Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH FIQIH LUGHAH

LEKSIKOLOGI BAHASA ARAB

Disusun Oleh Kelompok 9:

Salma Afni Rosyidah 236141065


Anis Marzuqi 236141066
Latif Kurniawan 236141067

FAKULTAS ADAB DAN BAHASA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN MAS SAID SURAKARTA

2023
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi allah yang masih memberikan kenikmatan dan juga
kesempatan bagi kami untuk menjalankan tugas kami sebagai mahasiswa.
Sehingga dengan izin-Nya kami dapat menyelesaikan makalah tentang Fiqh
Lughoh sesuai dengan waktu dan harapan kita. Shalawat dan salam semoga selalu
tercurah kepada Nabi teladan kita Muhammad SAW. Yang telah membawa umat
dari zaman kejahilan menuju zaman keislaman. Kepada keluarganya, sahabatnya,
dan mudah- mudahan kepada kita sebagai umatnya sampai akhir zaman. Aamiin.

Penulisan makalah ini bertujuan untuk menyelesaikan tugas kelompok


mata kuliah Fiqh Lughoh. Terimakasih kepada Ibu dosen yang terhormat yang
telah memberikan tugas ini, terimakasih juga kepada semua pihak yang membantu
menulis makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah kami penuh dengan kekurangan. Oleh


sebab itu, kami menerima kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
perbaikan makalah ini. Atas kritik dan saran yang diberikan, kami mengucapkan
terima kasih dan semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, 24 Oktober 2023

Penulis (Kelompok 9)

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
BAB I.......................................................................................................................1
PENDAHULUAN...................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
BAB II......................................................................................................................2
PEMBAHASAN......................................................................................................2
A. Pengertian Leksikologi Bahasa Arab............................................................2
B. Perkembangan Leksikologi Arab..................................................................3
C. Tokoh- Tokoh Leksikologi Arab..................................................................8
BAB IV..................................................................................................................10
PENUTUP..............................................................................................................10
A. Kesimpulan.................................................................................................10
B. Saran............................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Leksikologi adalah cabang linguistik yang mengkaji kata dan


kosakata. Adapun leksikografi adalah cabang linguistik yang mengkaji
teknik penyusunan kamus, istilah lain yang berkaitan dengan leksikologi
dan leksikografi diantaranya ialah leksikon. Leksikon adalah kosakata,
kamus sederhana, atau daftar istilah dalam satu bidang yang disusun
menurut abjad dan dilengkapi dengan keterangan.

Sejarah leksikologi Arab dimulai dari aktivitas para ahli bahasa


yang menghimpun data- data kebahasaan dari masyarakat Arab pedalaman
(badwy). Para ulama Bashrah memiliki tradisi kunjungan ke kabilah-
kabilah Arab yang tinggal di pedalaman. Mereka mengambil Bahasa arab
langsung dari penutur aslinya. Mereka beranggapan bahwa Arab yang asli
hanya ada di sana. Karena kabilah di pedalaman belum banyak
berinteraksi dengan dunia luar bahasanya pun masih terjaga. Di antara
kabilah yang paling sering mereka kunjungi adalah Tamim dan Qais.
Karena kedua belah pihak itu belum bercampur dengan masyarakat di luar
Arab (‘ajam), bahasanya senantiasa terjaga.

B. Rumusan Masalah

1. Apa pengertian dari “Ilmu Al Ma'ajim (Leksikologi Bahasa Arab)”?


2. Bagaimana perkembangan “Ilmu Al Ma'ajim (Leksikologi Bahasa
Arab)”?
3. Siapakah tokoh- tokoh “Leksikologi Bahasa Arab”?

