Anda di halaman 1dari 15

KISAH 25 NABI DAN RASUL

NABI IBRAHIM A.S


GENEALOGI
Ibrahim merupakan putra Azar (Tarikh) bin Nahur bin Sarugh bin Ra'u bin Faligh bin Abir
bin Shaleh bin Arfakhsad bin Sam bin Nuh. Ia dilahirkan di sebuah tempat bernama Faddam
A'ram, yang terletak di wilayah kerajaan Babilonia. Ayah Ibrahim memiliki tiga putra:
Ibrahim, Haran, dan Nahor. Haran memiliki seorang putra yakni nabi Luth sementara Ibrahim
memiliki dua putra yang termasuk golongan nabi, yaitu Ismail dan Ishaq, sedangkan
nabi Yaqub merupakan cucu Ibrahim.
Menurut al-Kalbiy, ibu nabi Ibrahim bernama Buna binti Karbina bin Kartsi, yang berasal
dari Bani Arfakhsyad, sedangkan dalam kitab at-Tarikh dari Ishaq bin Basyar al-
Kahiliy karya Al-Hafidz ibnu Asakir, ibu nabi Ibrahim bernama Amilah. Ibnu Asakir
meriwayatkan pula, bahwasanya nabi Ibrahim dijuluki sebagai "Abu adh-Dhaifan."

Para istri Ibrahim


Ketika Sarah hendak ditawan raja Mesir untuk dijadikan selir, Allah memberikan
perlindungan kepada Sarah sehingga raja Mesir tidak dapat menjadikan Sarah sebagai selir.
Setelah menyadari bahwa Allah telah menghadirkan berbagai musibah menimpa diri raja
Mesir akibat Sarah yang merupakan istri Ibrahim, ia mengembalikan Sarah kepada Ibrahim
serta raja Mesir menghadiahkan Hajar sebagai budak untuk Sarah sebagai penebusan dosa.
Hajar adalah seorang permaisuri kerajaan Mesir.
Para istri Ibrahim dan anak-anak yang dilahirkan oleh mereka adalah sebagai berikut:
·         Sarah: Ishaq
·         Hajar al-Qibthiyah al-Mishtiyah: Ismail
·         Qanthura binti Yaqthan: Zimran, Yaqsyan, Madan, Madyan, Syiyaq dan Syuh.

MUKJIZAT
 Melihat burung dihidupkan kembali
Ibrahim yang sudah bertekad ingin memerangi kesyirikan maupun penyembahan berhala,
ingin mempertebal keimanan dan keyakinannya terlebih dahulu, untuk menenteramkan kalbu
serta membersihkan keragu-raguan yang mungkin mengganggu pikiran, Ibrahim memohon
kepada Allah agar diperlihatkan kepada dirinya tentang cara Allah menghidupkan kembali
makhluk-makhluk yang sudah mati.
ْ َ‫ال بَلَ ٰى َولَ ٰـ ِكن لِّي‬
ً‫قَا َل فَ ُخ ْذ َأرْ بَ َعة‬  ۖ‫ط َمِئ َّن قَ ْلبِي‬ َ َ‫ق‬  ۖ‫قَا َل َأ َولَ ْم تُْؤ ِمن‬  ۖ‫ال ِإ ْب َرا ِهي ُم َربِّ َأ ِرنِي َك ْيفَ تُحْ يِي ْال َموْ ت َٰى‬ َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
ِ ‫ َۚوا ْعلَ ْم َأ َّن اللَّـهَ ع‬ ‫ك َس ْعيًا‬
‫َزي ٌز‬ َ َ‫ك ثُ َّم اجْ َعلْ َعلَ ٰى ُك ِّل َجبَ ٍل ِّم ْنه َُّن ج ُْز ًءا ثُ َّم ا ْد ُعه َُّن يَْأتِين‬
َ ‫ِّمنَ الطَّي ِْر فَصُرْ ه َُّن ِإلَ ْي‬
‫َح ِكي ٌم‬
"...dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata, "Wahai Tuhanku, perlihatkanlah kepada diriku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati." Allah berfirman, "Belum yakinkah
kamu?" Ibrahim menjawab, "Aku telah meyakininya, akan tetapi agar hatiku tetap mantap."
Allah berfirman, "Ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. Lalu
letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggilah
mereka, niscaya mereka datang kepadamu dengan segera, dan ketahuilah bahwa Allah Maha
Perkasa, Maha Bijaksana."'"— Al-Baqarah 2:260
 Diselamatkan ketika berada di Perapian
Sebagian ulama salaf menyebutkan bahwa ketika Jibril menampakkan diri kepada Ibrahim di
udara, ia bertanya kepada Ibrahim apakah Ibrahim memerlukan bantuan, kemudian Ibrahim
menjawab tidak perlu bantuan.
Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dan Sa'id bin Jubair mengisahkan bahwa, Malaikat Ar-Ra'd
(malaikat pengatur awan dan hujan) mengatakan, "Kapan saja aku diperintah, maka aku akan
menurunkan hujan" namun Firman Allah hadir lebih cepat,
"Kami berfirman, "Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim." 
Al-Anbiya' 21:69
Ka'ab al-Ahbar meriwayatkan, "Saat itu seluruh penduduk bumi tidak bisa menyalakan api,
sedangkan Ibrahim tidak terbakar sedikitpun selain tali yang mengikat dirinya." Sedangkan
menurut As-Suddiy, "Saat itu Ibrahim didampingi oleh Malaikat Azh-Zhil (malaikat pemberi
naungan), sehingga saat itu Ibrahim yang berada di kobaran api, sebenarnya ia berada di
taman hijau. Orang-orang melihatnya dan tidak mampu memahami keadaan itu dan ia pun
tidak keluar untuk menemui mereka."
Terdapat riwayat pula bahwa ketika Ibrahim dilemparkan ke dalam kobaran api besar; semua
hewan di muka bumi berusaha memadamkan api tersebut, kecuali tokek yang berusaha
membuat api membesar.
 Pasir berubah menjadi makanan
Abdur Razzaq meriwayatkan dari Mu’ammar dari Zaid bin Aslam bahwasanya Namrudz
memiliki berbagai makanan, orang-orang berduyun-duyun untuk memperoleh kebutuhan
makanan, termasuk Ibrahim datang untuk memperoleh kebutuhan makanan pula. Menurut
kitab "Qashash al-Anbiyaa", pada sebuah hari ketika persediaan makanan telah habis, nabi
Ibrahim mengambil gundukan pasir, yang kemudian berubah menjadi bahan makanan tatkala
ia sampai di rumah.

