Di Susun Oleh
Kelompok 5:
• Winda Rawinta (2103010013)
• Mufidah Mahmud (2103010014)
• Dewi Sarfika Nengsi (2103010015)
Pengertian Mutlak dan muqayyad
Mutlak
Mutlak ialah lafal-lafal yang menunjukkan kepada pengertian dengan
tidak ada ikatan (batas) yang tersendiri berupa perkataan, seperti
firman Allah SWT:
)3: َفَتْح ِرْيُر َر َقَبٍة (المجادله
Artinya: maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang hamba sahaya”.
Ini berarti boleh membebaskan hamba sahaya yang tidak mukmin atau
hamba sahaya yang mukmin. Contoh perkataan َاْيِد يُك ْمdalam hal ayat:
)43:َفَلْم َتِج ُد ْو ا َم اًء َفَتَيَّم ْو ا َصِع ْيًد ا َطيبًا َفاْمَس ُح ْو ا ِبُو ُجوِهُك ْم َاْيِد يُك ْم (النساء
Artinya apabila kamu tidak menemui air, maka bertayamumlah
dengan debu yang suci, maka usapkanlah mukamu dan tanganmu
dengan debu itu.
Pengertian Mutlak dan muqayyad
Muqayyad
َاْلُم َقِّيُد َم اَد َّل َع َلى اْلماِهَيِة ِبَقْيٍد ِم ْن ُقُيْو ِد هَا
Artinya muqayyad ialah lafal yang menunjukkan arti yang
sebenarnya, dengan dibatasi oleh suatu hal dari batas-batas tertentu.
Batas-batas tertentu tadi disebut Al-Qaid القائدJadi Muqayyad ialah suatu
lafal yang menunjukkan atas pengertian yang mempunyai batas tertentu
berupa perkataan. Seperti firman Allah SWT:
)92:َو َم ْن َقَتَل ُم ْؤ ِم ًنا َخ َطًأ َفَتْح ِر ْيُر َر َقَبٍة ُم ْؤ ِم َنٍة (اانساء
Artinya : dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena bersalah
(hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman”.
Disini tidak sembarangan hamba sahaya yang dibebaskan tetapi
ditentukan, hanyalah hamba sahaya yang beriman.
Kaidah Hukum lafal mutlak dan muqayyad
Contoh Muqayyad :
ُقْل َال َاِج ُد ِفيَم ا ُاْو ِح َي ِاَلَّي ُم َح َّرمًا َع َلى َطاِع ٍم َيْطَع ُم ُه ِاَّال َاْن َيُك وَن َم ْيَتًة َاْو َد مًا َم ْس ُفْو ًح ا َاْو َلْح َم
)145:ِخ ْنِزْيٍر (األنعام
Artinya: “katakanlah: tidaklah aku peroleh di dalam wahyu
yang diturunkan kepadaku, akan sesuatu makanan yang haram
atas orang yang hendak memakannya, kecuali bangkai, darah
yang mengalir atau daging babi”. (QS. AL-an’am: 145).
Kedua ayat tersebut berisi sebab yang sama, yaitu hendak
makan, dan berisi hukum yang sama, yaitu:haramnya darah.
Dengan demikian makan yang diharamkan ialah , darah yang
mengalir sedang darah yang tidak mengalir, seperti hati (liver),
limpa tidak haram.
Kaidah Hukum lafal mutlak dan muqayyad
Contoh mutlak:
َو اَّلِذ يَن ُيَظاِهُر ْو َن ِم ْن ِنَس اِئِهْم ُثَّم َيُع ْو ُد وَن ِلَم ا َقاُلوا َفَتْح ِرْيُر َر َقَبٍة ِم ْن َقْبِل َاْن َيَتَم اَّسا
)3:(المجادلة
Artinya: orang-orang yang menzihar istrinya
kemudian mereka hendak menarik apa yang mereka
ucapkan maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang
hamba sahaya sebelum keduanya bercampur,( Al-
Mujadalah: 3)
Kaidah Hukum lafal mutlak dan muqayyad
Contoh muqayyad :
)92 َو َم ْن َقَتَل ُم ْؤ ِم ًنا َخ َطًأ َفَتْح ِرْيُر َر َقَبٍة ُم ْؤ ِم َنٍة (النساء
Artinya: barang siapa yang membunuh orang mukmin dengan
tidak sengaja (karena kekeliruan) maka hendaklah
membebaskan seorang hamba yang mukmin. (QS. An-Nisa’: 92)
Kedua ayat diatas berisi hukum yang sama, yaitu pembebasan
budak, sedang sebab berlainan. Yang satu karena zihar yang lain
karena pembunuhan yang sengaja. Dalam ayat pertama, yang
menjadi sebab seseorang harus memerdekakan budak ialah
karena bersumpah zihar, sedangkan ayat kedua karena
membunuh dengan tidak sengaja. Jadi berbeda dalam
sebabnya.
Kaidah Hukum lafal mutlak dan muqayyad
3. Berbeda hukum dan sebabnya. Dalam hal ini ini masing-masing mutlak dan
muqayyad tetap pada tempatnya tersendiri. Muqayyad tidak menjadi penjelas
dalam mutlak.
Contoh mutlak:
)38 :َو الَّساِرُق َو الَّساِرَقُة َفاْقَطُعو َاْيِدَيُهَم ا (المائدة
Artinya : pencuri lelaki dan perempuan potonglah tangannya.
Contoh Muqayyad:
)6:َياَاُّيَهااَّلذْيَن َاَم ُنْو ا ِاَذ ا ُقْم ُتْم ِالى الَّص َلوِة ّفاْغ ِس ُلْو ا ُوُجْو َهُك ْم َو َاْيِدَيُك ُم ِالى اْلَم َر اِفِق (المائده
Artinya orang mukmin, apabila kamu hendak salat, hendaklah basuh mukamu
dan tanganmu sampai siku”. (QS. AL-Maidah:6)
Dalam pada itu, ada hadis Nabi yang menjelaskan bahwa pemotongan tangan
pencuri sampai pergelangan. Ayat 6 Al-Maidah yang muqayyad tidak bisa menjadi
penjelasan ayat 38 Al-Maidah yang mutlak, karena berlainan sebab, yaitu hendak
salat dan pencurian, dan berlainan pula dalam hukum, yaitu wudlu dan pemotong
tangan. Dalam hal ini hadits Nabi SAW lah yang menjadi penjelasan ayat 38 Al-
Maidah, karena pembicaraannya (sebab dan hukum) sama.
Kaidah Hukum lafal mutlak dan muqayyad