Anda di halaman 1dari 13

ISU-ISU KONTEMPORER PEMBELAJARAN BAHASA ARAB

DI PONDOK MODERN TAZAKKA

Makalah ini disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Isu-Isu Kontemporer
dalam PBA

Dosen Pengampu: Dr. Khoirul Basyar, M.S.I.

Disusun oleh:

HARUN AL RASYID 50522003


HARISUL UMAM 50522007

JURUSAN MAGISTER PENDIDIKAN BAHASA ARAB

FAKULTAS PASCASARJANA

UIN KH. ABDURRAHMAN WAHID

PEKALONGAN
ISU-ISU KONTEMPORER DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
DI PONDOK PESANTREN MODERN
(Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Modern Tazakka)

A. Pendahuluan
Pondok Modern Tazakka merupakan salah satu lembaga pendidikan
formal tingkat menengah di bawah naungan Yayasan Tazakka. yang di
dalamnya mengkaji kitab berbahasa arab bagi santri putra serta taḥfiẓul qur’an
untuk santri.
Pondok Modern Tazakka yang merupakan salah satu lembaga pendidikan
Islam yang sudah mengajarkan mata pelajaran bahasa Arab dan digunakan
dalam bahasa keseharian para santri, karena bahasa Arab memegang peranan
penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan kebudayaan Islam. Kitab pedoman
umat Islam yaitu al-Qur’an serta kitab-kitab klasik para ulama semua
menggunakan bahasa Arab.
Pada umumnya, bahasa Arab di pelajari karena dua alasan. Pertama,
karena ia bahasa komunikasi yang harus dipelajari bila kita ingin bergaul
dengan pemakai bahasa tersebut. Kedua, karena ia bahasa agama Islam yang
mengharuskan pemeluknya mempelajari bahasa Arab untuk kesempurnaan
amal ibadahnya, sebab kitab sucinya berbahasa Arab.1
Menjadi sebuah tantangan tersendiri bagi lembaga pemndidikan yang
menggunakan bahasa Arab sebagai bahasa keseharian untuk memberikan
solusi alternatif tentang bagaimana cara mengajarkan bahasa Arab yang tepat
serta bagaimana cara meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Arab yang
hingga kini masih dianggap sulit oleh sebagian santri.
Sebagian santri kelas 1 atau 1 intensive di Pondok Modern Tazakka
memiliki latar belakang pendidikan berasal dari sekolah dasar negeri atau
swasta yang notabene belum mengenal bahasa Arab sebelumnya sehingga
kendala yang muncul pun tak bisa untuk dihindari. Tidak hanya santri yang

1
Widi Astuti, Mega Primaningtyas, Fima Rusfianurti, “Pembelajaran Bahasa Arab Kelas
VII di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Sleman Tahun Ajaran 2019/2020”, Ihtimam: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab, No. 1 (Juni, IV, 2021), hlm. 71.

1
berlatar belakang sekolah negeri saja, santri alumni madrasah ibtidaiyah pun
memiliki problem tersendiri bahkan ada juga yang memiliki problem serupa
dengan santri alumni sekolah dasar negeri. Oleh karena itu, isu-isu terkait
problem tersebut akan penulis bahas dalam makalah yang berjudul “Isu-Isu
Kontemporer dalam Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Modern Tazakka”.
B. Pembahasan
1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab di Pondok Modern
Mata pelajaran bahasa Arab merupakan mata pelajaran yang diarahkan
untuk mendorong, membimbing, mengembangkan, dan membina
kemampuan serta menumbuhkan sikap positif terhadap bahasa Arab baik
reseptif maupun produktif. Kemampuan reseptif yaitu kemampuan untuk
memahami pembicaraan orang lain dan memahami bacaan. Sedangkan
kemampuan produktif yaitu kemampuan menggunakan bahasa sebagai alat
komunikasi baik secara lisan maupun tertulis.
Mata pelajaran bahasa Arab di Pondok Modern Tazakka memiliki
tujuan sebagai berikut :
a. Mendidik para santri agar memiliki pengetahuan yang luas tentang
islam.
b. Memiliki keampuan berbahasa arab dana bahasa asing lainnya
dengan baik.
c. Kemampuan membaca, memahami dan menghafal Al Quran
dengan baik.2
Sedangkan tujuan penerapan bahasa Arab di Pondok Modern Tazakka
adalah :
a. Mengembangkan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa Arab,
baik lisan maupun tulis yang mencakup empat keterampilan bahasa
yaitu keterampilan menyimak (mahâratu al-istimâ’), keterampilan
berbicara (mahâratu al- kalâm), keterampilan membaca (mahâratu
al-qirâ`ah), dan keterampilan menulis (mahâratu al-kitâbah).

