Anda di halaman 1dari 16

KITĀBU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN PENGARUHNYA

DALAM PERKEMBANGAN KOSAKATA BAHASA ARAB

Prabowo Adi Widayat


UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
e-mail: kangbowoelazmy@gmail.com

Abstract

The development of language in a group or community is influenced by the systematic


changes in daily interaction and communication. Dictionaries become a documentation of
language development through syntactic and morphological aspects and then recorded. Kitab
al-‘ain written and compiled by Syaikh Khalil has provided a treasure of Arabic vocabulary
which is certainly very useful for those who are observers of Arabic and studying it. The
formation and alteration of Arabic vocabulary always begins with phonetic aspects which are
then documented in the form of writings that are recorded. Therefore, the dictionary as the
end result of the lecsycographic work is to gather all the vocabulary in a language and make
the dictionary as the container of a set of vocabulary that has a cultural background that
serves to accommodate the concepts of Culture of the speaking community. The
morphological process of Arabic vocabulary in the dictionary aims to bind utterances which
often are not maintained by the formation process so that with the emergence of an Arabic
dictionary the order of language is good and correct will always be realized and maintained.
Lexicology became the pioneer of the study in the lexicography. It is part of a language study
that focuses the research of vocabulary and its meaning as well as its relevance with the
dictionary drafting process.
Key Word: Kitab al-‘Ain, Lexicology, Arabic

Abstrak

Perkembangan bahasa dalam suatu kelompok atau masyarakat dipengaruhi oleh adanya
perubahan sistematis dalam interaksi dan komunikasi sehari-hari. Kamus menjadi sebuah
dokumentasi perkembangan bahasa melalui aspek sintaksis dan morfologis kemudian
dibukukan. Kitab al-‘ain yang ditulis dan disusun oleh Syaikh Khalīl telah memberikan
khazanah kosakata bahasa Arab yang tentunya sangat bermanfaat bagi mereka pemerhati
bahasa Arab dan yang sedang mempelajarinya. Pembentukan dan perubahan kosakata bahasa
Arab selalu diawali dengan aspek fonetik yang kemudian didokumentasikan dalam bentuk
tulisan yang dibukukan. Oleh karenanya, kamus sebagai hasil akhir dari kerja leksikografi
yang menghimpun semua kosakata yang ada dalam sebuah bahasa dan menjadikan kamus
sebagai wadah himpunan kosakata yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berfungsi
menampung konsep-konsep budaya dari masyarakat penutur bahasa tersebut. Proses
morfologis kosakata bahasa Arab dalam kamus bertujuan sebagai pengikat ujaran yang sering
kali tidak terawat proses pembentukannya sehingga dengan kemunculan sebuah kamus bahasa
Arab keteraturan berbahasa secara baik dan benar akan senantiasa terwujud dan terjaga.
Leksikologi menjadi pionir pengkajian dunia perkamusan. Ia merupakan bagian dari kajian
bahasa yang memfokuskan penyelidikan kosakata dan maknanya serta keterkaitannya dengan
proses penyusunan kamus.

Kata Kunci: Kitab al-‘Ain, Leksikologi, Bahasa Arab


96 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

Pendahuluan kata2. Seringkali para pembelajar pemula


Perkembangan kamus bahasa Arab atau yang mengkaji bahasa mengalami
dari masa ke masa mengalami peningkatan kebingungan saat memahami antara leksem
secara signifikan dikarenakan semakin ba- dan kata yang sesungguhnya kedua saling
nyak mereka yang mempelajari bahasa Arab mengiringi dalam proses perbendaharaan
untuk berbagai kebutuhan tertentu. Kamus kosakata.
menjadi kompasnya bahasa suatu kaum Leksem menurut Kridalaksana me-
yang disusun secara sistematis kemudian miliki beberapa ciri yaitu pertama, sebagai
dibukukan dan disebarluaskan untuk kebu- awal pembentukan kata dengan me-
tuhan ilmu pengetahuan. Kamus semakin nyuguhkan beberapa aspek seperti afiksasi
menjadi magnet para pengkaji ilmu penge- (penambahan unsur awal dan akhiran dalam
tahuan ketika didalamnya memuat beragam suatu kata), reduplikasi (hasil pengulangan
kosakata lengkap yang membahas beragam kata atau unsur kata seperti bolak-balik,
lintas pengetahuan atau disiplin ilmu. Selain pepohonan), derivasi (proses pembentukan
itu juga, bagi mereka para pembelajar kata yang baru seperti kata dalam bahasa
bahasa kamus menjadi guru sekaligus pedo- Inggris “view” (pandangan) kemudian
man untuk mengarahkan mereka dalam ditambahkan awalah re- menjadi kata yang
pemerolehan dan penguasaan bahasa yang baru yaitu review yang berarti tinjauan atau
dipelajari secara interaktif dan komunikatif. resensi), dan abreviasi (bentuk singkatan
Leksikologi menjadi kajian spesifik yang tertulis sebagai pengganti kata atau
dari linguistik mengenai dunia perkamusan. frasa yang biasanya terdesak dalam situasi
kajian ini memfokuskan pada penyelidikan komunikasi praktis seperti, akronim SIM
kosakata yang muncul dan menampak dan penggalan kata Prof. untuk kata
secara lisan maupun tulisan dalam komuni- profesor, Kol. untuk kata kolonel, dan
kasi global kemudian dipahami maknanya. sebagainya). Kedua, leksem berfungsi seba-
Leksikon harus menjadi perhatian penuh gai bahan baku proses morfologis yang
bagi mereka yang mempelajari leksikologi. diolah sedemikian rupa sehingga menjadi
Leksikon adalah perbendaharaan kosakata kata, morfem dasar yang memiliki bagian
yang tersusun sistematis dengan penjelasan penting dari sistem gramatika3.
yang singkat, jelas, dan padat1. Leksikon Kata menjadi satuan terbesar dalam
adalah jamak dari laksem yaitu satuan morfologi dan outputnya melalui proses
leksikal dasar yang membentuk sebuah
2
https://kbbi.web.id/leksem, diakses pada
1
Moch. Syarif Hidayatullah, Cakrawala tanggal 14/5/2019
3
Linguistik Arab, (Jakarta: Grasindo, 2017), hlm. 90 Moch . Syarif Hidayatullah, hlm. 91
KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN..... | 97

pembentukan dari huruf yang terangkai Pembahasan


secara baik sehingga menghasilkan sebuah 1. Deskripsi Kitab Al-‘Ain
makna. Oleh karena itu, leksem menjadi Kamus merupakan bagian yang
pintu awal pembentukan kata dan kata terpenting untuk memahami dan mengenali
menjadi fiksasi hasilnya. Perbedaan antara suatu ilmu pengetahuan, peristilahan atau
leksem dan kata dapat ditentukan oleh makna dalam sebuah bahasa tertentu. Oleh
adanya morfem yaitu bentuk bahasa terkecil karena itu, beberapa ahli dalam bidang
yang memiliki makna relatif dan stabil serta bahasa menyatakan bahwa kamus meru-
tidak dapat dimaknai yang lebih kecil4. pakan buku referensi yang berisi kata-kata
Morfem tersebut berfungsi sebagai pemak-
atau gabungan kata dari suatu bahasa dan
naan terhadap kata yang terbentuk sebagai-
kata-kata tersebut disusun secara alfabetis.
mana dalam morfem dasar dengan kata
Selain itu juga kata-kata tersebut diberi
sabar yang ditambahkan awalan ber- men-
makna dan tata cara penggunaannya dalam
jadi bersabar sehingga kata tersebut memi-
bentuk tata ucapan, ejaan, dan hal lainnya.
liki makna baru dibanding kata yang
Pada perkembangannya kamus-kamus ter-
sebelumnya.
sebut selalu dipengaruhi konteks budaya
Kitab Al-‘Ain sebagai magnum opus
dan bahasa pada setiap zaman, hal tersebut
dari Abdurrahman Khalil bin Ahmad bin
dapat diindikasikan melalui corak atau
Amr bin Tamim Al-Farahidi Al-Bashri
karakteristik isi sebuah kamus yang menun-
(100-170 H./718-786 M) merupakan kamus
tut adanya sebuah pembaharuan dengan
perdana bahasa Arab yang disusun dan
menyesuaikan perkembangan zaman dan
dibukukan pada zaman sahabat. Selain itu
juga, Khalil Al-Farahidi terkenal dalam pengguna kamus dalam berbagai kebutuhan.

