Anda di halaman 1dari 10

AD-DHUHA 1 (1) (2020)

AD-DHUHA : Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Https:// online-journal.unja.ac.id/Ad-Dhuha

Manajemen Pembelajaran Bahasa Arab Dalam Meningkatkan


Kemampuan Berbahasa Santri
Pondok Pesantren Al-Muhsinin Koto Petai, Kerinci

Abdul Muid, Fadhlan M.


Prodi Pendidikan Bahasa Arab Universitas Jambi
Jl. Muara Bulian No.Km. 15, Mendalo Darat, Kec. Jambi Luar Kota
Email: Abdulmuid02@unja.ac.id

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel:
Diterima Februari 2020 Tulisan ini mengulas tentang persoalan krisis lingkungan
Disetujui Maret 2020 yang sedang dihadapi oleh bangsa- Pondok Pesantren al-Muhsinin
Dipublikasikan April 2020 merupakan salah satu lembaga pendidikan di bawah pengawasan
kementerian agama. Selain menerapkan pembelajaran bahasa
Arab yang telah ditetapkan oleh pemerintah, pondok pesantren ini
juga memiliki kurikulum dan metodenya sendiri dalam
meningkatkan kemampuan santrinya pada bidang kebahasaan.
Berbagai mata pelajaran yang menunjang upaya peningkatan
tersebut di antaranya ialah, ilmu nahwu, ilmu sharaf, ilmu
tasawwuf dan lain sebagainya. Selain itu, di pondok ini juga
terdapat beberapa kegiatan yang juga berperan dalam
meningkatkan kempuan kebahasaan tersebut, seperti adanya
Muhadatsah Shabahiyah setalah sholat subuh, latihan pidato
berbahasa Arab, dan berbagai ekstrakurikuler lainnya. Tujuan dari
penulisan artikel ini adalah untuk menjelaskan tentang manajemen
program pembelajaran bahasa Arab di pondok pesantren Al-
muhsinin dalam meningkatkan kemampuan santrinya khususnya
pada bidang kebahasaan. Yang mana pondok ini merupakan satu-
satunya pondok pesantren yang mempelajari kitab-kitab turots
(kitab kuning) dari beberapa pondok pesantren yang ada di
Kerinci. Selain itu pada artikel ini penulis juga ingin
mendeskripsikan empat fungsi manjemen dalam program bahasa
Arab di pondok pesantren tersebut yang meliputi: 1) Perencanaan,
2) Pengorganisasian, 3) Penggerakan 4) Pengendalian dan
Evaluasi. Metode penelitian yang digunakan dalam artikel ini
adalah metode kualitatif deskriptif, yang mana peneliti
memperoleh data dari hasil observasi dan wawancara pada
pimpinan pondok, dan waka kurikulum di pondok pesantren
tersebut. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi neraca
perbandingan baik untuk pondok itu sendiri maupun untuk
lembaga pendidikan lainnya.
Keyword : Manajemen Pembelajaran Bahasa Arab,
Kemampuan Berbahasa Santri.
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

