Anda di halaman 1dari 10

Makalah

“Tafsir, Terjemah dan


Taqwil, serta Syarat
seorang Mufassir”
Dosen Pengampu :
H. Muhammad, Lc,M.H.I.

Disusun Oleh :

Nama NPM

Najwa Mahdina : 23111536

Anisa Maulida : 23111556

Raudatul Zannah : 23111558

FAKULTAS SYAR’IAH PROGRAM STUDI AHWAL ALSYAKHSIYAH


INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah swt. karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sebagai hasil
dari diskusi kami, dalam menyelesaikan tugas Ulumul Qur’an dengan mengangkat
tema, Tafsir dan Ta‟wil. Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih kepada yang terhormat Bapak H. Muhammad, Lc., M.H.I selaku
dosen pengampu mata kuliah Ulumul Qur’an yang telah mendukung
terselesikannya makalah ini.

Penulis menyadari bahwa hasil daripada makalah ini masih terdapat


banyak kekurangan. Oleh karenanya penulis senantiasa mengharapkan kepada
para pembaca bisa memaklumi makalah yang kami buat ini.

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan diharapkan dapat
mengambil intisari yang bermanfaat dari makalah kami. Sehingga dapat menjadi
warga negara yang cerdas, kritis, dan aktif terutama bagi kalangan mahasiswa.

Martapura, 6 Maret 2024

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR........................................................................................................i

DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

A...BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
B...BAB II PEMBAHASAN....................................................................................... 2
a....Tafsir................................................................................................................ 2
b... Takwil.............................................................................................................. 3
c....Terjemah.......................................................................................................... 3
d... Mufasir.............................................................................................................4
C...BAB III PENUTUP............................................................................................... 6
a....Kesimpulan...................................................................................................... 6
b....Saran................................................................................................................ 6

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ 7

ii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an seperti diyakini kaum muslim merupakan kitab hidayah,
petunjuk bagi manusia dalam membedakan yang haq dengan yang batil. Dalam
Al-Qur‟an sendiri menegaskan beberapa sifat dan ciri yang melekat dalam
dirinya, di antaranya bersifat transformatif. Yaitu membawa misi perubahan
untuk mengeluarkan manusia dari kegelapan-kegelapan, Zhulumat kepada
sebuah cahaya, Nur petunjuk ilahi untuk menciptakan kebahagiaan dan
kesentosaan hidup manusia, dunia-akhirat. Dari prinsip yang diyakini kaum
muslim inilah usaha-usaha manusia muslim dikerahkan untuk menggali
format-format petunjuk yang dijanjikan bakal mendatangkan kebahagiaan bagi
manusia. Nah dalam upaya penggalian prinsip dan nilai-nilai Qur‟ani yang
berdimensi keilahian dan kemanusiaan itulah penafsiran dihasilkan.

Maka dari diktum itu pulalah, konsep tentang manusia dan identitasnya
dalam menjabarkan misi kekhalifahan dan ubudiyyah di muka bumi menjadi
penentu yang determinan dalam proses mengkaji dan memahami teks suci yang
diyakini akan memberikan kesejahteraan bagi umat manusia.

Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari tafsir?
2. Apa pengertian dari taqwil?
3. Apa itu terjemah?
4. Apa syarat seorang Mufassir?

Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari tafsir.
2. Untuk mengetahui definisi dari taqwil
3. Untuk mengetahui pengertian dari teremah
4. Untuk mengetahui syarat seorang Mufassir

1
BAB II

PEMBAHASAN

B. TAFSIR
1. Pengertian Tafsir

Menurut bahasa, tafsir berasal dari kata al-fasr yang berarti menjelaskan
atau mengetahui maksud suatu kata yang sulit1. Istilah tafsir di dalam al Qur‟an
dapat dilihat pada surat al Furqan (25): 33 yang berbunyi:

Tidaklah orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang


ganjil, melainkan Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang
paling baik penjelasannya.

