Anda di halaman 1dari 28

Abraham ( https://id.wikipedia.

org/wiki/Abraham )

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Loncat ke navigasi Loncat ke pencarian
"Abram" beralih ke halaman ini. Untuk kegunaan lain dari Abraham, lihat Abraham
(disambiguasi).
Artikel ini terlalu bergantung pada referensi dari sumber primer.
Abraham
‫إبراهيم • ַאב ְָרהָם‬

Perjalanan Abraham dari Ur ke Kanaan, oleh József Molnár, 1850


Lahir 2000 SM Ur Kasdim
Meninggal 1825 SM (umur 175 tahun)1[1] Hebron, Tepi Barat
Gua Makhpela, Hebron
Tempat peristirahatan
31°31′29″N 35°06′39″E
Ibrahim
Nama lain
Gelar Avraham Avinu (bapak kami Abraham)
Sara[2]
Suami/istri Hagar[3]
Ketura[4]
Dari Hagar:
Ismael[5]
Dari Sara:
Ishak[6]
Dari Ketura:[7]
Anak Zimran
Yoksan
Medan
Median
Ishak
Syuah
Orang tua Terah
Nahor (saudara)
Kerabat Haran (saudara)
Lot (keponakan)

Abraham,[a] yang disebut Ibrahim dalam Islam, adalah tokoh penting dalam Tanakh,
Alkitab, dan Al-Quran. Agama Yahudi, Kristen, dan Islam menyatakan keterikatannya
dengan sosok Abraham sehingga ketiga agama tersebut (dan agama-agama turunannya) kerap
disebut agama Abrahamik.

Abraham dianggap sebagai bapak rohani dari banyak orang. Dalam Yahudi, Abraham disebut
sebagai "bapak kami Abraham" (‫ ;אברהם אבינו‬Avraham Avinu) sebagai penanda bahwa
sosoknya berperan sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah dari agama Yahudi.
Islam memandang Abraham (Ibrahim) sebagai teladan dan ajaran yang dibawa Muhammad
dianggap sebagai kelanjutan ajaran Abraham. Meski juga termasuk tokoh yang dihormati,
peran dan kedudukan Ibrahim dalam Kristen tidak begitu besar bila dibandingkan dalam
1
Islam dan Yahudi dikarenakan Kristen memiliki konsep juru selamat yang menjadi pembeda
antara Kristen dan dua agama lain.

Menurut Alkitab, Abraham dipanggil Allah dari Mesopotamia ke negeri Kanaan, sekitar tahun 2000
SM.[8] Di sana ia mengadakan perjanjian: Abraham diminta mengakui bahwa Yahweh adalah Tuhan
dan otoritas tertinggi satu-satunya dan universal, dan untuk itu Abraham akan diberkati dengan
keturunan yang tak terhitung banyaknya. Kehidupannya yang dikisahkan dalam Kitab Kejadian (pasal
11–25) dapat mencerminkan berbagai tradisi.
Ayat
"Karena itu namamu bukan lagi Abram, melainkan Abraham, karena engkau telah Kutetapkan
menjadi bapa sejumlah besar bangsa. Aku akan membuat engkau beranak cucu sangat banyak.
Engkau akan Kubuat menjadi bangsa-bangsa dan dari padamu akan berasal raja-raja.'"
— Kejadian 17: 5-6
Nama
Nama aslinya adalah Abram (bahasa Ibrani: ‫ַאב ְָרם‬, Modern Avram Tiberias ʾAḇrām ; "bapa (ab) yang
terpuji" atau "bap"Dan siapakah yang lebih baik agamanya daripada orang yang dengan ikhlas
berserah diri kepada Allah, sedang dia mengerjakan kebaikan, dan mengikuti agama Ibrahim yang
lurus? Dan Allah telah memilih Ibrahim menjadi kesayangan-(Nya)."
— An-Nisa' (04): 125

a[-ku] dipuji/dimuliakan" (bandingkan Abiram). Belakangan dalam hidupnya ia dikenal


dengan nama "Abraham", sering kali disebut pula sebagai av hamon (goyim) "bapak dari
banyak (bangsa)" menurut Kejadian 17:5, meskipun dalam bahasa Ibrani kata ini tidak
mempunyai arti harafiah.[9]

