Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH

MUTHLAQ & MUQAYYAD


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Ulumul Qur`an
Dosen Pengampu : RIDWAN, M.Ag

Disusun Oleh :
Doni Saputra : 2021. 2876
Jumaidil Alwis : 2021. 2906

PROGRAM STUDI ILMU QUR`AN TAFSIR MA`HAD `ALY


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PENGEMBANGAN ILMU ALQURAN
SUMATERA BARAT
2022-2023
BAB I
PENDAHULUAN

Al-Qur’an adalah kitab yang perlu dikaji mendalam, karena merupakan


sumber hukum yang pertama untuk kaum muslimin. Salah satu unsur penting
yang digunakan sebagai perdekatan dalam mengkaji Al-Qur’an adalah Ilmu Ushul
Fiqih, yaitu ilmu yang mempelajari kaidah-kaidah yang dijadikan pedoman dalam
menetapkan hukum-hukum syari’at yang bersifat amaliyah yang diperoleh
melalui dalil-dalil yang rinci. Diantara kaidah-kaidah Ushul Fiqih yang penting
diketahui adalah Istinbath dari segi kebahasan, salah satunya adalah lafadz
muhtlaq dan muqayyad. Dibawah ini akan membahas lafadz mutlaq dan
muqayyad secara mendalam.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Mutlaq dan Muqayyad


Kata Muthlaq (‫) يطهك‬dari segi bahasa berarti “suatu yang dilepas/tidak
terikat”. Dari akar kata yang sama lahir kata thalaq (talak), yakni lepasnya
hubungan suami maupun istri sudah tidak saling terikat. Sedangkan kata
Muqayyad (‫) يميد‬dari segi bahasa berarti “ikatan yang menghalangi sesuatu
memiliki kebebasan gerak (terikat/mempunyai batasan)”.1

Pengertian mutlaq dan muqayyad secara terminologi menurut beberapa


pakar Al-Qur’an, diantaranya:

1. Manna Al-Qaththan

Mutlaq adalah lafadz yang menunjukkan suatu hakikat (dalam suatu


kelompok) tanpa suatu qayid (pembatas), hanya menunjukkan suatu dzat tanpa
ditentukan (yang mana) dari (kelompok) tersebut. Sedangkan.

1 M. Quraish Shihab, Kaidah Tafsir, (Tanggerang: Lentera Hati, 2013), hlm. 188.
1
muqayad adalah lafadz yang menunjukkan suatu hakikat dengan qayid
(pembatas).2

2. T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy

Mutlaq yaitu :

‫يبد ّل عهى فسد او افسا ٍد شبئعت بدوٌ ليد يستمم نفظ‬


“Lafadz yang menunjuk kepada suatu benda atau beberapa anggota
benda dengan jalan berganti-ganti.”
Sedangkan muqayyad yaitu:
‫يبد ّل عهى فسد او افسا ٍد شبئعت بميد يستمم‬
“Lafadz yang menunjuk kepada suatu benda atau beberapa anggota
benda dengan ada suatu qayid. ”3
3. Abdul Hamid Hakim
Mutlaq adalah “Lafadz yang menunjukkan sesuatu hakekat, tanpa ada satu
ikatan dari (beberapa) ikatannya.” Sedangkan muqayad adalah “Lafadz yang
menunjukkan sesuatu hakekat,dengan ada satu ikatan dari (beberapa)
ikatannya.”4
Jadi penulis dapat menyimpulkan dari beberapa pendapat diatas bahwa
yang dinamakan mutlaq adalah lafadz-lafaz yang menunjukkan suatu hakekat
tanpa ada batasan (qayid) tertentu. Sedangkan muqayyad adalah lafadz-lafaz
yang menunjukkan suatu hakekat dengan ada batasan (qayid) tertentu.

B. Contoh Lafadz Mutlaq dan Muqayyad


1. Contoh Mutlaq dalam firman Allah,
)3 : ‫ ( انًجبدنت‬. . . ‫ فَتَحْ ِس ْي ُس َزلَبَ ٍت‬. . .
“Maka (wajib atasnya) memerdekaan seorang hamba sahaya.” (Qs.
Mujadalah: 3).