KISAH KELAHIRAN DAN MASA KECIL


Pada 2295 SM. Kerajaan Babilonia waktu itu diperintah oleh Namrudz, seorang raja bengis
yang berkuasa secara absolut dan zalim. Kerajaan itu mendapat pertanda langka pada
bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki perkasa lahir dan keturunannya akan
memenuhi seisi bumi, dengan salah seorang keturunannya akan membunuh Namrudz.
Ketakutan terhadap kabar ini, maka ada perintah bahwa semua bayi laki-laki yang baru lahir
harus dibunuh. Pada waktu yang hampir bersamaan, ayah dari nabi Ibrahim merasakan
kebahagiaan sekaligus kekhawatiran karena ia mendengar kabar bahwa istrinya sedang
mengandung seorang anak sesaat setelah ia dinobatkan sebagai panglima kerajaan, lalu kedua
putranya, Nahor dan Haran, memberi pendapat tentang persoalan ini. Haran, sebagai seorang
ahli nujum, berpendapat bahwa sang ayah dapat menyerahkan anak itu kepada raja, sebab
Haran meyakini bahwa belum ada pertanda di langit yang gagal; sekalipun harus diserahkan
ke pedang atau perapian, Haran percaya akan ada keajaiban yang membuat anak itu tetap
hidup. Sedangkan Nahor memberi saran supaya sang ibu meninggalkan negeri Babilonia
selama beberapa waktu, sementara itu sang ayah dapat menyerahkan bayi lain sebagai ganti
Ibrahim. Sang ayah menerima saran Nahor supaya menyelamatkan diri dari negeri Babilonia.
Ibu Ibrahim ditempatkan di sebuah gua bersama seorang pengasuh sampai hari
bersalin dan sang ayah mengambil seorang bayi dari seorang hambanya untuk diserahkan ke
Namrudz. Ketika penyembelihan bayi dilakukan, Namrudz bergembira sebab ia menyangka
ancaman bagi kerajaannya telah lenyap. Sementara itu, setelah Ibu Ibrahim mengalami
persalinan, ia bersama pengasuh meninggalkan Ibrahim seorang diri di gua, sang ibu
menangis seraya berdoa "Semoga Sang Pelindung selalu menyertaimu, wahai anakku....."
setelah Ibrahim ditinggalkan seorang diri, Allah mengutus sesosok malaikat supaya hadir dan
merawat Ibrahim.
Setelah berbulan-bulan, Haran masih mempercayai pertanda di langit tentang Ibrahim
sehingga ia pergi mendatangi gua di mana Ibrahim ditinggalkan. Haran terkejut ketika
mendapati adiknya telah menjadi seorang anak laki-laki yang dapat berbicara. Haran
mengajak Ibrahim pulang ke negeri Babilonia namun Ibrahim sempat menolak seraya
menyatakan bahwa ia tidak mempunyai rumah karena ia mengaku telah tersesat di sebuah
tempat yang tidak ia kenal. Pada akhirnya Haran berhasil membawa Ibrahim ke rumah sang
ayah di Babilonia. Ketika Haran mempertemukan Ibrahim, sang ayah tidak percaya bahwa
anak yang diajak Haran itu merupakan bayi yang telah ditinggalkan selama berbulan-bulan di
gua. Ketika Ibrahim ditanya siapa yang selama ini memberinya makan, ia menjawab bahwa
Yang Maha Pemberi yang menyediakan makanan untuknya, lalu ia kembali ditanya tentang
siapa yang merawatnya saat sakit, ia menjawab bahwa Yang Maha Menyembuhkan yang
melakukannya, kemudian ketika ditanya tentang siapa yang memberitahunya tentang
jawaban-jawaban ini, Ibrahim menjawab bahwa Yang Maha Mengetahui yang mengajarinya.
Terkejut dengan jawaban-jawaban ini, sang ayah merasa heran dan takjub terhadap Ibrahim.
Untuk menghindari kecurigaan Namrudz, Ibrahim diasuh di rumah Haran yang berada di luar
wilayah Babilonia. Di sana Ibrahim dibesarkan bersama anak-anak kakaknya
yaitu Luth, Sarahdan Milka.
 Masa remajaMencari Tuhan yang sebenarnya
Ketika Ibrahim telah berusia dua belas tahun, ia merasa kehilangan sosok yang sebelumnya
memberi makan dan perlindungan untuk dirinya, terlebih ia mendapati orang-orang di negeri
itu merupakan para penyembah patung berhala. Ibrahim mengingkari anggapan bahwa
patung adalah dewa sehingga ia merasa tak betah berada di tengah-tengah negeri itu. Ibrahim
memutuskan untuk mencari Tuhan hingga ia harus berpindah di rumah nabi Nuh selama
beberapa waktu. Setelah berguru di rumah Nuh, Ibrahim memutuskan pergi sebab ia belum
mendapat jawaban dalam pencariannya. Tatkala Ibrahim kembali ke rumah ayahnya, ia
sering mendapati ayahnya sedang membuat patung-patung serta meletakkan makanan di
depan patung-patung itu sehingga menyebabkan Ibrahim bertanya-tanya tentang perilaku
sang ayah. Mendapati jawaban bahwa sang ayah menyembah patung karena tradisi leluhur,
Ibrahim mempertanyakan tradisi ini namun sang ayah membiarkan Ibrahim. Pada zaman
Ibrahim, sebagian besar orang di Mesopotamia beragama politeisme, yakni tradisi
penyembahan lebih dari satu dewa, baik berupa dewa-dewa di muka bumi maupun dewa-
dewa di langit dan orang-orang tersebut membuat patung sebagai simbol dewa-dewa itu.
Ketika Ibrahim bertanya tentang Tuhan kepada Nahor, kakaknya menjelaskan bahwa di langit
ada dewa-dewa, akan tetapi Ibrahim merasa perlu membuktikan ucapan ini.
Pencarian Ibrahim mengenai Tuhannya, tercantum dalam Al-Qur'an, yang berbunyi:
‫فَلَ َّما َأفَ َل قَ َ ُأ‬  ۖ‫ال هَ ٰـ َذا َربِّي‬
ِ َ‫ال اَل ِحبُّ اآْل فِلِينَ ۞فَلَ َّما َرَأى ْالقَ َم َر ب‬
‫از ًغا قَا َل‬ َ َ‫ق‬  ۖ‫فَلَ َّما َج َّن َعلَ ْي ِه اللَّ ْي ُل َرَأ ٰى َكوْ َكبًاـ‬
َ‫ال لَِئن لَّ ْم يَ ْه ِدنِي َربِّي َأَل ُكون ََّن ِمنَ ْالقَوْ ِم الضَّالِّين‬
َ َ‫فَلَ َّما َأفَ َل ق‬  ۖ‫هَ ٰـ َذا َربِّي‬
Ketika malam telah gelap, ia melihat sebuah bintang (lalu) ia berkata: "Inilah Tuhanku",
tetapi tatkala bintang itu tenggelam ia berkata: "aku tidak suka kepada yang tenggelam."
Kemudian tatkala ia melihat bulan terbit ia berkata: "Inilah Tuhanku". Tetapi setelah
bulan itu terbenam, ia berkata: "Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk
kepadaku, pastilah akutermasuk orang yang sesat."Kemudian tatkala ia melihat matahari
terbit, ia berkata: "Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar". Maka tatkala matahari itu terbenam,
ia berkata: "Wahai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kalian
persekutukan."Al-An'am 6:76-78
Inilah daya logika yang dianugerahkan kepada nabi Ibrahim dalam menolak agama
penyembahan langit yang dipercayai kaumnya sehingga ia menyadari bahwa Yang
Mengendalikan bulan, bintang, matahari, siang, malam serta Yang Menciptakan segala
makhluk di bumi adalah Tuhan yang sebenarnya.
Peringatan terhadap para penyembah berhala
Semasa remaja, Ibrahim masih sering bertanya kepada sang ayah tentang Tuhan yang
sesungguhnya. Walau demikian, ayahnya tetap tak menghiraukan Ibrahim. Sampai suatu
ketika Ibrahim bertanya: "Terbuat dari apakah patung-patung ini?" maka ayahnya
menunjukkan kayu sebagai bahan pembuatan. Ibrahim pun mempertanyakan "Apakah kayu
itu tuhan?, benda yang hangus lenyap di perapian?" untuk menghindari pertanyaan-
pertanyaan lain, Ibrahim diperintah menjual patung-patung buatan ini. Ibrahim berkeliling
kota menjajakan patung-patung buatan ayahnya, namun karena iman dan tauhid yang telah
Allah ilhamkan kepada dirinya, Ibrahim merasa tidak bersemangat untuk menjajakan barang-
barang itu bahkan secara mengejek menawarkan patung-patung itu kepada calon pembeli
dengan kata-kata: "Siapakah yang akan membeli patung-patung yang diam dan tidak berguna
ini?". Melalui berbagai cara, Ibrahim berusaha menyadarkan tentang kesia-siaan patung dan
Ibrahim berupaya berdakwah seraya mengenalkan tentang Tuhan kepada banyak orang.
Ibrahim yang mendapati sang ayah tetap tidak mau meninggalkan penyembahan berhala-
berhala kayu, merasa sedih dan ingin menyadarkan tentang kekeliruan ini. Berulang-ulang
kali ia berusaha memperingatkan, hingga Ibrahim menyatakan "Sekiranya kayu itu memang
sembahan, bukankah api dapat menghanguskan kayu, sekalipun api disebut sembahan, maka
air dapat memadamkan dan melenyapkan api, meskipun air disebut sebagai sembahan, maka