dunia tata bahasa Arab khususnya bidang Kata kamus dalam bahasa Arab, disebut

Nahwu. Kamus ini disusun berdasarkan dengan istilah Al-Mu’jam atau Al-Qomus.

aspek as{-s{una’i, as{-s{ulas{i, al-ruba>’i, dan al- Sedangkan pengertian kamus menurut
6
khuma>si yang kemudian dijabarkan me- Ahmad Abdul Ghafur Atthar , adalah

‫ات اﻟﻠﻐﺔ ﻣ ْﻘ ُﺮْوﻧَﺔ‬ ِ ‫ﻛﺘﺎب ﻳﻀ ﱡﻢ أ ْﻛﺒـﺮ ﻋ َﺪ ٍد ِﻣﻦ ﻣ ْﻔﺮد‬


nurut pecahan kata dari kata induknya
ََ ُ ْ َ َُ ُ َ ٌ
ٌ‫ﺑِ َﺸ ْﺮِﺣﻬﺎَ َوﺗَـ ْﻔ ِﺴ ِْﲑ َﻣﻌﺎَﻧِْﻴﻬﺎَ ﻋﻠَﻰ أن ﺗَﻜﻮ َن اﳌﻮاَﱡد ُﻣَﺮﺗـﱠﺒَﺔ‬
sehingga akan memunculkan kosakata-
kosakata baru yang dapat difungsikan dalam َ ِ
konteks komunikasi lisan maupun tulisan5. ‫اﳌﻮﺿﻮع‬
ِ ‫ إ ﱠﻣﺎ ﻋﻠَﻰ ﺣﺮوف اﳍﺠﺎء أو‬،‫ﺻﺎ‬ ً َ‫ﺗَـ ْﺮ ْﺗﻴﺒﺎً ﺧﺎ‬

Masturi Irham, dkk, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar,


4
https://kbbi.web.id/morfem, diakses pada 2013), hlm. 1020
6
tanggal 14/5/2019 Ahmad Abdul Ghafur Atthar, Muqaddimah
5
Al-‘Alla>mah Abdurrahman bin Muhammad al-Shihah (Beirut, Dar Al-‘Ilm Lil Malayin, 1979),
bin Khaldun, Mukaddimah, dialihbahasakan oleh hlm. 38
98 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

Kamus adalah sebuah buku yang memuat atau ucapan seseorang. Maka, beberapa
sejumlah besar kosakata bahasa yang disertai faktor pendorong bangsa Arab untuk meng-
penjelasannya dan interpretasi atau penafsiran himpun atau mengelompokkan bahasa
makna dari kosakata tersebut yang isinya
mereka adalah dengan menyusun kamus-
disusun dengan sistematika tertentu, baik
kamus bahasa Arab dengan pertimbangan
berdasarkan urutan huruf hijaiyah (lafal) atau
sebagai berikut8:
tema (makna)
1. Kebutuhan bangsa Arab untuk menaf-
Kamus bahasa juga merupakan ba-
sirkan ayat-ayat al-Quran. Kedatangan
gian yang tak terpisahkan dari dunia pen-
Islam mengubah makna beberapa kata,
didikan dan pembelajaran bahasa pada
dan memasukkan kata-kata baru yang
khususnya, karena bahasa merupakan alat
maknanya juga baru. Pemakaian al-
komunikasi sekaligus mengungkapkan isi
Quran menentukan perubahan ini.
hati yang hendak dicurahkan dalam bentuk
Sejumlah kata juga mendapat konotasi
apapun, baik tulisan, ucapan, raut wajah,
baru seperti, konotasi keagamaan, etika,
ataupun sebaliknya. Muhammad Al-
politik, ekonomi, atau sosial, menyusul
Mubarok mendefinisikan bahasa sebagai
definisi syariat atau persyaratan etika
alat yang unik yang dapat memindahkan
pribadi dan atau sosial Islam. Semua ini
sesuatu yang diterima oleh panca indera
perlu diketahui oleh kaum muslimin
kepada hati. Jadi bahasa adalah merupakan
yang berbahasa Arab maupun tidak.
jembatan yang dapat menghubungkan an-
Peralihan dari makna lama ke makna
tara kehidupan dengan pemikiran7. Adapun
baru lebih mudah ditangkap oleh
bahasa Arab dimaknai sebagai kalimat yang
masyarakat Arab jazirah. Peralihan ini
disampaikan oleh orang Arab untuk me-
semakin sulit ditangkap oleh orang
nyampaikan sebuah gagasan dan beberapa
yang tanggung penguasaannya akan
maksud mereka.
bahasa ini di provinsi-provinsi yang
Layaknya bahasa asing lain, bahasa
bersebelahan dengan jazirah Arab.
Arab dalam proses pembelajaran dan
Padahal, mereka amat bersemangat
penyebarannya senantiasa mempergunakan
untuk mempelajari kandungan ayat-
sebuah kamus sebagai penunjang pema-
ayat suci al-Quran. Hal ini yang
haman serta menambah wawasan makna
mendasari para ulama menyusun
dan wacana bahasa Arab melalui berbagai
kamus-kamus bahasa Arab.
kosakata yang ditemukan dalam sebuah teks

7
Imam Makruf, Strategi Pembelajaran
8
Bahasa Arab Aktif, (Semarang, Need’s Press: 2009), Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa Arab,
hlm. 2 (Malang, UIN-Malang Press, 2008), hlm. 201-202
KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN..... | 99

2. Keinginan mereka untuk menjaga 4. Munculnya ilmu-ilmu metodologis per-


eksistensi bahasa mereka dalam bentuk tama dalam Islam. Perkembangan
bahasa tulisan. Penyebaran agama kebudayaan dan pemikiran Islam, teru-
Islam ke berbagai wilayah dan asimilasi tama pada masa pemerintahan Bani
antara orang Arab dan non Arab, ikut Abbas melahirkan berbagai disiplin
mempengaruhi tersebarnya lahn atau ilmu dan karya-karya ilmiah, asimilasi
dialek-dialek yang menyimpang. Ulama antara Arab dan Non-Arab berlangsung
tafsir dan ahli bahasa terus berusaha efektif dan bernilai agama9. Bangsa-
keras memerangi lahn dengan berbagai bangsa di luar Arab memberi saham
upaya untuk menjaga al-Quran. Bah- tertentu dalam perkembangan ilmu
kan, pada pertengahannya abad ke-2 pengetahuan dalam Islam, sehingga
hijriyah., ketika era tabi’in semakin muncul ilmu-ilmu metodologis semisal
berkurang kualitasnya, maka bahasa Ilmu Tata Bahasa, Ilmu Tafsir, Ilmu
Arab telah atau hampir-hampir berubah Nahwu, Ilmu Balaghah, Ilmu Fiqh dan
menjadi non-Arab (a’jam) karena de- Ushul Fiqh, dan lain sebagainya, yang
rasnya penyebaran lahn dan peng- kesemuanya bertujuan untuk meme-
gunaannya bahasa ‘amiyah. Maka, lihara dan menjaga al-Quran, sekaligus
tidak ada cara yang bisa melindungi menggali kandungannya. Selain itu
bahasa Arab kecuali dengan menyusun- juga, gerakan terjemahan juga men-
nya dengan baik dalam bentuk sebuah dorong perkembangan kamus-kamus
kamus. terjemahan di kalangan bangsa Arab.
3. Banyaknya buku-buku tafsir yang terbit Berdasarkan pemaparan tersebut,
pada masa awal kodifikasi al-Quran dapat dipahami betapa pentingnya sebuah
dan hadist tentang gharib (kata-kata kamus bagi perkembangan sebuah ilmu
asing) Hal ini dapat dilihat dalam pengetahuan. Di sisi lain, kamus juga
beberapa kitab al-Hadist karya bertujuan sebagai wadah pengetahuan
Muhammad Abdullah bin Muslim bin komunikatif yang berusaha mendialogkan
Qutaibah (w. 276 H), Gharib al-Hadist bahasa sumber dengan makna pada bahasa
karya Abu Ubaid al-Qasim bin Salam sasaran atau pernyataan ilmiah yang dida-
al-Harawy (w. 224), Ma’ani al-Quran sarkan pada kenyataan fenomenologis
karya Abu Ja’far al-Nuhhas (w. 338 H), melalui desain kerangka kajian ilmu penge-
dan lain sebagainya. tahuan. Berikut ini beberapa pokok bahasa
9
Badri Yatim, Sejarah Perkembangan Islam
(Jakarta, PT RajaGrafindo Persada: 2001), hlm. 55
100 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