2
Wawancara dengan Al Ustadz Asimul Irfi pada tanggal 4 Mei 2023.

2
b. Menumbuhkan kesadaran tentang pentingnya bahasa Arab sebagai
salah satu bahasa asing untuk menjadi alat utama belajar,
khususnya dalam mengkaji sumber – sumber ajaran Islam.
c. Mengembangkan pemahaman tentang saling keterkaitan antara
bahasa dan budaya serta memperluas cakrawala budaya.3
Adapun pembelajaran bahasa Arab di Pondok Modern Tazakka
diarahkan agar santrinya mampu berkomunikasi mengunakan bahasa Arab
secara lisan dengan baik. Oleh karena itu, pondok mewajibkan santrinya
menggunakan bahasa Arab saat berinteraksi dalam kesehariannya baik
bersama teman atau pun gurunya.
2. Materi Bahasa Arab yang Diajarkan di Pondok Modern Tazakka.
Ruang lingkup pembelajaran bahasa Arab meliputi unsur
kebahasaan, keterampilan berbahasa, dan aspek budaya. Dimana unsur
kebahasaan sendiri terdiri atas tata bahasa (qawâ’idu al-lughah), kosa kata
(mufradât), serta pelafalan dan ejaan (ashwât ‘arabiyyah). Sedang
ketrampilan berbahasa meliputi keterampilan menyimak (mahâratu al-
istimâ’), keterampilan berbicara (mahâratu al- kalâm), keterampilan
membaca (mahâratu al-qirâ`ah), dan keterampilan menulis (mahâratu al-
kitâbah). Aspek budaya merupakan makna yang terkandung dalam teks
lisan dan tulisan.4
Ruang lingkup yang ada dalam pembelajaran bahasa Arab di
Pondok Pesantren Modern secara umum adalah sebagai berikut:
a. Pembelajaran keterampilan menyimak (mahâratu al-istimâ’)
Istimâ’ mempunyai peranan penting dalam hidup kita, karena
istimâ’ adalah sarana pertama yang digunakan manusia untuk
berhubungan dengan sesame dalam tahap-tahap kehidupan.
b. Pembelajaran keterampilan berbicara (mahâratu al- kalâm)

3
Risvia Vahrotun Nisa’, “Peranan Madrasah dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Arab sebagai Bahasa International”, Jurnal An Nabighoh, No. 2 (Vol 19, 2017), hlm. 238-239.
4
Wakhidati Nurrohmah Putri, “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi Belajar
Bahasa Arab Siswa Madrasah Tsanawiyah”, Lisania: Journal of Arabic Education and Literature,
No.1 (Vol I, 2017), hlm. 2.

3
Berbicara dengan bahasa asing merupakan keterampilan dasar
yang menjadi tujuan dari beberapa tujuan pengajaran
berbahasa .Sebagai mana bicara adalah sarana untuk berkomunikasi
dengan orang lain.
c. Pembelajaran keterampilan membaca (mahâratu al-qirâ`ah)
Membaca merupakan teori terpenting diantara materi-materi
pelajaran. Santri yang unggul dalam pelajaran membaca biasanya
unggul dalam pelajaran yang lain.
d. Pembelajaran keterampilan menulis (mahâratu al-kitâbah)
Keterampilan menulis adalah keterampilan tertinggi dari
keempat keterampilan berbahasa. Menulis merupakan sarana
berkomunikasi dengan bahasa yang tidak terbatas oleh tempat dan
waktu.
e. Pembelajaran Mufradat (Kosa Kata)
Dalam pembelajaran mufradat santri tidak hanya hafal kosa
kata tanpa mengetahui bagaimana cara menggunakannya. Tetapi santri
juga dituntut untuk bisa menggunakannya baik dalam bentuk ucapan
maupun tulisan.
f. Pembelajaran Nahwu (Tata Bahasa)
Nahwu bukan merupakan tujuan pembelajaran bahasa,
melainkan hanya merupakan sarana untuk membantu para santri agar
mampu berbicara, membaca serta menulis dengan benar.5
Pelajaran Bahasa Arab di MTs Syarif Hidayatullah
Wonopringgo meliputi tema-tema yang berupa wacana lisan dan
tulisan berbentuk paparan atau dialog sederhana tentang identitas diri,
kehidupan madrasah, kehidupan keluarga, rumah, hobi, profesi,
kegiatan keagamaan, dan lingkungan.6

5
Darwati Nalole, “Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Mahârah kalâm) melalui
Metode Muhadatsah dalam Pembelajaran Bahasa Arab”, Al-Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam,
No.1 (Desember, I, 2018), hlm. 132-133.
6
Risvia Vahrotun Nisa’, “Peranan Madrasah dalam Meningkatkan Kemampuan Bahasa
Arab sebagai Bahasa International”, Jurnal An Nabighoh, No. 2 (Vol 19, 2017), hlm. 239.