air akan lenyap diserap oleh tanah; sekalipun tanah disebut sebagai sembahan, maka matahari
mengeringkan tanah dan menjadikannya tandus. Sekalipun matahari bersinar terang, tidaklah
itu layak dianggap sembahan sebab ia akan kehilangan cahaya karena awan yang bergumpal-
gumpal dan lenyap dalam kegelapan malam lalu tergantikan sinar bulan dan bintang-bintang.
Awan-awan dan malam pun tidak pantas dianggap sebagai sembahan sebab apakah sembahan
hanya hadir dalam waktu tertentu dan menghilang dalam waktu tertentu, sementara umat
manusia beserta segala makhluk di bumi selalu hidup dan hadir setiap waktu? bukankah
Yang Menciptakan langit, bumi beserta segala yang antara keduanya adalah Tuhan yang
sebenarnya? kiranya kamu mau merenungkan."
Ibrahim berseru kepada kaumnya: "Apapun yang kalian sembah itu adalah segala yang
kubenci selain Tuhan atas segala sesuatu, Dialah yang menciptakan diriku dan membimbing
diriku sebab Dia menciptakan sesuatu berdasar tujuanNya dan KehendakNya, Dialah yang
menghadirkan kebenaran kepadaku melalui pendengaranku, sebab semula aku hanya ciptaan
yang bahkan tidak mengenali diri sendiri, Dialah yang menampakkan cahaya yang menerangi
supaya aku tahu jalan apa yang harus kutempuh karena aku hanyalah ciptaan yang tersesat di
antara bumi dan langitNya, Dialah yang selalu hadir untukku sebab Dialah yang
menyediakan segala hal untuk kumakan dan kuminum, Dialah yang menghidupkan yang mati
untukNya dan mematikan yang hidup tanpaNya. Aku sendiri tidak tahu untuk apa aku
dihidupkan maka tiada tugas bagiku di dunia selain melaksanakan apapun yang diperintahkan
oleh Pencipta yang menghidupkanku, dan aku pun bersedia mati sekiranya Dia pula yang
menghendaki itu. Lalu patutkah aku bersujud memuja kepada benda-benda yang kalian
serukan itu daripada menyembah Tuhan yang menghidupkan seluruh makhluk di bumi?"
Dengan cara demikian, Ibrahim berusaha untuk menyadarkan kaumnya akan tetapi mereka
mengabaikan seruan-seruan Ibrahim dan mereka tetap berkeras meneruskan penyembahan
berhala.
Berdakwah kepada ayahnya
Allah menjelaskan dalam Al-Qur'an kisah ketika Ibrahim berkata pada ayahnya, Azar:
 ‫ضاَل ٍل ُّمبِي ٍن‬
َ ‫ك فِي‬ َ ‫ِإنِّي َأ َرا‬  ًۖ‫وَِإ ْذ قَا َل ِإ ْب َرا ِهي ُم َأِلبِي ِه آ َز َر َأتَتَّ ِخ ُذ َأصْ نَا ًما آلِهَة‬
َ ‫ك َوقَوْ َم‬
"...dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Azar, "Pantaskah kamu
menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan
kaummu dalam kesesatan yang nyata."— Al-An'am 6:74
Beberapa mufassirin berpendapat bahwa Azar bukan ayah nabi Ibrahim namun pamannya.
Al-Qur'an hanya menjelaskan bahwa Azar serupa kaum penyembah berhala, Azar adalah
seorang pedagang patung-patung yang dibuat dan dipahatnya sendiri, kemudian orang-orang
membeli patung darinya untuk dipergunakan sewaktu upacara persembahan. Nabi Ibrahim
merasa bahwa kewajiban pertama yang harus ia lakukan sebelum berdakwah kepada orang
lain ialah menyadarkan ayahkandungnya terlebih dahulu sebagai orang yang terdekat
kepadanya, juga sebagai peringatan bagi sang ayah bahwa penyembahan terhadap berhala-
berhala merupakan perbuatan sesat dan bodoh. Selain itu Ibrahim menganggap bahwa sikap
berbakti kepada ayahnya mewajibkan dirinya untuk memberi penerangan untuk
menyingkirkan kepercayaan sesat supaya sang ayah mengikutinya dalam beriman
kepada Allah, Yang Maha Kuasa.
Dengan sikap yang sopan dan adab yang patut ditunjukkan oleh seorang anak terhadap orang
tuanya serta melalui kata-kata yang halus, Ibrahim datang kepada ayahnya menyampaikan
bahwa ia diutus oleh Allah sebagai nabi dan rasul serta telah diilhamkan dengan pengetahuan
dan ilmu yang tidak dimiliki oleh sang ayah. Ibrahim mulai bertanya secara lemah lembut
kepada ayahnya, kemudian bertanya apakah gerangan yang menjadi penyebab untuk
menyembah berhala seperti kaumnya walaupun berhala-berhala itu tidak berguna sedikit pun
serta tidak dapat mendatangkan keuntungan untuk penyembahnya ataupun tidak dapat
mencegah nasib buruk. Diterangkan pula kepada ayahnya bahwa penyembahan kepada
berhala-berhala itu merupakan semata-mata ajaran setan yang memang menjadi musuh
terhadap umat manusia sejak Adam diturunkan ke bumi. Ia berseru kepada ayahnya agar
merenungkan dan memikirkan nasihat dan ajakan untuk berpaling dari berhala-berhala,
supaya sang ayah kembali menyembah Allah yang menciptakan umat manusia beserta semua
makhluk yang hidup, maupun Yang Memberi mereka rezeki maupun kenikmatan hidup, serta
Yang Mempercayakan bumi dan segala isinya kepada umat manusia.
Pemberontakan melawan kaum penyembah berhala
Di saat Ibrahim telah menyadarkan bahwa kayu bukanlah Tuhan dan dakwah-dakwahnya
telah tersebar ke berbagai negeri, Namrudz yang mendakwakan diri sebagai raja di muka
bumi memerintahkan seluruh rakyatnya datang membawa batu dan patung untuk mendirikan
sebuah tugu menjulang tinggi di Babilonia sebagai tempat berhala khusus sehingga seluruh
orang-orang dalam negeri itu diajak bersatu sebagai sebuah kaum penyembah berhala patung
sehingga orang-orang tersebut menganggap segala jenis tindakan yang tidak menyembah
berhala patung sebagai ajaran menyimpang. Ketika mendapati berbagai patung berhala
sebagai sembahan, maka Ibrahim semakin berniat menyadarkan kaumnya tentang kebodohan
ini dan ia ingin membuktikan bahwa patung batu hanyalah benda mati yang tidak dapat
bertindak apapun terhadap para penyembahnya. Ibrahim datang seorang diri sewaktu
meruntuhkan segala patung batu yang ada di Babilonia terkecuali sebuah patung terbesar
yang dianggap sebagai dewa paling hebat oleh kaumnya.
Mendapati sebuah kekacauan dan puing reruntuhan di tempat ibadah mereka, para
penyembah berhala merasa sangat murka kemudian mereka hendak menghukum orang yang
melakukan tindakan ini. Ibrahim; yang dikenal berani menentang penyembahan berhala,
dipanggil untuk dihakimi. Mereka bertanya: "Apakah kamu yang melakukan perbuatan ini
terhadap sembahan-sembahan kami, wahai Ibrahim?" ia menjawab: "Sebenarnya patung
terbesar itu yang melakukan hal ini, cobalah tanyakan kepada berhala itu jika memang dapat
berbicara." mereka pun mulai tersadar lalu ia mengatakan: "Sesungguhnya kalian itu memang
orang-orang yang berlaku sewenang-wenang" kemudian dengan kepala tertunduk mereka
berkata: "Sesungguhnya kamu telah menyadari bahwa berhala-berhala itu memang tidak
dapat berbicara." ia berkata: "Lalu mengapakah kalian menyembah selain daripada Allah,
berbagai sembahan yang tidak sedikit pun dapat memberi manfaat dan tidak pula
menimpakan nasib buruk terhadap kalian? jika kalian tidak menghentikan tindakan semacam
ini tentulah Tuhanku kelak membakar kalian di Neraka."
Perapian Babilonia
Mendengar pernyataan ini; para penyembah berhala itu tidak serta merta menyerah dan
mengakui dosa, justru mereka beranggapan bahwa Ibrahim hendak membakar seluruh orang
yang menyembah berhala. Sebagai hukuman atas tindakan terhadap patung-patung berhala
maupun pernyataan ini, mereka hendak membunuh dan membakarnya. Para penyembah
berhala itu beramai-ramai mengumpulkan banyak kayu bakar untuk sebuah perapian yang
besar. Kemudian Namrudz sebagai orang yang telah mengajak seluruh penduduk negeri agar
menyembah berhala, menyatakan secara angkuh: "Hal ini akan menjadi bukti, siapa raja dan
dewa di muka bumi ini dan siapa yang manusia biasa, kalian akan menyaksikan pada hari ini
bahwa orang itu dilenyapkan di perapian akibat berani menyatakan bahwa kita akan dibakar
oleh Tuhannya; maka biarlah Tuhannya sendiri yang menyelamatkan ia, sementara akulah
dewa yang menyelamatkan kalian!"
