2023
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi allah yang masih memberikan kenikmatan dan juga
kesempatan bagi kami untuk menjalankan tugas kami sebagai mahasiswa.
Sehingga dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Fiqh
Lughoh sesuai dengan waktu dan harapan kita. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi teladan kita Muhammad SAW. Yang telah membawa umat
dari zaman kejahilan menuju zaman keislaman. Kepada keluarganya, sahabatnya,
dan mudah- mudahan kepada kita sebagai umatnya sampai akhir zaman. Aamiin.
Penulis (Kelompok 9)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Leksikologi Bahasa Arab............................................................2
B. Perkembangan Leksikologi Arab..................................................................3
C. Tokoh- Tokoh Leksikologi Arab..................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Secara teknis, Ali Al-Qasimy menjelaskan bahwa leksikografi adalah ilmu
yang membahas tentang 5 langkah utama dalam menyusun sebuah kamus:
3
tidak akan mampu menghafal dan mengembangkan seluruh kata dari
bahasanya meskipun ia memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.
Oleh karena itu, terkadang seseorang tidak mampu mengingat
sebuah kata atau kesulitan untuk menyebut pemahaman yang sesuai
dengan yang ia inginkan. Masalah diatas menunjukkan urgensi kamus
sebagai bahan referensi untuk mengembangkan makna, menghimpun
kata, melestarikan bahasa dan mewariskan peradaban yang bisa di
kembangkan. Hal ini yang mendasari manusia memandang pentingnya
bahasa tulis untuk mengkodifikasi bahasa mereka. Bahasa arab
merupakan bahasa yang kaya dengan pemahaman.
Kosakata dalam bahasa arab merangkum semua bidang. Ia perlu
diperhatikan berdasarkan kepada kata-kata yang di kodifikasikan di
dalam kamus-kamus arab. Dalam bahasa arab, pembentukan satu kata
saja bisa menunjuk ke beberapa makna. Contohnya kata 'Ain yang
memberi makna kepada mata penglihatan, mata udara, sebuah negeri,
sebuah tempat, ketua kaum, pimpinan tentara, bermakna diri, bayaran
sekaligus secara tunai, sejenis mata uang, pengintip dan huruf 'Adi.
Selain kebutuhan terhadap kodifikasi bahasa dalam bentuk tulisan
dikalangan bangsa arab, karakter Bahasa Arab yang memiliki
kekayaan kosakata dana aspek kesamaan makna dalam beberapa kata,
merupakan faktor pendukung yang memudahkan bangsa Arab untuk
menyusun kamus.
Proses kodifikasi pada akhirnya mengubah bahasa arab dari aslinya
yang tidak ilmiah (tidak bisa dipelajari secara ilmiah) menjadi bahasa
ilmiah, bahasa yang tunduk kepada sistem yang juga diikuti oleh bukti
ilmiahnya. Proses pengumpulan dan kodifikasi bahasa bertolak dari
kekhawatiran terjadinya kerusakan bahasa karena menyebarkan dialek
yang menyimpang (Lahn) dalam masyarakat dimana orang arab
sebagai kelompok minoritas. Karena terjadinya Lahn yang disebabkan
oleh terjadinya percampuran antara orang arab dan non-arab (mawali)
di kota-kota besar semisal Irak dan Syam, maka wajar jika bahasa arab
4
yang dipandang sahih (al-lughah al-shahihah) dicari dari orang-orang
badui khususnya dari kabilah-kabilah yang masih terisolisir dan
masyarakatnya masih memelihara naluri dan kemurnian
pelafalannya. Karena itu, para leksikolog lebih mengarahkan
periwayatan bahasa kepada orang badui.
Jadi, pada awalnya proses pemaknaan pemahaman dalam bahasa
arab bermula melalui metode pendengaran (al-sima'), yaitu
pengambilan riwayat oleh para ahli bahasa dengan cara mendengarkan
langsung perkataaan orang-orang badui. Kemudian, metode
pendengaran bergeser ke metode analogi (qiyas), yaitu pemaknaan
kata dengan menggunakan teori-teori tertentu yang dibuat oleh para
ahli bahasa.