Kisah

Dalam Tanakh dan Alkitab, kisah Abraham termaktub dalam Kitab Kejadian pasal 11-25. Dalam Al-
Qur'an, kisah Abraham (Ibrahim) tidak terkumpul dalam satu bagian, tapi terpencar dalam beberapa
surah. Tanakh dan Alkitab lebih menekankan pada rincian kronologis cerita. Perjanjian Allah dengan
Ibrahim terkait bangsa-bangsa dan tanah terjanji juga menjadi titik pusat perhatian umat Yahudi. Di
sisi lain, Al-Qur'an lebih menekankan pada peran Abraham sebagai utusan Allah yang menyerukan
keesaan Tuhan pada manusia.
Silsilah
Perincian silsilah Ibrahim dalam Alkitab dimulai dari Sem (putra Nuh) sampai Ibrahim adalah: [10]

 Sem memiliki putra bernama Arpakhsad saat berusia 100 tahun atau dua tahun setelah
peristiwa banjir besar
 Arpakhsad memiliki putra bernama Selah saat berusia 35 tahun
 Selah memiliki putra bernama Eber saat berusia 30 tahun
 Eber memiliki putra bernama Peleg saat berusia 34 tahun
 Peleg memiliki putra bernama Rehu saat berusia 30 tahun
 Rehu memiliki putra bernama Serug saat berusia 32 tahun
 Serug memiliki putra bernama Nahor saat berusia 30 tahun
 Nahor memiliki putra bernama Terah saat berusia 29 tahun
 Terah memiliki putra Abram, Nahor, dan Haran pada usia 70 tahun

