Anda di halaman 1dari 8

Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X

Vol 01. No. 02 Maret 2022

Pembelajaran Keterampilan Berbicara (Maharah kalam) di Markazul Lughah


Arabiyah Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru Pamekasan

Latifatul Mahbubah
ifalatifatul17@gmail.com
IAI Al-Khairat Pamekasan, Indonesia
Ainur Rohmah
ainurrohmah203@gmail.com
Humairoh
humayalhirsoh86@gmail.com
IAI Miftahul Ulum Pamekasan, Indonesia

Abstrak

Maharah kalam merupakan keterampilan pokok yang harus di kuasai para


pembelajar Bahasa Arab agar mampu berbicara dengan bahasa arab yang baik dan
benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui proses pembelajaran maharah kalam dan bentuk evaluasi dalam
pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan deskriptif dengan


pendekatan kualitatif untuk mengetahui proses pembelajaran dan evaluasi
pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran dan evaluasi


pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan menggunakan beberapa metode dan strategi pembelajaran
yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan kalam santri seperti muhawarah,
khitabah dan lain sebagainya.

Kata Kunci : Maharah Kalam; Markazul Lughah; Pondok Pesantren.

Abstract

Speaking skills are the main skills that must be mastered by Arabic learners in
order to be able to speak Arabic properly and correctly in accordance with applicable
language rules. This study aims to determine the process of learning speaking skills and
the form of evaluation in learning speaking skills at Markazul Lughah Miftahul Ulum
Kebun Baru Islamic Boarding School Pamekasan.

In this study, the researcher used a descriptive approach with a qualitative


approach to determine the learning process and evaluation of learning speaking skills at
the Markazul Lughah Miftahul Ulum Kebun Baru Islamic Boarding School Pamekasan
through interviews, observation and documentation.

The results showed that the learning process and evaluation of speaking skills
learning at Markazul Lughah Miftahul Ulum Kebun Baru Islamic Boarding School
Pamekasan used several learning methods and strategies that were adapted to the level
of students' kalam skills such as conversation, speech and so on.

88
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

Keywords: speaking skills; Markazul Lughah; Islamic boarding school.

Pendahuluan

Bahasa Arab telah dituturkan oleh lebih dari 200.000 umat manusia. Bahasa ini
digunakan secara resmi oleh kurang lebih 20 negara. Dan oleh karena Bahasa Arab
adalah bahasa kitab suci dan tuntunan agama umat Islam, maka tentu saja ia
merupakan bahasa yang paling besar signifikansinya bagi miliaran muslim di dunia,
baik yang berkebangsaan Arab maupun non Arab.

Bahasa Arab selain sebagai bahasa lisan, ia juga bahasa tulisan. Bahasa tulisan
inilah yang telah membangun tradisi ilmiah di kalangan umat islam. Secara historis
dapat dibuktikan melalui karya-karya fenomental ulama-ulama di berbagai bidang; di
bidang tafsir, hadits, fiqih, aqidah dan di bidang ilmu-ilmu keislaman yang lainnya,
tertulis dalam bahasa Arab. Karena sumber-sumber asli ajaran Islam dan ilmu-ilmu
keislaman tertulis dalam bahasa Arab, maka sangatlah penting bagi umat islam
terutama kalangan ilmuan atau akademisi muslim untuk mempelajari dan memahami
serta menguasai bahasa Arab dalam pengembangan pendidikan Islam.1

Melihat pada pentingnya bahasa Arab tersebut, maka bahasa Arab telah menjadi
materi wajib yang harus dipelajari di sekolah-sekolah di Indonesia baik negeri maupun
swasta. Dan sebagaimana telah diketahui bersama bahwa di Indonesia terdapat banyak
pondok pesantren yang tentunya menjadikan bahasa arab sebagai bahasa asing
pertama yang dipelajari oleh para santrinya mengingat kitab-kitab yang dipelajari
berbahasa arab.