2. Dasar-Dasar Kodifikasi Bahasa Arab
Sebelum era Dinasti Abbasiyah, bangsa Arab, terutama umat Islam,
belum banyak yang mengenal pentingnya kodifikasi bahasa atau
penyusunan kamus-kamus bahasa arab. Paling tidak, manurut Dr.Imel
Ya'qub, ada faktor yang menyebabkan kenapa bangsa arab belum atau
terlambat dalam hal penyusunan kamus.
a. Mayoritas bangsa Arab masih ummy (buta huruf) Sebelum
Islam datang di Jazirah Arab, bangsa Arab yang bisa membaca
dan menulis dapat dikatakan sangat minimal.Nabi Muhammad
SAW sendiri menyatakan,dan Al-Qur'an menegaskan, apa yang
telah diketahui orang-orang pada zamannya,yaitu bahwa beliau
buta huruf, dan tak mungkin dapat menyusun Al- Quran.
b. Tradisi nomadisme dan perang. Didalam Jazirah Arab,
penduduknya tidak pernah menetap. perpindahan dari tanah
pertanian ke padang rumput dan dari padang rumput ke tanah
pertanian, terus terjadi, dan menjadi ciri setiap fase sejarah
jazirah. Selain itu tradisi nomadisme, penduduk jazirah Arab
kerap kali menulis antar suku dan golongan. Tradisi
nomadisme dan perang menjadi penyebab utama bangsa Arab
5
untuk kurang memperhatikan tradisi baca tulis dikalangan
mereka.
c. Lebih senang dengan bahasa lisan. Tak dapat dipungkiri jika
bangsa Arab sangat fanatik dengan bahasa lisan. Mereka lebih
mengagungkan tradisi muhadatsah. Khitabah dan syair.
Barangkali, secara geografis, wilayah gurun yang sepi dan
kebiasaan migrasi juga berperan menciptakan tradisi sastra di
kalangan mereka.
3. Faktor Pendorong Penyusunan Kamus Arab
Faktor yang menyebabkan Bahasa Arab untuk mengkodifikasi Bahasa
mereka dan meyusun kamus- kamus berbahasa Arab, Antara lain :
a. Kebutuhan bangsa Arab untuk menafsirkan ayat-ayat Al-
Quran.
b. Keinginan mereka untuk menjaga eksistensi bahasa mereka
dalam bentuk Bahasa tulis.
c. Banyaknya buku-buku tafsir yang terbit pada masa awal
kodifikasi Al-Quran dan Hadits tentang gharaib atau kata-kata
asing.
d. Munculnya ilmu- ilmu metodologis pertama dalam Islam.
4. Tahapan Kodifikasi Bahasa Arab
Ahmad Amin (1878-1954) menyebutkan ada 3 tahap kodifikasi bahasa
Arab hingga lahir kamus-kamus bahasa Arab.
a. Tahap Kodifikasi Non-Sistemik, Pada tahap ini seorang ahli
bahasa biasa melakukan perjalanan menuju ke desa-desa. Lalu,
ia mulai mencari data dengan cara mendengar secara langsung
kata warga badui yang kemudian ia catat di lembaran-lembaran
tanpa menggunakan sistematika penulisan kamus. Intinya
mereka mengumpulkan data melalui istima'.
b. Tahap Kodifikasi Tematik, Pada tahap kedua, para ulama'yang
telah berkumpul data mulai berpikir untuk menggunakan tehnik
6
penulisan secara tematis. Data yang dikumpulkan mereka
klasifikasikan menjadi buku atau kamus tematik.
c. Tahap Kodifikasi Sistematik Pada tahap ketiga, penyusunan
kamus mulai menggunakan sistematika penulisan yang lebih
baik dan memudahkan para pemakai kamus dalam mencari
makna kata yang ingin diketahui. Kamus bahasa Arab pertama
yang menggunakan sistematika tertentu adalah kamus Al-'Ain.