dalam tata kehidupan. Oleh karena itu,


Pendahuluan pesantren sebagai suatu lembaga pendidikan
tidak hanya menjadi wadah untuk
Sebagai suatu lembaga terwujudnya suatu proses transfer ilmu, akan
pendidikan Islam, pondok pesantren tetapi juga ikut berkontribusi dalam
memiliki peran penting dalam mewujudkan kehidupan bangsa yang cerdas.
pengembangan bahasa Arab di Indonesia. Rasulullah SAW. telah memberi contoh
Yang mana kemampuan santri di dalamnya konsep manajemen melalui sifat-sifat
merupakan tanggung jawab pondok tersebut. kepemimpinannya sebagai berikut: Shidiq
Dalam hal ini manajemen sangat di (jujur) Amanah (terpercaya), Fathanah
butuhkan didalam meninkatkan kualitas (cerdas), dan Tabligh (transparan). Melalui
berbahasa arab di pondokBahasa Arab sifat-sifat ini, Rasul memanaj
sendiri di Indonesia mendapat perhatian kepemimpinannya hingga Islam dapat
yang cukup besar. Hal itu dikarenakan diterima oleh masyarakat luas pada saat itu.
mayoritas penduduk Indonesia beragama Begitu juga dalam manajemen pebelajaran
Islam. Satu hal yang tidak dapat dipungkiri bahasa Arab, dibutuhkan suatu program di
lagi bahwasanya bahasa Arab di Indonesia dalamnya agar proses pembelajaran dapat
sudah tidak asing lagi. Baik di sekolah dilakukan dengan lebih mudah dan dapat
maupun di perguruan tinggi Islam, bahasa mencapai tujuan pembelajaran yang
arab diajarkan setiap minggunya. Bahasa diinginkan.
arab juga diajarkan setiap waktu di tempat- Berdasarkan pernyataan di atas,
tempat pembelajaran, seperti Masjid, maka manajemen program pembelajaran
madrasah dan lain sebagainya. bahasa Arab di suatu lembaga pendidikan
Selain itu bahasa Arab sangat menjadi satu hal yang sangat penting untuk
berpengaruh dalam menunjang keilmuan dikaji. Karena hal tersebut sangat
agama islam di pesantren. Karena, sejatinya berpengaruh pada kemampuan peserta didik
pesantren memiliki misi untuk menjadikan dalam meningkatkan kemampuan
santrinya seorang ulama, yang mana untuk kebahasaan mereka. Hal ini juga
menjadi seorang ulama maka setidaknya memudahkan mereka
harus mengerti dan memahami bahasa Arab dalam mempelajari agama Islam, karena
dengan baik dan benar. banyaknya buku-buku keagamaan yang
Peranan manajemen sangatlah berbahasa Arab.
dibutuhkan dalam suatu lembaga Pondok pesantren al-Muhsinin yang
pendidikan, begitu juga pondok pesantren berada di kabupaten Kerinci, sangat
yang dituntut untuk memiliki suatu mengedepankan bahasa Arab sebagai bahasa
manajemen dalam pengajaran bahasa Arab. pertama dalam mempelajari berbagai mata
Karena realitanya banyak sekali ditemukan pelajaran keagamaan Islam. Hal ini
problematika pembelajaran bahasa Arab didukung dengan adanya manajamen
yang dihadapi oleh santri atau siswa di program pembelajaran bahasa Arab yang
pesantren yang disebabkan oleh lemahnya terdapat di pondok pesantren tersebut yang
manajemen yang ada di lembaga pendidikan terstruktur dengan baik. Seperti adanya
tersebut. kegiatan harian bahasa arab, kegaiatan
Seperti yang telah kita ketahui mingguan, kegiatan bulanan, maupun
Konsep manajemen yang ada dalam suatu tahunan.
lembaga pendidikan merupakan suatu unsur
penting yang nantinya akan sangat berperan

P a g e | 33
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Dengan adanya fenomena diatas, Hasil Penelitian