2
Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 2011), hlm. 304- 305
3
T. M. Hasbi Ash-Shiddieqy, Pengantar Hukum Islam, (Jakarta: Bulan Bintang, 1981), hlm. 60-61
4
Abdul Hamid Hakim, As-Sullam, (Jakarta: Pustaka As-Sa’adiyah Putra. 2007), hlm. 32
2
Lafadz ( ‫ (َ زلبت‬adalah nakirah dalam konteks kalimat positif. Maka disini
berarti boleh memerdekakan hamba sahaya yang tidak mukmin atau hamba
sahaya yang mukmin5.

2. Contoh Muqayyad dalam firman Allah,


)29 : ‫( انُسبء‬. . .‫ فتحسيس زلبت ُي ْؤ ِيَُ ٍت‬. . .
“Maka hendaklah pembunuh itu memerdekakan budak yang beriman.”
(Qs. An-Nisa’: 3).
Lafadz ‫زلبت‬ tidak sembarangan hamba sahaya yang dibebaskan tetapi
ditentukan, hanyalah hamba sahaya yang beriman6.

C. Hukum Lafadz Mutlaq dan Muqayyad


Nas yang mutlaq hendaknya tetap dipegang sesuai dengan sifat ke-mutlaq-
kannya selama tidak ada dalil yang membatasinya, begitu juga dengan
muqayyad. Lafadz mutlaq menjadi tidak terpakai jika ada lafadz muqayyad
yang menjelaskan sebab dan hukum tersebut.7

D. Pembagian Lafadz Mutlaq dan Muqayyad


Lafadz Mutlaq dan Muqayyad mempunyai bentuk-bentuk yang bersifat
rasional, bentuk-bentuk yang realistis sebagai berikut ini.
1. Sebab dan hukumnya sama
Dalam hal ini mutlaq harus ditarik pada yang muqayyad, artinya
muqayyad menjadi penjelasan mutlaq.
Seperti “puasa” untuk kaffarah sumpah. Lafadz itu dalam qiraah
mutawatir yang terdapat dalam mushaf diungkapkan secara mutlaq,

) 92 : ‫ ( انًب ئدة‬. . . ‫فَ ًَ ٍْ نَ ْى يَ ِج ْد فصيب ُو ثهث ِت أَي ٍبو ذنكَ َكفب َزةُ ا َ ْي ًَبَِ ُك ْى إِذَا َحهَ ْفت ُ ْى‬
“Barang siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka
kaffarahnya puasa selama tiga hari. Yang demikian itu adalah kaffarat

5 Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, hlm. 304


6Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, (Bandug: CV Pustaka Setia, 2006), hlm. 171-172.
7Anang Zamroni, Suratno, Mendalami Fikih 2, (Ttp: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, 2013), hlm. 62.
8Manna Al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an, hlm. 305-306.
3
sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah (dan kamu langgar)...” (Qs. Al
Maidah: 89)
Lafadz ‫أيبو‬
ٍ ‫ فصيبو ثهثت‬itu di-muqayyad-kan atau dibatasi dengan kata “at-
tatabu”, yaitu berturut-turut seperti dalam qiraah Ibnu Mas’ud:
ٍ ‫فصيب ُو ثهثت أيب و ُيتَت َب ِب َعب‬
.‫ث‬
“Maka kaffarahnya adalah berpuasa selama tiga hari berturut-turut.”
Pengertian lafadz yang mutlaq ditarik kepada yang muqayyad, karena
“sebab” yang satu tidak akan menghendaki dua hal yang bertentangan8.
2. Sebab sama namun hukum berbeda

Dalam hal ini masing-masing mutlaq dan muqayyad tetap pada tempatnya
sendiri.

Contoh mutlaq yang menerangkan tentang tayamum:

. ٍِ ‫نهى جْ ِه َوان َي َد ْي‬ َ ‫انت َي ًُ َى‬


َ ‫ض ْس َبت‬

“Tayamum ialah sekali mengusap debu untuk muka dan kedua tangan.”
(HR. Ammar).

Contoh muqayyad yang menerangkan tentang wudhu :

ِ ِ‫فَب ْغ ِلسهُ ُىا ُو ُج ْى َه ُك ْى َوا َ ْي ِديَ ُك ُى اِنَى ا ْن ًَ َساف‬


) 6(: ‫ ( انًبئدة‬. ‫ك‬
“Basuhlah mukamu dan tanganmu sampai siku” (Qs. al-Maidah: 6) Ayat
yang muqayyad tidak bisa menjadi penjelas hadits yang mutlaq, karena
berbeda hukum yang dibicarakan yaitu wudhu dan tayamum meskipun
sebabnya sama yaitu hendak shalat atau karena hadats.9

3. Sebab berbeda namun hukum sama


Dalam hal ini ada dua pendapat:
a. Menurut golongan Syafi’i, mutlaq dibawa kepada muqayyad.
b. Menurut golongan Hanafi dan Makiyah, mutlaq tetap pada tempatnya
sendiri, tidak dibawa kepada muqayyad.