Banyak orang dari berbagai negeri hadir untuk menyaksikan peristiwa ini dan sebagian besar
mereka percaya kepada Namrudz. Di tengah-tengah kerumunan, terdapat kakak Ibrahim,
Haran, yang turut dihadirkan karena selama ini telah menyembunyikan Ibrahim dan tidak
menyerahkan kepada raja Namrudz. Ketika Haran ditanya mengapa ia tidak menuruti
perintah Namrudz, ia menjawab: "Bukankah aku pernah mengatakan bahwa apapun yang
kalian lakukan, kalian takkan bisa mengubah segala yang tertulis di langit, sebab kalian
sendiri tidak sanggup mengubah langit dan bukanlah kalian yang berkuasa di langit maupun
di bumi" kemudian mereka menjawab: "Memang ucapan itu terbukti sampai saat ini, namun
lihatlah setelah Ibrahim jatuh ke perapian itu, apakah ucapanmu itu masih tetap berlaku"
mereka pun bertanya: "Apakah kamu percaya pada Tuhannya Ibrahim?" Haran merasakan
keraguan dalam benaknya, sebab di malam sebelumnya ia mendapati pertanda di langit
bahwa akan ada orang yang terbakar hebat oleh perapian, sehingga Haran menganggap
bahwa adiknya takkan selamat dari perapian. Haran menjawab "Seandainya Ibrahim tidak
selamat dari perapian tentulah aku akan pergi dan meninggalkan kalian sejauh mungkin
bersama aib ini, akan tetapi jika melalui keajaiban dahsyat Ibrahim berhasil selamat maka aku
akan datang dan memeluknya."
Ketika Ibrahim hendak dilempar ke perapian, sesosok malaikat hadir untuk menawarkan
pembebasan Ibrahim supaya dapat melarikan diri dari hukuman kaumnya namun Ibrahim
berkata: "Cukuplah Yang Maha Melindungi yang memberi keselamatan padaku, sebab
selama ini Dialah yang melindungi nyawaku terhadap Maut; bahwa segala penyelamatan
hanya berasal dari Dia; sekalipun aku harus mati, maka aku bersedia jika itu yang Dia
kehendaki" lalu malaikat tersebut pergi meninggalkan Ibrahim. Allah turut bersaksi dengan
para malaikat ketika mendapati bahwa hampir seluruh manusia di muka bumi pada zaman itu
memiliki satu pemikiran dari satu sudut pandang terhadap peristiwa perapian ini, maka Allah
hendak melaksanakan ketetapan kepada pikiran umat manusia dengan menampakkan hal-hal
berbeda dalam penglihatan mereka, yang kemudian satu umat dan satu bangsa di bumi
menjadi berbagai bangsa yang memiliki pendirian dan pola pikir yang berbeda. Tatkala
Ibrahim melompat ke perapian yang membara, seketika Allah berfirman kepada perapian
supaya menjadi keselamatan terhadap Ibrahim, maka api dari Allah hadir untuk melindungi
Ibrahim supaya dapat berjalan dalam keadaan selamat dari tengah-tengah perapian.
Mendapati Ibrahim selamat dari perapian, Haran bergegas mendekat untuk memeluknya;
akan tetapi Haran seketika mati disambar oleh kobaran api itu, sebab Haran mendekat tanpa
memiliki keimanan kepada Allah. Pada saat semacam ini, Terdapat pandangan yang
bermacam-macam dalam pengamatan orang-orang yang menyaksikan, sebagian mengatakan:
"Dewa itu adalah api sebab api yang telah menyelamatkan Ibrahim" sebagian lain
mengatakan: "Dewa itu adalah kayu, oleh karena kayu itu, Ibrahim selamat" sebagian lain
mengatakan: "Dewa itu adalah angin, sebab angin yang menghindarkan Ibrahim" hingga
muncul berbagai pendapat berbeda-beda terhadap kejadian ini. Orang-orang yang saling
bersepakat tentang pandangan yang sama membentuk sebuah kelompok tersendiri untuk
membantah serta berselisih dengan pihak berseberangan pandangan; disebabkan mereka
saling berkeras pada pendapat masing-masing dan mereka menolak untuk menerima
kebenaran dari pihak lain, termasuk untuk menerima kebenaran pendapat Ibrahim bahwa
Allah yang telah menyelamatkan dirinya menghadapi perapian. Sebagian besar umat manusia
berpegang pada pendapat masing-masing dan tidak mengakui satu sama lain bahkan tidak
mau mengakui Allah. Sejak saat itulah umat manusia saling menjauh berpencar dari tempat
perapian ini, kemudian membentuk bangsa, bahasa, agama, maupun budaya; yang masing-
masing anggap sebagai yang paling benar. Dari banyak manusia yang menghendaki
kepercayaan masing-masing, Ibrahim maju seraya menyatakan bahwa ia hanya percaya
kepada Allah serta hanya berserah diri kepada Kehendak Allah, sehingga Allah memilih
Ibrahim sebagai manusia pilihan Allah dari segala bangsa di muka bumi,serta Allah
memberkati Ibrahim beserta golongan yang mengikuti pribadi Ibrahim. Setelah itu, Ibrahim
mengatakan kepada orang-orang yang saling berselisih: "Sesungguhnya berhala-berhala yang
kalian sembah selain Allah, hanyalah didasari rasa tentram dan kasih sayang bagi kalian
sendiri dalam kehidupan dunia ini; kelak pada hari kiamat sebagian kalian mengingkari
sebagian lain dan sebagian kalian mengutuk sebagian lain, dan tempat kembali kalian
memang neraka dan takkan ada satupun yang membela kalian."
Perdebatan dengan Namrudz dan hijrah dari tanah leluhur[sunting | sunting sumber]
Setelah menyaksikan Ibrahim yang diselamatkan oleh Allah dari perapian, Namrudz beserta
para pengikutnya merasa dipermalukan dan merasa takut bahwa lebih banyak orang yang
percaya kepada Ibrahim dibanding kepada kerajaannya. Oleh sebab telah mendakwakan diri
sebagai raja dan dewa atas umat manusia, Namrudz berupaya mengalahkan Ibrahim dengan
memberikan pertanyaan sebagai tantangan: “kami sadari bahwa kamu memang tetap hidup
dari perapian tetapi kamu tidak menghadirkan sembahanmu di hadapan kami, maka kami
takkan percaya kepadamu” Ibrahim mengatakan: "Tuhankulah Yang Menghidupkan dan
Yang Mematikan manusia yang Dia kehendaki, sebab Dialah yang Berkuasa atas segala yang
di langit maupun di bumi," seketika Namrudz memanggil dua orang budak lalu Namrudz
membunuh salah seorang budak dan membiarkan seorang yang lain tetap hidup, Namrudz
pun menyombongkan diri: "aku pun memiliki kuasa di bumi terhadap orang-orang itu sebab
akulah raja, dan aku pun dewa yang sanggup menghidupkan dan mematikan; maka aku
bertaruh dengan seluruh budak yang kumiliki bahwa kamu takkan bisa menunjukkan
kepadaku tentang bukti-bukti tentang Tuhanmu itu" Ibrahim berkata: "Sekalipun kamu
memberi seisi bumi kepadaku, ketahuilah bahwa segala yang ada di bumi beserta yang ada di
langit merupakan Milik Allah. maka lihatlah ke arah matahari yang terbit itu, sesungguhnya
Allah adalah Yang Menerbitkan Matahari dari arah timur, jika memang terdapat kuasa
padamu terhadap matahari maka terbitkanlah matahari dari arah barat," seketika Namrudz
tertegun dan menjadi bisu di hadapan Ibrahim lalu banyak orang yang meninggalkan dan
memisahkan diri dari kepemimpinan Namrudz lalu orang-orang tersebut mendirikan
kekuasaan mereka sendiri.
Dengan diiringi banyak pengikut, Ibrahim meninggalkan Babilonia sewaktu ayahnya
memanggil anak-anaknya supaya hadir di rumah Haran untuk pembagian warisan. Kedua
anak perempuan Haran masing-masing dijadikan istri bagi dua saudaranya, Ibrahim dan
Nahor, sedangkan anak laki-laki Haran, Luth, memilih ikut bersama Ibrahim sebab Ibrahim
telah tinggal bertahun-tahun di rumah Haran. Ibrahim pun sempat mengajak sang ayah untuk
meninggalkan penyembahan berhala supaya berangkat bersamanya dalam mengikut kepada
Allah. Akan tetapi ayahnya yang merasa lelah terhadap seruan-seruan ini, menghendaki
Ibrahim pergi meninggalkannya untuk waktu yang lama. Meski dimusuhi oleh ayahnya,
Ibrahim masih sempat berdoa memohonkan ampun untuk ayahnya sebagai janji dan wujud
anak yang berbakti terhadap orang tua. Walaupun demikian, peringatan Allah menyadarkan
nabi Ibrahim supaya tidak lagi mendoakan ayahnya, sebab ayahnya itu merupakan orang
yang terang-terangan menolak penyembahan terhadap Allah.
Ibrahim bersama Sarah, Luth serta para pengikutnya meninggalkan rumah Haran untuk
berangkat ke manapun Allah perintahkan, yang Ibrahim imani. Oleh karena Ibrahim
