Anda di halaman 1dari 8

MATA KULIAH DOSEN PENGAMPU

Pengembangan Kurikulum Bahasa Arab Mursyidah Awaliyah, M.Pd

Penelitian
Telaah Kurikulum Pembelajaran Bahasa Arab Madrasah Aliyah

Disusun Oleh:

Rifqi Ilhami : 21.25.1.1.0721

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH (STIT) DARUL HIJRAH


PROGRAM STUDI S-1 PENDIDIKAN BAHASA ARAB
MARTAPURA

2024
Abstrak
Pembelajaran Bahasa Arab menjadi pintu gerbang menuju pemahaman mendalam terhadap
sejarah, sastra, dan budaya Arab yang kaya. Bahasa ini tidak hanya menjadi alat komunikasi umat
Islam tetapi juga membuka akses kepada ajaran Islam yang terdapat dalam Al-Qur'an. Meskipun
menghadapi tantangan struktur dan variasi dialek, pendekatan pembelajaran yang efektif
melibatkan metode berbasis keterampilan, pemanfaatan teknologi, dan pemahaman konteks
budaya. Sumber daya pembelajaran, seperti buku teks, media sosial, dan interaksi dengan penutur
asli, memainkan peran kunci dalam memperkaya pengalaman pembelajaran.

Pentingnya pemahaman konteks budaya tidak dapat diabaikan, karena Bahasa Arab bukan hanya
tentang tata bahasa, tetapi juga tentang memahami norma-norma sosial dan ekspresi linguistik
yang tepat. Evaluasi pembelajaran yang mencakup keterampilan berbicara, mendengarkan,
membaca, dan menulis, bersama dengan pengembangan diri melalui berbagai kegiatan, menjadi
jalan menuju penguasaan Bahasa Arab yang holistik. Dengan ketekunan dan minat yang tepat,
setiap pembelajar dapat mengatasi tantangan dan memanfaatkan kekayaan bahasa ini untuk
mengeksplorasi dan memahami lebih dalam budaya Arab yang luas dan bervariasi.

Abstract
Learning Arabic serves as a gateway to a profound understanding of the rich history, literature,
and culture of the Arab world. The language not only acts as a means of communication for the
Islamic community but also provides access to the teachings of Islam found in the Quran. Despite
facing challenges related to its unique structure and dialectal variations, effective learning
approaches involve skill-based methods, the integration of technology, and an understanding of
cultural contexts. Learning resources, such as textbooks, social media, and interaction with native
speakers, play a crucial role in enriching the learning experience.
The significance of understanding cultural contexts cannot be overstated, as Arabic is not merely
about grammar but also comprehending social norms and appropriate linguistic expressions.
Evaluation methods covering speaking, listening, reading, and writing skills, along with self-
development through various activities, pave the way toward a holistic mastery of the Arabic
language. With diligence and genuine interest, every learner can overcome challenges and
leverage the linguistic richness to explore and gain a deeper understanding of the vast and diverse
Arab culture.
Bab I
Pendahuluan

