PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Arab sebagai bahasa internasional telah diakui oleh dunia. Tentu hal ini akan
mempunyai peran yang signifikan dalam improvisasi dan kompetisi pada tingkat dunia
internasional. Hal tersebut bukan saja dalam aspek perkembangan bahasa dan ilmu an sich,
namun lebih dari hal itu.yakni improvisasi pada aspek metodologi dan tekhnik
pembelajarannya. Statement tersebut tentu dapat dibuktikan. Bahasa Arab merupakan salah
satu mata pelajaran penting dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, terutama bagi siswa di
tingkat menengah seperti Madrasah Tsanawiyah. Pendidikan Bahasa Arab di tingkat
menengah merupakan hal yang penting dalam membentuk pemahaman dan keterampilan
siswa dalam memahami teks-teks keagamaan serta memperluas wawasan keilmuan Islam.
Bahasa Arab yang berkualitas.
Meskipun demikian, tantangan dalam pembelajaran Bahasa Arab di tingkat menengah
seringkali dihadapi oleh guru dan siswa, seperti rendahnya motivasi siswa, kurangnya
keterampilan berbahasa Arab, dan kurangnya pengalaman langsung dalam penggunaan
bahasa tersebut di kehidupan sehari-hari. Dalam kegiatan belajar mengajar, sangat penting
bagi guru untuk mempunyai berbagai metode. Metode adalah seperangkat cara yang
digunakan oleh seorang guru dalam menyampaikan ilmu atau transfer ilmu kepada anak
didiknya yang berlangsung dalam proses belajar dan mengajar atau proses pembelajaran. Dari
ungkapan tersebut, dapat diambil sebuah kesimpulan umum, yaitu ketika seorang guru
semakin menguasai metode pembelajaran, maka semakin baik pula ia dalam menggunakan
metode tersebut. Ketika penguasaan tersebut berjalan dengan baik maka semakin baik pula
target pembelajaran yang ingin dicapai.
Secara konkret dan faktual dalam kegiatan pembelajaran bahasa Arab. Dimana akhir akhir
ini banyak bermunculan model-model atau teknik pembelajaran bahasa Arab yang interaktif
dan inovatif yang tentunya akan menambah gairah peserta didik dalam mempelajari bahasa
Arab secara simultan dan berkelanjutan. Hal ini tentu harus disambut oleh para pendidik
untuk direalisasikan secara aktif dan kreatif, sehingga proses pembelajaran bahasa Arab
berlangsung maksimal dan terintegrasi dalam tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
Salah satu tantangan dalam pembelajaran Bahasa Arab adalah memastikan bahwa siswa
dapat memahami, berbicara, dan menulis dalam bahasa tersebut dengan baik. Hal ini
memerlukan metode pembelajaran yang efektif dan inovatif. Metode simulasi adalah salah
satu pendekatan yang dapat digunakan dalam pembelajaran Bahasa Arab. Simulasi
menggabungkan teori dengan praktik, memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam
situasi yang mendekati kehidupan nyata di mana mereka dapat mengaplikasikan pengetahuan
Bahasa Arab mereka.
Selain itu Bahasa arab juga, penting untuk mencatat bahwa dunia saat ini sedang
mengalami perubahan cepat dalam hal teknologi dan komunikasi. Akses mudah ke sumber
daya online dan media sosial telah mengubah cara manusia berkomunikasi dan berinteraksi
secara global. Bahasa Arab sebagai bahasa internasional memiliki peran penting dalam
komunikasi antarnegara, terutama di dunia Arab dan Islam. Oleh karena itu, pemahaman
Bahasa Arab dan kemampuan berkomunikasi dalam bahasa ini menjadi semakin penting.
Dalam kegiatan belajar mengajar, sangat penting bagi guru untuk mempunyai berbagai
metode. Metode adalah seperangkat cara yang digunakan oleh seorang guru dalam
menyampaikan ilmu atau transfer ilmu kepada anak didiknya yang berlangsung dalam proses
belajar dan mengajar atau proses pembelajaran. Dari ungkapan tersebut, dapat diambil sebuah
kesimpulan umum, yaitu ketika seorang guru semakin menguasai metode pembelajaran,
maka semakin baik pula ia dalam menggunakan metode tersebut. Ketika penguasaan tersebut
berjalan dengan baik maka semakin baik pula target pembelajaran yang ingin dicapai
Salah satu cara bisa yang digunakan adalah dengan menggunakan metode simulasi.