mengenai awal mula penyusunan kamus Kedua, Khalil adalah orang yang
bahasa Arab. memiliki gagasan untuk menulis kamus Al-
‘Ain, akan tetapi, ia tidak ikut serta dalam
1.1. Biografi Penulis Kitab Al-‘Ain
penulisan naskah kamus Al-‘Ain. Pendapat
Nama lengkapnya, Abdurrahman
ini disampaikan oleh Al-Azhari yang ber-
Khalil bin Ahmad bin Amr bin Tamim Al-
keyakinan bahwa Al-Laits bin Mudzaffar
Farahidi Al-Bashri (100-170 H./718-786
adalah murid Khalil yang berperan besar
M). Khalil asli berkebangsaan Arab lahir di
dalam penyusunan kamus Al-‘Ain, lalu ia
desa Azad, Oman, akan tetapi ia tumbuh
menisbatkan nama penyusunan kamus Al-
besar dan belajar ilmu-ilmu agama di kota
‘Ain kepada Khalil, gurunya sendiri.
Basrah, Irak. Dalam beberapa bukunya
Ketiga, Khalil menyusun sebagian
Khalil lebih dikenal dengan sebutan Al-
isi dari kamus Al-‘Ain dan sebagian yang
Farahidi. Gelar ini dinisbatkan kepada
lain diteruskan oleh Al-Laits bin Al-
kabilah nenek moyangnya, yaitu farhud,
Mudzaffar (wafat tahun 796 M). Pendapat
salah satu kabilah di desa Azad, Oman.
ini dikemukakan oleh Abu Al-Tayyib Al-
Namun dalam berbagai riwayat bahwa
Lughawi, Abu Bakar Al-Zubaidi dan Yusuf
terdapat kontroversi dalam penyusunan
Al-‘Ish. Mereka berargumen, bahwa kamus
kitab al-‘ain ini berikut ini ada lima
Al-‘Ain memuat hikayat tokoh-tokoh
pendapat seputra kontroversi penyusunan
mutaakhirin seperti Abu Ubaidah dan Ibnul
Al-‘Ain sebagai berikut10:
‘Arabi (767-849). Hal ini memperkuat
Pertama, Khalil belum pernah
banyak bagian akhir kamus Al-‘Ain ditulis
menyusun kamus Al-‘Ain dan kamus itu
oleh Al-Laits, murid Khalil. Kamus ini juga
tidak ada hubungannya sama sekali dengan
membahas makna-makna ilmu nahwu yang
nama Khalil. Pendapat ini dikemukakan
beraliran madzhab kufah seperti penyebutan
oleh Abu Hasan Hatim Al-Sijistani (w. 862
makharijul huruf, hukum taqdim – ta’khir,
M.) yang beralasan bahwa kamus Al-‘Ain
dan sebagainya. Bukti ini jelas berse-
tidak memiliki sanad yang bersambung
berangan dengan madzhab Basrah. Selain
kepada Khalil dan para ulama bahasa di
itu, di dalam kamus Al-‘Ain terdapat
Basrah, tempat dimana Khalil menetap.
beberapa kesalahan yang tidak mungkin
Buktinya, ulama basrah tidak mengambil
berasal dari Khalil sebagi seorang pakar
sanad dari Khalil dalam karya-karya
bahasa. Temuan-temuan di atas menunjuk-
mereka.
kan bahwa kamus Al-‘Ain, hanya sebagian
isinya yang ditulis oleh Khalil, selebihnya,
10
Ibid, Taufiqurrachman. hlm. 284-286 diteruskan oleh murid-muridnya, Al-Laits.
KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN..... | 101

Keempat, Penyusunan kamus Al- seorang ilmuwan, atau hal itu sengaja
‘Ain adalah Khalil, akan tetapi karya Khalil dimasukkan oelh generasi sesudah Khalil
tersebut lenyap terbakar. Akhirnya, Al-Laits untuk menegaskan kekauatan hujjah ulama
dan beberapa pakar bahasa berusaha menu- Kufah yang saat itu kontra dengan Basrah.
lis ulang kamus Al-‘Ain. Pendapat ini hanya Terlepas dari kontroversi di atas,
berasal dari satu orang yaitu, Ibnul Mu’taz yang terpenting adalah bahwa mayoritas
(861-909 H.). Dalam sebuah riwayatnya, ia ulama tetap mengakui bahwa kamus Al-‘Ain
bercerita, bahwa konon Khalil pernah adalah mahakarya Khalil bin Ahmad Al-
berkunjung ke rumah Laits di Khurasan, Farahadi dan kamus pertama bahasa Arab
lalu ia memberikan kamus Al-‘Ain kepada yang memiliki peran besar dalam “meng-
Al-Laits. Akan tetapi, isteri Laits membakar gairahkan” para pakar bahasa Arab untuk
naskah kamus tersebut karena marah kepada berlomba-lomba menyusun kamus bahasa
Al-Laits, suaminya yang dikiranya yang inovatif dan kreatif untuk melestarikan
“selingkuh” dengan mencintai pembantu eksistensi bahasa Arab fushah.
perempuannya. Namun sebaliknya terdapat
1.2. Karakteristik Susunan Kitab Al-‘Ain
beberapa pendapat lain yang menyatakan
Setiap kamus yang disusun oleh
bahwa Khalil menghindarkan aturan-aturan
seseorang mempunyai keunggulan dan ciri
tertentu.
khas tersendiri dibandingkan dengan kamus
Kelima, kamus Al-‘Ain jelas ditulis
lain, titik perbandingan tersebut akan senan-
dan disusun oleh Khalil. Pendapat ini
tiasa memberikan kemudahan bagi peng-
ditegaskan oleh Ibnu Duraid dan Ibnu Faris.
guna kamus untuk kebutuhan dalam mem-
Menurut keduanya, ketidaktahuan murid-
pelajari dan memahami suatu ilmu penge-
murid khalil dan juga para ulama Basrah
tahuan. Pada kamus bahasa Arab mem-
dengan karya gurunya berupa kamus Al-
punyai dua sistem punyusunan tersendiri
“ain, tidak bisa membatalkan bahwa kamus
yakni sistem makna (Kamus Ma’ani) dan
itu adalah karya Khalil, sebab hal itu bisa
sistem lafal (Kamus Al-Fadz), yang pertama
saja terjadi. Demikian juga tentang adanya
adalah model penyusunan (item) di dalam
pandangan ulama Kufah yang berse-
kamus yang digunakan seorang lesikolog
berangan dengan ulama Basrah dan turut
dengan cara menata kata atau entri kamus
dimuat di dalam kamus Al-‘Ain, bukan
secara berurutan berdasarkan makna atau
berarti menjadi bukti bahwa kamus Al-‘Ain
kelompok kosakata yang maknanya
bukan karya Khalil, sebab bisa hal itu justru
sebidang (tematik). Kedua, adalah kamus
menunjukkan obyektifitas Khalil sebagai
yang kata-kata (item) di dalamnya tersusun
102 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