Pondok Pesantren merupakan lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang tetap


eksis hingga kini dalam mengajarkan bahasa Arab dan teks-teks berbahasa Arab.
Pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam telah diakui oleh khalayak umum dalam
keberhasilannya menyelenggarakan pembelajaran bahasa Arab.2
Pondok Pesantren adalah pusat pembelajaran bahasa Arab pada era awal
masuknya Agama Islam di Indonesia. Bahkan metode pembelajaran bahasa Arab yang
dianggap paling kuno, thoriqotul qowa‟id wat tarjamah sampai detik ini masih dipakai
dalam pembelajaran bahasa arab. Namun ada beberapa sisi lain dalam pembelajaran
bahasa Arab di pesantren yang mengalami beberapa perkembangan yang disebabkan
oleh perkembangan dunia pendidikan yang tentunya berimplikasi pada pembelajaran
bahasa Arab.3
Sistem pembelajaran bahasa Arab semakin variatif seiring dengan
berkembangnya pemikiran manusia. Salah satu cara yang menjadi penunjang
pengembangan keterampilan berbahasa seseorang yaitu dipengaruhi oleh
lingkungannya dan kesulitan yang dirasakan oleh para siswa dalam pembelajaran
bahasa khususnya dalam mengembangkan keterampilan berbicara ialah karena tidak
adanya lingkungan bahasa yang dapat diterapkan dengan baik.4

1 Asna Adriani, “Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam”, Ta’allum : Jurnal
Pendidikan Islam 03 (01), 2015, 39.
2 Muhammad Zaenuri, “Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren Mahasiswa”, Prosiding

Konferensi Nasional bahasa Arab (4), 2018, 369.


3 Moh. Tohiri Habib, “Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren Tradisional”, Jurnal Pendidikan

Islam 6 (1), 2016, 72.


4 Irhamudin Abdullah, Novita Rahmi, Walfajri, “Pembentukan Lingkungan Bahasa Arab Untuk

Mengembangkan Keterampilan Berbicara, TAQDIR 6 (2), 2020, 71.

89
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru Pamekasan merupakan salah satu
pondok yang mengajarkan bahasa arab kepada para santrinya dikarenakan Bahasa
Arab menjadi sarana untuk memahami kitab kuning yang menjadi materi wajib di
pondok pesantren ini. Oleh karena itu Pondok Pesantren ini menyediakan fasilitas bagi
para santri yang ingin memperdalam bahasa arab dengan membentuk markazul lughah
arabiyah yang didalamnya terdapat guru-guru yang profesional dan menguasai bahasa
arab dengan baik.
Dalam bahasa arab terdapat empat keterampilan yang perlu dikuasai peserta
didik dalam pembelajaran bahasa Arab, yaitu mahārah istimā’ (keterampilan
menyimak), mahārah kalām (keterampilan berbicara), mahārah qirāah (keterampilan
membaca), dan mahārah kitābah (keterampilan menulis). Keterampilan membaca dan
menyimak dikategorikan dalam keterampilan reseptif atau mahārah al-istiqbāliyah,
sedangkan keterampilan berbicara dan menulis dikategorikan ke dalam keterampilan
produktif atau mahārah al-intājiyah. Kesuksesan pembelajaran bahasa Arab terjadi
dimana siswa bisa menguasai empat keterampilan bahasa tersebut.5
Pembelajaran bahasa arab di markazul lughah arabiyah sudah mencakup semua
komponen tersebut dan tersaji dalam berbagai kitab seperti kitab lastu arabi walakin
lisani lisanul arabiyah, al istilahat, muhawaroh dan lain sebagainya. Dengan adanya
kitab ini santri bisa mempelajari dan mengembangkan materi bahasa arab sesuai
dengan keinginan mereka, dan dengan adanya pembelajaran bahasa arab di markazul
lughah arabiyah ini memungkinkan mereka untuk menguasai bahasa arab secara pasif
(membaca kitab-kitab berbahasa arab, menyusun kalimat) maupun secara aktif
(muhadastah).
Pembelajaran maharah kalam di markazul lughah arabiyah termasuk
keterampilan pokok yang harus di kuasai santri agar mampu berbicara dengan bahasa
arab yang baik dan benar sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku. Dan mengingat
bahwa Maharah kalam (keterampilan berbicara) adalah salah satu dari empat
keterampilan bahasa yang sangat penting untuk dipelajari dan dikuasai, maka markazul
lughah menggunakan beberapa strategi agar kemampuan berbicara santri dapat
berkembang dengan pesat sehingga output yag dihasilkan sesuai dengan yang
diharapkan.
Melihat latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
terkait dengan proses pembelajaran maharah kalam dan bentuk evaluasi dalam
pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan.
Metode penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena beberapa alasan, yaitu:
pertama, penelitian dilakukan pada peristiwa alam atau dalam konteks khusus. Kedua,
peneliti menjadi alat pengumpulan data utama, karena penggunaan non-manusia dalam
penelitian ini tidak sesuai proporsi dan kesesuaiannya dengan fenomena lapangan
penelitian. Ketiga, menggunakan metode induktif untuk analisis, karena metode ini
lebih cepat dalam menetapkan adanya hubungan antara peneliti dan informan, suatu