telah berjihad dan berhijrah karena Allah, maka Allah memberkati Ibrahim serta Allah
berjanji akan menghadiahi Ibrahim beserta keturunannya maupun kaum pengikutnya berupa
pewarisan "negeri yang diberkahi atas semesta alam." Perjanjian Ilahi untuk Ibrahim tersebut
kelak diwariskan kepada Ishaq, yang kemudian diterima Ya'qub lalu beralih kepada dua belas
putra Ya'qub hingga sampai kepada umat Bani Israil. Selain itu, Perjanjian langka ini berisi
karunia ganda berupa anugerah istimewa di dunia maupun karunia surga di akhirat.
Tatkala menjadi pendatang di negeri Mesir, Ibrahim disambut sebagai tamu kehormatan yang
diberi berbagai pemberian sebab Sarah hendak dijadikan istri oleh raja Mesir lantaran
sebelumnya Ibrahim memperkenalkan Sarah yang berparas sangat cantik, sebagai saudaranya
agar nabi Ibrahim tidak mendapat celaka di negeri Mesir. Semenjak tinggal di rumah Haran,
Ibrahim telah menganggap anak perempuan kakaknya ini sebagai saudaranya sendiri dan
sebagai saudara dalam keimanan. Allah menimpakan kemalangan dan azab kepada raja Mesir
tatkala hendak mengambil Sarah ke istana Mesir, sehingga raja Mesir dihalangi untuk
menjadikan Sarah sebagai istri. Sewaktu raja Mesir tersadar bahwa azab telah ditimpakan
akibat Sarah merupakan istri Ibrahim, maka raja Mesir merasa bersalah karena hendak
menikahi wanita yang telah bersuami dan ia merasa takut terhadap nabi Ibrahim. Sebagai
tanda permintaan maaf, raja Mesir memberi banyak hadiah kepada Ibrahim juga sebuah tanah
milik di Mesir agar Ibrahim tetap tinggal di Mesir. Bahkan anak perempuan raja Mesir; yakni
Hajar, telah diserahkan sebagai budak kepada Sarah untuk penebusan atas kesalahan hendak
yang diperbuat raja Mesir.
Tamu Ibrahim
Walaupun mendapat ajakan untuk menetap di Mesir; atas keimanannya, Ibrahim tetap pergi
menuju negeri yang Allah wariskan untuknya, yang membuktikan bahwa Ibrahim lebih
menaruh kepercayaan terhadap janji Allah dibanding kepada janji manusia. Sewaktu
meninggalkan negeri Mesir pula, Ibrahim melepas kepergian rombongan nabi Luth ke negeri
Sadum. Selama menetap di negeri Palestina, Ibrahim menjadi sosok yang terhormat dan
dikenal luas di berbagai negeri oleh karena Ibrahim berlaku dermawan terhadap penduduk
Kana’an maupun orang-orang asing. Sekalipun Allah berjanji bahwa seluruh negeri Palestina
diwariskan untuknya maupun kaum keturunannya sebagai tanah milik, Ibrahim tidak
mengusir atau menyingkirkan penduduk yang tinggal di sekitar wilayahnya, karena Ibrahim
mengaku bahwa dirinya hanya pendatang di bumi yang diterima secara baik oleh Allah,
sehingga Ibrahim hendak berbuat baik kepada banyak orang sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepada dirinya. Ibrahim menjadi sosok yang amat ramah menyambut para pendatang
serta para pengembara yang singgah di rumahnya. Ibrahim juga mengenalkan
ajaran iman kepada Allah ketika menerima para tamu dari berbagai negeri.
Allah tidak memerintahkan Ibrahim untuk menguasai negeri Palestina karena sosoknya yang
memiliki kesetiaan sejati pada Allah disertai keimanan kuat sehingga ia mampu
mempengaruhi penduduk negerinya dengan tidak sedikitpun mengalami pelemahan iman
akibat hidup di tengah-tengah mereka. Kaum keluarga Ibrahim dipilih Allah untuk menerima
karunia istimewa diantara umat manusia di muka bumi; sebagaimana Allah telah berjanji
kepada Ibrahim bahwa ia beserta golongan pengikutnya akan memperoleh berkat beserta
karunia yang berkenan di dunia beserta anugerah yang kekal di negeri Akhirat sebagai upah
terbaik untuk hamba-hamba Allah.
Setelah dianugerahi seorang putra dari Hajar, yakni Ismail, Ibrahim menerima
perintah sunat sebagai jaminan bahwa ia akan memperoleh keturunan dari Sarah. Beberapa
waktu setelah bersunat, Ibrahim menerima tamu istimewa yakni tiga sosok malaikat berwujud
tiga laki-laki, akan tetapi wujud ketiga malaikat ini berbeda dengan rupa manusia yang
selama ini ditemui Ibrahim, ia pun merasa asing dan bersegera mempersiapkan jamuan
khusus untuk ketiganya. Ibrahim menghidangkan daging anak sapi yang dipanggang kepada
mereka lalu para malaikat ini menyampaikan kabar gembira kepada Ibrahim bahwa Ishaq
akan lahir untuknya dan Ya’qub disebut sebagai penerus Ishaq. Ibrahim terkejut dengan
kabar ini namun ia menyatakan tetap yakin terhadap janji Allah. Sementara itu Sarah merasa
heran dan tertawa mendengar kabar ini karena menganggap lucu bagi seorang wanita yang
telah berumur tua untuk menimang seorang bayi.
Ketika salah satu malaikat menyampaikan kabar bahwa ada bencana dahsyat yang segera
menimpa kaum Luth; Ibrahim yang menaruh belas kasihan terhadap kehidupan banyak orang
walaupun orang-orang berdosa, menahan malaikat ini beranjak dari rumahnya seraya
memohonkan supaya Allah memberi kesempatan bertobat untuk orang-orang berdosa
tersebut sebelum ditumpas. Malaikat itu menjawab bahwa keputusan ini telah mutlak bagi
Allah; oleh karena orang-orang berdosa itu telah diperingatkan oleh Luth, namun orang-orang
itu tidak mengubah perilaku keji mereka bagi Allah. Kemudian Ibrahim memohonkan
keselamatan untuk Luth beserta orang-orang yang beriman supaya diluputkan ketika azab
terjadi. Hal ini dikabulkan untuk seluruh pengikut Luth, terkecuali istri Luth.
Setelah Ishaq lahir, Ibrahim menyayangi dan mengistimewakan Ishaq, anak yang telah lama
Allah janjikan sebagai pewarisnya. Hajar dan Ismail merasa cemburu dengan perhatian
Ibrahim terhadap Ishaq, kemudian Ibrahim memutuskan agar keduanya tinggal terpisah
dengan Ishaq supaya tidak ada pertengkaran antara kedua putra Ibrahim; terlebih Allah telah
menyatakan jauh sebelum Ismail dilahirkan bahwasanya Ishaq telah tertulis sebagai penerus
dan pewaris Ibrahim.
Penyembelihan Ismail
Ketika seorang putra Ibrahim telah mencapai usia dewasa, Allah hendak menguji kesetiaan
Ibrahim terhadap perintah-perintahNya melalui sebuah mimpi tentang penyembelihan anak.
Keimanan Ibrahim yang berhasil melaksanakan ujian-ujian sebelumnya sama sekali tidak
berubah ketika menerima perintah ini. Ibrahim mengajak putranya berangkat untuk
melaksanakan perintah Allah, ia tidak sedikitpun mengeluh ataupun meminta keringanan dari
Allah tentang perintah ini melainkan melaksanakan sebagaimana diperintahkan. Ketika
Ibrahim membaringkan sang anak untuk melaksanakan perintah Allah, terlebih dahulu ia
meminta tanggapan dan persetujuan dari sang anak. Ibrahim berkata: "Wahai anakku,
sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu, maka sampaikanlah
apa pendapatmu!" putranya menjawab: "Wahai ayahku, laksanakanlah apa yang
diperintahkan kepadamu; dengan perkenan Allah, kamu akan mendapatiku termasuk orang-
orang yang sabar." pada waktu putranya telah merelakan diri dan Ibrahim bersiap
mengulurkan tangan untuk menyembelih putranya, seketika Allah memanggil Ibrahim supaya
menahan tangannya, sebab tindakan ini membuktikan bahwa Ibrahim bersedia melaksanakan
apapun untuk Allah sebagai wujud hamba yang berbakti dan benar-benar terpercaya bagi
Allah. Ibrahim pun mendapati seekor domba besar sebagai kurban pengganti putranya.
Atas pengabdian sepenuhnya ini, maka Allah memberkahi Ibrahim dan Ishaq termasuk
golongan nabi yang saleh, demikian pula Ya'qub sebagai penerus, sehingga Allah
mengistimewakan ketiga sosok ini dengan buah tutur dan gelar terbaik di antara umat
manusia yang pernah ada. Ibrahim pun masih hidup untuk mendidik cucunya, Ya’qub serta
memberkati sang cucu. Sebelum meninggal dunia, Ibrahim bersyukur kepada
Allah, kemudian Ibrahim mengumpulkan putra-putranya untuk mewariskan agama kepada
putra-putranya serta kepada Ya’qub.