4
Berikut contoh materi pembelajaran yang ada dalam KMI
Pondok Modern Tazakka :
Kelas 1 KMI

Kelas 6 (KMI)

5
Adapun contoh isi materi yang diajarkan kepada santri kelas 1
KMI sebagai berikut:

6
3. Isu-isu Kontemporer Pembelajaran Bahasa Arab yang Ada di Pondok
Modern Tazakka
Secara garis besar, beberapa isu problem yang ada dibagi menjadi
dua, yaitu:
a. Kategori Linguistik
Problem pertama yaitu berkaitan dengan pelafalan dan ejaan
(ashwât ‘arabiyyah). Realitanya problem ini tidak hanya dihadapi oleh
santri alumni SD/SMP Negeri. Beberapa santri alumni MI/MTs pun
memiliki kendala serupa. Lebih dari itu, santri yang sudah pernah mondok
pun masih ada yang belum begitu menguasai ejaan huruf hijaiyah. Dalam
hal ini, masih banyak santri kelas tujuh yang belum menguasai makhraj
secara sempurna. Seperti pelafalan huruf ‫ أ‬dan ‫ع‬, huruf ‫ ح‬dan ‫خ‬, huruf ‫ث‬
dan ‫ س‬dan lain sebagainya. Santri cenderung abai terhadap cara pelafalan
yang benar. Meskipun pada dasarnya mereka mengetahui teori tentang
makhârijul hurûf, tetapi dalam prakteknya seringkali masih ditemukan
kesalahan.
Adapun dalam hal pengejaan, dibuktikan dari hasil ulangan tengah
semester kemarin, penulis menemukan banyak kesalahan penulisan dalam
hal pengejaan kata. Salah satunya adalah kata ‘afwan yang seharusnya
ditulis ‫ َع ْف ًوا‬tetapi oleh santri ditulis ‫ َو ْن‬Y‫اَ ْف‬. Kemudian kata ‫بَا ُح النُّوْ ُر‬Y‫ص‬
َ oleh
santri ditulis ‫صبَا ُح النُّا ُر‬
َ .
Maka dari itu materi dalam buku pembelajaran dari Pondok
Modern Tazakka diawali dengan pembelajaran bahasa arab dasar dengan
kitab durusu al-lughah dan dibarengi dengan pengenalan huruf hijaiyah.
Salah satu tujuannya untuk mengenalkan kepada santri huruf arab dari tata
cara menulisnya, ataupun membacanya,
Solusi bagi kita sebagai guru pengajar bahasa arab, kita perlu
menekankan pengenalan mufradât bahasa arab dari kitab tersebut dan
huruf hijaiyah kepada peseeta didik kita yang belum mengetahuinya,
tentunya dengan metode yang cepat dan praktis atau dengan diberi jam
tambahan di luar jam pembelajaran. Karena Pondok Modern Tazakka