5 Ulfah Fauziyah Rahmah, “Program Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Plus Al-Aqsha Jatinagor

Sumedang”, An-Nabighoh 21 (02), 2019, 255.

90
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

fenomena dan dapat menunjukkan fenomena apa adanya sehingga terdeskripsikan


secara akurat.6

Penelitian ini merupakan studi kasus yang terdiri dari beberapa langkah, yaitu:
1) Mendefinisikan fenomena atau masalah yang akan diteliti, 2) Mendefinisikan konsep
dan memastikan ketersediaan data yang relevan, 3) Identifikasi alat penelitian seperti
catatan, wawancara dan dokumen, 4) Pengumpulan data, 5) analisis data, dan 6)
identifikasi temuan penelitian7

Adapun data dalam penelitian adalah data yang berkaitan proses pembelajaran
maharah kalam dan bentuk evaluasi dalam pembelajaran maharah kalam di markazul
lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru Pamekasan. Dan untuk
memperoleh data-data tersebut, peneliti menggunakan beberapa metode pengumpulan
data yaitu wawancara, observasi dan dokumentasi.

Wawancara
Wawancara adalah cara yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan
informasi lisan dan data dari subjek penelitian. Peneliti menggunakan metode ini untuk
mengetahui proses pembelajaran maharah kalam dan bentuk evaluasi dalam
pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan. Dan Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
wawancara semi terstruktur dan wawancara mendalam.

Observasi
Observasi adalah suatu perenungan dan tulisan yang terorganisir tentang
fenomena yang sedang diselidiki. Dan dalam penelitian ini peneliti melakukan
observasi terhadap jalannya proses pembelajaran maharah kalam dan bentuk evaluasi
dalam pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul
Ulum Kebun Baru Pamekasan.

Dokumentasi

Dokumen adalah buku, majalah, laporan kegiatan, jurnal, transkrip, manuskrip


dan lain-lain. Dan yang menjadi bahan dokumentasi untuk mendukung penelitian ini
adalah dokumen-dokumen yang berhubungan dengan proses pembelajaran maharah
kalam dan bentuk evaluasi dalam pembelajaran maharah kalam di markazul lughah
Pondok Pesantren Miftahul Ulum Kebun Baru Pamekasan seperti nilai santri dan lain-
lain.8

Pembahasan
Proses pembelajaran maharah kalam di markazul lughah arabiyah menggunakan
metode sam’iyah syafawiyah, yang mana metode ini bertujuan untuk meningkatkan

6 Latifatul Mahbubah, Ahmad Mufatis Maqdum Biahmada dan Lailatul Mauludiyah,“Learning


Arabic Translation at Islamic Boarding School in Madura.” Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching,
Linguistics, and Literature 2 (3), 2019, 232.
7 Latifatul Mahbubah, Sutaman dan Syuhadak, “Strategy for Writing Scientific Research among

