Anda di halaman 1dari 3

Nama : Baiq Nurul Kapilawati

Kelas : 3A

NIM : E1C020029

MK : Leksikografi

Kamus menjadi sebuah buku yang memiliki urgensi tinggi, apalagi bagi mereka yang
berkecimpung di lingkungan akademis. Bahkan para ilmuwan, cendekiawan, budayawan serta
masyarakat umum pun tidak bisa menghindari kebutuhan akan kamus. Kamus merupakan karya
acuan yang berisi kosakata suatu bahasa atau pengetahuan tentang segala sesuatu yang berada di
sekitar kita, disusun secara alfabetis dan bersifat praktis. Dengan kata lain dapat dijelaskan
bahwa kamus merupakan buku acuan yang memuat kata dan ungkapan yang disusun menurut
abjad berikut keterangan tentang maknanya, pemakaian, atau terjemahannya .

Kata-kata tersebut dipilih dan disusun sedemikian rupa sehingga pengguna kamus dapat mencari
kata yang diinginkannya dengan cepat. Ciri utama kamus adalah sebagai alat bantu praktis. Oleh
karena itu, isi kamus perlu diatur sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi kebutuhan
penggunanya secara praktis dan cepat. Kata dalam kamus merupakan kata pilihan karena tidak
semua kata yang digunakan oleh penutur bahasa dalam hal ini bahasa Indonesia, terdapat dalam
kamus. Kata dalam kamus merupakan kata yang memiliki ciri standar dan ditulis dengan ejaan
yang benar. Dalam leksikografi, daftar kata dikonsepsi sebagai rangkaian kata yang merupakan
bentukan baru dari lema tersebut. Bentukan baru tersebut dapat dihasilkan dari afiksasi,
pengulangan, atau pemajemukan.

Tata bahasa dalam kamus berbeda dengan tata bahasa dalam pengertian umum. Dalam
pengertian umum, tata bahasa mengatur segala kaidah kebahasaan beserta bentuk-bentuk yang
dihasilkan dari kaidah itu. Sementara itu dalam kamus, tata bahasa lebih bersifat aplikasi kaidah
kebahasaan. Artinya kamus tidak akan menguraikan sebab atau alasan suatu bentuk yang
dihasilkan.
memunculkan bentukan kata yang sesuai dengan kaidah bahasa, khususnya kaidah morfologi.
Informasi morfologis tersebut sangat penting bagi pengguna kamus untuk mengetahui bentukan
yang benar. Seringkali orang tidak memperhatikan bentukan kata yang digunakannya, terutama
pada kata yang memiliki bentukan lain. Hal tersebut memperjelas bahwa leksikografi merupakan
cabang linguistik yang berkaitan dengan penyusunan kamus dari mulai perencanaan hingga
penerbitan sesuai dengan hasil akhir atau produk dari leksikografi yaitu terciptanya sebuah
kamus. Menurut sebagian masyarakat mungkin merasa mampu dalam menyusun sebuah kamus.
Namun, pada dasarnya kerja leksikografi cukup berat dalam menciptakan sebuah kamus. Dengan
kata lain, leksikografi tidak hanya sebatas berkaitan dengan penyusunan kamus melainkan juga
membahas tentang kamus, yaitu pengembangan dan pendeskripsian teori dan metodenya.
Menurut Bergenholtz dan Tarp , ada dua hal yang dikaji dalam leksikografi, yaitu pembuatan
kamus dan penelitian tentang kamus. Pendapat ini diperkuat oleh Hausmann yang menyatakan
bahwa leksikografi mencakup dua bidang kajian, yaitu leksikografi praktik dan leksikografi
teoritis.

Menurut Kridalaksana (2011: 107), kamus diartikan sebagai (1) buku referensi yang memuat
daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan
penggunaannya dalam bahasa; biasanya disusun menurut abjad (dalam tradisi Yunani – Romawi
menurut urutan abjad Yunani – Romawi, kemudian menurut abjad bahasa yang bersangkutan;
dalam tradisi Arab menurut urutan jumlah konsonan); (2) buku referensi yang memuat informasi
mengenai apa pun yang disusun seperti (1) tersebut. Sementara itu American Every Dictionary
(melalui Chaer, 2007: 179) mendefinisikan kamus sebagai sebuah buku berisi kata-kata dari
sebuah bahasa, biasanya disusun secara alfabetis, disertai keterangan akan artinya, ucapannya,
ejaannya dan sebagainya.

Menurut Pierre Labrousse (1977) kamus adalah buku berisi kumpulan kata-kata sebuah bahasa
yang disusun secara alfabetis diikuti dengan definisi atau terjemahannya dalam bahasa lain.
Pengertian yang sama diungkapkan oleh Keraf (1984) bahwa kamus merupakan sebuah buku
referensi, memuat daftar kata-kata yang terdapat dalam sebuah bahasa, disusun secara alfabetis
disertai keterangan cara menggunakan kata itu (melalui Chaer, 2007: 180).

Menurut Kridalaksana (2011: 107), kamus diartikan sebagai (1) buku referensi yang memuat
daftar kata atau gabungan kata dengan keterangan mengenai pelbagai segi maknanya dan
penggunaannya dalam bahasa; biasanya disusun menurut abjad (dalam tradisi Yunani – Romawi
menurut urutan abjad Yunani – Romawi, kemudian menurut abjad bahasa yang bersangkutan;
dalam tradisi Arab menurut urutan jumlah konsonan); (2) buku referensi yang memuat informasi
mengenai apa pun yang disusun seperti (1) tersebut. Sementara itu American Every Dictionary
(melalui Chaer, 2007: 179) mendefinisikan kamus sebagai sebuah buku berisi kata-kata dari
sebuah bahasa, biasanya disusun secara alfabetis, disertai keterangan akan artinya, ucapannya,
ejaannya dan sebagainya.

Menurut Pierre Labrousse (1977) kamus adalah buku berisi kumpulan kata-kata sebuah bahasa
yang disusun secara alfabetis diikuti dengan definisi atau terjemahannya dalam bahasa lain.
Pengertian yang sama diungkapkan oleh Keraf (1984) bahwa kamus merupakan sebuah buku
referensi, memuat daftar kata-kata yang terdapat dalam sebuah bahasa, disusun secara alfabetis
disertai keterangan cara menggunakan kata itu (melalui Chaer, 2007: 180).

Anda mungkin juga menyukai