Metode simulasi adalah metode belajar mengajar dalam bentuk permainan yang sudah diatur,
kemudian dilakukan oleh siswa. Sehingga terjadi proses belajar dan mengajar didalamnya
demi memperoleh pemahaman tentang hakikat suatu konsep atau keterampilan melalui
kegiatan simulasi.Metode simulasi hampir sama dengan metode sosio-drama. Akan tetapi,
letak perbedaanya adalah sosio-drama lebih cenderung pada permainan bahasa, hafalan, serta
lebih dekat pada dunia akting dan peran. Sedangkan simulasi lebih cenderung pada hal-hal
yang bersifat non bahasa, serta tidak cenderung pada akting dan peran.
Pembelajaran Bahasa Arab yang efektif di tingkat menengah adalah kunci untuk
mempersiapkan siswa dengan kompetensi yang dibutuhkan dalam memahami teks-teks Arab
klasik dan kontemporer, berkomunikasi dalam bahasa tersebut, serta memahami budaya dan
konteks sosial di dunia berbahasa Arab. Namun, metode tradisional pembelajaran yang hanya
fokus pada pemahaman teks dan hafalan kosakata seringkali tidak memadai dalam
mengembangkan kemampuan berbicara dan berinteraksi dalam Bahasa Arab. Penerapan
metode simulasi dalam pembelajaran Bahasa Arab dapat membawa perubahan signifikan
dalam pendekatan pembelajaran. Simulasi dapat menciptakan pengalaman yang lebih
mendalam dan berarti bagi siswa.
Mereka dapat terlibat dalam situasi berbicara yang mirip dengan kehidupan nyata, seperti
peran bermain atau situasi komunikatif. Dengan demikian, siswa memiliki kesempatan untuk
meningkatkan keterampilan berbicara mereka secara praktis.Selain itu, metode simulasi juga
dapat memotivasi siswa untuk belajar Bahasa Arab dengan lebih antusias. Simulasi
menyajikan pembelajaran yang interaktif dan berorientasi tugas, yang bisa jadi lebih menarik
bagi siswa daripada pembelajaran yang pasif dan berbasis teks saja. Dengan melibatkan siswa
dalam situasi-situasi yang relevan dan menarik, metode simulasi dapat menginspirasi minat
dan komitmen mereka terhadap pembelajaran Bahasa Arab.
Dalam konteks ini, metode simulasi dalam pembelajaran Bahasa Arab tidak hanya dapat
mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan pembelajaran Bahasa Arab di kelas,
tetapi juga membekali mereka dengan keterampilan berbahasa yang relevan di dunia nyata.
Simulasi yang dirancang dengan baik dapat menciptakan situasi yang mirip dengan
kehidupan nyata, di mana siswa harus menggunakan Bahasa Arab untuk berkomunikasi,
berkolaborasi, dan menyelesaikan tugas-tugas yang kompleks.Penggunaan metode simulasi
juga mencerminkan pergeseran paradigma dalam pendidikan, dari pendekatan pengajaran
yang berpusat pada guru menjadi pendekatan yang lebih berpusat pada siswa. Dengan
memberikan kesempatan kepada siswa untuk aktif terlibat dalam pembelajaran mereka
sendiri, metode simulasi dapat meningkatkan motivasi, keterlibatan, dan pemahaman siswa
terhadap Bahasa Arab.
Di MTs Miftahussalam , beralamat di Dusun soborejo Rt.01 Rw. 02, Kecamatan Slahung,
Kabupaten ponorogo,Jawa Timur. Merupakan sekolahan swasta dan memulai kegiatan
belajar mengajar pada tahun 1978 sampai sekarang. MTs Miftahussalam juga terdapat
pondoknya yang sudah ada sejak berdirinya sekolahan tersebut. Di MTs Miftahussalam
masih menggunakan kurikulum 13 dan salafiyah dan untuk kurikulum merdeka masih dalam
tahap pembelajaran untuk para gurunya. Dengan adanya pondok pesantren para siswa selalu
ada kegiatan islami seperti rutinan istighosah pada hari tertentu dan selalu diadakanya sholat
dhuha berjamaah pada jam ke kedua tepatnya sebelum jam istirahat siswa. Dengan begitu
bisa meningkatkan nilai nilai kehidupan yang mencerminkan tumbuh kembangnya kehidupan
beragama mereka seperti aqidah,ibadah dan akhlak yang menjadi pedoman prilaku sesuai
dengan aturan aturan yang benar.
