Dosen Pengampu:
Disusun oleh
SITUBONDO
2021
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur kami haturkan kehadirat Allah SWT Tuhan
semesta Alam,yang telah menurunkan Al-Qur’an kepada utusan yang mulia
Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam sebagai petunjuk bagi umat
manusia. Karena hanya dengan limpahan rahmat dan karunianyalah kami
dapat menyelesaikan karya ilmiah makalah yang berjudul “manthuq dan
mafhum” untuk memenuhi tugas mata kuliah Ushul Fiqh Prodi IAT 1.
Kami berharap makalah yang kami susun ini dapat bermanfaat untuk
perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang ilmu ushul fiqh
di masa mendatang.
Karya ilmiah makalah tentang manthuq dan mafhum ini disusun dengan
sebaik mungkin. Akan tetapi, kami sadar bahwa dalam penulisan makalah
ini masih banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, kami
mengharap kepada semua pihak agar memberikan saran dan masukan
sehingga penulis dapat menyempurnakan karya ilmiah selanjutnya.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................................i
DAFTAR ISI.................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
A. Latar belakang...................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..............................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...............................................................................................3
1. Pengertian Manthuq.....................................................................................3
2. macam-macam Manthuq..............................................................................3
1. Pengertian Mafhum.......................................................................................7
2. Macam-Macam Mafhum..............................................................................7
A. Kesimpulam.....................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................14
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Rumusan Masalah
1
C. Tujuan Penulisan
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Manthuq
Manthuq berasal dari bahasa Arab ( نطق- ) ينطقyang berarti berbicara,
berkata dan mengucapkan.1 وقE منطmerupakan isim maf’ul berarti
‘yang dibicarakan’. Sedangkan menurut istilah Manthuq adalah makna
yang ditunjukkan oleh lafazh, yang ada (disebutkan) pada lafazh tersebut. 2
Dan menurut Ma’bad Manthuq merupakan suatu (makna) yang ditunjukan
oleh lafazh menurut ucapannya, yakni penunjukkan makna berdasarkan
materi huruf-huruf yang diucapkan.3
Dari pengertian tersebut dapat diketahui bahwa apabila suatu makna yang
ditunjukkan oleh suatu lafazh menurut ucapan (makna tersurat) yakni
berdasarkan materi huruf-huruf yang diucapkan disebut pemahaman secara
manthuq. Seperti contoh:
ُور ُك ْم ِم ْن نِ َساِئ ُك ُم الالتِي َد َخ ْلتُ ْم بِ ِه َّن
ِ َو َربَاِئبُ ُك ُم الالتِي فِي ُحج
2. Macam-Macam Manthuq
3
Iqtidha’ dan Isyarah. Sebagaimana uraian berikut;
a. Manthuq Nash.
َ صيَا ُم ثَالثَ ِة َأي ٍَّام فِي ْال َح ِّج َو َس ْب َع ٍة ِإ َذا َر َج ْعتُ ْم تِ ْل
ٌك َع َش َرةٌ َكا ِملَة ِ َف
“Maka wajib berpuasa tiga hari dalam (musim) haji dan tujuh (hari)
setelah kamu kembali. Itulah sepuluh hari yang sempurna...” Q.S al-
Baqarah (2): 196.
َ )عdengan “sempurna (ٌةEEEEَ ”) َكا ِملtelah
Penyipatan “sepuluh” (ٌ َرةEEEEَش
menghilangkan kemungkinan “sepuluh” ini diartikan lain secara
majaz( perumpamaan). Inilah yang dimaksud dengan Nash.
b. Manthuq Zhahir.
4
Abdul Hamid Hakim, as-Sulam, (Jakarta: Maktabah as-Sa’adiyyah Putra, 2007) .hlm. 29
4
Lafaz “Bag” digunakan untuk makna “al-Jahil” (bodoh, tidak tahu)
dan “az-Zalim” (melampaui batas, zalim), tetapi kemungkinan arti yang
kedua lebih jelas dan lebih umum digunakan5.
c. Manthuq Muawwal
d. Manthuq Iqtidha’
َأE َ ا َوزَ ع َْن ُأ َّمتِي ْال َخطEلَّ َم ِإ َّن هَّللا َ تَ َجE ِه َو َسE لَّى هَّللا ُ َعلَ ْيE ص
َ ِ و ُل هَّللاE ا َل َر ُسEEَا َل قEEَي ق ِ Eَع َْن َأبِي َذ ٍّر ْال ِغف
ِّ ارE
َوالنِّ ْسيَانَ َو َما ا ْستُ ْك ِرهُوا َعلَ ْي ِه
5
sebab salah, lupa dan sesuatu yang dipaksaan kepadanya.” (HR. Ibnu
Majah)
Hadits tersebut secara jelas menunjukkan bahwa tersalah, lupa dan
keterpaksaan diangkatkan dari umat Muhammad saw. pengertian tersebut
sudah jelas ridak lurus, karena bertentangan dengan kenyataan. Untuk
meluruskan maknanya perlu disisipkan secara tersirat kata al-ism (dosa)
atau al-hukm (hukum), sehingga demikian arti hadits menjadi :
diangkatkan dari umatku (dosa atau hukum) perbuatan tersalah, karena
lupa atau karena keterpaksaan.