7
sebagai pondok pesantren, yang kurikulumnya sudah mu’adalah (KMI)
maka mudah bagi mereka untuk menambah kajian bahasa arab diluar jam
pembelajaran di kelas. Contoh di Pondok Modern Tazakka terdapat
pelajaran penunjang bahasa arab, seperti imla’, pemberian kosakata,
menghafal bai-bait tentang qawâ’id bahasa arab dan yang lainnya belum
diketahui oleh penulis.
Problem kedua yaitu berkaitan dengan kosa kata (mufradât).
Minimnya perbendaharaan kosa kata dialami oleh santri alumni SD/SMP
Negri. Terlihat saat pembelajaran mufradât, mayoritas santri alumni
MI/MTs sudah mengenal beberapa kosa kata yang ada. Bahkan mereka
sudah hafal arti serta penggunaan kosa kata tersebut yang mana kosa kata
tersebut sudah pernah mereka pelajari di MI/MTs seperti kata ,َ‫ َذلِك‬,‫ هَ ِذ ِه‬,‫هَ َذا‬
‫ ٌذ‬YYYْ‫ تِ ْل ِمي‬, ٌ‫ دَرِّ س‬YYY‫ ُم‬,َ‫ك‬YYY‫تِ ْل‬. Berbeda dengan santri alumni SD/SMP yang baru
mengenal kosa kata tersebut, bahkan beberapa dari mereka mengaku baru
pertama kalinya mendengar kata tersebut. Sehingga terdapat kesenjangan
antara santri alumni SD/SMP dan MI dalam penguasaan kosa kata.
Solusi dari pondok sendiri mungkin menuntut guru harus lebih
kereatif dalam pembelajaran agar peserta didik memliki minat untuk
belajar bahasa arab, seperti membuat papan mufrodat di setiap kelas,
menonton film berbahasa arab dan mewajibkan santri menulis beberapa
mufrodat yang dia dengar dan ketahui dari film tersebut, atau mengadakan
permainan bahasa arab yang sudah pernah kita pelajari.
Problem ketiga yaitu tentang tata bahasa (qawâ’idu al-lughah). Tata
bahasa merupakan salah satu unsur bahasa yang memiliki tingkat kesulitan
lebih tinggi. Pada bab satu, materi qawâ’id yang diajarkan yaitu tentang
isim isyārah, isim ḍomir, kata tanya, dan mubtada’ khabar. Pada bagian
ini, beberapa santri masih kesulitan dalam membedakan konsep mużakar
dan mu’annaṡ meskipun materi ini selalu diulas kembali di setiap
pertemuan. Beberapa santri tersebut mengaku lupa akan konsep yang
sudah pernah diajarkan tersebut. Kitab yang digunakan dalam

8
pembelajaran nahwu menggunakan Nahwu Wadlih dan kitab Sorf yang
digunakan kitab cetakan dari pondok modern darussalam Gontor.
Solusi untuk problem tersebut, pihak yayasan atau sekolah
mengirimkan guru bahasa arab untuk mengikuti pelatihan metode praktis
dalam pengajaran qowaid, atau guru memiliki cara terendiri yang ampuh
untuk memudahkan santri dalam memahami dan mengingat rumus –
rumus yang ada dalam tata bahasa.
Problem yang juga dihadapi oleh santri berkaitan dengan linguistik
yaitu pada keterampilan berbicara. Minimnya perbendaharaan mufradât
tentu memengaruhi mereka dalam menggunakan bahasa arab secara lisan.
Selain itu mereka juga belum terbiasa untuk mengucapkan kata – kata
dalam bahasa arab dan kurangnya panutan yang dapat memotivasi santri
atau mengajak santri untuk berbicara dengan bahasa arab.
Solusi dari problem tersebut adalah guru menjadi contoh dalam
mengajak peserta didik untuk berbicara dengan bahasa arab dengan baik
dan benar. Bisa juga ditampilkan contoh – contoh percakapn berbahasa
arab dari berbagai media. Memanggil native speaker dari balai pendidikan
lain agar peserta didik terpacu dalam berbicara barbahasa arab.
Pondok sudah mewajibkan santrinya untuk menggunakan 2 bahasa
wajib dalam percakapan sehari – hari, yaitu bahasa arab dan inggris
dengan jenjang waktu masing – masing bahasa 2 minggu. Dengan
berbagai kegiatan penunjang kebahasaan, mulai dari setelah sholat shubuh
sudah diberikan 3 kosakata setiap hari, bahkan ada sidang santri yang
melanggar bahasa, dan kegiatan pendukung yang lainnya untuk
meningkatkan kemampuan bahasa santri.
b. Kategori Non Linguistik
Pada kategori ini, baik peserta didik maupun pendidik sama-sama
memiliki kendala. Kendala yang dialami di Pondok Modern Tazakka yang
pertama yaitu berkaitan dengan sarana atau fasilitas yang menjadi
penunjang pembelajaran. Di antara fasilitas tersebut yaitu papan tulis yang
rusak. Kelas yang kurang. Kondisinya yang rusak membuat tulisan