DOA

Terdapat doa-doa yang dipanjatkan Ibrahim dalam Al-Qur’an, salah satunya doa ketika
Ibrahim mendirikan Baitullah bersama Ismail, yang ditujukan untuk nasib generasi-generasi
penerus mereka:
ُ‫قَــا َل َو َمن َكفَـ َر فَُأ َمتِّ ُعـ ه‬  ۖ‫ت َم ْن آ َمنَ ِم ْنهُم بِاللَّـ ِه َو ْاليَــوْ ِم اآْل ِخـ ِر‬ ِ ‫ال ِإ ْب َرا ِهي ُم َربِّ اجْ َعلْ هَ ٰـ َذا بَلَدًا آ ِمنًا َوارْ ُز ْق َأ ْهلَهُ ِمنَ الثَّ َم َرا‬ َ َ‫وَِإ ْذ ق‬
َ‫ِۖإنَّكَ َأنت‬ ‫ت َوِإ ْس ـ َما ِعي ُل َربَّنَــا تَقَبَّلْ ِمنَّا‬ِ ‫اعـ َد ِمنَ ْالبَ ْي‬
ِ ‫۞ َوِإ ْذ يَرْ فَ ُع ِإ ْبـ َرا ِهي ُم ْالقَ َو‬ ‫صي ُر‬ ِ ‫س ْال َم‬ َ ‫ َوبِْئ‬  ۖ‫ار‬
ِ َّ‫ب الن‬ ِ ‫قَلِياًل ثُ َّم َأضْ طَرُّ هُ ِإلَ ٰى َع َذا‬
ُ‫ك َأنتَ التَّوَّاب‬ ِ ‫ك َوَأ ِرنَــا َمن‬
َ َّ‫ِإن‬  ۖ‫َاســ َكنَا َوتُبْ َعلَ ْينَــا‬ ‫ُأ‬
َ َّ‫ك َو ِمن ُذ ِّريَّتِنَــا َّمةً ُّم ْســلِ َمةً ل‬َ ‫ َربَّنَــا َواجْ َع ْلنَــا ُم ْســلِ َم ْي ِن لَــ‬ ۞ ‫الســ ِمي ُع ْال َعلِي ُم‬
َّ
ْ ْ ‫َأ‬ ْ
‫ِإنَّكَ نتَ ال َع ِزي ُز ال َح ِكي ُم‬  ۚ‫َاب َوال ِح ْك َمةَ َويُزَ ِّكي ِه ْم‬ ْ ِّ ُ ْ
َ ‫ َربَّنَا َوا ْب َعث فِي ِه ْم َر ُسواًل ِّم ْنهُ ْم يَ ْتلو َعلَ ْي ِه ْم آيَاتِكَ َويُ َعل ُمهُ ُم ال ِكت‬ ۞ ‫َّحي ُم‬ ِ ‫الر‬
Dan ketika Ibrahim berdo'a, "Wahai Tuhanku, jadikan negeri ini negeri yang aman sentosa,
dan karuniakan rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman kepada Allah
maupun hari Akhir." Allah berfirman, "Dan kepada orang yang kafir pun Aku berikan
kesenangan hidup yang sementara, kemudian Aku paksa orang itu menerima malapetaka
Neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali,"dan ketika Ibrahim meninggikan dasar-
dasar Baitullah bersama Ismail (seraya berdo'a): "Wahai Tuhan kami terimalah daripada kami
(amalan kami), sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
Wahai Tuhan kami, jadikan kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan
(jadikanlah) di antara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau
dan kiranya Engkau tunjukkan kepada kami cara-cara beserta tempat-tempat ibadah kami,
dan terimalah taubat kami, sungguh Engkaulah Yang Maha Penerima tobat, Maha
Penyayang.
Wahai Tuhan kami, utuslah untuk mereka seorang Utusan dari kalangan mereka, yang akan
membacakan kepada mereka ayat-ayatMu, dan mengajarkan kepada mereka Al-Kitab dan Al-
Hikmah serta menyucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana.— Al-Baqarah 2:126-129

َ‫ َربِّ ِإنَّه َُّن َأضْ لَ ْلنَ َكثِيرًا ِّمن‬ ۞ ‫ي َأن نَّ ْعبُ َد اَأْلصْ نَا َم‬ َّ ِ‫ال ِإ ْب َرا ِهي ُم َربِّ اجْ َعلْ هَ ٰـ َذا ْالبَلَ َد آ ِمنًا َواجْ نُ ْبنِي َوبَن‬
َ َ‫َوِإ ْذ ق‬
‫نت ِمن ُذرِّ يَّتِي بِ َوا ٍد َغي ِْر ِذي‬ ُ ‫ َّربَّنَا ِإنِّي َأ ْس َك‬ ۞ ‫ك َغفُو ٌر َّر ِحي ٌم‬ َ َّ‫صانِي فَِإن‬ َ ‫ َو َم ْن َع‬  ۖ‫فَ َمن تَبِ َعنِي فَِإنَّهُ ِمنِّي‬  ۖ‫اس‬ ِ َّ‫الن‬
‫ت لَ َعلَّهُ ْم‬ ِ َّ‫صاَل ةَ فَاجْ َعلْ َأ ْفِئ َدةً ِّمنَ الن‬
ِ ‫اس تَه ِْوي ِإلَ ْي ِه ْم َوارْ ُز ْقهُمـ ِّمنَ الثَّ َم َرا‬ َّ ‫ع ِعن َد بَ ْيتِكَ ْال ُم َحرِـَّم َربَّنَا لِيُقِي ُموا ال‬
ٍ ْ‫زَر‬
‫ض َواَل فِي ال َّس َما ِء‬ ‫َأْل‬ َّ
ِ ْ‫ َو َما يَ ْخفَ ٰى َعلَى اللـ ِه ِمن َش ْي ٍء فِي ا ر‬  ۗ ُ‫ َربَّنَا ِإنَّكَ تَ ْعلَ ُم َما نُ ْخفِي َو َما نُ ْعلِن‬ ۞ َ‫يَ ْش ُكرُون‬
Dan ketika Ibrahim berdoa: "Wahai Tuhanku, jadikanlah negeri ini, sebuah negeri
yangaman, dan kiranya hindarkan aku beserta anak cucuku daripada menyembah berhala-
berhala.
Wahai Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan sebagian besar dari
umat manusia, maka barangsiapa yang mengikuti diriku, maka sesungguhnya orang itu
termasuk golonganku, dan barang siapa yang mendurhakai diriku, maka sesungguhnya
Engkaulah Yang Maha Pengampun, Maha Penyayang.Wahai Tuhan kami, sesungguhnya aku
telah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yang tidak mempunyai tanam-
tanaman di dekat rumahMu yang dihormati, Wahai Tuhan kami (yang demikian itu) agar
mereka mendirikan shalat, maka jadikanlah hati sebagian umat manusia cenderung kepada
mereka dan karuniakan mereka berupa buah-buahan, supaya mereka bersyukur.Wahai
Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui segala yang kami sembunyikan dan
segala yang kami nyatakan; dan tiada sesuatu pun yang tersembunyi bagi Allah, baik yang
ada di bumi maupun yang ada di langit.— Ibrahim 14:35-38

‫ي َولِ ْل ُمـ ْؤ ِمنِينَ يَــوْ َم يَقُــو ُم‬ َّ ‫اجْ َع ْلنِي ُمقِي َم‬
َّ ‫ َربَّنَــا ا ْغفِــرْ لِي َولِ َوالِ ـ َد‬ ۞ ‫ َربَّنَــا َوتَقَبَّلْ ُد َعــا ِء‬  ۚ‫الص ـاَل ِة َو ِمن ُذ ِّريَّتِيـ‬
ُ‫ْال ِح َساب‬
Wahai Tuhanku, jadikan aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan salat,
Wahai Tuhan kami, perkenankan doaku.Wahai Tuhan kami, ampunilah aku dan kedua ibu
bapakku dan sekalian orang-orang berman pada hari terjadinya hisab.— Ibrahim 14:40-41