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa diukur dari seberapa maju pendidikan yang telah dicapai.
Konteks tersebut sama halnya dengan mesin pendidikan yang digelar disekolah, apakah
telah melakukan pencerahan terhadap anak-anak didik atau tidak. Konsep kurikulum
berkembang sejalan dengan perkembangan teori dan praktik pendidikan. Pada hakikatnya,
kurikulum bukan hanya mata pelajaran dan rencana pembelajaran, melainkan merupakan
pengalaman siswa, guru, dan semua yang ikut melaksanakan pendidikan, baik yang
diperoleh di dalam kelas maupun di luar kelas.
Kurikulum sebagai suatu disiplin ilmu dewasa ini berkembang secara pesat, baik
secara teoritis maupun praktis. Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk
mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup
di masyarakat. Kurikulum tradisional dulu lebih banyak terfokus pada mata pelajaran
dengan sistem penyampaian dan penuangan, lainnya halnya sekarang ini kurikulum lebih
banyak diorientasikan pada dimensi-dimensi baru seperti kecakapan hidup, pegembangan
diri, pengembangan ekonomi dan industri, era globalisasi dengan berbagai
permasalahannya dan politik. Kurikulum dituntut untuk adaptif terhadap perubahan zaman
dan kemajuan ilmu pengetahuan.
Kurikulum pembelajaran bahasa Arab adalah rancangan program pembelajaran
bahasa Arab yang direncanakan oleh lembaga pendidikan, mencakup sejumlah mata
pelajaran bahasa Arab yang disusun secara sistematis disampaikan guru kepada siswa
melalui proses transformasi ilmu, sikap mental, dan perilaku kebahasaan dan penilaian
lulusan dilakukan secara profesional dan berorientasi kepada tujuan tertentu dalam
menyelesaikan suatu program pendidikan untuk memperoleh ijazah. 1
Sesuai dengan KMA no. 207 Th. 2014 bahwa pelaksanaan Kurikulum Madrasah
pada jenjang MI, MTs dan MA mulai periode semester 2 (dua) Tahun Pelajaran 2014/2015
secara umum menggunakan standar KTSP untuk Mapel Umum.
Adapun untuk Mapel Pendidikan Agama Islam (PAI) dan Bahasa Arab tetap
menggunakan standar K13 sesuai dengan KMA 165 Th. 2014. Struktur kurikulum K13
untuk Madrasah Tsanawiyah (MTs) mengikuti struktur kurikulum dalam Keputusan
Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2015 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013
Mapel PAI dan Bahasa Arab. Struktur Kurikulum K13 untuk Madrasah Aliyah (MA)

1
Rika Lutfiana Utami, “Desain Kurikulum Bahasa Arab di Indonesia,” EL-IBTIKAR: Jurnal Pendidikan Bahasa
Arab 9, no. 1 (30 Juni 2020): 108, https://doi.org/10.24235/ibtikar.v9i1.6235.
berdasarkan Peraturan Menteri Agama Nomor 165 tahun 2014 tentang Kurikulum 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab pada Madrasah. Struktur
kurikulum ini berlaku bagi Madrasah Aliyah yang menyelenggarakan kurikulum 2013.2

Dalam penyusunan kurikulum, tentunya guru dibebaskan untuk memilih bahan


ajar, metode pembelajaran serta bentuk evaluasi yang ingin diterapkan kepada siswa. Hal
ini didasari dengan keadaan siswa di setiap sekolah yang berbeda-beda sehingga menuntut
para guru untuk mengajar sesuai dengan keadaan masing-masing.

B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan metode analisis
deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan beberapa cara wawancara terstruktur.
Objek penelitian ini adalah guru bahasa Arab di MA Pangeran Antasari.

Bab II

Hasil Peneltian dan Pembahasan


A. Implementasi Kurikulum Bahasa Arab di MA Pangeran Antasari
Berdasarkan hasil wawancara, implementasi kurikulum bahasa Arab di sekolah
tersebut adalah kurikulum 13 seperti yang tertera di pendahuluan. Dalam hal ini, tidak
semua guru menggunakan bahan dan buku ajar yang sama, akan tetapi untuk pengambilan
materi yang diajarkan berpatok kepada kurikulum yang sudah ditentukan kementrian
Agama.
Selain buku ajar yang sudah disediakan oleh Kementrian Agama, para guru sesekali
menggunakan buku ajar lain atau bahan ajar yang dibuat sendiri. Akan tetapi, persentase
penggunaan buku ajar selain milik Kementrian Agama hanya sedikit dikarenakan adanya
tuntutan untuk menyelesaikan Program semester tepat waktu. Tuntutan ini sedikit
banyaknya mempengaruhi cara ajar para guru sehingga penggunaan buku ajar milik
Kementrian Agama sudah di rasa cukup.
Dalam tujuan pembelajaran, lebih banyak mengacu kepada pendalaman terhadap
keterampilan membaca dan menulis dengan tetap mengajarkan keterampilan berbahasa
yang lain. Hal ini disebabkan keadaan siswa yang lebih lanjut akan dibahas pada bagian
problematikan pembelajaran. Hal ini pula yang menjadikan metode ajar yang sering
digunakan adalah metode Qawaid Tarjamah.