secara berurutan berdasarkan urutan lafal daban, dan (f) penyajian kata pengantar
(indeks) dari kosakata yang terhimpun, berkenaan dengan khalayak sasaran
bukan melihat pada makna kata11. Namun, kamus, cara pemakaian kamus, dan
menurut Syihabuddin bahwa dalam sistema- kaidah-kaidah bahasa yang paling
tika penyusunannya, hendaknya kamus pokok.
harus mempunyai empat syarat agar 2. Keringkasan. Kamus yang baik salah
menjadi baik dan sempurna, adapun kriteria satu kriterianya adalah yang memfokus-
tersebut antara lain12; kan pembahasan dan uraiannya kepada
1. Kelengkapan. Terdapat beberapa hal hal-hal yang substansial. Informasi
yang semestinya dipenuhi oleh sebuah yang tersedia namun terpisah hendak-
kamus, yaitu bentuk fonetis dari sebuah nya disusun secara sistematis mulai dari
kata, struktur morfologis kata, aneka hal yang universal hingga yang khusus
perubahan sintaksis yang mungkin dan dari yang informasi primer ke
dialami oleh kata itu dan aneka makna informasi sekunder. Adapun maksud
yang ditimbulkannya, serta makna- dari informasi pertama adalah memiliki
makna terkandung di dalamnya. Bebe- hubungan erat dan langsung dengan
rapa kriteria kelengkapan kamus yang masalah yang dibahas, sedangkan
ideal, paling tidak ia mencakup informasi kedua adalah kebalikannya.
beberapa hal, yaitu: (a) terdapat simbol 3. Kecermatan yaitu yang berkaitan de-
sederhana yang menerangkan cara ngan masalah obyektifitas uraian di
pelafalan kata yang dijadikan lema atau dalam kamus. Untuk meraih obyek-
entri, (b) pemakaian definisi yang baik tifitas, biasanya kamus yang baik
dan mudah, (c) penyajian kata yang dilengkapi dengan foto, gambar,
paling dasar, lalu diikuti dengan kata ilustrasi, dan contoh. Hal ini dipertegas
bentukan lainnya, mulai dari afiksasi oleh hasil telaah empiris yang mene-
yang paling sederhana hingga yang gaskan bahwa manusia lebih mampu
paling kompleks, (d) penyajian ung- memahami hal-hal yang konkret.
kapan dan istilah yang frekuensi Misalnya, dengan bantuan gambar dan
pemakaiannya sangat tinggi, (e) penya- foto, daripada hal-hal yang abstrak,
jian informasi kebudayaan dan pera- yang dijelaskan secara verbalistis.

11
4. Kemudahan Penjelasan. Kamus yang
Salim Sulaiman Al-Khammas, Al-Mu’jam
wa ‘ilm Al-Dalalah, (Damaskus, Mauqi’ Lisan Al- baik hendaknya menyajikan informasi
‘Arab, 1428 H.), hlm. 197
12
Syihabuddin, Teori dan Praktek yang berkaitan serat dengan topik yang
Penerjemahan Arab-Indonesia (Jakarta, Dirjen
Depdiknas: 2002), hlm. 31-32 disajikan sebagai lema. Di samping itu,
KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN..... | 103

informasi hendaknya disuguhkan secara kitab


Pencarian kata
sederhana sehingga pembaca dapat dengan
melihat asal-
menangkap makna dengan mudah. usul kata
Telah
Untuk memudahkan pemahaman, diringkas oleh
biasanya digunakan sarana penjelas Zubaidi dalam
kamusnya
seperti tanda panah, pemberian warna Mukhtshar Al-
‘Ain
yang menonjol pada bagian yang Bina’ (struktur
kata) dibagi
penting, penempatan gambar secara menjadi 6
bina’
proporsional, dan pemakaian nomor. Sistem fonetik
Kitab Al-‘Ain merupakan sebuah mengikuti cara
Abu Ali Al-
Khalil
Qaly,
kamus pertama yang tersusun melalui ‫اﻟﺒﺎرع‬ Munazjarad
Perhatian
dengan
kata-kata berdasarkan lafadz-lafadz , Furat,
bahasa-bahasa
(893-967)
bangsa Arab
hijaiy, Oleh sebab itu untuk memahami dan tiap
ucapan atau
secara konkrit mengenai karakteristik qaul
Kitab Al-‘Ain, akan dijelaskan pada dilengkapi
perawinya
bagian metode penggunaan Kitab Al- Ada 6 bina’
(struktur kata)
‘Ain sesi selanjutnya. Untuk dapat Kamus ini
dibagi menjadi
membandingkan karakteristik Kitab Al- beberapa bab
dan kitab, tiap
‘Ain dengan kamus-kamus sistem
huruf satu bab
fonetik lainnya, alangkah baiknya dapat dan beberapa
bab di dalam
diperhatikan pada tabel berikut ini Abu satu kitab
Mansyur Kritis terhadap
‫ﺗﻬﺬﻳﺐ‬ Muhammad kata yang
Tabel 1 ‫اﻟﻠﻐﺔ‬ Al-Azhar, muhmil
Hirat (895- (diabaikan)
Perbadingan Karekteristik Kamus 981) disertai
Periode Awal dengan
penjelasan
Penyusun, Isytisyhad
Nama Tempat (argumentasi
No Sistematika Karakteristik
Kamus lahir dan makna)
masa hidup banyak
Kamus mengutip dari
pertama dalam ayat al-Quran
sejarah atau Hadist
leksikologi Tetap dengan
Khalil bin
bahasa Arab 6 bina’
Ahmad
Sistem
1
Fonetik
‫ اﻟﻌﻴﻦ‬Farahaidi, Kamus
disusun sesuai ‫ اﻟﻤﺤﻜﻢ‬Ibnu Sidah, Kamusnya
Oman Marsiyah, cukup besar
(718-786)
jumlah huruf ‫ واﻟﻤﺤﻴﻂ‬Andalus, Huruf hamzah
dan setiap (1007- disebut
huruf ‫ اﻷﻋﻈﻢ‬1066) mandiri tanpa
dikelompokka digabung ,
n menjadi satu huruf Alif
104 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

Layyinah kata yang lebih banyak dalam kosakata


dikembalikan
ke bentuk asli bahasa Arab. Sekalipun kata musta’mal
(waw atau ya’)
Menghilangka (dipakai) dan yang muhmal (diabaikan).
n derivasi kata
yang bersifat
Sistem fonetik dalam bahasa Arab dapat
qiyas. mengubah pola penyusunan kata yang saat
itu masih tematik karena bisang studi ilmu
2. Kontribusi Kitab Al-‘Ain dalam
yang masih terbatas dan berdasarkan
Leksikologi Bahasa Arab
kemauan atau temuan dari peneliti atau
Layaknya sebuah guru kamus ini
penyusun kamus, sehingga sistem fonetik
memberi kontribusi atau pengaruh besar
dinilai bisa menjamin tingkat objektivitas
dalam penyusunan kamus-kamus bahasa
penyusun kamus dalam menata kosakata
Arab lainnya yang disesuaikan dengan sis-
yang ditemukannya.
tem kamus yang dibangu pada setiap
Kamus fonetik adalah sebuah kamus
dekadenya, kamus ini telah membarikan
yang lahir bersamaan dengan besarnya
inspirasi kepada pengarang kamus setipe
motivasi umat Islam dalam mendokumen-
lainnya yakni kamus dengan sistem fonetik
tasikan bahasa mereka sebagai alat bantu
lainnya. Namun dalam kenyataannya, ka-
untuk menafsirkan al-Quran, sehingga tidak
mus tersebut memiliki kelemahan dan
berlebihan, apabila Khalil memilih tajwid
kelebihannya, karena keberadaan kamus
dan makharijul huruf sebagai dasar penyu-
fonetik yang digunakan kamus-kamus ba-
sunan alfabetis dalam kamusnya. Mengi-
hasa Arab periode pertama yang lahir di
ngat, ilmu qiraat adalah metodologi pertama
akhir abad ke 2 hijriyah dalam penyusunan
yang berkembang di kalangan umat Islam
kosakata, merupakan nilai lebih (selling
sebelum ilmu-ilmu lainnya. Oleh sebab itu,
point) dari inovasi besar yang ditorehkan
karya khalil banyak di terima di kalangan
Khalil, sebagai bapak leksikologi Arab.
para mufassir. Namun, pada kenyataanya
Urutan huruf yang khas berdasarkan
kamus ini mendapat beberapa kritikan yang
makhraj sangat membantu seseorang yang
disusun dalam beberapa kitab al-Istidrak
berusaha mencari makna kata secara lang-
‘ala al-‘Ain karya as-Sadusi (wafat tahun
sung melalui observasi lapangan ke dusun-
810 H.). dan kitab Takmilah karya Al-
dusun di bagian jazirah Arab yang saat itu
Khazaranji Albasyti (wafat tahun 959 H.).
di lakukan Khalil tanpa kenal lelah. Selain
Selain itu juga, ada pula kitab-kitab yang
itu juga asas, taqlibul – kalimah yang
sengaja mengkritik dan menyebutkan sisi
digunakannya sebagai tolak ukur matematis,
lemah kamus Al-‘Ain. Misalnya, kitab
secara statistik, dapat membuahkan derivasi
Istidrak Al-Ghalath Al-Waqi’ Fi Al-‘Ain
KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN..... | 105