Namun belum tentu dengan adanya latar belakang yang islami tersebut siswa bisa tertarik
dengan pelajaran bahasa arab. Terutama untuk kelas IV C yang siswanya terkenal agak
bandel dan sulit untuk dikondisikan saat pelajaran bahasa arab. Mereka cenderung
menganggap bahasa arab adalah pelajaran yang sulit . Tetapi tidak semua murit merasa sulit
ada juga yang merasa senang dengan pembelajaran bahas arab di kelas. Dengan begitu guru
bahasa arab di kela IV C tersebut menggunakan metode simulasi agar memudahkan semua
murid untuk memahami dan menyukai pelajaran bahasa arab. Dengan begitu siswa memiliki
potensi yang beasr.
Masih perlu dilakukan penelitian yang lebih mendalam untuk mengukur efektivitasnya dalam
konteks pembelajaran Bahasa Arab di MTs Miftahussalam, Kambeng. Selain itu, perlu
diperhatikan apakah penerapan metode ini sesuai dengan karakteristik siswa dan lingkungan
sekolah di MTs Miftahussalam. Melalui penelitian ini, diharapkan dapat ditemukan bukti
empiris yang mendukung implementasi metode simulasi dalam pembelajaran Bahasa Arab di
MTs Miftahussalam, Kambeng, dan memperoleh wawasan yang lebih baik tentang
bagaimana metode ini dapat diterapkan dengan efektif. Hasil penelitian ini dapat memberikan
kontribusi berharga bagi pengembangan kurikulum Bahasa Arab di tingkat menengah dan
mendukung upaya meningkatkan kualitas pendidikan di MTs Miftahussalam.
Namun,untuk berhasil mengimplementasikan metode simulasi, penting untuk
mempertimbangkan faktor-faktor seperti sumber daya yang tersedia, kemampuan guru, dan
karakteristik siswa. Oleh karena itu, penelitian ini juga akan melihat kendala-kendala yang
mungkin muncul dalam implementasi metode simulasi di MTs Miftahussalam dan mencari
solusi yang sesuai.Dengan memahami peran penting Bahasa Arab dalam konteks global saat
ini dan manfaat metode simulasi dalam pembelajaran, penelitian ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi positif terhadap pengembangan kurikulum dan metode pengajaran di
MTs Miftahussalam, Kambeng, serta dapat memberikan wawasan yang berharga bagi
pengembangan pendidikan Bahasa Arab di tingkat menengah secara lebih luas.
B. Fokus Penelitian
Dari latar belakang permasalahan tersebut maka peneliti akan memunculkan
permasalahan yang akan diteliti yaitu penerapan metode simulasi dalam konteks
pembelajaran Bahasa Arab di sebuah sekolah menengah (MTS) bernama MTs
Miftahussalam yang terletak di Kambeng, yang mencakup sejauh mana metode
simulasi efektif dalam meningkatkan pemahaman dan keterampilan siswa dalam
Bahasa Arab.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian yang telah diuraikan
sebelumnya maka masalah pokok peneitian ini dapat dijabarkan dalam bentuk
pertanyaan. Adapun masalah yang diteliti dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan metode simulasi dalam pembelajaran Bahasa arab di MTs
miftahussalam?
2. Bagaimana Evaluasi metode simulasi dalam pembelajaran bahasa arab di MTs
Miftahussalam ?
3. Bagaimana dampak metode simulasi dalam meningkatkan semangat dan
pemahaman siswa di MTs Miftahussalam?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui pelaksanaan metode simulasi dalam pembelajaran bahasa arab
di MTs Miftahussalam
2. Untuk mengetahui evaluasi metode simulasi dalam pembelajran bahasa rab di
MTs miftahussalam.
