Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH MATA KULIAH

BAHASA ARAB

"‫ت‬
ُ ‫الن َع‬
َ“

Dosen Pengampu
Ernawati, M.Pd.i

Disusun Oleh Kelompok 11 :


Anisah Amaliyah (2011240019)
Widia wirdastuti (2011240021)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH


FAKULTAS TARBIYAH DAN TADRIS
INSTITUT AGAMA ISLAM (IAIN) BENGKULU
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Sholawat beserta salam tak lupa pula kami
haturkan kepada nabi Muhammad SAW kepada keluarga dan para sahabatnya sehingga kita
bisa merasakan zaman pada saat ini.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa
pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bengkulu, April 2021

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................................................i

DAFTAR ISI.......................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...........................................................................................................................1
B. Rumusan Makalah........................................................................................................................1
C. Tujuan Makalah............................................................................................................................4
D. Manfaat Makalah………………………………………………………………………………..5

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Na’at.. ...................................................................................................................6


2. Contoh Na’at …………….......................................................................................................9

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan......................................................................................................................................12

B.Saran................................................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa arab merupakan bahasa yang penting bagi umat islam dalam

mempelajari al-Qur’an. Untuk memudahkan dalam mempelajari dan memahami

isi dan makna al-Qur’an di perlukannya memahami dan mengerti tentang tata

bahasa arab. Salah satunya na’at yang sebagian orang belum mengerti arti dan

cara penggunaan na’at dalam suatu kalimat.

Manusia sebagai makhluk sosial pada dasarnya tentu membutuhkan sarana

untuk berkomunikasi. Bahasa merupakan salah satu  sarana yang dalam

keseharian digunakan berkomunikasi sehingga terbentuklah suatu interaksi.

Dalam setiap bahasa tentunya mengandung beberapa struktur kalimat yang

berbeda,  akan tetapi makna dan tujuannya sama. Dalam uraian berikut, akan

dijelaskan tentang salah satu struktur kalimat bahasa arab yaitu na’at dan man’ut

yang dalam bahasa Indonesia disebut kata sifat dan kata yang disifati.

B. Rumusan Masalah

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan na’at (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ )?

2. Sebutkan contoh dari na’at(‫ت‬


ُ ‫)الن َع‬
َ ?

4
C. Tujuan Makalah

Adapun tujuan makalah adalah, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan fa’il (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)

2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan maf’ulun bih (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)
D. Manfaat Makalah.

1. Siswa memahami pengertian dan penjelasan dari materi na’at (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)
2. Menambah wawasan dan pengetahuan siswa dalam pembelajaran bahasa
Arab

5
BAB II

PEMBAHASAN

1. Pengertian na’at (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)
Na’at (bisa juga disebut kata sifat) ialah sesuatu yang disebutkan setelah isim
(kata benda) untuk menjelaskan gambaran keadaan atau keadaan yang berhubungan
dengan isim tersebut. Adapun Man’ut adalah isim yang disifati.
“Seorang siswa yang rajin telah datang”Kata Seorang siswa adalah Man’ut atau
yang disifati. Sedangkan kata yang rajin adalah kata sifatnya atau Na’at.
Mari langsung kita liat contohnya dalam bahasa Arab:

‫الم ْجتَ ِه ُد‬ ِِ


ُ  ‫ َجاءَ الت ْلمْي ُد‬   “Seorang siswa yang rajin telah datang”
Kata ‫ التِ ْل ِمْي ُد‬adalah merupakan Man’ut (yang disifati), sedangkan  ‫جتَ ِه ُد‬
ْ ‫ امل‬adalah
Na’at nya atau yang menyifati.
ُ

a. Hukum Na’at (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)
Dalam bahasa Arab semua tata bahasa ada aturannya, balegitu juga dengan
pembahasan na’at dan man’ut yang kita bahas di atas. Keduanya adalah sama seperti
kembaran atau sepasang kata  yang harus sama dalam empat hal, yaitu:
1) status i’rabnya. Misalnya:

 ‫العادل‬
َ ِ ‫رأَيت‬  ‘saya melihat seorang pemimpin yang adil itu’
‫األمْيَر‬ َُْ
Antara Na’at dan Man’ut sama-sama manshub (dibaca nashob dengan tanda nashob
fathah).

  ِ‫ت إىَل امل ْس ِج ِد ال َكبِرْي‬


ُ ‫ذَ َهْب‬  ‘saya pergi ke masjid yang besar itu’
َ
Keduanya juga sama-sama majrur (dibaca jer dengan tanda jer kasroh, karena
ada huruf jer sebelumnya)
2) gendernya (mudzakkar-mu’annats atau laki-laki-perempuan). Misalnya :

‫اج ُح‬
َ َ‫ب الن‬
ُ َ‫ض ُر الطُال‬
َ ‫‘ َح‬seorang siswa yang rajin itu telah hadir‘

6
Kata ‫ب‬
ُ َ‫ الطُ ال‬adalah mudzakkar (isim yang menunjukan arti laki laki) begitu juga
dengan Na’at nya keduanya sama-sama mudzakkar