karya Abu Bakar Al-Zubaidi (928-989 H.) ada huruf illat) dan tidak ada huruf
dan kitab Ghalat Al-‘Ain karya Al-Khatib tambahan (zaidah). Misalnya, Bab
Ak-Iskafi (w. 1029 M). huruf ‘ain-ha’-qaf, maka di
15
dalamnya meliputi: ‫ھﻘﻊَ و ﻋَﮭَﻖ‬ .
3. Motode Penggunaan Kitab Al-‘Ain
Pada aspek ini dapat dipahami
Adapun metode penggunaan Kitab
melalui konsep segitiga yang
Al-‘Ain yang disebutkan oleh Hakam
dalam susunannya mengacu pada
Kasyly Fawazi yakni antara lain13:
satu huruf kemudian menjadi dua
1. Khalil menyusun kamus tersebut de-
huruf dan menempatkan salah satu
ngan merinci pada bentuk fonetik
huruf pada ujungnya menjadi
makharijul huruf seperti,
pangkal utama sebuah kata, dengan
‫ ج ش ض – ص س‬-‫ع ح ﻫـ خ غ –ق ك‬ rincian sebagai berikut:
‫ز–طدت–ظذث–رلن‬ ‫ض‬
2. Asas taqsim al-bina’ dalam Kitab Al-
‘Ain adalah kata-kata yang telah
tersusun berdasarkan makharijul huruf,
diklasifikasikan lagi berdasarkan struk- ‫ب‬ ‫ر‬
tur kata (bina’) yang dibedakan
menjadi beberapa bab sebagai berikut: Makza, bilamana dikumpulkan dari
a) Bab Tsunai Shahih, yaitu kata-kata ujung huruf pertama akan menjadi
yang terdiri dari dua huruf kata (‫)ﺿﺮب‬ kemudian dapat di
(dwiliterasi) asli yang shahih (tidak kumpulkan kembali menjadi kata
ada huruf illat). Misalnya, pada bab (‫ ﺑﻀﺮ‬،‫ ﺑﺮض‬،‫رﺿﺐ‬،‫ رﺑﺾ‬،‫)ﺿﺒﺮ‬,
huruf kha’ dan qaf, maka di di sisi lain hal ini dapat
dalamnya meliputi: -‫ اﻟﺨﺨﻘﻘﺔ‬-ّ‫ﺧﻖ‬ diaplikasikan dalam bentuk posisi
‫اﻷﺧﻘﻮق‬14 . persegi empat dengan penjelasan
b) Bab Tsulatsi Shahih, yaitu kata sebagai berikut,
yang terdiri dari tiga huruf
(triliterasi) asli yang sahih (tidak

13
Hakam Kasyly Fawazi, Kitab Al-‘Ain Lil
Khaili ibn Ahmad al-Farahīdī, (Bairut: Dar al-Kutub
al-‘ilmiyah, 1996), hlm. 48-51
14
Khalil bin Ahmad Al-Farahidi, Mu’jam Al-
‘Ain (CD Program Maktabah Syamilah Versi II,
15
http://www.al-waraq.net) juz 1 hlm. 291 Ibid, juz 1 hlm. 14
106 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

‫ع‬ e) Bab Khumasi, yaitu kata yang terdiri


dari lima huruf asli dan didalamnya
‫ب‬ tidak ada huruf illat. Misalnya, Bab
Khumasi dari huruf jim meliputi:
‫ر‬
‫ ﺳﻔﺮﺟﻞ و ﺟﺮﻧﻘﺶ‬19.
‫ق‬
3. Kata-kata yang disusun berdasarkan
Adapun kata tersebut dapat dibentuk
makharijul huruf dan telah diklasi-
dalam beberapa bagian seperti
fikasikan berdasarkan struktur kata
‫ ﻋﺮﻗﺐ أو‬،‫ ﻋﺮﺑﻖ‬،‫ ﻋﻘﱪ‬،‫ ﻋﻘﺮب‬،‫ ﻋﱪق‬،‫)ﻋﺒﻘﺮ‬ (bina’), kemudian dibolak-balik (taqlib)
،‫ﻳﺰوز أن ﻳﻜﻮن ﻓﻌﻼ اﻟﺬي ﻳﺘﻜﻮن ﻣﻦ )ع‬ hingga menjdi beberapa bentuk-bentuk

،‫ ﺑﺮﻋﻖ‬،‫ ﺑﻘﻌﺮ‬،‫ ﺑﻘﺮع‬،‫ ﺑﻌﺮق‬،‫ق( = ﺑﻌﻘﺮ‬،‫ر‬ kata yang berbeda. Adanya asas taqlib
al-kalimah bertujuan untuk meng-
(،‫ﺑﺮﻗﻊ‬ hindari pengulangan kata pada bab
c) Bab Tsulatsi Mu’tal, yaitu kata yang yang lain. Semua aneka bentuk kata
terdiri dari tiga huruf yang mengandung yang dihasilkan dari proses taqlib
huruf illat (alif, waw, ya’). Misalnya, di (bolak-balik) diletakkan dalam satu
dalam Bab kha’ – tha’ – huruf illat, bab, contoh asas taqlib al-kalimat

meliputi - َ‫ﺧﻄَﻮ‬
َ – َ‫ﺧﻂ‬
َ ‫ و‬-َ‫ﻃَﯿَﺦَ –ﺧَﯿَﻂ‬ adalah kata -َ‫ ﻋَﻠِﺐ‬-َ‫ ﺑَﻌَﻞ‬-َ‫ ﺑَﻠَﻊ‬-‫ ﻟَﺒِﻊ‬-َ‫ﻟَﻌِﺐ‬

ُ 16.
‫ﻃﺨْﻲ‬ ‫ ﻋَﺒﻞ‬Semua kata hasil taqlib itu
Bab laff, yaitu kata yang di dalamnya dimasukkan dalam huruf ‘ain, sebab
terdapat dua huruf illat (alif, waw, ya’). makhraj dari huruf ‘ain lebih bawah
Misalnya, Bab latif dari huruf qaf atau lebih dulu daripada dua huruf

meliputi: ،‫ ﻗﻮﻗﻰ‬،‫ وﻗﻰ‬،‫ واق‬،‫ وﻗﺎء‬،‫أوق‬ lainnya, yaitu huruf lam dan ba’.
Keenam kata taqlib ini, lalu ditempat-
‫ ﻗﻮي‬17.
kan pada bab tsulatsi shahih dibagian
d) Bab Rubba’i, yaitu kata yang terdiri
materi (‫ )ﻋﻠﺐ‬sesuai dengan asas taqsim
dari empat huruf asli dan dilamnya
al-bina’ (struktur kata). Jadi, asas
tidak ada huruf illat. Misalnya, bab
taqlib al-kalimat ini berfungsi sebagai
ruba’i dan huruf jim meliputi: -‫ﺟﻠْﮭﻖ‬
َ
teknik manual yang digunakan oleh
‫ﺟﻨﺒﻖ‬-‫ﻗﻨﻔﺞ‬-‫ﺟﺮﻣﻖ‬-‫ ﻣﺠﻨﻖ‬-‫ﺟﺒﻠﻖ‬-‫ﺟﻮﺳﻖ‬18.
Khalil untuk mengevaluasi perubahan
posisi huruf dalam kata untuk
16
Ibid, juz 1 hlm. 329-330
17
Ibid, juz 1 hlm. 417-418
18 19
Ibid, juz 1 hlm. 418 Ibid, juz 1 hlm. 496
KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN..... | 107

