OLEH:
DOSEN PEMBIMBING:
Segala puji bagi allah swt. Dia-lah yang menganugrahkan al-qur’an sebagai hudan li-
nas (petujuk bagi seluruh manusia) dan rahmatan lil-‘alamin (rahmat bagi segenap alam}.
Dia-lah yang menganugerahkan ilmu pengetahun kepada manusia. Shalawat dan salam
semoga tercurah kepada nabi muhammad saw. Utusan dan manusia pilihan-nya. Dia-lah
penyampai, pengamal, dan penafsir pertama al-qur’an. Yang memperjuangkan hingga kita
sampai pada zaman yang penuh dengan pengetahuan.
Penulisan makalah yang berjudul “Tafsir Dan Para Penafsirnya ( Pengertian tafsir,
perbedaannya dengan terjemah dan ta’wil, corak-corak tafsir dan para mufassirnya )”
bertujuan untuk memenuhi tugas dalam mata kuliah “Studi Al-Qur’an dan Al-Hadits” .
Penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dalam
menyelesaikan makalah ini, baik secara moril maupun materil. Semoga dengan makalah ini
dapat menambah pengetahuan kita dalam memahami tentang Tafsir Dan Para Penafsirnya (
Pengertian tafsir, perbedaannya dengan terjemah dan ta’wil, corak-corak tafsir dan para
mufassirnya ).
Akhirnya, semoga dengan adanya makalah ini bermanfaat bagi penulis dan khalayak
ramai pada umumnya.amin.
Penulis
.
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan sumber ilmu yang tidak habis untuk dikaji berbagai
kalangan. Semakin lama dikaji, semakin banyak ilmu yang terkuak. Sebagai
contoh, para ilmuwan mengembangkan maupun mencocokan penemuan mereka
tentang teknologi, ilmu perbintangan, penemuan pesawat terbang, matematika, fisika,
dan lain sebagainya, dengan pemaparan yang tersebut dalam al-Qur’an. Sebagian
sumber-sumber hukum juga berasal dari al-Qur’an. Sehingga, Pengetahuan mengenai
makna al-Qur’an pun menjadi sangat penting untuk dipahami. Adanya tafsir dan para
mufassirnya, tentu mempermudah setiap orang memahami isi al-Qur’an. Perlu
kiranya kita memperdalam pengetahuan mengenai tafsir dan mufassirnya, perbedaan
tafsir dengan terjemah dan takwil, kemudian corak dari tafsir itu sendiri. Sehingga
kita dapat mmperkokoh keimanan dan menambah pengetahuan dalam memahami al-
Qur’an. Inilah yang menjadi latar belakang disusunnya makalah tafsir
dan penafsirnya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belaknag diatas, maka rumusan masalahnya berupa:
1. Apa yang dimaksud dengan Tafsir?
2. Apa perbedaan antara tafsir, terjemah dan ta’wil?
3. Apa saja corak tafsir?
4. Apa saja syarat menjadi mufasir?
A. Pengertian Tafsir
Kata tafsir diambil dari kata fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan
atau uraian. Al-jurjani berpendapat bahwa kata tafsir secara etimologi adalah Al-kasf
wal Al-izhhar yang artinya menyingkap (membuka) dan menampakkan.1 Pada
dasarnya, pengertian tafsir berdasarkan bahasa tidak akan lepas dari kandungan
makna Al-idhah (menjelaskan), Al-bayan (menerangkan), Al-kasf (mengungkapkan),
Al-izhar (menampakkan), dan Al-ibanah (menjelaskan)2
Dari pengertian tafsir menurut bahasa pada dasarnya sama, meskipun
disampaikan dengan bahasa yang berbeda. Tafsir memiliki arti penjelasan atau
keterangan terhadap maksud yang sukar difahami dari ayat-ayat Al-Qur’an. Dengan
demikian, menafsirkan Al-Qur’an ialah menjelaskan atau menerangkan makna-makna
yang sulit difahami dari ayat-ayat Al-Qur’an.3
Adapun pengertian “tafsir” berdasarkan istilah, para ulama banyak
memberikan komentar, antara lain sebagai berikut:
1) Menurut Al-Kilabi dalam At-Tashil :
Tafsir adalah menjelaskan Al-quran, menerangkan maknanya dan menjelaskan
dikehendakai dengan nasbnya atau dengan isyaratnya atau tujuannya.