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Leksikologi Bahasa Arab

Leksikologi atau ilmu dasar adalah ilmu yang membahas tentang


dasar-dasar dan maknanya dalam sebuah bahasa atau beberapa bahasa.
Ilmu ini memprioritaskan kajiannya dalam hal derivasi kata, struktur kata,
makna kosakata, idiom-idiom, sinonim, dan polisemi. Leksikologi dalam
bahasa Inggris disebut “Leksikologi” yang berarti ilmu atau belajar
mengenai bentuk, sejarah dan arti kata-kata. Sedangkan dalam Bahasa
Arab, leksikologi disebut saranggan “Ilmu Al- Ma'ajim”, yaitu ilmu yang
mempelajari seluk beluk kamus.
Menurut bahasa, leksikologi berasal dari kata leksikon yang
berarti: kamus, mu'jam atau istilah dari sebuah ilmu. Menurut istilah,
leksikologi adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari seluk beluk makna
/arti bahasa Inggris yang telah termuat atau akan dimuat didalam
kamus. Sedangkan leksikografi (Dirasah Mu’jamiyah) adalah pengetahuan
dan seni menyusun kamus-kamus bahasa dengan menggunakan
sistematika tertentu untuk menghasilkan produk kamus yang berkualitas,
mudah, dan lengkap.
Antara leksikologi dan leksikografi tidak bisa dipisahkan.
Leksikologi tanpa leksikografi tidak akan menghasilkan sebuah produk
kamus yang baik, benar, dan mudah dimanfaatkan oleh para pengguna
bahasa. Sebaliknya, leksikografi tanpa leksikologi juga hanya dapat
melahirkan kamus-kamus yang tidak sempurna didalamnya mengungkap
makna pemahaman. Akan tetapi, ilmu leksikografi sebagai bagian dari
linguistik terapan. Lebih memerlukan hasil-hasil kajian atau penelitian dari
ilmu leksikologi dalam upaya mewujudkan kamus yang baik, benar,
lengkap. Karena itu, istilah memudahkan “ilmu leksikologi” berarti
berhubungan dan mencakup leksikografi.

2
Secara teknis, Ali Al-Qasimy menjelaskan bahwa leksikografi adalah ilmu
yang membahas tentang 5 langkah utama dalam menyusun sebuah kamus:

1. Mengumpulkan data (kosakata).


2. Memilih pendekatan dan penyusunan kamus yang akan ditempuh.
3. Menyusun kata sesuai dengan sistematika tertentu.
4. Menulis materi.
5. Mempublikasikan hasil kodifikasi bahasa atau kamus tersebut.

Dengan demikian, baik ilmu leksikologi maupun leksikografi keduanya


adalah bagian dari ilmu linguistik. Leksikologi, sebagai studi
pengembangan dari ilmu semantik, menjadi bagian dari ilmu linguistik
teoritis (Ilmu Al-Lughah Al- Nadzary). Sedangkan leksikografi, sebagai
belajar pengembangan dari leksikologi, menjadi bagian dari linguistik
terapan (Ilmu Al-Lughah Al- Tathbiqy).

B. Perkembangan Leksikologi Arab

1. Sejarah Leksikologi Arab


Sebuah bahasa termasuk bahasa arab, pada awalnya bermula dari
bahasa lisan (lughahal-Nutq) yang digunakan para pemakai bahasa
untuk berkomunikasi dengan sesamanya, sebelum pada tahap
selanjutnya, bahasa itu dikodifikasi atau dibukukan dalam bentuk
bahasa tulis (lughah kitabah). Asumsi ini diperkuat dengan bukti
realistis yang menunjukkan betapa banyak bahasa yang pernah
berkembang lalu punah karena belum dikodifikasi dalam catatan.
Hal itu disebabkan manusia yang belum mengenal budaya menulis
sehingga bahasa lisan mereka menghilang secara bersamaan dengan
eksistensi peradaban mereka. Selain itu alat komunikasi, bahasa juga
berfungsi sebagai alat berpikir atau media nalar bagi pemakai Bahasa
itu sendiri. Perkembangan sebuah bahasa mengikuti
perkembangan berpikir para pengguna bahasa. Sedang manusia, ia

3
tidak akan mampu menghafal dan mengembangkan seluruh kata dari
bahasanya meskipun ia memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi.
Oleh karena itu, terkadang seseorang tidak mampu mengingat
sebuah kata atau kesulitan untuk menyebut pemahaman yang sesuai
dengan yang ia inginkan. Masalah diatas menunjukkan urgensi kamus
sebagai bahan referensi untuk mengembangkan makna, menghimpun
kata, melestarikan bahasa dan mewariskan peradaban yang bisa di
kembangkan. Hal ini yang mendasari manusia memandang pentingnya
bahasa tulis untuk mengkodifikasi bahasa mereka. Bahasa arab
merupakan bahasa yang kaya dengan pemahaman.
Kosakata dalam bahasa arab merangkum semua bidang. Ia perlu
diperhatikan berdasarkan kepada kata-kata yang di kodifikasikan di
dalam kamus-kamus arab. Dalam bahasa arab, pembentukan satu kata
saja bisa menunjuk ke beberapa makna. Contohnya kata 'Ain yang
memberi makna kepada mata penglihatan, mata udara, sebuah negeri,
sebuah tempat, ketua kaum, pimpinan tentara, bermakna diri, bayaran
sekaligus secara tunai, sejenis mata uang, pengintip dan huruf 'Adi.
Selain kebutuhan terhadap kodifikasi bahasa dalam bentuk tulisan
dikalangan bangsa arab, karakter Bahasa Arab yang memiliki
kekayaan kosakata dana aspek kesamaan makna dalam beberapa kata,
merupakan faktor pendukung yang memudahkan bangsa Arab untuk
menyusun kamus.
Proses kodifikasi pada akhirnya mengubah bahasa arab dari aslinya
yang tidak ilmiah (tidak bisa dipelajari secara ilmiah) menjadi bahasa
ilmiah, bahasa yang tunduk kepada sistem yang juga diikuti oleh bukti
ilmiahnya. Proses pengumpulan dan kodifikasi bahasa bertolak dari
kekhawatiran terjadinya kerusakan bahasa karena menyebarkan dialek
yang menyimpang (Lahn) dalam masyarakat dimana orang arab
sebagai kelompok minoritas. Karena terjadinya Lahn yang disebabkan
oleh terjadinya percampuran antara orang arab dan non-arab (mawali)
di kota-kota besar semisal Irak dan Syam, maka wajar jika bahasa arab