Students in Departement of Arabic.” Izdihar : Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and
Literature 4 (1), 2021, 74.
3 ‫" لغويات‬،‫ "تعليم اإلمالء في معهد تربية المعلمين اإلسالمية "األمين" برندوان سومنب مادورا‬،‫لطيفة المحبوبة وأسماء الحسنى‬8
.79 ،2222 ،)2(

91
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

kemampuan berbicara santri dalam bahasa arab sekaligus menguatkan mental santri
dalam berkomunikasi menggunakan bahasa arab sesuai dengan lahjah orang arab.
Pelaksanaan pembelajaran maharah kalam disesuaikan dengan tingkat
kemampuan santri dalam berbahasa arab, yang mana tingkatan santri di markazul
lughah terbagi menjadi tiga tingkatan yaitu mubtadi’, mutawassith dan mutaqaddim.
Tingkat mubtadi’ menggunakan beberapa metode pembelajaran antara lain, metode
langsung, muhadatsah (tanya jawab, menghafal dialog, percakapan terpimpin atau
bebas), Taqdimu al-qisshoh (bercerita), permainan (tebak kata). Tingkat mutawassith
menggunakan beberapa metode pembelajaran antara lain, munaqasyah (diskusi),
muhadatsah (percakapan), taqdimu al-qisshoh (bercerita), khibrah mutsirah
(mengungkapkan pengalaman pribadi), permainan (tebak kata). Dan tingkat
mutaqaddim menggunakan berbagai metode pembelajaran antara lain, khibrah
mutsirah (mengungkapkan pengalaman pribadi), munaqasyah (diskusi), muhadatsah
(percakapan), taqdimu al-qisshoh (bercerita), hifdzul ibarat (menghafal ungkapan),
permainan al iqdam (tampil kedepan).
Media pembelajaran yang digunakan pada tingkat mubtadi’, mutawassit dan
mutaqaddim adalah papan tulis, gambar, lukisan, foto, serta VCD/LCD dan Proyektor.
Papan tulis adalah media utama dalam pembelajaran muhadatsah yang memiliki
keistimewaan tersendiri dibanding dengan media pembelajaran yang lain, yaitu sangat
mudah penggunaannya sehingga setiap guru sama sekali tidak mendapatkan kesulitan
dalam menggunakan media ini disamping tidak membutuhkan dana yang besar untuk
pengadaannya. Namun media-media yang lain juga sangat membantu dalam
peningkatan kemampuan santri dalam maharah kalam karena dengan kehadiaran
media tersebut perhatian peserta akan lebih besar dan akan menjadi lebih fokus dan
output yang dihasilkan akan lebih maksimal.9
Pembelajaran maharah kalam juga sangat berkaitan dengan Fahm al Masmu’
(keterampilan Mendengar). Menurut Hermawan Keterampilan menyimak (maharah
alistima’/listening skill) adalah kemampuan seseorang dalam mencerna atau
memahami kata atau kalimat yang diujarkan oleh mitra bicara atau media tertentu.
Kemampuan ini dapat dicapai dengan sering melakukan latihan untuk
mendengarkan perbedaan-perbedaan bunyi unsur- unsur kata (fonem) dengan
unsur-unsur lainnya sesuai makhraj huruf yang benar, baik langsung dari penutur
aslinya (al- nathiq al- ashli) maupun melalui rekaman.10
Adapun strategi yang dapat dipergunakan dalam pembelajaran maharah al-
kalam (keterampilan berbicara) adalah sebagai berikut:
a. Khibrat Mutsiroh
Strategi ini digunakan untuk memotivasi anak didik agar dapat mengungkapkan
pengalaman-pengalaman yang pernah dialaminya berkaitan dengan teks yang akan
diajarkan dan untuk mengajak keterlibatan anak didik dalam melihat pengalaman
mereka sejak awal pembelajaran.
b. Ta’bir al-Ara’ al-Ra’isiyyah
Strategi ini sangat penting untuk mengasah keberanian anak didik dalam
mengungkapkan bahasa Arab secara spontanitas kreatif, meski pada awalnya perlu

9 Mahbub Humaidi Aziz, M. Syathibi Nawawi, Muhammad Alfan, “Pembelajaran Maharah Kalam
pada Program Kursus Bahasa Arab Pondok Pesantren Darul Lughah Wad Dirasatil Islamiyah”, Nady Al-
Adab : Jurnal Bahasa Arab 17 (01), 2020, 16.
10 Tri Utami Gunarti, “Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis Audio Visual

Untuk Meningkatkan Maharah Istima’ pada Siswa Siswi Madrasah Ibtidaiyah”, Awwaliyah: Jurnal
Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 1 (2), 2018, 122.

