Disusun Oleh :
Kelompok 3
FAKULTAS SYARIAH
i
2024
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Mutlaq, Muqayyad, serta
Pembagiannya”. Makalah ini disusun untuk melengkapi tugas dalam mata
kuliah Ushul Fiqh A.
Makalah ini merupakan satu di antara tugas mata kuliah Ushul Fiqh A
di program studi Hukum Keluarga Islam Fakultas Syariah Institut Agama
Islam Darussalam Martapura.
Kelompok 3
II
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
PEMBAHASAN ............................................................................................. 5
A. SIMPULAN .......................................................................................... 10
B. SARAN.................................................................................................. 10
III
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Didalam pembahasan ushul fiqh merupakan kaidah yang penting
untuk mempelajari ilmu fiqh, banyak topik-topik yang menjadi
bahasan dalam ilmu ushul fiqh seperti: amar, nahi, 'am,khas, mujmal,
mutlak, muqayyad dan lain sebagainya.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulis
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian dan Contoh Mutlaq dan Muqaayyad
1
M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, Hal 32.
2
Abdul Hamid Hakim, Al-Bayan, Hal
5
b) Contoh Lafadz Mutlaq dan Muqayyad
1. Contoh Mutlaq dalam firman
َّ سابِ ِه ْم ث ُ َّم يَعُودُونَ ِل َما َقالُوا َفتَح ِْري ُر َر َقبَ ٍة ِمن َق ْب ِل أَن يَت َ َما
سا َ َُوالَّ ِذينَ ي
َ ِظ ِه ُرونَ مِ ن ن
6
Seperti firman ALLAH :
ِ َّ ير َو َما أ ُ ِه َّل ِلغَي ِْر
َّللا بِ ِه ِ ِعلَ ْي ُك ُم ا ْل َم ْيت َةُ َوال َّد ُم َولَحْ ُم ا ْلخ
ِ نز َ ُْح ِر َمت
Adapun hukum pada dua ayat tersebut sama yaitu sama-sama haram
mengkonsumsi darah, Maka lafadz yang mutlaq ditarik kepada yang
muqayyad, dan kesimpulan dari kedua ayat tersebut haram
mengkonsumsi darah yang mengalir, dan boleh mengkonsumsi darah
yang tidak mengalir seperti hati, limpa, dan darah yang tersisa di
daging.
2. Sebab sama namun hukum berbeda
Dalam hal ini masing-masing mutlaq dan muqayyad tetap pada
tempatnya sendiri.
Contoh mutlaq yang menerangkan tentang tayamum:
ُس ُحوا بِ ُو ُجو ِه ُك ْم َوأ َ ْيدِيكُم ِم ْنه
َ ب فَا ْم َ فَلَ ْم ت َِجدُوا َماء فَتَيَ َّم ُموا
َ صعِي ٍد
ِ ِطي
"maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan
debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu)
itu" [Surat Al-Ma'idah: 6]
7
Contoh Muqayyad yang menerangkan tentang wudhu:
Ayat yang muqayyad tidak bisa menjadi penjelas ayat yang mutlaq,
karena berbeda hukum yang dibicarakan yaitu wudhu dan tayamum
meskipun sebabnya sama yaitu hendak shalat atau karena hadats."
Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak.
Sedangkan sebabnya berbeda, yang ayat pertama karena zihar dan ayat
yang kedua karena pembunuhan yang sengaja.
8
4. Sebab dan hukum berbeda
Contoh Mutlaq:
Contoh Muqayyad :
ُ صلَ ِة فا َ ْغس
ِ ِلوا ُو ُجو َه ُك ْم َوأيَ ِديَ ُك ْم إل َِى ا ْل َم َر
…… افق ُ يا َ أيَهَّا الذَينَ آ َم
َّ نوا إ ِذا َ ق ُمت ُم إل َِى ال
3
Kholid Ramadhan Hasan, Mu’jam usul fiqih, hal 271.
9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
10
DAFTAR PUSTAKA
Shihab, Quraish. (2013). Kaidah Tafsir. Tanggerang: Lentera Hati.
Hakim, Abdul Hamid. (2007). Al-Bayan,. Jakarta: Pustaka As-
Sa'adiyah Putra. Hanafie, A. (1993). Usul Fiqih, Jakarta: Widjaya.
11