4
yang dipandang sahih (al-lughah al-shahihah) dicari dari orang-orang
badui khususnya dari kabilah-kabilah yang masih terisolisir dan
masyarakatnya masih memelihara naluri dan kemurnian
pelafalannya. Karena itu, para leksikolog lebih mengarahkan
periwayatan bahasa kepada orang badui.
Jadi, pada awalnya proses pemaknaan pemahaman dalam bahasa
arab bermula melalui metode pendengaran (al-sima'), yaitu
pengambilan riwayat oleh para ahli bahasa dengan cara mendengarkan
langsung perkataaan orang-orang badui. Kemudian, metode
pendengaran bergeser ke metode analogi (qiyas), yaitu pemaknaan
kata dengan menggunakan teori-teori tertentu yang dibuat oleh para
ahli bahasa.
2. Dasar-Dasar Kodifikasi Bahasa Arab
Sebelum era Dinasti Abbasiyah, bangsa Arab, terutama umat Islam,
belum banyak yang mengenal pentingnya kodifikasi bahasa atau
penyusunan kamus-kamus bahasa arab. Paling tidak, manurut Dr.Imel
Ya'qub, ada faktor yang menyebabkan kenapa bangsa arab belum atau
terlambat dalam hal penyusunan kamus.
a. Mayoritas bangsa Arab masih ummy (buta huruf) Sebelum
Islam datang di Jazirah Arab, bangsa Arab yang bisa membaca
dan menulis dapat dikatakan sangat minimal.Nabi Muhammad
SAW sendiri menyatakan,dan Al-Qur'an menegaskan, apa yang
telah diketahui orang-orang pada zamannya,yaitu bahwa beliau
buta huruf, dan tak mungkin dapat menyusun Al- Quran.
b. Tradisi nomadisme dan perang. Didalam Jazirah Arab,
penduduknya tidak pernah menetap. perpindahan dari tanah
pertanian ke padang rumput dan dari padang rumput ke tanah
pertanian, terus terjadi, dan menjadi ciri setiap fase sejarah
jazirah. Selain itu tradisi nomadisme, penduduk jazirah Arab
kerap kali menulis antar suku dan golongan. Tradisi
nomadisme dan perang menjadi penyebab utama bangsa Arab

5
untuk kurang memperhatikan tradisi baca tulis dikalangan
mereka.
c. Lebih senang dengan bahasa lisan. Tak dapat dipungkiri jika
bangsa Arab sangat fanatik dengan bahasa lisan. Mereka lebih
mengagungkan tradisi muhadatsah. Khitabah dan syair.
Barangkali, secara geografis, wilayah gurun yang sepi dan
kebiasaan migrasi juga berperan menciptakan tradisi sastra di
kalangan mereka.
3. Faktor Pendorong Penyusunan Kamus Arab
Faktor yang menyebabkan Bahasa Arab untuk mengkodifikasi Bahasa
mereka dan meyusun kamus- kamus berbahasa Arab, Antara lain :
a. Kebutuhan bangsa Arab untuk menafsirkan ayat-ayat Al-
Quran.
b. Keinginan mereka untuk menjaga eksistensi bahasa mereka
dalam bentuk Bahasa tulis.
c. Banyaknya buku-buku tafsir yang terbit pada masa awal
kodifikasi Al-Quran dan Hadits tentang gharaib atau kata-kata
asing.
d. Munculnya ilmu- ilmu metodologis pertama dalam Islam.
4. Tahapan Kodifikasi Bahasa Arab
Ahmad Amin (1878-1954) menyebutkan ada 3 tahap kodifikasi bahasa
Arab hingga lahir kamus-kamus bahasa Arab.
a. Tahap Kodifikasi Non-Sistemik, Pada tahap ini seorang ahli
bahasa biasa melakukan perjalanan menuju ke desa-desa. Lalu,
ia mulai mencari data dengan cara mendengar secara langsung
kata warga badui yang kemudian ia catat di lembaran-lembaran
tanpa menggunakan sistematika penulisan kamus. Intinya
mereka mengumpulkan data melalui istima'.
b. Tahap Kodifikasi Tematik, Pada tahap kedua, para ulama'yang
telah berkumpul data mulai berpikir untuk menggunakan tehnik