Al-Qur'an tidak menjelaskan silsilah Ibrahim selain bahwa ayahnya bernama Azar (bahasa Arab: ‫آ َزر‬,
translit. Āzar).[11] Terdapat beberapa pendapat terkait perbedaan nama ayah Ibrahim dalam Al-Qur'an
dan Alkitab. Menurut jumhur ahli nasab, di antaranya Ibnu 'Abbas, nama ayah Ibrahim adalah Tarikh
(Terah). Ada pendapat yang menyatakan bahwa Azar adalah nama patung yang disembah ayahnya
Ibrahim. Pendapat lain menyatakan bahwa dua nama itu sama-sama dikenal. Salah satu berupa
nama asli, sedangkan yang lain adalah nama panggilan. [12] Pendapat lain menyatakan bahwa nama
Azar diturunkan dari bahasa Suryani Atsar,[13] yang disebut Terah (Tarikh) dalam Alkitab.
Kisah awal
Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. Abram lahir ketika
Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada usia 205
tahun).
Dalam kronik Legenda Bangsa Yahudi disebutkan bahwa Abram lahir pada masa kekuasaan seorang
penguasa zalim bernama Nimrod (Namrudz). Disebutkan bahwa Nimrod melihat pertanda melalui
bintang-bintang bahwa akan ada seorang anak laki-laki yang lahir yang akan menghancurkan
kekuasaannya. Setelah berdiskusi dengan para penasihatnya, dikeluarkanlah maklumat bahwa setiap
bayi laki-laki yang lahir harus dibunuh. Saat mendekati waktu kelahiran, ibu Abram kemudian pergi
ke luar kota dan melahirkan di sebuah gua. Ibu Abram kemudian meninggalkannya di sana dengan
berat hati dan Abram yang masih bayi diasuh oleh Malaikat Gabriel. Di sana, Abram tumbuh dengan
sangat cepat, bahkan bisa berjalan dan bicara saat baru berusia dua puluh hari. [14] Kisah ini tidak
terdapat dalam Al-Qur'an maupun Alkitab.
Seruan
Alkitab tidak menceritakan kehidupan Abram sebelum berpindah ke Kanaan. Di Al-Qur'an disebutkan
bahwa Abram (Ibrahim) menyeru penduduk di sana untuk mengesakan Allah dan meninggalkan
sesembahan yang lain, tetapi banyak penduduk yang tetap bertahan pada kepercayaan mereka
dengan alasan bahwa itu sudah merupakan tradisi mereka turun-temurun. Saat diadakan perayaan
tahunan yang mengharuskan para penduduk keluar kota, Abram tetap tinggal dengan alasan sakit.
Saat kota lengang, Abram menuju kuil dan menghancurkan semua berhala di sana, kecuali yang
paling besar. Saat penduduk menanyai Abram mengenai kejadian di kuil setelah mereka pulang ke
kota, Abram meminta mereka untuk bertanya pada berhala induk yang masih utuh. Para penduduk
menjawab bahwa berhala-berhala tersebut tidak bisa bicara, dan Abram menjawab balik dengan
mempertanyakan alasan penduduk masih menyembah berhala-berhala tersebut, padahal mereka
tidak dapat memberi manfaat maupun mudarat sama sekali. Para penduduk marah dan akhirnya
memutuskan membakar Abram hidup-hidup, tapi Allah membuat api itu menjadi dingin dan
keselamatan sehingga Abram dapat keluar dari api dengan selamat. [15][16]
Keluar dari Ur
Alkitab mengisahkan bahwa Terah kemudian membawa Abram (putranya), Lot (cucunya dari Haran),
dan Sarai (menantunya, istri Abram) dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan dan mereka
singgah di sebuah tempat bernama Haran. Sebagian mengidentifikasikan Haran dengan Harran yang
terletak di kawasan tenggara Turki modern. Terah meninggal di sana saat berusia 205 tahun. [17]
Setelahnya, Abram yang saat itu berusia 75 tahun meninggalkan Haran untuk menuju Kanaan
bersama Sarai, Lot, dan semua pengikutnya. Disebutkan bahwa Tuhan memerintahkan Abram untuk
pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu", dan berjanji untuk memberkatinya dan
membuatnya bangsa yang besar.[18] Karena percaya akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan
menerima janji baru bahwa negeri itu akan diberikan pada keturunannya. Setelah membangun
sebuah mezbah untuk memperingati perjanjian ini, Abram pergi dan memasang kemah di antara
Betel dan Ai, tempat dia membangun sebuah mezbah lagi dan "memanggil nama Tuhan." [19]
Mesir
Tanah Kanaan kemudian mengalami kelaparan hebat, sehingga Abram dan rombongannya pindah ke
Mesir. Di sana Abram berpesan kepada Sarai untuk mengakui dirinya sebagai saudara, karena
dikhawatirkan orang-orang akan membunuh Abram jika mengetahui bahwa dia adalah suaminya.
Saat mereka memasuki Mesir dan para punggawa Firaun melihat kecantikan Sarai, mereka
menceritakannya kepada Firaun sehingga Sarai dibawa ke istana dan berencana untuk dijadikan istri
Firaun, sedangkan Abram sendiri menerima budak-budak dan hewan ternak dari Firaun karenanya.
Namun Firaun kemudian terkena tulah beserta seisi istananya karena Sarai dan kemudian Firaun
menyalahkan Abram karena tidak mengatakan yang sejujurnya bahwa Sarai adalah istrinya.
Setelahnya, Sarai dikembalikan ke Abram dan mereka kembali ke Kanaan. [20]
Meski tidak tercantum dalam Al-Qur'an, bagian saat Abram dan Sarai di Mesir dikisahkan oleh
beberapa riwayat hadits. Disebutkan bahwa saat raja hendak menyentuh Sarai, tangannya menjadi
lumpuh, sehingga dia meminta agar Sarai mendoakannya agar pulih. Setelah kembali pulih, raja
tersebut masih berusaha mengulangi niatnya dan dia terkena kelumpuhan yang lebih parah. Raja
kembali meminta Sarai mendoakannya lagi dan berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.
Dia dikembalikan ke Abram sembari diberi seorang budak perempuan, yakni Hajar (Hagar). [21][22]
Berpisah dengan Lot

Abraham and Lot separate. Gen: 13.7 &.c, dietsa oleh Wenceslaus Hollar, abad ke-17
(Thomas Fisher Rare Book Library, Toronto)

Saat tinggal di Kanaan, terjadi perselisihan antara para penggembala yang bekerja pada
Abram dengan yang bekerja pada Lot. Hal ini dikarenakan kedua belah pihak memiliki
kekayaan dan hewan ternak melimpah, sehingga tempat tersebut tidak cukup untuk mereka
berdua. Abram mengusulkan pada Lot bahwa mereka berpisah, dan mengizinkan
keponakannya untuk memilih lebih dahulu. Lot memilih tanah yang subur di sebelah timur
sungai Yordan dan berkemah di dekat Sodom, sementara Abram, setelah menerima janji lagi
dari Tuhan, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah lagi bagi Tuhan.
Sebagian tafsiran Alkitab menyatakan bahwa Lot cenderung mementingkan keuntungan
pribadi, karena dia memilih menetap di dekat Sodom hanya karena kesuburan tempatnya,
mengabaikan watak penduduknya yang suka berbuat jahat.[23] Tidak terdapat keterangan
mengenai perpisahan Abram dan Lot di dalam Al-Qur'an, tetapi disebutkan bahwa Allah
memang mengutus Lot pada kaum Sodom untuk berdakwah.[24]