2) Menurut Syekh Al-Jazairi dalam Shahib At-Taujih :
Tafsir pada hakikatnya adalah menjelaskan lafadz yang sukar dipahamioleh
pendengar dengan mengemukakan lafadz sinonimnya atau makna yang
mendekatinya, atau dengan jalan mengemukakan salah satu dilalah lafdz tersebut.
3) Menurut Abu hayyan :
Tafsir adalah ilmu mengenai cara pengucapan lafadz-lafadz Al-Quran serta cara
mengungkapkan petunjuk, kandungan-kandungan hukum, dan makna-makna yang
terkandung didalamnya.
1
Rosihon Anwar, Ulum Al-Qur’an, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2010), h. 209
2
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung : Tafakur, 2009), h.11
3
Nasrudin Baidan, Wawasan Baru Ilmu Tafsir (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2005), h. 67.
4) Menurut Az-Zarkasyi
Tafsir adalah ilmu yang digunakan untuk memahami dan menjelaskan makna-
makna kitab Allah yang diturunkan kepada Nabi-Nya, Muhammad SAW., serta
menyimpulkankandungan-kandungan hukum dan hikmahnya.4
Dalam al-Qur’an, kata ta’wil dapat ditemukan, di antaranya, dalam surah Ali
Imran 3: 7
4
Hasbi Asy-Syidiqie, ilmu-ilmu Al-qur’an, (Jakarta:PT Bulan Bintang, 1972), h. 202-203
Artinya : “Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur'an) kepada kamu. Di antara
(isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat, itulah pokok-pokok isi al-Qur'an dan yang
lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong
kepada kesesatan, maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang
mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya,
padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. Dan orang-orang
yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang
mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." Dan tidak dapat mengambil
pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal”.
Dari segi tujuan, antara tafsir dan takwil tidak memiliki perbedaan, yakni
sama-sama berusaha untuk menjelaskan makna ayat Alquran. Namun demikian, bila
ditinjau dari segi kerjanya atau jalan yang ditempuh, keduanya memiliki perbedaan
yang jelas. Tafsir sifatnya lebih umum dari takwil. Tafsir menyangkut seluruh ayat,
sedangkan takwil hanya berkenaan dengan ayat-ayat yang mutasyabihat (samar dan
perlu penjelasan). Maksudnya Dikatakan tafsir yaitu apa yang terjadi jelas didalam
kitabullah atau jelas di dalam hadist sohih, artinya itu jelas tampak, ta’wil yaitu apa
yang disimpulkan oleh ulama, dalam hal ini ada yang mengatakan bahwa tafsir itu
istilah apa yang bersangkut dengan ayat sedangkan ta’wil yaitu, apa yang
bersangkutan dengan ilmu pengetahuan.
Arti yang zhahir, qarib, dan rajih dari kata ( )يدadalah tangan, sedangkan
makna bathin --walaupun ba’id-- yang dianggap kuat (marjuh) adalah kekuasaan.
Mengalihkan makna “tangan” kepada makna “kekuasaan” karena alasan kemustahilan
Allah memiliki tangan dalam arti inderawi. Pun lafal-lafal lain yang jika diartikan
secara lahiriah, menggambarkan Allah sebagai jisim; bertempat di atas Arsy, turun ke
bumi, memiliki tangan, wajah dan lainnya.