Makna dari ayat di atas dapat dikatakan bahwa pengertian tafsir ialah
upaya untuk mengungkap makna yang musykil dari suatu kosakata. Sementara
itu, ada juga pendapat yang menyatakan bahwa tafsir bersal dari kata safara
yang artinya membuka.2

Sehubungan dengan itu, sebagian ulama menambahkan pengertian


tafsir menjadi ilmu halal, haram, janji, kecaman, perintah, larangan, pelajaran,
dan perumpamaan yang terdapat dalam ayat-ayat Al-Qur‟an. Dengan demikian,
seorang mufasir tidak pantas mengungkapkan pendapat hanya dengan
berdasaarkan ra‟yu dan tidak dilandasi dengan dalil yang kuat.3

B. TAKWIL

1. Pengertian Takwil

Takwil secara bahasa berasal dari kata “ail” yang berarti ke asal, ada
juga yang mengatakan bahwa takwil berasal dari kata “aul” yang berarti

1
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir, (Jakarta: Amzah, 2014), halm.9.
2
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir…, halm.9.
3
Samsurrohman, Pengantar Ilmu Tafsir…, halm.9.

2
memalingkan, memalingkan ayat dari makna yang dhahir kepada suatu makna
yang dapat diterima olehnya. Takwil pada istilah mempunyai dua makna;
pertama, takwil dengan pengertian suatu makna yang kepadanya mutakallim
(pembicara) mengembalikan perkataanya, atau suatu makna yang kepadanya
suatu kalam dikembalikan. Kalam ada dua macam, insya‟ dan ikhbar. Salah
satu yang termasuk insya‟ adalah amr (kata perintah).4

Takwil dalam arti secara istilah adalah sebagai berikut:

a. Menurut Al-Jurzani: Takwil ialah memalingkan lafazh dari maknanya yang


dzohir kepada makna lain yang dipunyai lafazh itu, jika makna lain yang
dilihat itu sesuai dengan al-Qur‟an dan Sunnah.

b. Takwil ialah mengembailkan sesuatu pada maksud yang sebenarnya, yakni


menerangkan apa yang dimaksudkannya.

c. Menurut ulama khalaf takwil ialah mengalihkan suatu lafazh dari maknanya
yang rajih kepada makna yang marjuh karena ada indikasi untuk itu.5

C. TERJEMAH

1. Pengertian Terjemah

Terjemah menurut bahasa adalah salinan dari suatu bahasa ke bahasa lain atau
mengganti, menyalin, memindahkan kalimat dari suatu bahasa ke bahasa lain.
Sedangkan yang dimaksud dengan terjemah al-qur‟an adalah seperti yang
dikemukakan oleh ash- shabuni; memindahkan al-qur‟an ke bahasa lain yang
bukan bahasa arab dan mencetak terjemah dalam beberapa naskah untuk dibaca
orang yang tidak mengerti bahasa arab, sehingga ia dapat memahami kitab Allah.
Kata terjemah dapat dipergunakan pada dua arti:
a. Terjemah Maknawiyyah atau Tafsiriyyah, yaitu menerangkan makna atau
kalimat pembicaraaan dengan bahasa lain tanpa terikat dengan tertib kata-kata
bahasa asal atau memperhatikan susunan klimatnya, melainkan oleh makna dan
tujuan aslinya.
4
Rosihan Anwar, Ulum Qur’an, (Bandung: Pustaka Setia, 2010), hlm.211.
5
Rosihan Anwar Ulum Qur’an.,,, hlm.211.

3
b. Terjemah Harfiyyah, yaitu mengalihkan lafadz-lafadz dari satu bahasa ke
dalam lafadz-lafadz yang serupa dari bahasa lain sedemikian rupa sehingga
susunan dan tertib bahasa kedua sesuai dengan susunan dan tertib bahasa
pertama.

Terjemah harfiyyah dibagi menjadi dua:

1) Terjemah Harfiyyah bil-misli, yaitu menyalin atau mengganti kata-kata dari


bahasa asli dengan sinonimnya (murodifnya) ke dalam bahasa baru dan terikat
bahasa aslinya.

2) Terjemah harfiyyah bi dzuni al-mitsli, yaitu menyalin atau mengganti kata-


kata bahasa asli ke dalam beberapa bahasa lain dengan memperhaitkan urutan
makna dan segi sastranya, menurut kemampuan bahasa baru serta kemampuan
penerjemahnya.