2
Darul Qutni dan Muchlisin Nawawi, “TELAAH KURIKULUM BAHASA ARAB SLTP DAN SLTA DI ERA
NEW NORMAL PROPINSI JAWA TENGAH,” Lisanul Arab: Journal of Arabic Learning and Teaching 11, no. 1
(2022): 14–19.
B. Problematika Kurikulum Bahasa Arab di MA Pangeran Antasari
Masalah pertama adalah keadaan siswa yang tidak semuanya pandai dalam baca
tulis bahasa Arab. Hal ini tentu saja akan mempengaruhi siswa dalam pembelajaran,
terutama pada keterampilan mendengar dan berbicara. Pemantapan terhadap keterampilan
membaca dan menulis sudah dirasa cukup dan membantu siswa dalam mengatasi
kekurangan mereka ini. Lebih dari itu, motivasi belajar siswa juga berpengaruh dalam hal
ini. Siswa mempunyai orientasi belajar bahasa Arab yang berbeda dengan santri, para siswa
hanya mempelajari bahasa Arab sebagai salah satu dari pelajaran wajib sekolah sedangkan
santri mempelajari bahasa Arab dengan orientasi untuk mampu mengucapkan dan
berbicara sehari-hari dengan bahasa Arab, sehingga keterampilan mendengar dan berbicara
sangat ditekankan.
Masalah kedua adalah para siswa yang sering memainkan HP (handphone)
sehingga menyebabkan kurang fokusnya mereka dalam pembelajaran. Sudah menjadi
momok terbesar dalam dunia pendidikan di era yang serba modern ini adalah
ketidakmampuan para wali murid untuk membatasi penggunaan HP untuk anak-anaknya,
hal ini menyebabkan para siswa yang tidak bisa lepas dari alat tersebut walaupun dia
sedang berada di tengah-tengah pembelajaran. Dalam kasus ini, tentunya siswa tidak bisa
disalahkan sepenuhnya, para guru harus memutar otak untuk mengatasi permasalahan ini.
Masalah ketiga adalah tingkah laku dari para siswa itu sendiri. Berdasarkan hasil
wawancara, salah seorang guru pernah ditantang berkelahi oleh salah satu muridnya ketika
pembelajaran bahasa Arab sedang berlangsung, keadaan seperti ini tentu sedikit banyaknya
mempengaruhi jalannya pembelajaran.
C. Evaluasi Kurikulum Bahasa Arab di MA Pangeran Antasari
Dalam penyelenggaraan pengajaran pada umumnya termasuk di dalam pengajaran
bahasa, evaluasi memiliki tempat dan peranan yang terkait langsung, dan bahkan
merupakan bagian tak terpisahkan dari pengajaran itu. Dalam teori penyusunan dan
perencanaan pengajaran, pengajaran digambarkan sebagai suatu proses yang terdiri
dari tiga komponen utama yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain. Ketiga
komponen itu adalah tujuan pengajaran, pelaksanaan pengajaran dan penilaian hasil
pengajaran. Ketiganya memiliki hubungan yang erat satu sama lain, baik secara
langsung dalam hubungan sebab akibat, maupun secara tidak langsung dalam bentuk
umpan balik.3

Dalam pelaksanaan kurikulum di sekolah tersebut terbagi menjadi dua macam


evaluasi, yaitu evaluasi harian dan evaluasi akhir/semesteran.
1. Evaluasi harian

3
Ubaid Ridho, “EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB,” An Nabighoh 20, no. 01 (24 Juni
2018): 19–26, https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v20i01.1124.
a. Penilaian Lisan
1) Penilaian qiraah (membaca) dilakukan dengan cara mengirimkan pesan
suara via WhatsApp
b. Penilaian Tertulis
1) Tes Essay: tes yang berbentuk pertanyaan tulisan, yang jawabannya
merupakan karangan (essay) atau kalimat yang panjang-panjang.4
2) Tes Melengkapi jawaban atau jawaban singkat: Tes ini sering dikenal
dengan tes completion, dimana tes ini berbentuk pernyataan yang salah
satunya dikosongkan. Tugas peserta didik ialah mengisi jawaban pada
kata-kata yang kosong tersebut. 5 Dalam implementasinya di sekolah
tersebut, guru dapat memberikan soal berupa kuis yang dijawab melalui
HP masing-masing siswa.
2. Evaluasi Akhir/Semester