6
penulisan secara tematis. Data yang dikumpulkan mereka
klasifikasikan menjadi buku atau kamus tematik.
c. Tahap Kodifikasi Sistematik Pada tahap ketiga, penyusunan
kamus mulai menggunakan sistematika penulisan yang lebih
baik dan memudahkan para pemakai kamus dalam mencari
makna kata yang ingin diketahui. Kamus bahasa Arab pertama
yang menggunakan sistematika tertentu adalah kamus Al-'Ain.
Karya Khalil bin Ahmad Al-Farahidy (718-768 M/100-170 H)
Dari Basrah. Beliau menyusun kamusnya dengan sistematika
Al-Shawty.
5. Sistematika Penyusunan Mu'jam
Secara garis besar, ada 2 model penyusunan mu'jam 'arabiyah yang
digunakan para leksikologi, yaitu :
a. Mu’jam Alfazh
Mu’jam Alfazh terbagi menjadi 2 bagian, yaitu :
1) Mu’jam Abniyah (bentuk-bentuk)
2) Mu’jam tartib Shauthiy (urutan bunyi), mu’jam ini
memiliki tiga turunannya, yaitu :
a. Mu’jam Tartib Shauthiy berdasarkan huruf – huruf awal
pada kata, dan memiliki turunannya yaitu ba’da tajrid
dan biduni tajrid.
b. Mu’jam Shauthiy berdasarkan huruf-huruf yang
mendahului dalam kata.
c. Mu’jam Tartib berdasarkan huruf-huruf akhir pada kata,
dan memiliki turunannya, yaitu ba’da tajrid dan biduni
tajrid.
b. Mu’jam Makna
Adapun mu’jam makna tidak memiliki turunannya. Mu’jam yang
masuk kategori ini adalah :
1) Al Mukhashshash karya Ibnu Sidah.

7
2) Kifayah Al- Mutahaffazh wa Nihayah al- Mutalaffazh
karya Ibnu Ajdaby.

C. Tokoh- Tokoh Leksikologi Arab

1) Khalil bin Ahmad Al-Farahidi


Nama lengkapnya Abdurrahman Khalil bin Ahmad bin Amr bin
Tamim Al-Farahidi Al-Bashri (100-170 H/718-786 M). Khalil asli
berkebangsaaan Arab, lahir di desa Azad, Oman. Beliau tumbuh
besar dan belajar ilmu-ilmu agama di kota Basrah, Irak. Dalam
beberapa buku, Khalil lebih dikenal dengan sebutan Al-Farahidi.
Gelar ini dinisbatkan kepada kabilah nenek moyangnya, yaitu Al-
Farhud, salah satu kabilah di desa Azad, Oman.
Dalam menempuh pendidikan, Khalil selalu ikut di dalam
majelis ilmu yang diasuh oleh Isa bin Amr dan Abu Amr bin
Al-‘Alla’. Gurunya, Isa bin Amr, merupakan imam di bidang ilmu
Bahasa Arab dan ilmu qiraat. Beliau menulis dua buah buku
terkenal yang berjudul Al-Jami’ dan Al-Ikmal.
Khalil adalah orang yang memiliki gagasan untuk menulis
kamus Al-‘Ain, ia menyusun sebagian isi dari kamus Al-‘Ain dan
sebagian yang lain diteruskan oleh Al-Laits bin Al-Mudzaffar
(w .796 M). Beberapa karyanya yang hingga kini dapat diakses,
antara lain : An-Nuqth wa Asy-Syakl (titik dan Harakat), An-
Nigham (kumpulan lagu), Al-‘Aruudh (ilmu sajak), Syawahid
(kumpulan Syair), Al-Jamal dan Al-‘Iqaa’.
2) Abu Amr Al-Syaibani
Abu Amr Isyhaq Bin Murar Al-Syaibani (110-206H/726-821M)
lahir di desa Ramadah, dekat dengan Kuffah. Ibunya berasal dari
suku Nabtiyah dan nasabnya bersambung ke Bani Syaiban dari
Kuffah,Abu Amr pindah ke kota Baghdad dan menetap disana
hingga meninggal.