maka penulis tertarik untuk mengkaji Program pembelajaran bahasa Arab
Manajemen Program Pembelajaran Bahasa di pondok pesantren al-Muhsinin terbilang
Arab yang ada di Pondok Pesantren al- cukup rapi dan terstruktur, hal tersebut
Muhsinin Kerinci. Yang mana pondok dikarenakan manajemen dan pengelolaannya
tersebut merupkan satu-satunya pondok yang baik. Menurut Arikunto, pengeloaan
yang mengajarkan kitab-kitab Turots (kitab pembelajaran itu sendiri adalah suatu usaha
kuning) dari beberapa pondok pesantren guru saat terjadinya kegiatan belajar
yang ada di Kerinci. Ketertarikan inilah mengajar agar proses tersebut berjalan
yang mendorong penulis untuk secara optimal dan dapat mencapai tujuan
menyelesaikan tulisan ini. pembelajaran yang diinginkan.1
Program pembelajaran bahasa Arab
Metode Penelitian yang ada di pondok tersebut selain terjadi di
Metode yang digunakan dalam dalam kelas yang meliputi pembelajaran
penelitian ini adalah metode kualitatif ilmu nahwu, sharaf, dan lain-lain, juga
deskriptif, yang mana peneliti menyajikan terdapat program pembelajaran bahasa Arab
tulisan ini dengan mendeskripsikan fakta- yang dilakukan di luar kelas seperti kegiatan
fakta yang terjadi dan yang ditemukan di ekstra kurikuler yang meliputi:
lapangan. Data-data dalam penelitian ini 1. Muhadatsah Shabahiyah yang
bersumber dari dua hal, yaitu data primer dilakukan setiap pagi setelah shalat
dan data skunder. subuh.
Adapun data primer pada penelitian 2. Khitabah Minbariyah yang merupakan
ini bersumber dari: 1) Pimpinan pondok kegiatan mingguan.
pesantren Al-Muhsinin, 2) Waka Kurikulum 3. Tamtsiliyah Masrahiyah yang
pondok pesantren Al-Muhsinin. Data merupakan kegiatan bulanan.2
skundernya meliputi: dokumentasi saat
kegiatan program bahasa Arab. Dalam tulisan ini, penulis juga
Penelitian ini menggunakan dua mengimplikasikan fungsi manajemen yang
teknik pengumpulan data yaitu observasi, dirumuskan oleh Goerge R. Terry yaitu: 1)
yang dilakukan di pondok pesantren al- Planning (parencanaan), 2) Organizing
Muhsinin Kerinci selama satu bulan. Dan (pengorganasasian), 3) Actuating
wawancara yang dilakukan antara peneliti (penggerakan), 4) Controling and Evaluating
dengan pimpinan pondok pesantren dan (pengawasan) pada manajemen program
waka kurikulum di pondok tersebut. pembelajaran bahasa Arab di pondok
Untuk menganalisis data dalam pesantren Al-Muhsisin.
penelitian ini menggunakan model Miles
dan Huberman yang memiliki tiga tahap: 1) 1. Perencanaan
Data Reduksi, yaitu data yang di peroleh Beberapa perencanaan dalam
oleh peneliti dilapangan yang mana manajemen program pembelajaran bahasa
jumlahnya cukup banyak dan perlu di catat Arab yang diterapkan di pondok pesantren
secara teliti Data Display, yaitu data yang di al-Muhsinin meliputi;
susun dalam bentuk uraian singkat, bagan,
hubungan antara kategori. 3) Conclusion 1
Drawing/verification, yaitu menarik Alfian Erwinsyah; “Manajemen Pembelajaran
kesimpulan dari data-data yang yang sudah dalam Kaitannya Peningkatan Kualitas Guru”;
valid dan konsisten. Tadbir 5, no. 1 (Februari 2017),
2
Berdasarkan hasil observasi di lapangan.2020

P a g e | 34
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

a. Menyediakan tenaga pengajar ilmu nahwu, sharaf dan kitab-kitab


dengan kualifikasi minimal S-1 Turost lainnya. Kualikasi tersebut
sesuai dengan bidang yang diterapkan ketika perekrutan guru-
diampunya dan mampu mengajarkan guru bahasa Arab.

No Nama Tenaga Pengajar Jabatan


1. Ahmad Rais, S. Ag. M. Pd.I Pimpinan pondok pesantren
2. Abdul Salam, S. Pd. Waka Kurikulum
3. Mohammad Iqbal. L.C Guru Bahasa Arab
4. Muhammad Fadhlan, S.Pd Guru Bahasa Arab
5. Farid Wajdi. S. Pd. Guru Bahasa Arab.
6. Ibnu Hajar. S. Pd. Guru Bahasa Arab.

Yang mana untuk peserta didik al-


b. Terdapat juga penetapan materi mustawa al-awwal diajarakan kitab
tahunan dengan berbagai kitab Turots jurumiyah, sedangkan untuk peserta
yang digunakan untuk menunjang didik al-mustawa al-mutawatsit
keberhasilan program pembelajaran diberikan kitab kawakib adduriyah,
bahasa Arab. Kitab turost yang dan untuk peserta didik al-mustawa al-
digunakan di pondok pesantren mutaqoddim diberikan kitab alfiyyah
tersebut disesuaikan dengan tingkat ibnu malik.
kesukaran siswa, seperti kitab nahwu.

No Materi Tahunan Bahasa Arab Guru Pengampu


1. Nahwu I Abdul Salam
2. Nahwu II Dan III Ahmad Rais
3. Sharof Muhammad Fadhlan
4. Balaghah Muhammad Iqbal
5. Muhadatsah I, II. Farid Wajdi
6. Muhadatsah III Ibnu Hajar.