menyatakan untuk menyaring kata yang (pembelikan), baik kata musta’mal


memiliki keterkaitan bina’ (struktur yang dihasilkan dari proses taqlib,
kata). Sungguh, hal ini merupakan yakni kedua kata tersebut adalah
sebuah proses yang melelahkan bagi sebagai berikut;
Khalil demi menghindari terjadinya a. Kata tsunai (2 huruf) menjadi dua
pengulangan kata pada bab atau meteri bentuk kata.
yang lain. Sekalipun semua huruf b. Kata tsulatsi (3 huruf) menjadi
dalam kata-kata bahasa Arab bisa enam bentuk kata.
dibolak-balik (taqlib), namun yang c. Kata ruba’i (4 huruf) menjadi dua
perlu diingat bahwa tidak semua hasil puluh empat bentuk kata.
taqlib memiliki makna yang dipakai d. Kata khumasi (5 huruf) menjadi
masyarakat sehingga kata yang tidak seratus dua puluh empat bentuk
dipakai atau tidak memiliki makna, kata.
tidak dimasukkan ke dalam kamus. Berikut ini beberapa tahapan yang
Karena itu, ada kata yang musta’mal dapat dilakukan untuk mencari dan
yakni kata yang memiliki makna dan menelaah kata dalam Kitab Al-‘Ain
dipakai oleh bangsa Arab untuk menye- diantaranya 21;
but sesuatu. Kata ini layak dimasukkan
،‫اﻷﺻ ِﻞ اﻟْ ُﻤ َﺠﱠﺮِد‬ْ ‫ َﻻﺑُ ﱠﺪ ِﻣ َﻦ اﻟﻨﱠﻈْ ِﺮ إِ َﱃ‬،‫أََوًﻻ‬
ِ ِ ِ ِ
َ ‫ َﻛ َﺬﻟ‬،‫اﻟﺰَواﺋِﺪ ِﻣ َﻦ اﻟ َﻜﻠ َﻤ ِﺔ‬
ke dalam kamus. Adapun muhmal yaitu
kata yang tidak memiliki makna atau
‫ﻚ‬ َ ‫َو َﺣ ْﺬف ُﺣ ُﺮْوف‬
‫ﺎت اﻟْ ُﻤ ْﻌﺘَـﻠﱠﺔ ِﻣﻦ َرﱢد َﺣ ْﺮف اﻟﻌِﻠﱠ ِﺔ‬ ِ ‫َﻻﺑ ﱠﺪ ِﰲ اﻟ َﻜﻠِﻤ‬
signifikansi dalam penunjukkan sesu- َ ُ
‫ﺻﻠُﻬﺎ اﻟْ ُﻤ َﺠﱠﺮِد‬ ِ ِ ِ َ‫إِ َﱃ أ‬
ْ َ‫إﺳﺘَﻄَﺎ َن( أ‬ْ ) ُ‫ﺻﻠﻪ ﻓَ َﻤ ًﺜﻼ َﻛﻠ َﻤﺔ‬
atu. Kata muhmal tidak dipakai oleh
ْ
ِ ِ
ٌ ‫ وَﻛﻠ َﻤﺔُ ِﻣْﻴـ َﻌ‬،‫ﺻﻠُ َﻬﺎ َﻋﻄََﻮ‬ ِ
orang Arab, sekalipun struktur katanya
ada karena terbentuk dari proses taqlib.
‫ﺎد‬ ْ َ‫) َوﻃَ َﻦ( َوَﻛﻠ َﻤﺔ َﻋﻄﻴﱠﺔٌ أ‬
Misalnya, pada bab sin – ta’ – nun, .(‫أﺻﻠُ َﻬﺎ ) َو َﻋ َﺪ‬
ْ
hanya terdiri dari dua kata musta’mal, Pertama, hendaknya melihat pada asal
bentuk awalnya, dan kemudian menghilang-
yaitu َ‫( ﺳﺘﻦ‬lari) dan َ‫( ﺳَ َﻨﺖ‬menimpa)20.
kan huruf tambahan yang tertera pada
Sedangkan keempat kata lainnya
sebuah kata, sama halnya pada kata yang
dianggap kata muhmal yang tak
terbentuk secara mu’tal dan mengembalikan
bermakna, yaitu - َ‫ﻧﺘَﺲ – ﻧﺴﺖَ – ﺗَﻨﺲ‬
huruf illat tersebut kepada bentuk aslinya,
َ‫ ﺗَﺴﻦ‬Secara matematis, jumlah bentuk
seperti kata (‫ )إﺳﺘﻄﺎن‬dengan bentuk aslinya
kata yang dihasilkan dari proses taqlib
20 21
Ibid, juz 2 hlm. 60 Ibid, Hakam Kasyly Fawaz, hlm. 54
108 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