8
Abu Amr adalah ulama yang paling memahami dialek dan
Bahasa Arab. Bahkan,ia dikenal sebagai ulama yang paling paham
tentang kalimat-kalimat asing (ghorib-nawadir). Sejak masa
remaja,ia gemar belajar ilmu Bahasa Arab bersama kawan-
kawannya dikota Damaskus. Abu Amr rela masuk kepelosok desa
dan bergaul dengan orang-orang Badui dipedalaman untuk
memahami dialek dan Bahasa Arab yang mereka ucapkan.
Akhirnya diapun menulis beberapa buku yang memuat koleksi
(baca:diwan),Bahasa dan dialek orang Kuffah dan Baghdad
sekaligus.
Abu Amr Al-Syaibani juga tercatat sebagai penyusun
kamus tematik pertama dalam sejarah leksikologi Arab. Beberapa
karyanya diantara lain kamus Al-Jim, Al-Khail, Al-lughaat, Al-
Nawadir Al-Kabir, gharib Al-Hadist, Al-Nahlah, Al-Ibil, khalq Al-
Insan. Dari sekian judul bukunya, kitab Al-Huruut fi Al-Lughah
atau yang dikenal kitab Al-Jim adalah kamus yang memiliki
pengaruh besar terhadap pengembangan leksikologi Bahasa Arab.
3) Ismail Bin Qosim Al-Qali Al-Baghdadi
Ismail Bin Qosim Bin Harun (901-967M) lahir dan tumbuh besar
di Manaszjarat yang terletak didaerah Furat Timur, dekat Bahirah,
Baghdad. Gelar Al-Qali dibelakang namanya, Karena ia sering
bergaul dengan kabilah bernama Qali di Baghdad. Sedangkan
julukan Al-Baghdadi ditujukan oleh penduduk Andalusia kepada
Ismail Bin Qasim setelah ia Ismail tiba dan menetap disana.
Karya Ismail Al-Baghdadi bernama kamus Al-Bari’,kamus
pertama yang muncul didaerah Andalusia. Selain itu,ia juga
menulis kitab berjudul Al-Nawadir, Al-Maqsud wa Al-Mamdud
wa Al-Mahmuz,semuanya tentang ilmu tata Bahasa Arab. Ismail
Al-Baghdadi merupakan salah satu dari murid Ibnu Duraid penulis
kamus Al-Jamharah.

9
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Ilmu ini membantu dalam pemahaman dan penulusuran makna kata-


kata dalam Bahasa Arab dengan mengidentifikasi akar kata dan pola
turunannya. Dengan demikian, ilmu Al-Ma’ajim berperan penting
dalam memahami struktur leksikal Bahasa Arab dan memfasilitasi
proses belajar dan penggunaan Bahasa tersebut.
2. Perkembangan Al-Ma'ajim (leksikologi) bahasa Arab mencerminkan
pertumbuhan organisasi, pemahaman, dan dokumentasi kosakata
bahasa Arab. Kontribusi para leksikografi, modernisasi dan
keterkaitannya dengan penelitian linguistik telah memegang peranan
penting dalam perkembangan ilmu ini.
3. Dari ketiga tokoh-tokoh leksikologi arab di atas dapat disimpulkan
tokoh tersebut mempunyai kontribusi yang signifikan dalam
perkembangan leksikologi Arab. Mereka membantu dalam
pengorganisasian kata-kata, pemahaman struktur Bahasa, dan analisis
makna kata dalam bahasa Arab, yang merupakan dasar bagi ilmu
leksikologi Arab modern.
B. Saran

Sebelumnya kami mengucapkan banyak terimakasih atas


partisipasi pembaca telah membaca makalah ini. Kami menyarankan agar
lebih banyak mencari referensi lain untuk bahan pertimbangan satu dan
lainnya supaya pembaca memiliki banyak wawasan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Dr. H.R taufiqurrochman, M. (2015). Leksikologi Bahasa Arab. malang: UIN-


MALIKI PRESS.
Taufiq, W. (2015). Fiqih Lughoh . bandung: CV. NUANSA AULIA.
Zahratunnisa, I. (2014). Sejarah dan Perkembangan Leksikologi Bahasa Arab.
Ana Agustina.

11

Anda mungkin juga menyukai