2. Pengorganisasian a. Penyusunan struktur tenaga


Adapun kegiatan pengorganisasian kependidikan dalam bidang program
di pondok pesantren al-Musinin dalam pembelajaran bahasa Arab. Adapun
manajemen program pembelajaran bahasa tenaga kependidikan dalam hal ini
Arab ialah: adalah guru-guru pondok pesantren al-

P a g e | 35
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Muhsinin termasuk pembina begitu kegiatan-kegiatan yang telah


asramanya. direncanakan akan berjalan sesuai
tujuan. Karena kegiatan yang
b. Pengelompokan kegiatan-kegiatan dilaksanakan di pondok pesantren
secara terperinci, baik kegiatan harian, tersebut merupakan suatu upaya untuk
mingguan, bulanan, maupun tahunan, meningkatkan kualitas kebahasaan di
dan menentukan penanggung jawab pondok itu.
atas setiap kegiatan sesuai dengan
tugas-tugas yang diberikan. Dengan

No. Kegiatan Kurikuler dan Esktrekurikler Penanggung Jawab


1. Pembagian Kosa kata Harian Pembina Asrama
2. Khitobah Mimbariyah Waka Kurikulum
3. Tamtsiliyah Masrohiyyah Waka Kurikulum
4. Pembelajaran Bahasa Arab di kelas Guru bahasa Arab

pelajaran. Selain itu, terdapat guru piket


3.Penggerakan yang ditugaskan mengontrol kegiatan yang
Penggerakan yang dilakukan oleh berlangsung.
Ahmad Rais, selaku pimpinan pondok
pesantren al-Muhsinin yaitu, secara Pembahasan
langsung ia terjun ke lapangan untuk 1. Pengertian Manajemen dan Unsur-
berpartisipasi dalam setiap kegiatan Unsurnya
kebahasaan selain itu adanya pengarahan Didalam kamus bahasa Inggris
yang dilakukannya agar setiap kegiatan manajemen berarti “manage” atau seni atau
berjalan dengan baik dan diselingi dengan suatu pengaturan, pengelolaan, dan
berbagai motivasi-motivasi yang pelaksanaan. Menurut Mulyati dan
membangun santri. Selain itu, juga adanya Komariah, manajemen berarti kemampuan
kesejahteraan yang diberikan kepada tenaga atau suatu keterampilan yang dimiliki oleh
kependidikan setiap bulannya.3 orang atau pemimpin beserta khalayak untuk
melakukan suatu kegiatan baik secara
4.Pengendalian individual maupun kolektif atau melalui
Dalam proses pengendalian program orang lain dalam upaya mencapai tujuan
bahasa Arab di pondok tersebut, terdapat organisasi secara produktif, efektif dan
penugasaan terhadap tenaga kependidikan efsien.4
maupun pembina asrama saat proses Sementara itu, dalam hal ini
kegiatan kebahasaan berlangsung. Juga manajemen pendidikan merupakan sebuah
adanya penugasan terhadap mereka untuk keterampilan atau ilmu yang di dalamnya
membuat persiapan dalam mengajarkan terdapat pengelolaan suatu instansi
pendidikan demi terwujudnya situasi
3
Wawancara dengan Rais Dan Salam (Pimpinan
4
Pondok pesantren al-Muhsinin dan Waka Yati Siti Mulyati, Aan Komariah. Manajemen
Kurikulum bahasa arab).12 April 2020 Pendidikan. Bandung: Alfabeta, 2015.