yakni (‫ )وﻃﻦ‬dan kata (‫ )ﻋﻄﯿﺔ‬dengan lebih dulu daripada fa’ dan ra’. Disusul
huruf ra’, lalu huruf fa’ (ujung lidah). Jadi
bentuk aslinya yakni (‫ )ﻋﻄﻮ‬dan kata (‫)ﻣﯿﻌﺎد‬
kata (‫ )ﻏَﻔَﺮ‬dapat ditemukan pada bagian
dengan bentuk aslinya yakni (‫)وﻋﺪ‬. Di lain
huruf ghain, bab ghain-ra’-fa’.
pula dapat dipahami yakni dengan menen-
‫ إ َذا َﱂْ ﻳَ ُﻜ ْﻦ ِﰲ اﻟ َﻜﻠِ َﻤﺔ ) َﻋﲔ( ﻧـَُﺮﺗﱢﺐ‬،‫ﺛﺎﻟﺜﺎ‬
tukan huruf asli (akar kata) dari kata yang
‫ ﻓَ َﻜﻠِ َﻤﺔ‬.‫وف اﻷَ ْﺳﺒَﻖ‬ ِ ‫اﳊﺮ‬ ِِ
hendak dicari maknanya. Misalnya, kata ُُْ ‫ف َﻣ َﻊ ا ْﻋﺘﺒَﺎر‬ َ ‫اﳊ ْﺮو‬
ْ
‫ف‬ِ ‫ﺎب اﻟﺜﱡَﻼﺛِﻲ ِﻣﻦ ﺣﺮ‬ ِ ‫)ﳍﺞ( ﻣﺜَ ًﻼ َِﳒ ْﺪ َﻫﺎ ﰲ ﺑ‬
‫( اﺳﺘﻐﻔﺎر‬minta ampunan), kata ini berasal َْ َ َ
dari akar kata ‫( ﻏَﻔَﺮ‬mengampuni)22. ،‫اﻟﻼم‬ ْ ‫ ِﰲ ﺑَﺎب اﳍَﺎ ِء و‬،‫ﺎب ا ْﳍَﺎء‬
‫اﳉِْﻴﻢ و ﱠ‬ ِ َ‫ا ْﳍَﺎء أَو ﻛِﺘ‬
ِ ‫اﻟﱰﺗِْﻴ‬ ِ ِ ِ ْ ‫ﻴﺐ‬ ِ ِ‫ِﻷَ ﱠن اﳍَﺎء ِﰲ ﺗَـ ْﺮﺗ‬
‫ﺼ ْﻮِﰐ أَو‬ ‫ﺐ اﻟ ﱠ‬ ‫ َﻻﺑُ ﱠﺪ ِﻣﻦ َﻣ ْﻌ ِﺮﻓَِﺔ ﱠ‬،ً‫ﺛﺎﻧﻴﺎ‬ َ ‫اﳊ ُﺮْوف ﻋْﻨ َﺪ اﳋَﻠﻴﻞ أَ ْﺳ‬
‫ﺒﻖ‬ َ
ِ ‫اﳋﻠِﻴﻞ ﻟِﺘﺤ ِﺪ‬
‫ﻳﺪ َﻣ ْﻮ ِﺿ ٍﻊ‬ ِ ِ ِ ‫ﺒﻖ ﻣﻦ ﱠ‬ ِ ِ
ْ َ َْ ُ‫اﻟْ َﻤ ْﺨَﺮﺟﻲ اﻟﱠﺬي ا ْﻋﺘَ َﻤ َﺪﻩ‬ (‫ وﻛﻠﻤﺔ )ﻓﺮط‬.‫اﻟﻼم‬ َ ‫ واﳉْﻴﻢ أَ ْﺳ‬،‫اﳉْﻴﻢ‬
‫ ﻓﻤﺜﻼ َﻛﻠِ َﻤﺔ‬،‫ﺎب‬ ِ ‫اب‬
ِ َ‫اﻟﻜﺘ‬ ِ ‫أَي ﺑﺎب ِﻣﻦ أَﺑْـﻮ‬
َ ْ َ ْ
‫ﳒﺪﻫﺎ ﰲ ﺑﺎب اﻟﺜﻼﺛﻲ اﻟﺼﺤﻴﺢ ﻣﻦ ﻛﺘﺎب‬
‫ َِﳒ ْﺪ َﻫﺎ‬.‫ﺼﺒِﺢ ِﻋ ْﻠﻢ‬ ِ ‫)ﻟَﻤﻊ( ﺗَـﺮﺗﱠﺐ ﺗَـﺮﺗِﻴﺒﺎ‬
ْ ُ‫ﺻ ْﻮﺗﻴّﺎ ﻓَـﺘ‬
َ ًْ ْ َ َ
‫ ﻷن اﻟﻄﺎء‬،‫ وﰲ ﺑﺎب اﻟﻄﺎء واﻟﺮاء واﻟﻔﺎء‬،‫اﻟﻄﺎء‬
ِ ْ ‫اﻟﻌ‬ ِ ِ ِ ‫ واﻟﺮاء أﺳﺒﻖ ﻣﻦ اﻟﻔﺎء‬،‫أﺳﺒﻖ ﻣﻦ اﻟﺮاء‬
‫ أي ﺑَﺎب‬،‫ﲔ‬ َ ‫ِﰲ ﺑَﺎب اﻟﺜﱠَﻼﺛﻲ ﻣﻦ ُﺣ ُﺮف‬
.‫اﻟﻼم واﻟِ ْﻤﻴﻢ‬
‫اﻟﻌ ْﲔ و ﱠ‬ Ketiga, apabila tidak ada dalam kata
َ tersebut (huruf ‘ain), maka kita dapat
Kedua, hendaknya mengetahui susunan
menyusun hurufnya dengan memperhatikan
fonetik atau makharijul hurufnya karena hal
pada huruf sebelumnya. Misalnya, kata
tersebut menjadikan patokan oleh Khalil
(َ‫ )ﻟَﮭﺞ‬dapat kita temukan pada bab tsulatsi
dalam membatasi setiap bagian atau bab
pada huruf ha’ atau bab ha’ pada bab ha’-
dalam Kitab Al-‘Ain, misalnya, kata (‫)ﻟﻤﻊ‬
jim-lam. Dikarenakan menurut Khalil huruf
secara fonetik disusun secara berurutan
ha’ merupakan huruf pertama dibandingkan
menjadi (‫ )ﻋﻠﻢ‬kata tersebut dapat ditemukan
huruf mim, dan huruf mim lebih dahulu dari
pada bab tsulatsi dari huruf ‘ainnya, yakni
pada huruf lam. Pada kata (‫ )ﻓَﺮط‬dapat kita
dari bab ‘ain, lam, dan mim. Di sisi lain
temukan pada bab tsulatsi shahih dari
dapat dipahami dengan menentukan huruf
bagian huruf tha’, dan pada bab tha’-ra’-fa’.
yang memiliki makhraj paling bawah pada
Dikarenakan, huruf tha’ lebih dahulu dari
kata (‫ )ﻏَﻔَﺮ‬dari ketiga huruf. Di antara
hurf ra’ dan huruf ra’ lebih dahulu dari
ketiganya, diketahui bahwa huruf ghain
huruf fa’. Di sisi lain dapat kita pahami
keluar dari tenggorokan atas (halqiyah)
dengan menentukan bentuk atau struktur
sehingga ghain berada lebih bawah atau
kata, apakah ia termasuk kata tsunai,
22
Ibid, Taufiqurrachman, hlm. 226
‫‪KITABU AL-‘AIN: METODE PENGGUNAAN DAN.....‬‬ ‫‪| 109‬‬

‫‪tsulatsi shahih tanpa huruf zaidah, tsulatsi‬‬


‫اﻟﺘﻒ أو ﺗَ َﺴﺒّﺠﺎً ﰲ ﴰْﻠَ ٍﺔ أو ذات‬ ‫ﱠ‬
‫‪mu’tal, lafif (terdiri dari dua illat), ruba’i,‬‬
‫‪dan‬‬ ‫?‪khumasi‬‬ ‫‪Sedangkan‬‬ ‫‪kata‬‬ ‫)ﻏَﻔَﺮ(‬
‫ﻟﻒ‬
‫ﻋﻮﺟﻬﺎ ﺷﺒﻪ ﻃﻠﻢ ﲝﺒﺶ ﱢ‬ ‫ف ْ‬ ‫ِز ّ‬
‫‪termasuk kata berstruktur tiga huruf shahih‬‬ ‫ﻋﻠﻰ ﻧﻔﺴﻪ ﻛﺴﺎءً‪.‬‬
‫‪(tsulatsi shahih). Jadi, dalam kamus fonetik‬‬ ‫َوﻋﻦ َﻋَﺮام‪ :‬ﻳـُ َﻘﺎ ُل ﻟﻠﻨﺎﻗﺔ اﻟﻔﺘﻴﺔ وﻟﻠﻤﺮأة‬
‫‪ bisa‬ﻏَﻔَﺮ ‪semisal Mu’jam Al-‘Ain, kata‬‬
‫اﻟﻔﺘﻴﺔ َﻋ ْﻮَﻫ َﺞ ‪.‬‬
‫اﳍُ ُﺠ ْﻮعُ‪ْ :‬ﻧﻮُم اﻟﱠ ْﻠﻴ ِﻞ دون اﻟﻨﻬﺎر‪ ،‬ﻳﻘﺎل‪:‬‬
‫‪ditemukan pada bagian ghain, bab ghain-‬‬
‫‪fa’-ra’, bab tsulatsi shahih min al-ghain.‬‬
‫ٍ‬
‫‪Pada bagian ini, bisa ditemukan hasil taqlib‬‬ ‫وﻫ ُﺠﻮعٌ‬ ‫وﻗﻮم ُﻫ ﱠﺠ ٌﻊ ُ‬
‫ﻫﺠﻊ ﻟﻘﻴﺘﻪ ﺑﻌﺪ ﻫﺠﻌﺔ‪ٌ .‬‬
‫وﻫﺎﺟﻌﻮن‪ ،‬وإﻣﺮأة ِ‬ ‫ِ‬ ‫ََ‬
‫ﻏﻔﺮ‪yang terdiri dari beberapa kata, yaitu: -‬‬ ‫ﻫﺎﺟﻌﺔٌ‪ ،‬وﻧِ ْﺴ َﻮةٌ‬
‫ﻫﻮاﺟﻊ وﻫﺎﺟﻌﺎت‪.‬‬
‫‪23‬‬
‫ﻏﺮفَ‪-‬رَﻏﻒ‪ -‬ﻓﺮغ‪-‬رﻓﻎ‪-‬ﻓﻐﺮ‬ ‫‪.‬‬