Karya Khalil bin Ahmad Al-Farahidy (718-768 M/100-170 H)
Dari Basrah. Beliau menyusun kamusnya dengan sistematika
Al-Shawty.
5. Sistematika Penyusunan Mu'jam
Secara garis besar, ada 2 model penyusunan mu'jam 'arabiyah yang
digunakan para leksikologi, yaitu :
a. Mu’jam Alfazh
Mu’jam Alfazh terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Mu’jam Abniyah (bentuk-bentuk)
2) Mu’jam tartib Shauthiy (urutan bunyi), mu’jam ini
memiliki tiga turunannya, yaitu :
a. Mu’jam Tartib Shauthiy berdasarkan huruf – huruf awal
pada kata, dan memiliki turunannya yaitu ba’da tajrid
dan biduni tajrid.
b. Mu’jam Shauthiy berdasarkan huruf-huruf yang
mendahului dalam kata.
c. Mu’jam Tartib berdasarkan huruf-huruf akhir pada kata,
dan memiliki turunannya, yaitu ba’da tajrid dan biduni
tajrid.
b. Mu’jam Makna
Adapun mu’jam makna tidak memiliki turunannya. Mu’jam yang
masuk kategori ini adalah :
1) Al Mukhashshash karya Ibnu Sidah.
7
2) Kifayah Al- Mutahaffazh wa Nihayah al- Mutalaffazh
karya Ibnu Ajdaby.
8
Abu Amr adalah ulama yang paling memahami dialek dan
Bahasa Arab. Bahkan,ia dikenal sebagai ulama yang paling paham
tentang kalimat-kalimat asing (ghorib-nawadir). Sejak masa
remaja,ia gemar belajar ilmu Bahasa Arab bersama kawan-
kawannya dikota Damaskus. Abu Amr rela masuk kepelosok desa
dan bergaul dengan orang-orang Badui dipedalaman untuk
memahami dialek dan Bahasa Arab yang mereka ucapkan.
Akhirnya diapun menulis beberapa buku yang memuat koleksi
(baca:diwan),Bahasa dan dialek orang Kuffah dan Baghdad
sekaligus.
Abu Amr Al-Syaibani juga tercatat sebagai penyusun
kamus tematik pertama dalam sejarah leksikologi Arab. Beberapa
karyanya diantara lain kamus Al-Jim, Al-Khail, Al-lughaat, Al-
Nawadir Al-Kabir, gharib Al-Hadist, Al-Nahlah, Al-Ibil, khalq Al-
Insan. Dari sekian judul bukunya, kitab Al-Huruut fi Al-Lughah
atau yang dikenal kitab Al-Jim adalah kamus yang memiliki
pengaruh besar terhadap pengembangan leksikologi Bahasa Arab.
3) Ismail Bin Qosim Al-Qali Al-Baghdadi
Ismail Bin Qosim Bin Harun (901-967M) lahir dan tumbuh besar
di Manaszjarat yang terletak didaerah Furat Timur, dekat Bahirah,
Baghdad. Gelar Al-Qali dibelakang namanya, Karena ia sering
bergaul dengan kabilah bernama Qali di Baghdad. Sedangkan
julukan Al-Baghdadi ditujukan oleh penduduk Andalusia kepada
Ismail Bin Qasim setelah ia Ismail tiba dan menetap disana.
Karya Ismail Al-Baghdadi bernama kamus Al-Bari’,kamus
pertama yang muncul didaerah Andalusia. Selain itu,ia juga
menulis kitab berjudul Al-Nawadir, Al-Maqsud wa Al-Mamdud
wa Al-Mahmuz,semuanya tentang ilmu tata Bahasa Arab. Ismail
Al-Baghdadi merupakan salah satu dari murid Ibnu Duraid penulis
kamus Al-Jamharah.
9
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
10
DAFTAR PUSTAKA
11