Sedangkan terjemah secara bahasa berarti “menyalin” (memindahkan) dari
suatu bahasa ke dalam bahasa lain atau mengalihvbahasakan. Jadi, substansi terjemah
adalah memindahkan bahasa pokok kepada bahasa sasaran dengan tidak merubah
semua kandungan makna dan maksud awal.5
5
Disalin dari : https://www.bacaanmadani.com/2018/03/pengertian-tafsir-terjemah-dan.html
Perbedaan Tafsir Dengan Terjemahan.
Tafsir dengan terjemah (baik terjemah ḥarfiyah dan terjemah tafsiriyah) tidak
sama. Antara keduanya terdapat perbedaan-perbedaan, antara lain sebagai berikut:
1. Tafsir selalu ada keterkaitan dengan bahasa asalnya dan tidak mesti adanya
pemindahan bahasa. Sedangkan terjemahan terjadi perpindahan bahasa dari bahasa
pertama ke bahasa terjemah (kedua), bahasa pertama tidak melekat pada bahasa
terjemah.
2. Tafsir harus dilakukan apabila usaha menerangkan makna ayat baru dapat dicapai
dengan penguraian secara meluas. Sedangkan terjemahan tidak boleh penguraian
melebihi dari sekedar pemindahan bahasa.
3. Tafsir adanya usaha menerangkan masalah, baik keterangan itu secara ijmālī (garis
besarnya) maupun secara tafsili (terperinci). Sedangkan terjemahan dituntut
terpenuhinya semua makna dan maksud yang ada dalam bahasa yang
diterjemahkan.
4. Tafsir pengakuan didapatkan dari orang yang sepaham dengan yang membaca hasil
penafsiran. Sedangkan terjemahan penerjemah diakui sudah melakukan
penerjemahan apabila ia telah berhasil memindahkan makna bahasa yang pertama
ke bahasa terjemah.
C. Corak-Corak Tafsir
6
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, (Bandung : Tafakur, 2011), h. 199
7
Abdul Mustaqim, Aliran Aliran Tafsir, dari Periode Klasik hingga Kontemporer, (Yogyakarta : Kreasi
Warna, 2005), h. 69
2. Corak Tafsir Fiqhi (Hukum)
Corak tafsir fiqhi adalah menafsirkan al-Qur’an yang lebih berorientasi kepada
ayat-ayat hukum yang terdapat dalam al-Qur’an atau penafsiran ayat-ayat al-
Qur’an yang berkaitan dengan masalah-masalah hukum fiqih sedangkan ayat-ayat
yang lain dan tidak memuat hukum-hukum fiqih maka tidak dijadikan sebagai
target dalam penafsirannya bahkan cenderung tidak dimuat sama sekali. Corak ini
sudah ada sejak masa Rasulullah SAW. Sebab ketika para sahabat kesulitan dalam
memahami hukum yang terkandung dalam al-Qur’an tersebut, maka sahabat
langsung menanyakan hal itu kepada Nabi dan beliau pun langsung menjawab.
Adapun kitab tafsir yang bercorak fiqhi adalah kitab Ahkam al-Qur’an karya al-
Jashshash (w. 370 H) dari golongan Hanafiyah, kitab Ahkam al-Qur’an karya
Alkiya al-Harasi (w. 504 H) golongan Syafi’iyyah dan terakhir dari golongan
Malikiyyah kitab al-Jami’ li al-Ahkam al-Qur’ankarya al-Qurthubi.
8
Ishlah: Jurnal Ilmu Ushuluddin, Adab dan Dakwah, 2 (2). Desember 2020
D. Mufassir
Mufassir adalah orang yang menerangkan makna atau maksud kandungan Alquran.
Sejatinya kata Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. MA dalam bukunya Pengantar Ilmu Tafsir
mangatakan yang boleh menafsirkan Al-qur’an hanyalah Nabi Muhammad SAW.