e. Manthuq Isyarah
َ ِص ْينَا اإل ْن َسانَ بِ َوالِ َد ْي ِه َح َملَ ْتهُ ُأ ُّمهُ َو ْهنًا َعلَى َو ْه ٍن َوف
صالُهُ فِي عَا َم ْي ِن َّ َو َو
“Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang
ibu bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang
bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun”
Contoh lainnya dalam surat al-Baqarah ayat 187:
َانُونEEَاسٌ لَه َُّن َعلِ َم هَّللا ُ َأنَّ ُك ْم ُك ْنتُ ْم ت َْختEEَاسٌ لَ ُك ْم َوَأ ْنتُ ْم لِبEEَاِئ ُك ْم ه َُّن لِبEث ِإلَى نِ َس ِّ َُأ ِح َّل لَ ُك ْم لَ ْيلَة
ُ َ َّرفEيَ ِام الEالص
َ َربُوا َحتَّى يَتَبَيَّنE اش ْ وا َوEEَُب هَّللا ُ لَ ُك ْم َو ُكل َ ا َكتEEاشرُوه َُّن َوا ْبتَ ُغوا َم َ َأ ْنفُ َس ُك ْم فَت
ِ ََاب َعلَ ْي ُك ْم َو َعفَا َع ْن ُك ْم فَاآلنَ ب
لَ ُك ُم ْال َخ ْيطُ األ ْبيَضُ ِمنَ ْالخَ ْي ِط األس َْو ِد ِمنَ ْالفَجْ ِر
6
benang putih dan benang hitam, yaitu fajar”.
Ayat ini menunjukan sah nya puasa bagi orang yang junub pada
waktu subuh, karena dibolehkan bercampur sampai terbitnya fajar pada
bulan ramadhan tanpa meluaskan waktu mandi janabah, dan ini
mengharuskan mandi pada waktu subuh dan sah lah puasanya.6
B. Pengertian Mafhum dan Macamnya
1. Pengertian Mafhum
Lafad mafhum berasal dari bahasa arab) ( فهم – يفهمyang berarti
memahami ( )مفهومmerupakan isim maf’ul yang berarti ‘yang dipahami’.
Sedangkan menurut istilah mafhum adalah ma’na yang ditunjukkan oleh
lafaz, yang tidak disebutkan pada lafazh tersebut7. Contohnya Q.S al-Isra’
ayat 23:
فَال تَقُلْ لَهُ َما ُأفٍّ َوال تَ ْنهَرْ هُ َما َوقُلْ لَهُ َما قَوْ ال َك ِري ًم
“Jangan kamu mengucapkan kepada kedua ibu bapakmu ucapan “uf” dan
janganlah kamu membentak keduanya”.
a. Mafhum Muwafaqah
7
dilarangnya memukul ibu bapak, sebagai mafhum dari firman Allah
ta’ala,
ٍّ فَال َت ُق ْل هَلَُما
ُأف
b. Mafhum mukhalafah,
8
firman Allah Ta’ala,
اس َع ْوا ِإلَى ِذ ْك ِر اللَّ ِه َو َذ ُروا اْلَب ْي َع ِ ِ ِ ِ يا َأيُّها الَِّذين آمُنوا ِإ َذا ُنو ِد
ْ َي للصَّالة م ْن َي ْوِم اْل ُج ُم َعة ف
َ َ َ َ َ
a. Mafhum al-Washfi
10
Abu Nabhan, Dasar-Dasar Ilmu. hlm. 55
9
Mafhum mukhalafahnya adalah binatang yang diberi makan, bukan
yang digembalakan.
Mafhum al-Washfi terbagi kepada tiga;
1) Mustaq dalam ayat
2) Hal (keadaan)
3) Adad (bilangan)
b. Mafhum ilat
c. Mafhum syarat
“...Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil,
maka berikanlah kepada mererka nafkahnya.”
Mafhum mukhalafahnya adalah istri-istri tertalak itu tidak sedang
hamil, tidak wajib diberi nafkah.
d. Mafhum ghayah
ِ ِِإ َذا قُ ْمتُ ْم ِإلَى الصَّال ِة فَا ْغ ِسلُوا ُوجُوهَ ُك ْم َوَأ ْي ِديَ ُك ْم ِإلَى ْال َم َراف
ق
“bila kamu hendak mengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan
tanganmu sampai kepada siku”.
10
Mafhum mukhalafahnya adalah membasuh tangan sampai kepada
siku.
e. Mafhum hashr
f. Mafhum laqab
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulam
11
Abu Nabhan, Dasar-Dasar Ilmu. hlm. 56
11
langsung dan jelas, oleh karena itu diantara dilalah memahami Al-Qur’an ada
kalanya menggunakan manthuq dan adakalanya menggunakan mafhum.
Sedangkan Lafaz mafhum berasal dari bahasa Arab ) ( يفهم- فهمyang berarti
memahami. Sedangkan menurut istilah mafhum adalah ma’na yang ditunjukkan
oleh lafaz, yang tidak disebutkan pada lafazh tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’bad, Muhammad Ahmad, Nafahaat min ‘Ulum al-Qur’an, Kairo: Dar as-
Salam, 2008
Mujib AS, Abdul, Kamus al-Azhar, Tangerang: Bintang Terang.
Nabhan, Abu , Dasar-Dasar Ilmu Ushul Fiqh, Bandung: Maktabah Tsaqib, 2013
13