92
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

penekanan bagi anak didik untuk berani tampil, namun bila telah terbiasa ia akan
melahirkan iklim yang kondusif lagi menyenangkan, di mana anak didik mendapatkan
kebebasan berekspresi melalui bahasa mereka sendiri.
c. Tamtsiliyyah
Strategi ini adalah sebuah aktivitas yang membutuhkan kemampuan anak didik
dalam mengekspresikan dialek bahasa Arab fusha dengan fasih dan sesuai makhrajnya,
di samping dalam mengeksplorasikan kemampuannya dalam bermain peran. 11
Dalam proses belajar mengajar pasti ditemukan problematika pembelajaran dan
problematika ini juga pasti ditemukan dalam proses pembelajaran bahasa Arab
khususnya di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum Ulum Kebun Baru
Pamekasan.
Problematika dalam pembelajaran bahasa Arab dibedakan ke dalam dua aspek,
yaitu aspek linguistik dan aspek nonlinguistik. Problematika yang bersifat linguistik di
antaranya adalah dalam hal tata bunyi, kosakata, tata kalimat, dan tulisan. Sedangkan
yang bersifat nonlinguistik – seperti yang menyangkut segi sosio-budaya atau yang
menyangkut hal-hal yang berhubungan dengan proses pembelajaran – di antaranya
adalah hal-hal yang menyangkut guru, metode yang dipakai, media, ataupun dari siswa
sendiri. Dan secara umum, setiap proses mengajar harus melalui tiga tahapan yaitu:
1. Tahap prainstruksional, yaitu persiapan sebelum mengajar dimulai.
2. Tahap instruksional, yaitu saat mengajar.
3. Tahap evaluasi dan tindak lanjut, yaitu penilaian atas hasil belajar siswa setelah
mengikuti pengajaran dan penindaklanjutannya. pendekatan mengajar yang
digunakan didalamnya dan juga prinsip mengajar yang dilakukan guru dalam
pelaksanaan pembelajaran.
1. Tahap Prainstuksional
Tahapan ini merupakan tahapan yang ditempuh guru pada saat memulai proses
pembelajaran. Pada tahapan ini, hal pertama dan paling utama yang dilakukan oleh
pengajar di markazul lughah ini adalah menanamkan rasa kekeluargaan, dengan cara:
- Masing-masing pengajar dan peserta saling memperkenalkan diri di depan kelas
secara bergantian.
- Antara peserta satu dan yang lain harus saling mengenal satu sama lain tanpa
terkecuali.
Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan guru pada tahapan ini adalah:
a. Guru menanyakan peserta yang tidak hadir beserta alasannya.
b. Bertanya kepada peserta satu persatu tentang mufrodat-mufrodat yang didapat pada
pertemuan sebelumnya. Kegiatan ini biasa disebut evaluasi harian sesuai dengan
keterangan. Dan dari evaluasi harian ini bisa diketahui ada tidaknya kebiasaan
belajar peserta di asrama dan seberapa besar kemampuan menghafal peserta secara
perorangan.
c. Memberi kesempatan kepada peserta untuk bertanya mengenai mufrodat yang
belum dikuasai yang ditemukan peserta sebelum memulai pembelajaran.
d. Mengulang kembali bahan pelajaran sebelumnya secara singkat tapi mencakup
semua bahan yang telah dipelajari sebelumnya. Langkah ini khusus untuk
pembelajaran materi adad ma’dud yang dilaksanakan pada minggu terakhir. Tujuan
dari tahapan prainstuksional ini pada hakikatnya merupakan kegiatan pemanasan

11 Mutmainnah, syariuddin, “Strategi Pembelajaran Maharah Kalam di Lembaga Pendidikan

Bahasa Arab”, Repositry IAIN Purwokerto 5 (01), 2014, 5.

