurikulum (Dasar-Dasar
Perkembangannya), Bandung:
Mandar Maju, 1980.

36
Idi, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik,
hlm. 111.

Anda mungkin juga menyukai