 ُ‫اج َحة‬
َ َ‫ت الطُالَبَةُ الن‬
ْ ‫ضَر‬
َ ‫‘ َح‬seorang siswi yang rajin itu telah hadir’
Antara Na’at dan Man’ut  di atas juga sama-sama mu’annats (isim yang menunjukan
arti perempuan).
3) ‘adadnya (jumlahnya) baik isim mufrad(satu), isim mutsanna (dua)
dan jamak (plural/banyak). Contohnya :

‫اج ُح‬
َ َ‫ب الن‬
ُ َ‫ َجاءَ الطُال‬sama-sama mufrad (berarti satu)
ِ ‫ان النَاجح‬
‫ان‬ ِ ‫ جاء الطُالَب‬sama-sama bentuk dua (mutsanna) yaitu ‘dua siswa yang rajin’
ََ َ ََ
 ‫اج ُح ْو َن‬
َ َ‫ب الن‬
ُ ‫ َجاءَ الطُاَل‬sama-sama berbentuk jamak. Yaitu ‘para siswa yang rajin’.
4)  makrifat dan nakirahnya (Umum dan Khusus), Misalnya :

‫اج ٌح‬
َ َ‫الب ن‬
ٌ ُ‫‘ َجاءَ ط‬seseorang siswa yang rajin telah tiba’
sama-sama nakirah (ditandai dengan dibaca tanwin) maka keduanya menunjukan arti
yang masih umum.

 ‫الناجح‬ ‫ب‬
ُ ُ َ‫‘ َجاءَ الطُال‬siswa yang rajin itu sudah datang’
sama-sama makrifah (menunjukan arti khusus)

b. Bentuk na’at (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)
Selain itu na’at ditinjau dari bentuknya juga terbagi menjadi tiga,
yaitu na’at mufrad (berbentuk satu), jumlah (berbentuk kalimat) dan syibh al-
jumlah (berbentuk menyerupai kalimat)

Contoh dari na’at mufrad yaitu:

ٌ ِ‫َس ُد حيوا ٌن ُم ْفرَت‬


 ‫س‬ ٌ ِ‫ ُم ْفرَت‬adalah Na’at
َ ‫( األ‬singa adalah hewan yang buas). Kata ‫س‬
mufrad karena hanya terdiri dari satu kata saja.

7
Adapun syarat na’at jumlah dan syibhul-jumlah adalah man’utnya (yang
disifatinya) harus berupa nakirah (isim yang menunjukan arti umum).

‫س‬ ِ
Contohnya:
ُ ‫ َي ْفرَت‬ ‫َس ُد َحَي َوا ٌن‬
َ ‫‘ األ‬singa adalah hewan yang bersifat buas‘

Kata ‫ يفرتس‬adalah Na’at yang berupa fi’il mudhore (fi’il yang menunjukan arti sedang

atau akan), yang otomatis dia adalah sebuah kalimat karena fi’il didalamnya sudah
ada kata kerja (predikat) dan juga subjek.  

Adapun contoh dari na’at syibhul-jumlah adalah:

 ُ‫ ِعْن َد بِ َكائَه‬ ً‫ت طُْفال‬


ُ ‫صَر‬
َ ْ‫‘ أَب‬saya melihat seorang balita ketika ia sedang
َ ِ‫ب‬
menangis‘ Kata ُ‫كائه‬ ‫عند‬ adalah merupakan Syibhul-jumlah atau yang menyerupai
kalimat, karena ia sebenarnya adalah rangkaian kata penjelas yang tidak memiliki
susunan predikat dan subjek yang tidak utuh.

Apakah anda tahu perbedaan kedua kalimat di bawah ini?

1- (nakirah) ‫ح‬
ٌ ‫ي ْفر‬
َ َ ٌ‫ُستَاذ‬
ْ ‫َجاءَ أ‬
2- (makrifah) ‫ي ْفرح‬
َ َ ُ‫َجاءَ األستاذ‬
Perbedaannya adalah:

Kalimat yang pertama memiliki arti “guru yang bergembira telah datang” dan
kalimat kedua berarti “guru itu datang dengan gembira”. Sudah jelas bukan perbedaan
diantara keduanya?

Kalimat yang pertama, pada kalimat ‫يفرح‬ (yafrah) menjadi na’at atau sifat

seperti yang sudah kita pelajari sebelumnya, karena diawali dengan kata-kata

yang nakirah (bermakna umum) yaitu  ٌ‫أستاذ‬

8
Sedangkan yafrah pada kalimat terakhir menjadi khal (‫ )حال‬atau menerangkan

tentang keadaan guru tersebut ketika datang. karena diawali dengan kata-kata

yang makrifah (bermakna khusus) yaitu  ُ‫( األستاذ‬tanda makrifatnya adalah terdapat

Alif dan lam di awal kata). Kalau masih bingung, silahkan dirasa-rasa saja
perbedaannya dari terjemahannya.

2. Contoh Na’at (‫ت‬


ُ ‫الن َع‬
َ)

Menurut bahasa Na’at adalah menerangkan suatu sifat. Sedangkan menurut


istilah Na’at adalah isim tabi’yang menerangkan sifat dari lafadz yang
diikutinya.semisal contohnya:
Budi anak yang rajin = kata rajin pada contoh ini
dinamakan Na’at sedangkan Budi dinamakan man’ut.