P a g e | 36
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

pembelajaran yang efektif dan suasana Perencanaan adalah suatu usaha


belajar yang baik agar peserta didik dapat untuk merumuskan sebuah target yang akan
aktif dalam mengembangkan potensi dirinya dicapai dan dituju. Di dalamnya terdapat
untuk memiliki kemampuan dalam ilmu proses pemikiran dan penetapan arah secara
agama, pengendalian diri, kepribadian, matang, juga tindakan untuk mengkaji
kecerdasan, akhlak yang mulia , serta berbagai strategi dan metode yang tepat
keterampilan yang diperlukan dirinya, untuk menunjang keberhasilan perencanaan
masyarakat, bangsa maupun negara. tersebut.7
Menurut pendapat lain, manajemen
pendidikan adalah ilmu terapan dalam b. Pengorganisasian
bidang pendidikan yang merupakan Setelah merencanakan suatu tujuan
rangkaian kegiatan atau keseluruhan proses dan mengetahui strategi dan metode untuk
pengendalian usaha kerja sama sejumlah mencapai tujuan tersebut, yang dilakukan
orang untuk mencapai tujuan pendidikan selanjutnya ialah pengorganisasian, agar
secara berencana dan sistematis, yang tujuan dari rencana tersebut dapat
diselenggarakan di lingkungan tertentu diaplikasikan dengan baik dan sesuai
terutama dalam lingkungan lembaga harapan yang diinginkan. Di dalamnya
pendidikan formal. terdapat proses yang meliputi: 1)
Dari beberapa pendapat di atas, dapat Menentukan cakupan kegiatan yang
disimpulkan bahwa manajemen pendidikan dibutuhkan untuk mencapai tujuan
ialah suatu rangkaian kegiatan yang berupa organisasi, 2) adanya pembentukan dan
proses pengelolaan usaha kerja sama pengembangan kelompok kerja dan tenaga
sekelompok manusia yang tergabung dalam kerja yang mampu membawa organisasi
organisasi pendidikan, agar tujuan untuk tercapainya tujuan yang direncanakan,
pendidikan yang sebelumnya telah 3) Penugasan suatu individu maupun
ditetapkan dapat tercapai, dengan kelompok kerja beserta tanggung jawabnya
memanfaatkan sumber daya yang ada dan dan tugas-tugas yang telah ditentukan, 4)
menggunakan fungsi-fungsi manajemen Menginformasikan kewewenangan kepada
dengan baik.5 individu maupun kelompok kerja tersebut
Menurut Goerge R. Terry, fungsi tentang keleluasaan dalam menjalankan
manajemen meliputi: 1) Planning tugas. Dengan adanya rincian proses
(parencanaan), 2). Organizing tersebut, seorang manajer atau pemimpin
(pengorganasasian), 3). Actuating dari sebuah organisasi membuat sebuah
(penggerakan), 4). Controling and struktur formal yang dapat dipahami dan
Evaluating (pengawasan).6 menggambarkan sesuai posisi dan fungsi
dalam pekerjaan masing-masing individu
a.Perencanaan maupun kelompok kerja yang telah
Adanya suatu manajemen diawali ditentukan.8
dengan rancangan-rancangan yang Tujuan diadakan nya
melibatkan sekelompok orang atau manusia pengorganisasian agar tenaga kependidikan
agar terwujudnya tujuan yang di inginkan yang sudah ditetapkan menjalankan
efesien dan efektif.

5 7
Muhammad Kristiawan, dkk. Manajemen Yati Siti Mulyati, Aan Komariah. Manajemen
Pendidikan,... 93.
Pendidikan. Yogyakarta: Deepublish, 2017, 2-3. 8
Yati Siti Mulyati, Aan Komariah. Manajemen
6
Yayat M. Heru Jito, Dasar-Dasar Manajemen, Pendidikan,... 93.
(Bogor: Grasindo, 2001), 18.