93
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

untuk mengungkapkan kembali ingatan peserta terhadap bahan yang telah


diterimanya.
2. Tahap Instruksional
Tahapan ini merupakan tahapan inti dari suatu pembelajaran, yaitu tahapan
terjadinya proses pembelajaran dan merupakan tahapan aplikasi strategi
pembelajaran maharah al-kalam yang dilakukan melalui tiga cara/metode, yaitu
taqdim (presentasi), muhawarah (latihan percakapan), dan tamtsiliyyah (bermain
peran). Secara umum dapat diidentifikasi beberapa kegiatan pada tahapan ini, yaitu
sebagai berikut:
a. Penambahan mufrodat, hal ini didasarkan pada 4 langkah pembelajaran maharah al-
kalam yang dituturkan salah satu tenaga pengajar, yaitu:
- Mufrodat untuk mengungkapkan tentang diri sendiri (aku), seperti ‫( أنا طالب‬saya
murid)
- Mufrodat untuk mengungkapkan orang kedua/orang yang diajak bicara (kamu),
seperti ‫( انت جميلة جدا‬kamu cantik sekali)
- Mufrodat untuk mengungkapkan kalimat perintah, seperti ‫اصبري‬
- Mufrodat untuk mengungkapkan kalimat larangan, seperti ‫( التخف‬jangan takut)
Selain itu juga ada penambahan mufrodat tentang benda-benda di lingkungan
sekitar dan juga tentang kata kerja serta mufrodat-mufrodat yang diperlukan dalam
percakapan sehari-hari.
b. Proses pembelajaran maharah al-kalam (latihan berbicara), baik melalui presentasi,
latihan percakapan, ataupun bermain peran (drama). Untuk latihan percakapan,
guru terlebih dahulu memberikan contoh percakapan yang diambil dari kitab acuan
Muhawarah juz 2.
c. Membahas apa yang terkandung dalam hal yang dipelajari. Misalnya, untuk kegiatan
presentasi, maka yang dibahas adalah intisari dari apa yang dipresentasikan oleh
peserta terpilih dan membahas faedah yang terkandung didalamnya serta
menghubungkannya dengan realita kehidupan sehari-sehari.
d. Membahas mufrodat-mufrodat baru yang didapat dalam tahapan ini, yang harus
dihafal sebagai bahan evaluasi pada pertemuan selanjutnya.
Evaluasi pembelajaran maharah kalam dilakukan dengan tes lisan. Evaluasi
pada tingkat mubtadi’ dilakukan dengan cara menilai percakapan secara langsung
dalam topik pelajaran muhadatsah yang diajarkan. Percakapan tersebut dimulai
dengan peserta yang paling pandai kemudian dengan peserta yang berada pada level di
bawahnya untuk contoh pada peserta lainnya. Evaluasi pada tingkat mutawassith dan
mutaqaddim dilakukan dengan cara menilai proses diskusi peserta didik yang diminta
untuk maju ke depan kelas. Evaluasi pada tingkat ini lebih bersifat monolog, seperti
penilaian kegitan bercerita/berpidato didepan kelas menggunakan bahasa Arab dengan
tema bebas.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan menggunakan beberapa metode dan strategi pembelajaran
yang disesuaikan dengan tingkat keterampilan kalam santri yaitu Tingkat mubtadi’
menggunakan metode langsung, muhadatsah (tanya jawab, menghafal dialog,
percakapan terpimpin atau bebas), Taqdimu al-qisshoh (bercerita), permainan (tebak
kata). Tingkat mutawassith menggunakan munaqasyah (diskusi), muhadatsah
(percakapan), taqdimu al-qisshoh (bercerita), khibrah mutsirah (mengungkapkan
pengalaman pribadi), permainan (tebak kata). Dan tingkat mutaqaddim menggunakan