Tes Pilihan Ganda: Tes pilihan ganda ini umumnya terdiri atas kalimat
pokok yang berupa pernyataan yang belum lengkap dan diikuti oleh empat
sampai lima kemungkinan jawaban yang dapat melengkapi pernyataan tersebut.
Pelajar harus memilih salah satu diantara kemungkinan jawaban tersebut.6

Bab III

Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan

Pembelajaran bahasa Arab berbasis kurikulum mempunyai implementasi,


problematika dan bentuk evaluasinya tersendiri. Hal ini ditentukan dengan keadaan dan
lingkungan pembelajaran di masing-masing sekolah. Para guru dituntut untuk
memaksimalkan pembelajaran dengan segala cara demi terwujudnya pembelajaran yang
ideal untuk semua siswa.
B. Saran
1. Pembelajaran Bahasa Arab akan lebih baik dilakukan secara berkolompok, hal ini dapat
membantu siswa yang belum pandai dalam baca tulis bahasa Arab untuk memahami
pelajaran yang diajarkan

4
Hellin Putri dkk., “Instrumen Penilaian Hasil Pembelajaran Kognitif pada Tes Uraian dan Tes Objektif,” Jurnal
Papeda: Jurnal Publikasi Pendidikan Dasar 4, no. 2 (31 Juli 2022): 139–48,
https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i2.2649.
5
Hasim Hasim, Hasniah Hasniah, dan Muhammad Arsyam, “Teknik Dan Bentuk Evaluasi Hasil Belajar,” 2021.
6
“Jenis-jenis Tes | EduChannel Indonesia,” diakses 18 Januari 2024, https://www.educhannel.id/blog/artikel/jenis-
jenis-tes.html.
2. Pembelajaran bahasa Arab berbasis project dapat dilakukan, pembelajaran dengan
bentuk ini akan memberikan pengalaman belajar yang lebih berkesan dan
menyenangkan.
3. Penggabungan antara media Hp dan pembelajaran sangat disarankan. Guru dalam hal
ini tidak membatasi penggunaan HP, akan tetapi menggunakannya sebagai penunjang
pembelajaran.Hal ini dapat dilakukan dengan cara menerjemahkan teks bahasa Arab
melalui google translate atau situs terjemah yang lain oleh para siswa.
Daftar Pustaka
Hasim, Hasim, Hasniah Hasniah, dan Muhammad Arsyam. “Teknik Dan Bentuk Evaluasi Hasil
Belajar,” 2021.
“Jenis-jenis Tes | EduChannel Indonesia.” Diakses 18 Januari 2024.
https://www.educhannel.id/blog/artikel/jenis-jenis-tes.html.
Putri, Hellin, Desty Susiani, Nabilla Setya Wandani, dan Fia Alifah Putri. “Instrumen Penilaian
Hasil Pembelajaran Kognitif pada Tes Uraian dan Tes Objektif.” Jurnal Papeda: Jurnal
Publikasi Pendidikan Dasar 4, no. 2 (31 Juli 2022): 139–48.
https://doi.org/10.36232/jurnalpendidikandasar.v4i2.2649.
Qutni, Darul, dan Muchlisin Nawawi. “TELAAH KURIKULUM BAHASA ARAB SLTP DAN
SLTA DI ERA NEW NORMAL PROPINSI JAWA TENGAH.” Lisanul Arab: Journal
of Arabic Learning and Teaching 11, no. 1 (2022): 14–19.
Ridho, Ubaid. “EVALUASI DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ARAB.” An Nabighoh 20,
no. 01 (24 Juni 2018): 19–26. https://doi.org/10.32332/an-nabighoh.v20i01.1124.
Utami, Rika Lutfiana. “Desain Kurikulum Bahasa Arab di Indonesia.” EL-IBTIKAR: Jurnal
Pendidikan Bahasa Arab 9, no. 1 (30 Juni 2020): 108.
https://doi.org/10.24235/ibtikar.v9i1.6235.

Anda mungkin juga menyukai