3. Untuk mengetahui dampak metode simulasi dalam pembelajran bahasa arab di
MTs Miftahussalam
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang masalah dan fokus penelitian di atas, maka tujuan yang
ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Secara teoritis
Peneliti ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap pelaksanaan metode
simulasi yang dilakukan di MTs Miftahussalam yang berbasis kurikulum 13 dan
salafy, kemudian juga dapat menambahkan wawasan ilmu terutama di bidang
pendidikan bahasa arab.
2. Secara praktis
Secara praktis teori ini akan bermanfaat:
a. Bagi Penulis
Penulis dapat menambah pengetahuan terutama di bidang keilmuan,yang
dapat digunakan sebagai bahan dalam pembelajran yakni tentang pelaksanaan
metode simulasi dalam pembelajaran bahasa arab.
b. Bagi Pembaca
Dapat menambah wawasan atau ilmu pengetahuan tentang pelaksanaan
metode simulasi dalam pembelajran bahasa arab.
c. Bagi Siswa
Sebagai wadah untuk lebih mudah memahami dan lebih pengalaman belajar
bahasa arab dalam metode simulasi.
d. Bagi Sekolah
Peneliti ini diharapkan sebagai bahan masukan dalam pelaksanaan atau
sumbangan terhadap sekolah dalam pelaksanaan metode simulasi
pembelajaran bahasa arab.
F. Sistematika Pembahasan
Agar penelitian ini lebih terperinci sehingga terlihat adanya gambaran yang terarah,
logis dan saling berhubungan antara sub bab dengan bab berikutnya. Pembahasan
dalam penelitian ini dibagi menjadi enam bab, enam bab tersebut merupakan satu
kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan untuk mencapai tujuan pembahasan
agar dapat tergambarkan dengan baik. Adapun enam bagian tersebut sebagai berikut:
Bab pertama, berisi pendahuluan yang akan menjabarkan latar belakang, fokus
penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, sistematika
pembahasan, dan dilengkapi dengan jadwal penelitian
Bab kedua, berisi pembahasan telaah hasil penelitian terdahulu dan kajian teori
tentang penjelasan tentang teori yang relevan sebagai landasan teori untuk
menyelesaikan masalah tentang pengajian kitab kuning dalam meningkatkan
kecerdasan spiritual santri di Pondok Pesantren Darussalam Bangunsari Ponorogo.
Bab ketiga, berisi metode penelitian yang akan menjabarkan tentang pendekatan
dan jenis penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik
pengumpulan data, teknik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, tahapan-
tahapan penelitian.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Implementasi
Implementasi adalah tindakan–tindakan yang dilakukan oleh pihak–pihak yang
berwenang dan berkepentingan, baik pemerintah maupun swasta yang bertujuan
untuk mewujudkan cita–cita serta tujuan yang telah ditetapkan .Implementasi
berasal dari bahasa Inggris yaitu to implement yang berarti
mengimplementasikan. Implementasi merupakan penyediaan sarana untuk
melaksanakan sesuatu yang menimbulkan dampak atau akibat terhadap sesuatu.
Sesuatu tersebut dilakukan untuk menimbulkan dampak atau akibat itu dapat
berupa undang–undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan Peradilan dan
Kebijakan yang dibuat oleh Lembaga–Lembaga Pemerintah dalam kehidupan
kenegaraan.
Implementasi berkaitan dengan berbagai tindakan yang dilakukan untuk
melaksanakan dan merealisasikan program yang telah disusun demi tercapainya
tujuan dari program yang telah direncanakan, karena pada dasarnya setiap
rencana yang ditetapkan memiliki tujuan atau target yang hendak dicapai.
Implementasi bertujuan untuk memastikan bahwa rencana yang telah disepakati
dapat diterapkan dengan baik dan menghasilkan dampak yang positif. dalam
implementasi harus memahami secara detail rencana yang akan diterapkan
sebelum memasuki fase eksekusi. Rencana implementasi juga harus jelas dan
tidak meninggalkan pertanyaan yang tidak terjawab.
Implementasi biasanya dilakukan setelah perencanaan sudah dianggap sempurna.
implementasi bukan sekedar aktivitas, tapi suatu kegiatan yang terencana untuk
mencapai tujuan. Dengan demikian, implementasi adalah tindakan yang harus
mengikuti pemikiran awal agar sesuatu benar-benar terjadi.