Contoh: ‫ب‬
ُ ‫امله َذ‬
‫الر ُج ُل‬ ‫ َجاء‬Artinya Laki-Laki yang baik itu telah datang.
َ ُ َ

َ‫ َجاء‬      :adalah fiil madhi yang bertemu dengan dhomir rofa’ hukumnya


adalah mabni sukun.

‫الر ُج ُل‬ 
ُ      :adalah Fa’il, I’robnya adalah marfu’ dengan dhammah. Dan juga
sebagai Man’ut.

‫هذب‬
ُ َ‫امل‬   :adalah na’at I’robnya adalah marfu’ dengan dhammah karna
mengikuti man’ut.

Na’at mengikuti man’ut dalam beberapa hal:

1) Dalam hal I’rob

   Yaitu I’rob Rofa’ irob Nasob dan irob Jar

2) Dalam Mufrod, Tasniah dan Jama’.
3) Didalam muzdakar dan muannas.

9
4) Didalam ma’rifat dan nakiroh.

Selanjutnya akan kami berikan contoh nya.

I’Rob (berubahnya akhir kalimah karna berbeda bedanya amil yang


masuk)

Rofa’:  ٌ‫َجاءَ َزيْ ٌد َك ِرمْي‬

 َ‫ﺠﺍﺀ‬ 
َ  :adalah fiil madi mabniyun alal fathi.

 ‫ َزيْ ٌد‬    :adalah man’ut dirofa’ karna menjadi fail tandanya adalah dhommah.

 ‫ﻛﺭﻳﻢ‬ :adalah na’at dirofa’ karna mengikuti man’ut

Nasob : ‫ت َزيْذا َعالِ ًما‬


ُ ْ‫َرأَي‬

‫ ﺭﺍﻳﺕ‬   :adalah fiil madi mabni sukun karna bertemu dengan domir rofa.

‫ﺯﻳﺫﺍ‬       :adalah man’ut dinasob karna menjadi maf;ul bih tandanya adalah


fatha

‫ﻋﺍلما‬    :adalah na’at dinasob karna mengikuti man’ut.

ِ
Jar : ‫املهذب‬ ‫الر ُج ِل‬
ُّ ‫ت َعلَى‬ ِ
ُ ‫َسل ْم‬

‫ سلمت‬      :adalah fiil madi .

‫على الرجل‬ :adalah man’ut dijar karna kemasukan huruf jar yaitu ‘ala;

ِ
‫املهذب‬     :adalah na’at dijar karna mengikuti man’ut.

Mufrad : ‫ص ِل‬


ْ ‫ال َف‬ ‫ امل َد ِّرس اجلَ ِديْ ُد يِف‬Guru baru didalam kelas
ُ ُ
ِ ‫ان ج ِدي َد‬
Mutsanna : ‫ان‬ ِ ِ
ْ َ َ‫ َه َذان طَالَب‬Ini dua murid baru
10
Jama’ : ‫جدد‬
ٌ ‫طالب‬
ٌ ‫ َه ُؤاَل ِء‬Mereka murid-murid baru

BAB III

PENUTUP

11
A. Kesimpulan
Na’at dinamakan sifat, di dalam tata bahasa arab, ia harus bertempat di
belakang, system penempatannya hamper sama saja dengan tata bahasa Indonesia.
Setiap akhiran kata nama yang menempati tempat sifat, baris harus disamakan dengan
baris akhiran kata nama sebelumnya, karena ia menerangkan sebagian dari

kelakuannya seperti : ‫جتَ ِه ُد‬ ِ ِّ ‫ “جَن ح‬murid yang bersungguh sungguh telah
ْ ‫اَلْم‬
ُ ‫الت ْلمْي ُذ‬ ََ
lulus”

B.  Kritik dan Saran


Demikian makalah yang pemakalah tulis, apa bila terdapat kesalahan dalam
penulisan maupun penyampaian dari makalah dan pemakalah, pemakalah mohon
diberi kritik dan saran guna untuk perbaikan dalam makalah selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

https://passinggrade.co.id/naat-manut/#Pengertian_Naat_dan_Manut diakses pada tanggal


24 maret pukul 16:34

12
Maftuhin Sholeh, Muhammad. 2010. Terjemah Alfiyah Ibnu Malik Juz I, Lamongan: Maktabah as-
Shafa.

Amin Musthofa dan Al-Jarim Ali. 1990.  Terjemah Nahwu Wadhih, Surabaya: Al-Hidayah.

Maftuhin Sholeh, Muhammad. 1989. Terjemah Nadhom ‘Imrithi, Surabaya: Al-Hidayah Surabaya.

Syaikh Mushthafa Al-Ghulayani, 1992, Jamiud Durusil Arobiyah cet I, CV.Asy Syfa’: Jakarta

Syaikh Mushthafa Al-Ghulayani, 1992, Jamiud Durusil Arobiyah cet II, CV.Asy Syfa’: Jakarta

13

Anda mungkin juga menyukai