Anda di halaman 1dari 11

MUTLAQ, MUKAYYAD, DAN PEMBAGIANYA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Ushul Fiqih A

Dosen Pengampu : H.M. Syarif Dibaj Lc. M.Sy

Disusun Oleh :

Kelompok 3

Delvia Ayu Rahmayani : 23.11.1573

Heni Januita Julkaidah : 23.11.1546

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

INSTITUT AGAMA ISLAM DARUSSALAM MARTAPURA

i
2024

KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mutlaq, Muqayyad, serta
Pembagiannya”. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dalam mata
kuliah Ushul Fiqh A.

Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Ushul Fiqh A
di program studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Darussalam Martapura.

Selanjutnya penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya


kepada Bapak H.M.Syarif Dibaj,Lc, M.Sy selaku dosen pembimbing mata
kuliah Ushul Fiqh A dan kepada segenap pihak yang telah memberikan
bimbingan serta arahan selama penulisan makalah ini. Penulis menyadari
bahwa terdapat banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, maka itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
demi kesempurnaan makalah ini.

Martapura, 9 Maret 2024


Penyusun

Kelompok 3

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................... II

DAFTAR ISI ................................................................................................. III

PENDAHULUAN ........................................................................................... 4

A. Latar Belakang ........................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penulis ......................................................................................... 4

PEMBAHASAN ............................................................................................. 5

A. Pengertian dan Contoh Mutlaq dan Muqaayyad ..................................... 5

B. Hukum dan Pembagian Mutlaq dan Muqayyad ...................................... 6

A. SIMPULAN .......................................................................................... 10

B. SARAN.................................................................................................. 10

DAFTAR PUSTAKA .....................................................................................11

III
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Didalam pembahasan ushul fiqh merupakan kaidah yang penting
untuk mempelajari ilmu fiqh, banyak topik-topik yang menjadi
bahasan dalam ilmu ushul fiqh seperti: amar, nahi, 'am,khas, mujmal,
mutlak, muqayyad dan lain sebagainya.

Di dalam pembahasan tentang mutlak dan muqayyad merupakan


hal yang paling pentinguntuk dijelaskan karena seseorang yang tidak
mengerti akan berbeda dari masing-masingnyakeduanya sehingga
seseorang yang belajar ilmu fiqh dan dia tidak mengerti akan
perbedaan darinyamutlak dan muqayyad akan terjadi kesalahpahaman
dalam mengartikan sebuah ayat atau kitablainnya.

Dan didalam pembahasan ushul fiqh banyak terjadi


kesalahpahaman yang terletak padapembahasan mutlak dan
muqayyad. Memang pembahasan tersebut sangat sulit sehingga
seseorang dalam memahami ayat tidak cukup memahami secara
zhahir saja. akan tetapi harus mengetahui tentang mutlak dan
muqayyad atau memahami tafsiran ayat tersebut.

B. Rumusan Masalah

1. Pengertian dan Contoh Mutlaq dan Muqayyad

2. Hukum dan Pembagian Mutlaq dan Muqayyad

C. Tujuan Penulis

1. Untuk mengetahui pengertian dan contoh Mutlaq dn muqayyad

2. Untuk mengetahui hukum dan pembagian Mutlaq dan Muqayyad

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Contoh Mutlaq dan Muqaayyad

a) Pengertian Mutlaq dan Muqayyad


Kata Muthlaq dari segi bahasa berarti "suatu yang dilepas/tidak terikat".
Dari akar kata yang sama lahir kata (thalaq) yakni lepasnya hubungan
suami maupun istri sudah tidak saling terikat. Sedangkan kata (Muqayyad)
segi bahasa berarti "ikatan yang menghalangi sesuatu memiliki kebebasan
gerak (terikat/mempunyai Batasan)”1

Pengertian Mutlaq dan Muqayyad secara terminologi menurut Abdul


Hamid Hakim.

‫علَى ا ْل َما ِه َي ِة ِبال قَ ْي ٍد مِ نْ قُيُو ِدهَا‬


َ ‫(المطلق) َما َد َّل‬

‫علَى ا ْل َما ِهيَ ِة بِقَ ْي ِد مِ نْ قَيُو ِدهَا‬


َ ‫(المقيد) َما َد َّل‬

Mutlaq adalah "Lafadz yang menunjukkan sesuatu hakekat, tanpa ada


satu ikatan dari (beberapa) ikatannya." Sedangkan Muqayyad adalah
"Lafadz yang menunjukkan sesuatu hakekat, dengan ada satu ikatan dari
(beberapa) ikatannya.2

Jadi penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa


yang dinamakan mutlaq adalah lafadz-lafaz yang menunjukkan suatu
hakekat tanpa ada batasan (qayid) tertentu. Sedangkan muqayyad adalah
lafadz-lafadz yang menunjukkan suatu hakekat dengan ada batasan (qayid)
tertentu.

1
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Hal 32.