94
Tanfidziya: Journal of Arabic Education p-ISSN 2809-0640 e-ISSN 2809-056X
Vol 01. No. 02 Maret 2022

khibrah mutsirah (mengungkapkan pengalaman pribadi), munaqasyah (diskusi),


muhadatsah (percakapan), taqdimu al-qisshoh (bercerita), hifdzul ibarat (menghafal
ungkapan), permainan al iqdam (tampil kedepan). Adapun bentuk evaluasi dalam
pembelajaran maharah kalam di markazul lughah Pondok Pesantren Miftahul Ulum
Kebun Baru Pamekasan juga menyesuaikan dengan tingkat keterampilan kalam santri
yaitu pada tingkat mubtadi’ dilakukan dengan cara menilai percakapan secara langsung
dalam topik pelajaran muhadatsah yang diajarkan dan pada tingkat mutawassith dan
mutaqaddim dilakukan dengan cara menilai proses diskusi peserta didik yang diminta
untuk maju ke depan kelas. Evaluasi pada tingkat ini lebih bersifat monolog, seperti
penilaian kegitan bercerita/berpidato didepan kelas menggunakan bahasa Arab dengan
tema bebas.

Daftar pustaka
Abdullah, Irhamudin, Novita Rahmi, Walfajri. 2020. “Pembentukan Lingkungan Bahasa
Arab Untuk Mengembangkan Keterampilan Berbicara. TAQDIR 6 (2). 71.
Adriani, Asna. 2015. “Urgensi Pembelajaran Bahasa Arab dalam Pendidikan Islam”.
Ta’allum : Jurnal Pendidikan Islam 03 (01). 39.
Aziz, Mahbub Humaidi, M. Syathibi Nawawi, Muhammad Alfan 2020. “Pembelajaran
Maharah Kalam pada Program Kursus Bahasa Arab Pondok Pesantren Darul
Lughah Wad Dirasatil Islamiyah”. Nady Al-Adab : Jurnal Bahasa Arab 17 (01). 16.
Gunarti, Tri Utami. 2018. “Pengembangan Media Pembelajaran Bahasa Arab Berbasis
Audio Visual Untuk Meningkatkan Maharah Istima’ pada Siswa Siswi Madrasah
Ibtidaiyah”. Awwaliyah: Jurnal Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah 1 (2). 122.
Habib, Moh. Tohir. 2016. “Pembelajaran Bahasa Arab di Pesantren Tradisional”. Jurnal
Pendidikan Islam 6 (1). 72.
Mahbubah, Latifatul, Ahmad Mufatis Maqdum Biahmada dan Lailatul Mauludiyah. 2019.
“Learning Arabic Translation at Islamic Boarding School in Madura.” Izdihar :
Journal of Arabic Language Teaching, Linguistics, and Literature 2 (3). 232.
Mahbubah, Latifatul, Sutaman dan Syuhadak. 2021. “Strategy for Writing Scientific
Research among Students in Departement of Arabic.” Izdihar : Journal of Arabic
Language Teaching, Linguistics, and Literature 4 (1). 74.
Mutmainnah, Syariuddin. 2014. “Strategi Pembelajaran Maharah Kalam di Lembaga
Pendidikan Bahasa Arab”, Repositry IAIN Purwokerto 5 (01). 5.
Rahmah, Ulfah Fauziyah, 2019. “Program Pembelajaran Bahasa Arab di SMP Plus Al-
Aqsha Jatinagor Sumedang”. An-Nabighoh 21 (02). 255.
Zaenuri, Muhammad. 2018. “Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Pesantren
Mahasiswa”. Prosiding Konferensi Nasional bahasa Arab (4). 369.

.79 .)0( 3 ‫" لغويات‬،‫ "تعليم اإلمالء يف معهد تربية املعلمني اإلسالمية "األمني" برندوان سومنب مادورا‬.0202 ،‫لطيفة احملبوبة وأمساء احلسىن‬

95

Anda mungkin juga menyukai