Karena Nabi Muhammad merupakan utusan Allah SWT yang diberi ilmu secara
langsung untuk menjelaskan isi dan makna Alquran. Semua yang keluar dari mulut
Nabi Muhammad SAW adalah wahyu juga, meski bukan termasuk ayat Alquran.
Hal ini sebagaimana surat An-Najm ayat 3-4 yang tegas menyebutkan yang artinya.
"Dan tiadalah yang diucapkannya itu (Alquran) menurut kemauan hawa nafsunya.
Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan kepadanya
(Muhammad)."
Pada masa Nabi Muhammad SAW, selain Khulafaurrasyidin (Abu Bakar, Umar,
Utsman dan Ali) yang menjadi Mufassir adalah Abdullah bin Abbas. Sejak kecil
Abdullah bin Abbas didoakan Rasulullah agar diberi kemampuan dalam memahami
agama dan mampu mentakwil Alquran.
Sejarah telah mencatat bahwa dikalangan sahabat banyak orang ahli tafsir. Namun
demikian, yang terkenal diantara mereka hanya 10 orang : Khalifah empat, Ibnu
Mas’ud, Ibnu Abbas, dkk.9
seorang mufassir tidak boleh menerjemahkan al-qur’an sekehendak hati atau secara
serampangan. Hal ini dijelaskan lansung dalam al-Qur’an dan hadist sebagai berikut :
ﻚ ﺑِِﻪ ِﻋ ْﻠ ٌﻢ
َ َﺲ ﻟ
َ ﻒ َﻣﺎ ﻟَْﻴ
ُ َوَﻻ ﺗَـ ْﻘ
Artinya: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya.” (Q.S. al-Isra’ [17] 36)
9
http://ilmu76.blogspot.com/2017/06/pengertian-dan-syarat-syarat-mufassir.html, diakses pada tanggal 7
november 2021
Dari Ibnu Abbas, Rasulullah bersabda:
Artinya: “Siapa berkata tentang al-Qur’an dengan logikanya (semata), maka silakan
ia mengambil tempat duduknya di neraka.” (HR. at-Tirmidzi no. 2951)
A. KESIMPULAN
Pengertian Tafsir :
Kata tafsir diambil dari kata fassara-yufassiru-tafsiran yang berarti keterangan atau
uraian. Al-jurjani berpendapat bahwa kata tafsir secara etimologi adalah Al-kasf wal
Al-izhhar yang artinya menyingkap (membuka) dan menampakkan. Pada dasarnya,
pengertian tafsir berdasarkan bahasa tidak akan lepas dari kandungan makna Al-idhah
(menjelaskan), Al-bayan (menerangkan), Al-kasf (mengungkapkan), Al-izhar
(menampakkan), dan Al-ibanah (menjelaskan)
Corak-corak Tafsir :
a. Corak Tafsir Filsafi (Filsafat)
b. Corak Tafsir Fiqhi (Hukum)
c. Corak Tafsir ‘Ilmi (Ilmu/Science)
d. Corak Tafsir Sufi
e. Corak Tafsir al-Adabiy al-Ijtima’i (Sosial-Kemasyarakatan)
Mufassir Al-qur’an
Mufassir adalah orang yang menerangkan makna atau maksud kandungan Alquran.
Sejatinya kata Ustadz Ahmad Sarwat, Lc. MA dalam bukunya Pengantar Ilmu Tafsir
mangatakan yang boleh menafsirkan Al-qur’an hanyalah Nabi Muhammad SAW.
Karena Nabi Muhammad merupakan utusan Allah SWT yang diberi ilmu secara
langsung untuk menjelaskan isi dan makna Alquran. Semua yang keluar dari mulut
Nabi Muhammad SAW adalah wahyu juga, meski bukan termasuk ayat Alquran.
B. SARAN
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan oleh karena itu saran dan kritik dari teman-teman pembaca sangat
diharapkan demi perbaikan makalah ini kedepannya.
DAFTAR PUSTAKA