2
Abdul Hamid Hakim, Al-Bayan, Hal

5
b) Contoh Lafadz Mutlaq dan Muqayyad
1. Contoh Mutlaq dalam firman

َّ ‫سابِ ِه ْم ث ُ َّم يَعُودُونَ ِل َما َقالُوا َفتَح ِْري ُر َر َقبَ ٍة ِمن َق ْب ِل أَن يَت َ َما‬
‫سا‬ َ ُ‫َوالَّ ِذينَ ي‬
َ ِ‫ظ ِه ُرونَ مِ ن ن‬

“Dan mereka yang menzihar isterinya, kemudian menarik kembali apa


yang tealah mereka ucapkan, maka (mereka diwajibkan)
memerdekakan seorang budak sebelum kedua suami istri itu
bercampur " (Qs. Al-Mujadalah: 3).

Lafadz (‫ )رقبة‬adalah nakirah dalam konteks kalimat positif. Maka


disini berarti boleh memerdekakan hamba sahaya yang tidak mukmin
atau hamba sahaya yang mukmin.

2. Contoh Muqayyad dalam firman

‫َفتَح ِْري ُر َر َقبَ ٍة ُمؤْ مِ نَ ٍة‬

“Maka hendaklah pembunuh itu memerdekakan budak yang beriman."


(Qs. An-Nisa': 92)

Lafadz (‫ )رقبة‬tidak sembarangan hamba sahaya yang dibebaskan tetapi


ditentukan, hanyalah hamba sahaya yang beriman saja.

B. Hukum dan Pembagian Mutlaq dan Muqayyad


a) Hukum Lafadz Mutlaq dan muqayyad
Nash yang mutlaq hendaknya tetap dipegang sesuai dengan sifat ke-
mutlaq- kannya selama tidak ada dalil yang membatasinya, begitu juga
dengan muqayyad. Lafadz mutlaq menjadi tidak terpakai jika ada lafadz
muqayyad yang menjelaskan sebab dan hukum tersebut."

b) Pembagian Lafadz Mutlaq dan Muqayyad


Lafadz Mutlaq dan Muqayyad mempunyai bentuk-bentuk yang bersifat
rasional, bentuk-bentuk yang realistis sebagai berikut ini.
1. Sebab dan Hukumnya sama
Dalam hal ini mutlaq harus ditarik pada yang muqayyad, artinya
muqayyad menjadi penjelasan mutlaq.

6
Seperti firman ALLAH :
ِ َّ ‫ير َو َما أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر‬
‫َّللا بِ ِه‬ ِ ِ‫علَ ْي ُك ُم ا ْل َم ْيت َةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ا ْلخ‬
ِ ‫نز‬ َ ْ‫ُح ِر َمت‬

Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging, babi, dan


(daging) hewan yang disembelih bukan atas (nama) Allah [Surat Al-
Ma'idah: 3]
ْ ‫طاعِم يَ ْطعَ ُمهُ إِ ََّّل أَن يَكُونَ َم ْيت َة أ َ ْو دَم َّم‬
‫سفُوحا‬ َ ‫قُل ََّّل أ َ ِج ُد فِي َما أُوحِ َي إِلَ َّي ُمح ََّرما‬
َ ‫علَى‬

Katakanlah, "Tidak kudapati di dalam apa yang diwahyukan kepadaku,


sesuatu yang diharamkan memakannya bagi yang ingin memakannya,
kecuali daging hewan yang mati (bangkai), darah yang mengalir [Surat
Al-An'am: 145]
Maka lafadz (‫ )الدم‬pada ayat yang pertama itu mutlaq dan pada ayat
yang kedua itu muqayyad dengan lafadz ‫سفُوحا‬
ْ ‫َّم‬

Adapun hukum pada dua ayat tersebut sama yaitu sama-sama haram
mengkonsumsi darah, Maka lafadz yang mutlaq ditarik kepada yang
muqayyad, dan kesimpulan dari kedua ayat tersebut haram
mengkonsumsi darah yang mengalir, dan boleh mengkonsumsi darah
yang tidak mengalir seperti hati, limpa, dan darah yang tersisa di
daging.
2. Sebab sama namun hukum berbeda
Dalam hal ini masing-masing mutlaq dan muqayyad tetap pada
tempatnya sendiri.
Contoh mutlaq yang menerangkan tentang tayamum:
ُ‫س ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِيكُم ِم ْنه‬
َ ‫ب فَا ْم‬ َ ‫فَلَ ْم ت َِجدُوا َماء فَتَيَ َّم ُموا‬
َ ‫صعِي ٍد‬
ِ ِ‫طي‬
"maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
itu" [Surat Al-Ma'idah: 6]

7
Contoh Muqayyad yang menerangkan tentang wudhu:

ِ ‫سلُوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأ َ ْي ِديَ ُك ْم إِلَى ا ْل َم َراف‬


‫ِق‬ ِ ‫يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آ َمنُوا إِذَا قُ ْمت ُ ْم إِلَى الص ََّال ِة فَا ْغ‬

"Wahai orang-orang yang beriman! apabila kamu hendak


melaksanakan shalat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai
ke siku." (Qs. al-Maidah: 6).