P a g e | 37
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

tugasnya sesuai dengan yang telah


ditetapkan. a. Man (manusia), yang berperan sebagai
man power, karena dalam suatu
c.Penggerakan organisasi, perusahaan, ataupun
Yang dimaksud dengan penggerakan lembaga diperlukan seorang pemimpin
adalah: 1) seseorang yang melakukan untuk menggerakkan bawahannya dan
kegiatan dan berpartisipasi dengan senang memberikan tenaga dan pikirannya
hati terhadap semua keputusan yang beri, untuk kemajuan lembaga tersebut.
baik tindakan maupun perbuatan. 2) Man power ini juga dapat dinamakan
Memberikan arahan dan tantangan terhadap sebagai leadership atau
orang lain agar bekerja dengan sebaik- kewirausahaan.
baiknya. 3) Memberikan moivasi kepada b. Material (barang), yang digunakan
Anggota. 4) dapat berkomunikasi secara sebagai proses produksi dalam suatu
efektif. 5) Meningkatkan kemampuan lembaga atau perusahaan. Barang
anggota agar memahami potensi secara tersebut dapat berupa bahan baku,
penuh. 6) Memberi penghargaan bahan setengah jadi, ataupun barang
terhadap pekerjaan yang dilakukannya jadi.
(pekerjaan yang baik). 7) Mencukupi c. Machine (mesin), merupakan
kebutuhan pegawai sesuai dengan kegiatan kebutuhan pokok dalam melancarkan
pekerjaannya yang telah dilakukan. 8) upaya jalannya suatu organisasi atau
didalam memperbaiki pengarahan sesuai lembaga. Dapat berupa peralatan
dengan petunjuk pengawasan.9 modern maupun peralatan yang
bersifat konvensional.
d. Pengendalian d. Method (metode). Dalam lembaga
Pengendalian adalah membuat apa pendidikan, metode pembelajaran
yang telah direncanakan dan diorganisasikan yang digunakan oleh guru sangat
berjalan dengan lancar sesuai dengan jalur diperlukan dalam keberlangsungan
yang telah ditetapkan secara baik dan proses belajar mengajar, karena
terstruktur. Selain itu Pengendalian adalah metode tersebut akan memengaruhi
suatu proses untuk memastikan bahwa peserta didik dalam memahami mata
kegiatan yang berjalan sesuai dengan yang pelajaran.
telah direncanakan. Di dalamnya melibatkan e. Market (pasar), ialah tempat dimana
beberapa elemen yang meliputi: seorang penjual dan pembeli bertemu
(1)Penetapan standar kerja, (2) mengukur dan melakukan sebuah transaksi.
kinerja pegawai, (3) Membandingkan hasil Dalam suatu lembaga pendidikan,
pekerjaan dengan standar kinerja yang telah market menjadi tempat transaksi
ditetapkan, (4) Mengambil tindakan yang antara pendidik dengan peserta didik
dinamis saat terjadi ketidak sesuaian.10 maupun dengan stakeholders lain yang
Menurut Usman (2009), unsur-unsur berhubungan dengan lembaga
manajemen terdiri dari:11 tersebut.
f. Minute (waktu), berupa rentang masa
9
Yayat M. Heru Jito, Dasar-Dasar yang dipergunakan dan dimanfaatkan
Manajemen,... 29 untuk proses pencapaian visi dan misi
10
Yati Siti Mulyati, Aan Komariah. Manajemen suatu lembaga secara efetif dan
Pendidikan,...
11
95 efisien.
Muhammad Kristiawan, dkk. Manajemen
Pendidikan,... 4.

P a g e | 38
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

Terdapat perbedaan dan persamaan merupakan suatu konsep yang menawarkan


antara administrasi dan manajemen otonomi pada sekolah untuk menentukan
pendidikan. Persamaan antara kedua istilah kebijakan sekolah dalam rangka
tersebut adalah dalam hal cakupan fungsi- meningkatkan mutu, efisiensi, dan
fungsinya, yaitu dalam perencanaan, pemerataan kualitas pendidikan agar dapat
pengorganisasian, pelaksanaan dan mengakomodasi keinginan dan kebutuhan
pengendalian. Sedangkan perbedaannya masyarakat setempat.
terletak pada bidang cakupan kajian
substansinya. Manajemen pendidikan bila 2. Manajemen Program Pembelajaran
diartikan secara sempit dapat disamakan di Pesantren
dengan manajemen sekolah, yang meliputi Salah satu lembaga pendidikan di
(1) perencanaan program sekolah, (2) Indonesia yang di dalamnya menerapkan
pelaksanaan rencana kerja sekolah, (3) sistem MBS adalah pesantren, dimana
kepemimpinan, (4) pengawasan dan seluruh aturan dan kebijakan-kebijakan
evaluasi, dan (5) sistem informasi pendidikan termasuk manajemen program
manajemen sekolah.12 pembelajaran yang berlaku di dalamnya
Manajemen sekolah merupakan merupakan hasil rumusan pihak pesantren
salah satu faktor yang mempengaruhi itu sendiri. Manajemen program
kualitas pendidikan, yang secara langsung pembelajaran dan kurikulum yang terdapat
akan mempengaruhi efektif atau tidaknya di suatu lembaga merupakan bagian dari
kurikulum dalam suatu lembaga, berbagai MBS, yang di dalamnya mencakup kegiatan
peralatan belajar di lembaga tersebut, waktu perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
mengajar, dan proses pembelajarannya. Oleh kurikulum.13
karena itu, selain peningkatan kualitas guru Agar seluruh kegiatan pembelajaran
dan pengembangan sumber belajar, upaya dalam suatu lembaga dapat dilaksanakan
peningkatan kualitas pendidikan harus secara efektif dan efisien serta mencapai
dimulai dengan pembenahan manajemen hasil yang diharapkan, maka diperlukan
sekolah. Pelaksanaan manajemen sekolah kegiatan manajemen program. Kepala
yang efektif dan efisien menuntut adanya sekolah selaku seorang manajer di sekolah,
pelaksanaan fungsi pokok manajemen secara harus bertanggung jawab terhadap
terpadu dan terintegrasi dalam pengelolaan perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian
bidang-bidang kegiatan manajemen perubahan atau perbaikan dalam program-
pendidikan. Fungsi-fungsi pokok tersebut program kegiatan di sekolah. manajer
meliputi: perencanaan, pengorganisasia, sekolah juga diharapkan dapat membimbing
penggerakan, dan pengawasan, saling dan mengarahkan serta melakukan
berkaitan dan berkesinambungan. pengawasan dalam pelaksanaannya. Dan
Perlu diketahui, dalam manajemen dalam proses ini, hendaknya manajer dapat
sekolah terdapat sistem pengelolaan menghubungkan program-program
pendidikan yang memberi hak otonom dan pembelajaran di sekolah dengan seluruh
keleluasaan untuk mengatur dan kehidupan peserta didik dan kebutuhan
melaksanakan berbagai kebijakan setiap lingkungan.
lembaga secara luas, yang disebut Pembelajaran itu sendiri adalah suatu
manajemen berbasis sekolah (MBS). MBS proses untuk mengatur dan mengondisikan