Implementasi merupakan tahap penting dalam proses perencanaan dan
pengambilan keputusan. Dalam implementasi, rencana atau kebijakan yang telah
dirumuskan akan dijalankan dan dievaluasi untuk melihat apakah tujuan yang
diharapkan dapat tercapai. Dalam implementasi terdapat beberapa komponen
yang penting antara lain sebagai berikut.
a. Tujuan Implementasi
Tujuan dari implementasi adalah untuk memastikan rencana yang sudah
disepakati bisa diterapkan dan membawa dampak yang positif. Tim yang
berkaitan dengan perencanaan implementasi harus dapat menjawab hal-hal
detail tentang suatu rencana yang akan diterapkan, sebelum akhirnya masuk
ke fase eksekusi. Untuk memastikan bahwa rencana yang telah disepakati
dapat diterapkan dengan baik dan menghasilkan dampak yang positif. dalam
implementasi harus memahami secara detail rencana yang akan diterapkan
sebelum memasuki fase eksekusi.
Rencana implementasi juga harus jelas dan tidak meninggalkan pertanyaan
yang tidak terjawab. Rencana implementasi akan menjadi kunci untuk
menguraikan langkah-langkah yang harus diambil tim untuk mencapai tujuan
atau inisiatif bersama.Untuk mengetahui apakah rencana implementasi sudah
efektif atau belum adalah dengan menyerahkannya kepada seseorang di luar
tim untuk menilai apakah mereka dapat memahami proyek secara
keseluruhan. Rencana implementasi seharusnya tidak meninggalkan
pertanyaan yang tidak terjawab.
b. Jenis Jenis Implementasi
1. Implementasi Kebijakan
Implementasi kebijakan merupakan suatu kebijakan yang dapat
mencapai tujuanya. Penegakan kebijakan adalah alat manajemen hukum
dimana berbagai aktor,organisasi,prosedur dan teknik bekerja sama
umtuk mengimplementasikan kebijakan untuk mencapai efek atu tujuan
yang diinginkan.
Dengan begitu implementasi sesuai dengan langkah langkah yang
diambil oleh pemerintah untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dalam
keputusan politik. Tujuannya adalah kebijakan yang tidak akan
bertentangan dengan masyarakat, sehingga tidak menimbulkan kerugian
bagi masyarakat.
2. Implementasi Pendidikan
Dalam hal ini tujuan pembelajaran bahasa Arab. Menurut Ahmad Fuad Effendi,
metode adalah rencana menyeluruh penyajian bahasa secara sitematis
berdasarkan pendekatan yang ditentukan. Senada dengan defenisi Abu Bakar
Muhammad, ia menegaskan bahwa metode adalah jalan atau cara yang
ditempuh oleh guru untuk menyampaikan materi dalam pembelajaran.
Adapun dalam pembelajaran bahasa Arab ada beberapa metode,yaitu:
1. Pengajaran langsung: Melalui guru atau lembaga pendidikan yang
mengajarkan bahasa Arab dengan metode tradisional.
2. Pembelajaran mandiri: Dengan menggunakan buku teks, sumber daring, dan
aplikasi pembelajaran bahasa Arab.
3. Kursus online: Dengan mendaftar di kursus bahasa Arab daring yang
menawarkan interaksi dengan instruktur dan sesama pelajar melalui platform
belajar daring.
4. Kursus intensif: Menghadiri kursus intensif atau program penuh waktu di
negara-negara yang berbicara bahasa Arab untuk mendapatkan pengalaman
langsung.
E. Teknik Pengumpulan
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada natural setting
(kondisi yang alamiah), sumber data primer, dan prosedur pengumpulan data
lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation),
wawancara mendalam (in depth interview) dan dokumentasi. Adapun teknik
pengumpulan data yang dilakukan peneliti dalam penelitian ini yaitu
observasi, wawancara, dan dokumentasi.