‫اﳍَْﻘ َﻌﺔُ داﺋﺮة ﺣﻴﺚ ﺗﺼﻴﺐ رﺟﻞ‬


‫ﺑﺎب اﻟﻌﻴﻦ واﻟﻬﺎء واﻟﻜﺎف‬
‫اﻟﻔﺎرس ﺟﻨﺐ اﻟﻔﺮس ﻳُﺘﺸﺎﺋﻢ ﺎ‪.‬‬
‫)ه ك ع ﻳﺴﺘﻌﻤﻞ ﻣﻦ وﺟﻮﻫﻬﺎ ﻫﻜﻊ( وﺑﺎب اﻟﻌﻴﻦ‬ ‫ِ‬
‫ﻫﻘﻌﺎ ﻓﻬﻮﻣﻬﻘﻮعٌ‪،‬‬ ‫ُﻫﻘ َﻊ اﻟﱪذون ﻳﻬﻘﻊ ً‬
‫واﻟﻬﺎء و اﻟﻬﺎء واﻟﺠﻴﻢ وﺑﺎب اﻟﻌﻴﻦ واﻟﻬﺎء واﻟﻘﺎف‬
‫اﻛﺐ ﻓﻮق ُﻣْﻨ ِﻜﱯ‬ ‫ﻫﻘﻊ واﳍﻘﻌﺔ‪ :‬ﺛﻼﺛﺔٌ ﻛﻮ َ‬
‫)ع‪ ،‬ه‪ ،‬ق‪ ،‬ه ق ع ﻣﺴﺘﻌﻤﻼ( و )ع‪ ،‬ق‪ ،‬ه‪ ،‬ق‬
‫ع ه ﻣﻬﻤﻼن(‬ ‫اﳉﻮزاء‪ ،‬ﻣﺜﻞ اﻷﺛﺎﰲ‪ ،‬وﻫﻲ ﻣﻦ ﻣﻨﺎزل‬
‫ﺷﺮح‬ ‫ﻟﻔﻆ‬ ‫اﻟﻘﻤﺮ‪ ،‬إذاﻃﻠﻌﺖ ﻣﻊ اﻟﻔﺠﺮ إﺷﺘﺪ ﺣﺮ‬
‫ﻳﻘ ـ ــﺎل َﻫ َﻜ ـ ـ َـﻊ – ﻳَـ ْﻬ َﻜـ ـ ُـﻊ ُﻫ ُﻜ ْﻮ ًﻋ ـ ــﺎ‪ :‬أي‬ ‫اﻟﺼﻴﻒ‪.‬‬
‫ـﺎل اﻟﻄ ِﺮَﻣـﺎح ‪ :‬ﺗـﺮى‬ ‫َﺳـ َﻜ َﻦ واﻃْ َﻤـﺄَ ﱠن ‪ ،‬ﻗَ َ‬ ‫اﻷﺳ َﻮ ُاد‪ ،‬واﻟﺒَﻌِْﻴـ ُﺮ‬
‫ْ‬ ‫اب‬
‫اﻟﻌ ْﻮَﻫ َﻖ‪ :‬اﻟﻐُﺮ ُ‬
‫َ‬
‫ﻫﻜﻊ‬ ‫اﻷﺳﻮد اﳉﺴﻴﻢ‪ ،‬وﻳﻘﺎل‪ :‬ﻫﻮإﺳﻢ ﲨﻞ‬
‫اﻟﻌـ ــﲔ ﻓﻴﻬـ ــﺎ ﻣـ ــﻦ ﻟـ ــﺪن ﻣﺘـ ــﻊ اﻟﻀـ ــﺤﻰ‬
‫إﱃ اﻟﻠﻴﻞ ﰲ اﻟﻐﻴﻀﺎت وﻫﻲ ُﻫ ُﻜ ْﻮٍع‬ ‫َﻋ َﻬ َﻖ ﻛﺎن ﰲ اﻟﺰﻣﻦ اﻷول‪ ،‬ﻳﻨﺴﺐ إﻟﻴﻪ‬
‫ﻮن ﻃﻮﻳﻠﺔ‬ ‫اﻟﻌﻮﻫﺞ‪ :‬ﻇَﺒـﻴﺔُ ﺣﺴﻨﺔ اﻟﻠّ ِ‬ ‫ﻃﻮﻳﻞ‬
‫َ‬ ‫ﻛﺮام اﻟﻨﺠﺎﺋﺐ‪ ،‬ﻳﻘﺎل‪ :‬ﻛﺎن‬
‫َْ َ ُ َْ‬
‫اﻟﻌُﻨُ ِﻖ‪ ،‬ﻳﻘﺎل‪ :‬ﻫﻲ اﻟﱵ ﰲ َﺣ ْﻘ َﻮﻳْـ َﻬﺎ‬ ‫اﻟﻔﻘﺮا‬
‫ِ‬
‫ﺳﻮداوان‪ .‬واﻟﻨﺎﻗﺔ اﻟﻔﺘﻴﱠﺔُ‪:‬‬ ‫َﻋ َﻬ َﺞ ﺧﻄﱠﺘﺎن ْ‬ ‫‪Simpulan‬‬
‫َﻋﻮﻫﺞ‪ .‬واﻟﻨﻌﺎﻣﺔ‪ :‬ﻋﻮﻫﺞ‪ ،‬ﻟِﻄُ ِ‬
‫ﻮل‬ ‫َْ ٌ‬ ‫َْ ٌ‬ ‫‪Berdasarkan berbagai deskripsi pen-‬‬

‫ﺎج‪ :‬ﻛﺎﻟﺒﺤﺒﺸﻲ‬ ‫ﻋﻨُﻘﻬﺎ‪ ،‬ﻗﺎل اﻟﻌ ﱠﺠ ٌ‬


‫‪jalasan‬‬ ‫‪materi‬‬ ‫‪di‬‬ ‫‪atas,‬‬ ‫‪maka‬‬ ‫‪dapat‬‬
‫‪disimpulkan bahwa:‬‬

‫‪23‬‬
‫‪Ibid, Taufiqurrachman, hlm. 227‬‬
110 | Al-Fathin Vol. 2, Edisi 1 Januari-Juni 2019

1. Kata kamus dalam bahasa Arab, disebut b) Kamus disusun sesuai jumlah huruf
dengan istilah Al-Mu’jam atau Al- dan setiap huruf dikelompokkan
Qomus. Sedangkan pengertian kamus menjadi satu kitab
menurut Ahmad Abdul Ghafur Atthar, c) Pencarian kata dengan melihat
adalah Kamus adalah sebuah buku asal-usul kata
yang memuat sejumlah besar kosakata d) Telah diringkas oleh Zubaidi dalam
bahasa yang disertai penjelasannya dan kamusnya Mukhtshar Al-‘Ain
interpretasi atau penafsiran makna dari
kosakata tersebut yang isinya disusun Daftar Pustaka
dengan sistematika tertentu, baik
http://nahulinguistik.wordpress.com/2009/0
berdasarkan urutan huruf hijaiyah 7/19/mengenal-bacaan-kamus-
(lafal) atau tema (makna) ensiklopedi-buku-dan-jurnal/, diakses
pada tanggal 12 Juni 2018/22:35 WIB
2. Beberapa faktor pendorong bangsa
Ghafur Atthar, Ahmad Abdul. Muqaddimah
Arab untuk menghimpun atau menyu- al-Shihah, Beirut: Dar Al-‘Ilm Lil
sun bahasa mereka ialah dengan Malayin, , 1979.
menyusun kamus-kamus berbahasa Makruf, Imam. Strategi Pembelajaran
Arab dengan pertimbangan antara lain Bahasa Arab Aktif, Semarang: Need’s
Press, 2009.
a) Kebutuhan bangsa Arab untuk
Taufiqurrochman, Leksikologi Bahasa
menafsirkan ayat-ayat al-Quran Arab, Malang:UIN-Malang Press,
b) Keinginan mereka untuk menjaga 2008.
eksistensi bahasa mereka dalam Yatim, Badri. Sejarah Perkembangan
Islam, Jakarta: PT RajaGrafindo
bentuk bahasa tulisan Persada, 2001.
c) Banyaknya buku-buku tafsir yang
Al-Khammas, Salim Sulaiman. Al-Mu’jam
terbit pada masa awal kodifikasi al- wa ‘ilm Al-Dalalah, Damaskus:
Quran dan hadist tentang gharib Mauqi’ Lisan Al-‘Arab, 1428 H.

(kata-kata asing) Syihabuddin, Teori dan Praktek


Penerjemahan Arab-Indonesia,
d) Munculnya ilmu-ilmu metodologis Jakarta: Dirjen Depdiknas, 2002.
pertama dalam Islam Fawazi, Hakam Kasyly. Kitab Al-‘Ain Lil
3. Kitab Al-‘Ain penyusunnya, Khalil bin Khaili ibn Ahmad al-Farahīdī, Bairut:
Dar al-Kutub al-‘ilmiyah, 1996.
Ahmad Farahaidi, Oman (718-786)
Al-Farahidi, Khalil bin Ahmad, Mu’jam Al-
yang memiliki karakteristik yaitu: ‘Ain (CD Program Maktabah
a) Kamus pertama dalam sejarah Syamilah Versi II, http://www.al-
waraq.net)
leksikologi bahasa Arab.
Hidayatullah, Moch. Syarif, Cakrawala
Linguistik Arab, Jakarta: Grasindo,
2017.

Anda mungkin juga menyukai