Ayat yang muqayyad tidak bisa menjadi penjelas ayat yang mutlaq,
karena berbeda hukum yang dibicarakan yaitu wudhu dan tayamum
meskipun sebabnya sama yaitu hendak shalat atau karena hadats."

3. Sebab berbeda namun hukum sama


Dalam hal ini ada dua pendapat:
a. Menurut golongan Syafi'i, mutlaq dibawa kepada muqayyad.
b. Menurut golongan Hanafi dan Malikiyah, mutlaq tetap pada
tempatnya sendiri, tidak dibawa kepada muqayyad.
Contoh Mutlaq:
‫سا ِئ ِه ْم ث ُ َّم َيعُودُونَ ِل َما َقالُوا َفتَحْ ِري ُر َر َق َب ٍة ِمن َق ْب ِل أَن َيتَ َماسا‬ َ ُ‫َوا َّل ِذينَ ي‬
َ ‫ظاه ُِرونَ مِ ن ِن‬
“Orang-orang menzihar isterinya kemudian mereka hendak menarik
apa yang mereka ucapkan maka (wajib atasnya) memerdekakan hamba
sahaya sebelum keduanya bercampur.” (Qs.al-Mujadalah:3)
Contoh Muqayyad:
‫طأ فَتَحْ ِري ُر َرقَبَ ٍة ُّمؤْ مِ َن ٍة‬
َ ‫َو َمن قَت َ َل ُمؤْ مِ نا َخ‬

“Barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan tidak sengaja


(karena kekeliruan) maka hendaklah membebaskan seorang hamba
yang mukmin”. (Qs. An-Nisa’:92)

Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak.
Sedangkan sebabnya berbeda, yang ayat pertama karena zihar dan ayat
yang kedua karena pembunuhan yang sengaja.

8
4. Sebab dan hukum berbeda

Dalam hal ini masing-masing mutlaq dan muqayyad tetap pada


tempatnya sendiri. Muqayyad tidak menjelaskan mutlaq.

Contoh Mutlaq:

……‫عوا أيَ ِديَ ُه َما‬


ُ ‫ط‬َ ‫س ِار َقةُ َفا ْق‬
َّ ‫ق َوال‬
ُ ‫س ِار‬
َّ ‫وال‬

"Pencuri lelaki dan perempuan potonglah tangannya." (QS. alma’idah;


38)

Contoh Muqayyad :

ُ ‫صلَ ِة فا َ ْغس‬
ِ ‫ِلوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأيَ ِديَ ُك ْم إل َِى ا ْل َم َر‬
…… ‫افق‬ ُ ‫يا َ أيَهَّا الذَينَ آ َم‬
َّ ‫نوا إ ِذا َ ق ُمت ُم إل َِى ال‬

"Wahai orang mukmin, apabila kamu hendak shalat, maka hendaklah


basuh mukamu dan tanganmu sampai siku." (Qs. al-Maidah: 6).

Ayat yang muqayyad tidak bisa menjadi penjelas yang mutlaq,


karena berlainan sebab yaitu hendak shalat dan pencurian dan
berlainan pula dalam hukum yaitu wudhu dan potong tangan.3

3
Kholid Ramadhan Hasan, Mu’jam usul fiqih, hal 271.

9
BAB III

PENUTUP

A. SIMPULAN

Simpulan pada akalh ini sebagai berikut

1. Mutlaq adalah lafadz-lafaz yang menunjukkan suatu hakekat tanpa


ada batasan (qayid) tertentu. Sedangkan muqayyad adalah
lafadzlafaz yang menunjukan suatu hakekat denganada batasan
(qayid) tertentu.
2. Lafadz mutlaq menjadi tidak terpakai jika ada lafadz muqayyad
yang menjelaskan sebab dan hukum tersebut. Pembagian lafadz
mutlaq dan muqayyad ada empat bentuk- bentuk yang realistis
yaitu: sebab dan hukumnya sama, sebab sama namun hukum
berbeda, sebab berbeda namun hukum sama, sebab dan hukum
berbeda.
B. SARAN
Kami menyadari akan banyaknya kekurangan dalam makalah ini,
baik dalam ejaan penulisan,tata kalimat, tata bahasa maupun yang
lainnya. Tetapi setidaknya kami telah berusaha menguraikan maksud
dari judul makalah. Oleh karena banyaknya kekurangan dalam
makalah ini, kami mengharapkan adanya wujud apresiasi pembaca
untuk memberikan koreksi dan masukan agar kami mampu
memperbaikinya dan tidak melakukan kesalahan sama untuk yang
kedua kalinya. Terima Kasih.

10
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Quraish. (2013). Kaidah Tafsir. Tanggerang: Lentera Hati.
Hakim, Abdul Hamid. (2007). Al-Bayan,. Jakarta: Pustaka As-
Sa'adiyah Putra. Hanafie, A. (1993). Usul Fiqih, Jakarta: Widjaya.

11

Anda mungkin juga menyukai