TELADAN

Nabi Ibrahim merupakan sosok teladan dan panutan utama bagi umat Islam dalam hal
keimanan, pengabdian dan ketauhidan kepada Allah. nabi Muhammad juga mendapat anjuran
melalui Firman Allah untuk mengikuti pribadi Ibrahim:
ُ َ‫ِإ َّن ِإ ْب َرا ِهي َم َكانَ ُأ َّمةً قَانِتًا لِّلَّـ ِه َحنِيفًا َولَ ْم ي‬
َ‫ك ِمنَ ْال ُم ْش ِر ِكين‬
Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan yang patuh kepada
Allah, dan hanif. Dan sekali-kali ia bukan termasuk golongan yang mempersekutukan— An-
Nahl 16:120

ِ ‫َت لَ ُك ْم ُأس َْوةٌ َح َسنَةٌ فِي ِإب َْرا ِهي َم َوالَّ ِذينَ َم َعهُ ِإ ْذ قَالُوا ِلقَوْ ِم ِه ْم ِإنَّا بُ َرآ ُء ِمن ُك ْم َو ِم َّما تَ ْعبُ ُدونَ ِمن د‬
‫ُون اللَّـ ِه َكفَرْ نَا بِ ُك ْم َوبَدَا بَ ْينَنَا‬ ْ ‫قَ ْد َكان‬
َّ
‫ك لَـكَ ِمنَ اللــ ِه ِمن‬ ‫َأ‬
ُ ‫ك َو َمـا ْملِـ‬ ‫َأَل‬ ‫َأِل‬ َّ
َ ‫ضـا ُء بَـدًا َحتَّ ٰى تُْؤ ِمنُـوا بِاللــ ِه َوحْـ َدهُ ِإاَّل قَـوْ َل ِإبْـ َرا ِهي َم بِيـ ِه ْسـتَ ْغفِ َر َّن لَـ‬‫َأ‬ ْ ْ
َ ‫َوبَ ْينَ ُك ُم ال َعدَا َوةُ َوالبَ ْغ‬
ُ‫ِإنَّكَ َأنتَ ْال َع ِزيـز‬  ۖ‫ َربَّنَــا اَل تَجْ َع ْلنَــا فِ ْتنَـةً لِّلَّ ِذينَ َكفَـرُوا َوا ْغفِــرْ لَنَــا َربَّنَــا‬ ۞ ‫صـي ُر‬ ْ َ ‫ك تَ َو َّك ْلنَا َوِإل ْيكَ نَ ْبنَا َوِإل ْي‬
ِ ‫ك ال َم‬ َ ‫َأ‬ َ َ ‫ َّربَّنَا َعلَ ْي‬  ۖ‫َش ْي ٍء‬
‫ َو َمن يَتَ َو َّل فَِإ َّن اللَّـهَ ه َُو ْال َغنِ ُّي ْال َح ِمي ُد‬  ۚ‫ْال َح ِكي ُملَقَ ْد َكانَ لَ ُك ْم فِي ِه ْم ُأ ْس َوةٌ َح َسنَةٌ لِّ َمن َكانَ يَرْ جُو اللَّـهَ َو ْاليَوْ َم اآْل ِخ َر‬
Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang
bersama dengan ia, ketika mereka berkata kepada kaum mereka, "Sesungguhnya kami
berlepas diri dari kalian dan dari apa yang kalian sembah selain Allah, kami mengingkari
kalian dan telah nyata antara kami dan kalian terdapat permusuhan dan kebencian untuk
selama-lamanya sampai kalian beriman kepada Allah saja." kecuali perkataan Ibrahim kepada
bapaknya, "Sesungguhnya aku akan memohonkan ampunan untuk kamu dan aku tiada dapat
menolak sesuatu pun dari Allah terhadap dirimu."
"Wahai Tuhan kami, hanya kepada Engkaulah kami bertawakal dan hanya kepada
Engkaulah kami bertobat dan hanya kepada Engkaulah kami kembali.
Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan kami (sasaran) fitnah bagi orang-orang kafir.
Dan ampunilah kami Wahai Tuhan kami. Sesungguhnya Engkau, Engkaulah Yang Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana."Sesungguhnya pada mereka itu ada teladan yang baik untuk
kalian, (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) Hari
kemudian. Dan barang siapa yang berpaling, maka sesungguhnya Allah, Dialah Yang Maha
Kaya, Maha Terpuji.— Al-Mumtahanah 60:4-6
‫ َو َج َعلَهَا َكلِ َمةً بَاقِيَـةً فِي َعقِبِـ ِه لَ َعلَّهُ ْم‬ ۞ ‫ين‬ ‫ال ِإ ْب َرا ِهي ُم َأِلبِي ِه َوقَوْ ِم ِه ِإنَّنِي بَ َرا ٌء ِّم َّما تَ ْعبُد َـ‬
ِ ‫ِإاَّل الَّ ِذي فَطَ َرنِي فَِإنَّهُ َسيَ ْه ِد‬ ۞ ‫ُون‬ َ َ‫وَِإ ْذ ق‬
َ‫يَرْ ِجعُون‬
Dan ketika Ibrahim menyatakan kepada bapaknya beserta kaumnya: "Sesungguhnya aku
tidak peduli terhadap yang kalian sembah, terkecuali Tuhan Yang Merancang diriku, Dialah
yang menuntun diriku". dan ia menjadikan ini sebagai pedoman dasar pada penerusnya,
supaya mereka berpulang.— Az-Zukhruf 43:26-28
‫صـاَل تِي َونُ ُسـ ِكي‬ َ ‫قُــلْ ِإ َّن‬ ۞  َ‫ َو َمــا َكــانَ ِمنَ ْال ُم ْشـ ِر ِكين‬  ۚ‫ـرا ِهي َم َحنِيفًــا‬َ ‫ص َرا ٍط ُّم ْستَقِ ٍيم ِدينًا قِيَ ًمــا ِّملَّةَ ِإ ْبـ‬
ِ ‫قُلْ ِإنَّنِي هَدَانِي َربِّي ِإلَ ٰى‬
ُ ْ‫ك ُأ ِمر‬
َ‫ت َوَأنَا َأ َّو ُل ْال ُم ْسلِ ِمين‬ ٰ
َ ِ‫ َوبِ َذل‬  ُۖ‫اَل َش ِريكَ لَه‬ ۞  َ‫ي َو َم َماتِي لِلَّـ ِه َربِّ ْال َعالَ ِمين‬ َ ‫َو َمحْ يَا‬
Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah dituntun oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu)
agama yang benar, agama Ibrahim yang lurus, dan Ibrahim bukanlah termasuk
golongan musyrik".
Katakanlah: sesungguhnya sembahyangku, ibadatku, hidupku dan matiku hanyalah untuk
Allah, Tuhannya semesta alam; tiada sekutu terhadap Dia; dan demikian itulah yang
diperintahkan kepada diriku dan aku adalah orang yang pertama-tama berserah diri (kepada
Allah)".— Al-An'am 6:161-163

Perjalanan ibadah Haji dan penyembelihan hewan kurban pada Idul Adha yang dirayakan


setiap tahun, merupakan bentuk penghormatan umat Muslim di seluruh dunia terhadap
pengabdian nabi Ibrahim dan nabi Ismail:

ِ َّ‫ َوَأ ِّذن فِي الن‬ ۞ ‫ت َأن اَّل تُ ْش ِر ْك بِي َش ْيًئا َوطَهِّرْ بَ ْيتِ َي ِللطَّاِئفِينَ َو ْالقَاِئ ِمينَ َوالرُّ َّك ِع ال ُّسجُو ِد‬
‫اس‬ ِ ‫وَِإ ْذ بَ َّوْأنَا ِإِل ْب َرا ِهي َم َم َكانَ ْالبَ ْي‬
‫ت‬ٍ ‫لِّيَ ْشهَدُوا َمنَافِ َع لَهُ ْم َويَ ْذ ُكرُوا ا ْس َم اللَّـ ِه فِي َأي ٍَّام َّم ْعلُو َما‬ ۞ ‫ق‬ ٍ ‫ضا ِم ٍر يَْأتِينَ ِمن ُك ِّل فَ ٍّج َع ِمي‬ َ ِّ‫ك ِر َجااًل َو َعلَ ٰى ُكل‬ َ ‫بِ ْال َح ِّج يَْأتُو‬
ِ ‫ثُ َّم ْليَ ْقضُوا تَفَثَهُ ْم َو ْليُوفُوا نُ ُذو َرهُ ْم َو ْليَطَّ َّوفُوا بِ ْالبَ ْي‬ ۞ ‫س ْالفَقِي َر‬
‫ت‬ َ ‫ط ِع ُموا ْالبَاِئ‬ْ ‫فَ ُكلُوا ِم ْنهَا َوَأ‬  ۖ‫َعلَ ٰى َما َر َزقَهُم ِّمن بَ ِهي َم ِة اَأْل ْن َع ِام‬
َ‫س ِمن‬ ْ َّ‫ َوُأ ِحل‬  ۗ‫ت اللَّـ ِه فَهُ َو َخ ْي ٌر لَّهُ ِعن َد َربِّ ِه‬
َ ْ‫فَاجْ تَنِبُوا الرِّ ج‬  ۖ‫ت لَ ُك ُم اَأْل ْن َعا ُم ِإاَّل َما يُ ْتلَ ٰى َعلَ ْي ُك ْم‬ ِ ‫ك َو َمن يُ َعظِّ ْم حُ ُر َما‬ َ ِ‫ ٰ َذل‬ ۞ ‫يق‬ ِ ِ‫ْال َعت‬
‫ور‬
ِ ‫الز‬ ُّ ‫ان َواجْ تَنِبُوا قَوْ َل‬ ِ َ‫اَأْلوْ ث‬
Dan (ingatlah), ketika Kami memberikan tempat kepada Ibrahim di tempat Baitullah (dengan
mengatakan): "Janganlah kamu mempersekutukan sesuatupun dengan Aku dan sucikanlah
rumah-Ku ini bagi orang-orang yang thawaf, dan orang-orang yang beribadat dan orang-
orang yang ruku' dan sujud. Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan mengendarai unta yang kurus yang
datang dari segenap penjuru yang jauh, supaya mereka menyaksikan berbagai manfaat bagi
mereka dan supaya mereka menyebut nama Allah pada hari yang telah ditentukan atas rezeki
yang Allah telah berikan kepada mereka berupa hewan ternak. Maka makanlah sebahagian
daripadanya dan (sebahagian lagi) berikanlah untuk dimakan orang-orang yang sengsara dan
fakir."— Al-Hajj 22:26-30

JULUKAN
Khalilullah ( ‫ )خلیالهلل‬adalah julukan istimewa yang Allah berikan untuk Ibrahim yang
bermakna Kesayangan Allah:
‫ َۗواتَّ َخ َذ اللَّـهُ ِإب َْرا ِهي َم خَ لِياًل‬ ‫َو َم ْن َأحْ َسنُ ِدينًا ِّم َّم ْن َأ ْسلَ َم َوجْ هَهُ لِلَّـ ِه َوهُ َو ُمحْ ِس ٌن َواتَّبَ َع ِملَّةَ ِإب َْرا ِهي َم َحنِيفًا‬

Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya
kepada Allah, sedang ia pun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.— An-Nisa 4:125
Dalam Al-Qur'an pula, nabi Ibrahim disebut sebagai "Bapak Umat Muslim":
‫ه َُو َس َّما ُك ُم ْال ُم ْسلِ ِمينَ ِمن‬  ۚ‫ ِّملَّةَ َأبِي ُك ْم ِإب َْرا ِهي َم‬  ۚ‫ج‬
ٍ ‫هُ َو اجْ تَبَا ُك ْم َو َما َج َع َل َعلَ ْي ُك ْم فِي الدِّي ِن ِم ْن َح َر‬  ۚ‫ق ِجهَا ِد ِه‬ َّ ‫َو َجا ِهدُوا فِي اللَّـ ِه َح‬
‫َص ُموا بِاللَّـ ِه ه َُو‬
ِ ‫صاَل ةَ َوآتُوا ال َّز َكاةَ َوا ْعت‬ َّ ‫فََأقِي ُموا ال‬  ۚ‫اس‬ ِ َّ‫قَ ْب ُل َوفِي هَ ٰـ َذا لِيَ ُكونَ ال َّرسُو ُل َش ِهيدًا َعلَ ْي ُك ْم َوتَ ُكونُوا ُشهَدَا َء َعلَى الن‬
‫صي ُر‬ِ َّ‫فَنِ ْع َم ْال َموْ لَ ٰى َونِ ْع َم الن‬  ۖ‫َموْ اَل ُك ْم‬
Dan berjihadlah kalian pada jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah
memilih kalian dan Dia sekali-kali tidak menjadikan untuk kalian, agama sebagai suatu
kesempitan. (Ikutilah) agama bapak leluhur kalian; Ibrahim. Dia telah menamai kalian
sebagai golongan muslim sejak dahulu, dan (begitu pula) dalam (Al Quran) ini, supaya Rasul
itu menjadi saksi terhadap dirimu dan supaya kalian menjadi saksi terhadap segenap umat
manusia, maka dirikan sembahyang, tunaikan zakat dan berpeganglah kalian pada tali Allah;
Dialah Pelindung kalian, maka Dialah sebaik-baik Pelindung serta sebaik-baik Penolong.— 
Al-Hajj 22:78

SHUHUF

Dalam Al-Qur’an disebutkan tentang lembaran-lembaran (shuhuf) Ibrahim yang setara


dengan lembaran-lembaranMusa.

ِ ‫فَـــ َذ ِّكرْ ِإن نَّفَ َع‬ ۞ ‫ك لِ ْلي ُْســـ َر ٰى‬


‫ت‬ َ ‫ َونُيَ ِّســـ ُر‬ ۞ ‫ِإنَّهُ يَ ْعلَ ُم ْال َجهْـــ َر َو َمـــا يَ ْخفَ ٰى‬  ُۚ‫ِإاَّل َمـــا َشـــا َء اللَّــــه‬ ۞ ‫َنســـ ٰى‬ َ ‫ك فَاَل ت‬ َ ‫َســـنُ ْق ِرُئ‬
ُ ‫ثُ َّم اَل يَ ُمـ‬ ۞ ‫صـلَى النَّا َر ْال ُك ْبـ َر ٰى‬
‫قَـ ْد‬ ۞ ‫ـوت فِيهَــا َواَل يَحْ يَ ٰى‬ ْ َ‫الَّ ِذي ي‬ ۞ ‫ َويَتَ َجنَّبُهَا اَأْل ْشـقَى‬ ۞ ‫ َسيَ َّذ َّك ُر َمن يَ ْخ َش ٰى‬ ۞‫ال ِّذ ْك َر ٰى‬
‫ُف‬ِ ‫الصـح‬ ُّ ‫ِإ َّن ه َٰــ َذا لَفِي‬ ۞ ‫ َوا ِخـ َرةُ خَ ْيـ ٌر َو ْبقَ ٰى‬ ۞ ‫۞بَلْ تُْؤ ثِرُونَ ْال َحيَــاةَ الـ ُّد ْنيَا‬ ‫صلَّ ٰى‬
‫َأ‬ ‫آْل‬ َ َ‫ َو َذ َك َر ا ْس َم َربِّ ِه ف‬ ۞ ‫َأ ْفلَ َح َمن تَ َز َّك ٰى‬
ِ ‫صُ ح‬ ۞ ‫اُأْلولَ ٰى‬
‫ُف ِإب َْرا ِهي َم َو ُمو َس ٰى‬
Kami akan membacakan kepadamu maka kamu tidak akan lupa, kecuali kalau Allah
menghendaki. Sesungguhnya Dia mengetahui perkara yang tampak maupun perkara yang
tersembunyi.
dan Kami akan memberi kamu taufik kepada jalan yang mudah oleh sebab itu berilah
peringatan, karena peringatan itu bermanfaat, orang-orang yang berhati-hati akan
memperoleh pelajaran; sedangkan golongan yang celaka akan menjauhinya yakni golongan
yang akan memasuki perapian besar kemudian golongan itu tidak mati di dalamnya dan tidak
(pula) hidup.
Betapa beruntung orang yang memurnikan diri dan ia ingat nama Tuhannya lalu ia
sembahyang, namun kalian lebih memilih kehidupan duniawi sedang kehidupan Akhirat
merupakan yang terbaik serta yang abadi.Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam
Lembaran-Lembaran terdahulu; Lembaran-Lembaran Ibrahim dan Musa.— Al-A'la 87:6-19

Anda mungkin juga menyukai