1. Observasi
2. Obervasi merupakan kegiatan mencari data yang dapat digunakan untuk
memberikan suatu kesimpulan, atau juga dapat diartikan sebagai suatu
proses mengamati, mencermati serta melihat tingkah laku secara
sistematis untuk suatu tujuan tertentu. Observasi bertujuan untuk
mendeskripsikan lingkungan yang diamati, aktivitas yang terjadi,
individu-individu yang terlibat dalam lingkungan serta makna peristiwa
berdasarkan perspektif individu yang terlibat.
3. Wawancara
Pada tahap kedua, selain menggunakan teknik observasi, peneliti juga
menggunakan teknik wawancara. Menurut Esterberg, wawancara adalah
suatu pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui
tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.Wawancara adalah percakapan yang disengaja antara dua pihak,
pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan orang yang
diwawancarai yang memberikan jawaban, pendapat Moleong. Selain itu,
Stewart dan Cash juga berpendapat bahwa wawancara sejati ialah forum
interaktif yang memungkinkan pertukaran informasi antara pewawancara
dan orang yang diwawancarai. Dengan demikian, wawancara adalah
interaksi dua orang yaitu pewawancara dan terwawancara untuk
mendapatkan sebuah informasi atau tujuan tertentu. Pada penelitian ini
peneliti menggunakan wawancara tidak terstruktur yaitu wawancara yang
bebas di mana seorang peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data.
Pedoman wawancara yang digunakan hanyalah gambaran umum dari
pertanyaan yang diajukan. Informan dalam wawancara ini
adalah Kepala sekolah MTs Miftahussalam Slahung,Kambeng Dengan
Bapak ......... Dengan Guru pendidikan Bahasa Arab Ibu Haniek Syakiroh
Rahmawati S.pd.
4. Dokumentasi Sejarawan
terkenal dari University College London yakni GJ. Renier mengatakan
bahwa kata “dokumen” memiliki tiga arti, yang pertama adalah arti luas,
yaitu yang meliputi semua sumber, baik sumber tertulis maupun sumber
lisan, kedua adalah arti sempit yakni hanya mencakup semua sumber
tertulis, dan ketiga adalah arti khusus yang hanya meliputi surat resmi
dan dokumen negara seperti perjanjian, undang-undang, konsesi, hibah
dan sebagainya. Selain itu, Sugiyono juga berpendapat bahwa dokumen
ialah catatan peristiwa masa lalu dalam bentuk teks, gambar, atau karya-
karya monumental dari seseorang.
H. TAHAP PENELITIAN
Seorang peneliti harus paham dan dapat mengikuti seluruh tahapan dalam proses
penelitian. Di bawah ini dipaparkan mengenai tahap-tahap dalam penelitian ini,
diantaranya:
1. Mengidentifikasi Masalah Masalah merupakan keadaan yang menyebabkan
seseorang bertanya-tanya, berfikir, dan berupaya untuk menggali informasi agar
menemukan kebenaran yang ada. Masalah dalam penelitian terjadi karena adanya
sesuatu yang diharapkan, dipikirkan, dirasakan, tidak sama dengan kenyataan,
sehingga muncul pertanyaan yang diharuskan untuk ditemukan jawabannya.
2. Melakukan Pembatasan Masalah Masalah dalam penelitian yang diidentifikasi
dapat dikaji, kajian masalah yang terlalu luas mungkin terdapat hambatan atau
tantangan yang lebih banyak. Kajian yang terlalu spesifik memerlukan
kemampuan khusus untuk dapat melakukan kajian secara mendalam.
3. Menetapkan Fokus Penelitian Sesuai dengan pedoman fokus masalah dalam
penelitian, seorang peneliti dapat menetapkan data yang harus dicari. Data yang
digali harus relevan dengan fokus penelitian.
4. Pengumpulan Data
Peneliti harus memerhatikan rancangan penelitian yang dibuat, dapat dilakukan
dengan memilih tempat penelitian, mengurus izin, menetapkan informasi,
menyiapkan teknik pengumpulan data, serta menyiapkan sarana prasarana
penelitian.
Pengolahan Data Analisis data ini meliputi pengolahan data yang dimulai sejak
peneliti memasuki lapangan, dan melakukan penelitian secara terus menerus.
5. Memunculkan Teori Dalam penelitian kualitatif, teori tidak digunakan untuk
mengonstruksikan kerangka pikir, namun untuk merumuskan hipotesis