2. Syarat-Syarat Penerjemah

Baik untuk penerjemahan secara hafiah maupun maknawiah/tafsiriah


diperlukan tiga persyaratan :

a) Penerjemahan harus sesuai dengan konteks bahasa sumber dan konteks


bahasa penerjemah.

b) Penerjemahan harus sesuai dengan gaya bahasa sumber dan gaya bahasa
penerima.

c) Penerjemahan harus sesuai dengan ciri khas bahasa sumber dan ciri khas
bahasa penerima.6

D. MUFASSIR

Untuk menjadi mufassir Alquran tidak cukup berbekal satu keilmuan saja
misalnya ilmu bayan (ilmu bahasa). Namun, ada beberapa pra syarat yang
harus ditempuh sehingga ia memiliki otoritas keilmuan yang jelas dan bersanad.
Dalam hal ini Ibnu Abbas, Imam Mujahid, dan Abu Darda menegaskan betapa
6
Ismail Lubis, Falsifikasi Terjemahan Al-Qur’an: Depong Edisi 1990, (Yogyakarta: Tiara Wacana
Yogya, 2001), hlm.59

4
pentingnya mengusai ilmu tafsir bagi setiap pribadi muslim. Tentu pernyataan
ini tidak lepas dari peran mufassir yang senantiasa berupaya menghimpun
penjelasan makna al-Quran ke arah yang lebih luas. memahami al-Quran.

Dalam penjelasan kitab klasik menyebutkan cukup banyak syarat serta


adab yang harus dimiliki seorang mufassir. Dalam kitab al-Kasysyaf misalnya,
Imam Zamakhsyari menulis bahwa seorang mufassir harus memiliki kejujuran,
lapang dada, berjiwa sadar, bertekat keras, senantiasa tajam memandang setiap
persoalan, tidak berhati keras atau berprangai kasar, serta memiliki kehati-
hatian dalam menghadapi setiap isyarat nas al quran.

Muhammad Husain al-Dzahabi dalam kitab Tafsir al-Mufassirun turut


menjelaskan, bahwa sikap mental yang harus dimiliki seorang mufassir adalah:

1.Tidak asal menafsirkan al-Qur’an tanpa menguasai ilmu bahasa Arab, dasar-
dasar syariat yang benar, dan segala aspek keilmuan yang diperlukan.

2.Tidak memaksakan penafsiran sehingga melebihi batas makna yang menjadi


hak prerogati Allah. Misal dalam kasus ayat mutasyabihat.

3.Mampu mengendalikan hawa nafsu, senantiasa memelihara prasangka yang


baik dan berakhlak terpuji.

4.Tidak mengarahkan penafsiran kepada madzhab yang rusak.

Menafsirkan berdasarkan dalil yang kuat.

5
BAB III

PENUTUP
A. Simpulan
Tafsir adalah menjelaskan makna ayat secara umum, baik makna
lahiriah maupun batiniah. Sedangkan takwil berarti menjelaskan makna
batiniah ayat yang tersembunyi dan tidak tersurat secara langsung. Adapun
terjemah yaitu suatu alatpenting untuk memahami dan mengamalkan hukum
islam terkait dengan ibadah. Terjemah yang dilakukan dengan benar dapat
membantu umat islam dalam meningkatkan kualitas ibadah mereka. Dan
untuk Mufassir yaitu merupakan istilah dalam islam yang merujuk pada
seorang ahli tafsir, yang memiliki peran penting dalam membantu umat
islam dalam memahami Al-Qur’an.

B. Saran
Dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat kekurangan di
dalamnya, baik dari segi penulisan maupun dari segi bahasaya dan kami
mengharapkan kritik dan saran untuk memperbaiki segala keterbatasan,
semoga makalah ini senantiasa bermanfaat dan menambah wawasan serta
pengetahuan, bagi kami maupun bagi lainnya.

6
DAFTAR PUSTAKA

Anwar, R. (2010). Ulumul Qur'an. Bandung: Pustaka Setia.

Lubis, I. (2001). Falsifikasi Terjemah Al-Qur'an. Yogyakarta: Tiara Wacana


Yogya.

Samsurrohman. (2014). Pengantar Ilmu Tafsir. Jakarta: Amzah.

Suryadilaga, M. A. (2005). Metodologi Ilmu Tafsir. Yogyakarta: TERAS.

Anda mungkin juga menyukai