9 A. Hanafie, Usul Fiqih, (Jakarta: Widjaya, 1993), hlm. 76.


4
Contoh mutlaq:
.‫سب ئِ ِه ْى ث ُى يَعُ ْى ُد ْو ٌَ ِن ًَبلَبنُ ْى فَت َحْ ِس ْي ُس َزلَبَ ٍت ِ ّي ٍْ لَ ْب ِم ا َ ٌْ يت َ ًَبلسب‬ َ ُ‫َوان ِر ْي ٍَ ي‬
َ َِّ ٍْ ‫ظ ِه ُس ْو ٌَ ِي‬

“Orang-orang yang menzihar isterinya kemudian mereka hendak menarik


apa yang mereka ucapakan maka (wajib atasnya) memerdekakan hamba
sahaya sebelum keduanya bercampur.” (Qs. al-Mujadalah: 3).

Contoh muqayyad:
) 29 : ‫ ( انُسبء‬. . . ‫طئب فَتَحْ ِس ْي ُس َزلَبَ ٍت ُي ْؤ ِيَُ ٍت‬
َ ‫َو َي ٍْ لَت َ َم ُي ْؤ ِيُب َخ‬

“Barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan tidak sengaja


(karena kekeliruan) maka hendaklah membebaskan seorang hamba yang
mukmin”. (Qs. an-Nisa’: 92).

Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan budak.
Sedangkan sebabnya berbeda, yang ayat pertama karena zhahir dan yang ayat
yang kedua karena pembunuhan yang sengaja.10

4. Sebab dan hukum berbeda


Dalam hal ini masing-masing mutlaq dan muqayyad tetap pada tempatnya
sendiri. Muqayyad tidak menjelaskan mutlaq.
Contoh mutlaq:
َ ‫ق َوانس ِبزلَتُ فَب ْل‬
)39 : ‫ (انًئدة‬. . . ‫طعُ ْى ا أ َ ْي ِديَ ُه ًَب‬ ُ ‫َوانس ِبز‬
“Pencuri lelaki dan perempuan potonglah tangannya.”
Contoh muqayyad:

ِ ِ‫او ُج ْى َه ُك ْى َواَ ْي ِديَ ُك ْى اِنَى ا ْن ًَ َساف‬


. . .‫ك‬ ِ ‫يَب َ ي َهب ان ِر ْي ٍَ اَ َيُُ ْىااِذَا لُ ًْت ُ ْى اِنَى اصهَى ِة فَب ْغ‬
ُ ‫سهُ ْى‬
)39 : ‫(انًب ئدة‬

“Wahai orang mukmin, apabila kamu hendak shalat, maka hendaklah


basuh mukamu dan tanganmu sampai siku.” (Qs. al-Maidah: 6).

10
Syafi’i Karim, Fiqih Ushul Fiqih, hlm. 175-176
5
Ayat yang muqayyad tidak bisa menjadi penjelas yang mutlaq, karena
berlainan sebab yaitu hendak shalat dan pencurian dan berlainan pula dalam
hukum yaitu wudhu dan potong tangan.

BAB III

KESIMPULAN

Mutlaq adalah lafadz-lafaz yang menunjukkan suatu hakekat tanpa ada


batasan (qayid) tertentu. Sedangkan muqayyad adalah lafadz-lafaz yang
menunjukan suatu hakekat dengan ada batasan (qayid) tertentu. Lafadz mutlaq
menjadi tidak terpakai jika ada lafadz muqayyad yang menjelaskan sebab dan
hukum tersebut. Pembagian lafadz mutlaq dan muqayyad ada empat bentukbentuk
yang realistis yaitu: sebab dan hukumnya sama, sebab sama namun hukum
berbeda, sebab berbeda namun hukum sama, sebab dan hukum berbeda.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Qaththan, Manna. (2011) Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an. Jakarta: Pustaka Al-
Kautsar.

Ash-Shiddieqy, Hasbi. (1981). Pengantar Hukum Islam. Jakarta: Bulan Bintang.

Shihab, Quraish. (2013). Kaidah Tafsir. Tanggerang: Lentera Hati.

Anda mungkin juga menyukai