9
bebrahasa arab menjadi tidak jelas. Santri seringkali salah tulis baik pada
huruf, titik maupun harakat. Kelas nya menjadi majemuk jadi kurang
efektif dalam pembelajaran. Selain itu, beberapa santri memilih untuk
meminjam buku temannya untuk menyalin catatan yang ada di papan tulis
dari pada melihatnya langsung di papan tulis.
Kendala selanjutnya yaitu berkaitan dengan persepsi santri
terhadap pembelajaran bahasa Arab. Hal ini tentu menjadi problem yang
harus segera diperbaiki. Persepsi tentang sulitnya mempelajari bahasa
Arab tentu berkaitan juga dengan faktor demotivasi. Oleh karena itu, guru
bahasa Arab harus berupaya untuk membuat suasana pembelajaran lebih
menyenangkan sehingga santri akan tertarik dan secara perlahan merubah
persepsinya tentang pelajaran bahasa Arab itu sendiri. Dalam kitab idhoat
limua’limi al lughoh al ‘arabiyah li ghoiri an Nathiqiina bihaa bahwa
guru harus bisa berbahasa arab dengan baik dan benar dan memiliki minat
untuk mencari tahu apa yang baru dalam metode mengajar, dan dalam
mata pelajarannya.7
Problem lainnya yaitu berkaitan dengan minat santri terhadap
pembelajaran. Seringkali guru menjumpai santri tertidur di kelas saat
pembelajaran berlangsung. Hal tersebut disebabkan karena malam harinya
santri tidur terlalu larut sehingga menyebabkan rasa kantuk di kelas.
Kendala-kendala yang muncul tentu saling berpengaruh terhadap
kualitas pembelajaran. Misalnya, minimnya sarana penunjang
memengaruhi penggunaan metode pembelajaran. Persepsi santri akan
sulitnya pelajaran bahasa Arab memengaruhi minat belajar santri. Terlalu
banyaknya jumlah santri memengaruhi kenyamanan dan perhatian guru
dalam proses pembelajaran di kelas. Dengan demikian, kendala-kendala
yang muncul tentu harus diperbaiki guna mendapatkan kualitas
pembelajaran yang maksimal.

7
Abdurrahman bin ibrahim al fauzan, idhoat limua’limi al lughoh al ‘arabiyah li ghoiri
an Nathiqiina bihaa, (Maktabah Lisan al Arab : 2010) hlm. 8.

10
C. Penutup
Kesimpulan
1. Pada uraian diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
bahasa arab bagi santri Pondok Modern Tazakka adalah untuk
mempersiapkan peserta didik agar memiliki kemampuan menggunakan
bahasa Arab sebagai alat komunikasi baik lisan maupun tulisan yang
mencakup empat keterampilan berbahasa.
2. Adapun materi pembelajaran bahasa Arab di Pondok Modern Tazakka
tidak hanya yang dipelajari di dalam kelas, namun juga dari kegiatan
kesehariannya.
3. Berbagai isu problem yang ada dipilah menjadi dua, yakni linguistik
dan non linguistik. Di antara kategori linguistik adalah mengenai
maharah kalam dan kitabah. Di antara kategori non linguistik adalah
kurang memadainya sarana prasarana, persepsi santri, dan minat santri,
terhadap pembelajaran bahasa Arab.
Pondok Modern Tazakka sendiri sudah mempersiapkan santri – santrinya dengan
bekal bahasa, karena menurut mereka bahasa adalah kunci dalam menggapai ilmu
atau materil dalam kehidupan. Maka dari itu pondok memiliki slogan “Bahasa
adalah Mahkota Pondok”.

11
DAFTAR PUSTAKA

Astuti, Widi, Mega Primaningtyas, Fima Rusfianurti. “Pembelajaran Bahasa Arab


Kelas VII di Madrasah Tsanawiah Negeri 4 Sleman Tahun Ajaran
2019/2020”. Ihtimam: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab. No. 1 (Juni, IV,
2021).
Nalole, Darwati. “Meningkatkan Keterampilan Berbicara (Mahârah kalâm)
melalui Metode Muhadatsah dalam Pembelajaran Bahasa Arab”. Al-
Minhaj: Jurnal Pendidikan Islam. No.1 (Desember, I, 2018).
Nisa’, Risvia Vahrotun. “Peranan Madrasah dalam Meningkatkan Kemampuan
Bahasa Arab sebagai Bahasa International”. Jurnal An Nabighoh. No. 2
(Vol 19, 2017).
Putri, Wakhidati Nurrohmah. “Pengaruh Media Pembelajaran Terhadap Motivasi
Belajar Bahasa Arab Santri Madrasah Tsanawiah”. Lisania: Journal of
Arabic Education and Literature. No.1 (Vol I, 2017).
Haryani, Nanik Dwi dan Nuruk Cholidiyah, “Pendidikan Bahasa Arab SMP
Muhammadiyah Kelas 7”, (Yogyakarta, GRAMASURYA : 2017)
Abdurrahman bin ibrahim al fauzan, (2010) idhoat limua’limi al lughoh al
‘arabiyah li ghoiri an Nathiqiina bihaa, Mesir: Maktabah Lisan al Arab.

12

Anda mungkin juga menyukai