12 13
Nasir Usman, Murniati. Pengantar Manajemen E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah,
Pendidikan, Tangerang: An1mage, 2019, 3. Bandung: Rosda, 2009, 20-22.

P a g e | 39
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

lingkungan di sekitar peserta didik dengan tidak hanya menerima santri dari masyarakat
tujuan untuk menciptakan suatu lingkungan sekitar saja akan tetapi juga memberikan
belajar yang sistematis. Menurut Undang- kesempatan bagi masyarakat daerah lain
undang RI nomor 20 tahun 2003 tentang yang ada di kabupaten Kerinci dan bahkan
sistem pendidikan nasional, pembelajaran ada yang berasal dari kabupaten maupun
adalah proses interaksi antara pendidik, kota lain.
peserta didik, dan sumber belajar yang Memasuki tahun 1988 sampai
berlangsung dalam suatu lingkungan belajar. dengan tahun 2005, pesantren ini sempat
Ketiga komponen tersebut saling berkaitan mengalami kemunduran saat di bawah
dan berhubungan untuk tercapainya suatu kepemimpinan KH. Syarifuddin. Hal ini
hasil yang diharapkan secara optimal sesuai dikarenakan para guru yang berkecimpung
dengan tujuan yang telah ditetapkan. di pesantren tersebut khusus nya guru-guru
Sementara itu, Trianto berpendapat pegawai nageri sipil memasuki masa
bahwa pembelajaran adalah suatu proses pensiun dan tidak lagi ikut andil dalam
interaksi dua arah antara pendidik dan kegiatan pembelajaran di pondok pesantren.
peserta didik yang dari keduanya terjadi Tiba di tahun 2006, H. Muhammad Dalil,
komunikasi yang terokus pada suatu tujuan SH. Yaitu anak dari KH. Syarifuddin,
yang telah ditetapkan. berupaya memajukan kembali pondok
pesantren ini dengan mendorong para
3. Tentang Pondok Pesantren Al- tamatan dan alumninya untuk ikut serta
Muhsinin dan Manajemen Program dalam upaya ini. Dengan adanya upaya dan
Pembelajaran Bahasa Arab usaha yang cukup besar tersebut, maka
Pondok pesantren al-Muhsinin pondok pesantren al-Muhsinin kembali
adalah salah satu lembaga pendidikan Islam bangkit hingga bisa menjadi seperti
yang teletak di tepi danau kerinci desa Koto sekarang ini.14
Petai, provinsi Jambi. Pondok tersebut Pondok ini juga memiliki visi dan
berdiri pada tahun 1969 M yang dipelopori misi seperti lembaga pendidikan lain pada
oleh ulama mayshur KH. Muhkhtar Hamidi umumnya. Visi dari pondok ini ialah:
yang mejabat sebagi pengasuh pondok “Mengupayakan lembaga pendidikan yang
pesantren tersebut sampai dengan tahun unggul dalam bidang kitab kuning serta
1979. Sepeninggalan KH. Muhktar Hamidi, mengintegrasikan pendidkan agama dan
selanjutnya yang menjadi pengasuh pondok umum yang bermutu”. Adapun misinya
pesantren tersebut ialah KH. Abdul Malik ialah: “1) Beriman, bertaqwa dan
Imam, hingga mengalami peningktan yang berakhlakul karimah yang memiliki sikap
cukup pesat dan menghasilkan banyak tawadhu’ objektif dan bersih, 2) Demikrats,
lulusan. Kekuatan KH.Abdul Malik Imam religius yang berjiwa mandiri dan
bukan hanya masyhur di kalangan Ulama bermanfaat, 3) Memilik knowledge yang
pondok pesantren tawalib di Kerinci saja, bermutu, berkualitas kreatif, dan dinamis
akan tetapi beliau juga sangat berpengaruh terhadap kemajuan iptek”.
di provinsi Jambi maupun Sumatera Barat. Berdasarkan hasil wawancara yang
Pada awal berdirinya, santri di pondok dilakukan dengan Ahmad Rais, selaku
pesantren tersebut hanya berasal dari pimpinan di pondok pesantren Al-Muhsinin,
masyarakat sekitar, namun pada Program bahasa Arab yang diadakan di
perkembangan selanjutnya, karena pengaruh pondok pesantren tersebut sudah diadakan
dari kepemipinan KH. Abdul Malik Imam
14
dan di bantu oleh dewan guru, pesantren ini Dokumentasi Pondok Pesantren al-Muhsinin.12
April 2020

P a g e | 40
Ad-Dhuha: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab dan Budaya Islam

sejak berdirinya pada tahun 2007. Program Daftar Pustaka


tersebut meliputi; adanya pelajaran- Alfian Erwinsyah; “Manajemen
pelajaran yang menunjang kemampuan Pembelajaran dalam Kaitannya Peningkatan
kebahasaan santri, khususnya bahasa Arab, Kualitas Guru”;
seperti ilmu Nahwu, Sharaf, Ihya’ Tadbir 5, no. 1 (Februari 2017),
Ulumuddin, dan pelajaran-pelajaran lain https://journal.iaingorontalo.ac.id/index.php/
yang menggunakan kitab-kitab Turost. tjmpi/issue/view/39 (diakses 07 Januari
2020).
Penutup Aprida Pane, Muhammad Darwis
Tulisan ini merupakan hasil dari Dasopang; Belajar dan Pembelajaran; Fitrah
proses penelitian yang di dalamnya terdapat 3, no. 2 (Desember 2017),
observasi lapangan dan wawancara dengan https://doi.org/10.24952/fitrah.v3i2.945
pimpinan pondok pesantren al-Muhsinin dan (diakses 07 Januari 2020).
waka kurikulumnya, maka penulis dapat Jito, Yayat M. Heru. Dasar-Dasar
menyimpulkan bahwa adanya program Manajemen, (Bogor: Grasindo, 2001).
pembelajaran bahasa Arab di pondok Kristiawan, Muhammad, dkk.
pesantren tersebut tidak terlepas dari visi- Manajemen Pendidikan. Yogyakarta:
misinya untuk menjadikan lembaga tersebut Deepublish, 2017.
lebih bermutu dan dikenal oleh masyarakat Mulyasa, E. Manajemen Berbasis
luas. Dalam upaya memberhasilkan program Sekolah, Bandung: Rosda, 2009, 20-22.
pembelajarannya, maka diperlukan adanya Mulyati, Yati Siti, dan Aan
manajemen yang baik dan terstruktur. Komariah. Manajemen Pendidikan.
Manajemen program pembelajaran bahasa Bandung: Alfabeta, 2015.
Arab di pondok pesantren tersebut sudah Usman, Nasir, dan Murniati.
dijalankan dengan cukup baik dan Pengantar Manajemen Pendidikan,
terstruktur. Hal itu dikarenakan, upaya Tangerang: An1mage, 2019.
pengelolaan manajemen tersebut berjalan
sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen
yang ada, yaitu adanya perencanaan yang
baik sebelum memulai segala kegiatan
dalam pondok, baik kegiatan kurikuler
maupun ekstra kurikuler. Adanya
pengorganisasian yang bertujuan agar segala
sesuatu yang telah direncanakan sebelumnya
dapat dijalankan sesuai dengan tujuan.
Adanya penggerakan yang di dalamnya
terdapat arahan-arahan agar segala kegiatan
yang akan dijalankan dapat berjalan dengan
baik dan sistematis. Serta adanya
pengendalian untuk memastikan bahwa
kegiatan yang ada berjalan sesuai dengan
apa yang dituju.

P a g e | 41

Anda mungkin juga menyukai