Setelah beberapa tahun, negara-negara di kawasan lembah Yordania dan sekitarnya memberontak
terhadap pemerintahan Elam. Penguasa Elam saat itu, Raja Kedorlaomer, kemudian mengerahkan
pasukan untuk menyerang kota-kota di lembah Yordania dan menawan banyak orang. Lot dan
keluarganya termasuk mereka yang dijadikan tawanan. Kejadian ini dikenal dengan Pertempuran
Siddim. Abram yang mengetahui nasib keponakannya tersebut lantas mengumpulkan 318 budak
terlatih dan mengejar pasukan Elam, meraih kemenangan di daerah sebelah utara Damaskus yang
bernama Hoba, dan kemudian berhasil membebaskan Lot. [25] Kisah ini tidak terdapat dalam Al-
Qur'an.
Hagar dan Ismael

Sumber Alkitab menyebutkan bahwa lantaran yakin tidak dapat mengandung, Sarai
kemudian memberikan Hagar sebagai selir atau istri Abram. Namun Hagar menjadi merasa
lebih mulia dari Sarai setelah mengandung sehingga Sarai menindas Hagar. Hagar kemudian
melarikan diri, tetapi malaikat mendatanginya, menyuruh untuk kembali dan menjelaskan
bahwa Tuhan akan memperbanyak keturunannya sampai tak bisa dihitung, juga
menyuruhnya untuk menamai anaknya Ismael sebab Tuhan mendengar penindasan atas
Hagar. Ismael lahir pada saat Abram berusia 86 tahun. Beberapa ulama, seperti Ibnu Katsir,
juga mengutip Alkitab dalam karyanya terkait kisah ini.[26][27]

Terdapat perbedaan pendapat mengenai status Hagar terhadap Abram. Sebagian berpendapat
bahwa dia adalah selir, pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah istrinya. Pendapat lain
menyebutkan bahwa awalnya Hagar adalah selir, kemudian Abraham menikahinya setelah
Sarah wafat dan dia diberi nama baru, Ketura.[28][29][30][31]
Terkait asal-usulnya, beberapa sumber Islam dan Yahudi menyebutkan bahwa Hagar adalah seorang
putri. Midras Bereshith Rabba dan sebagian literatur Muslim menyebutkan bahwa Hagar adalah
anak perempuan dari firaun yang berusaha mengambil Sarah sebagai istri atau selirnya saat di Mesir.
[32][33]
Pendapat lain menyatakan bahwa dia adalah anak perempuan dari seorang raja yang masih
keturunan Nabi Shaleh. Ayah Hagar kalah dalam peperangan dan raja yang menang perang (firaun
mengambil Sarah di kemudian hari) kemudian menjadikan Hagar tawanan dan pelayan di istananya.
[34]
Baik Al-Qur'an maupun Alkitab tidak memberikan keterangan mengenai asal-usul Hagar.
Perjanjian sunat
Allah kemudian mengganti nama Abram menjadi Abraham dan Sarai menjadi Sarah. Allah
menjanjikan Abarahm menjadi bapa sejumlah bangsa besar, menganugerahi anak cucu yang banyak,
dan akan muncul raja-raja dari keturunannya. Allah juga menjanjikan Abraham dan keturunannya
memberikan tanah Kanaan. Perjanjian ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan berjanji bahwa
Ismael akan menjadi bangsa yang besar pula. Sebagai tanda perjanjian, Allah memerintahkan semua
laki-laki dalam keluarga dan rumah tangga Abraham untuk bersunat. Perjanjian sunat (tidak seperti
janji-janji lainnya) memiliki dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya memenuhi janji
mereka, Tuhan akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri tersebut. Abraham, Ismael,
dan semua laki-laki di rumah tangga Abraham kemudian disunat. Perjanjian sunat ini dilakukan saat
Abraham berusia 99 tahun.[35] Praktik sunat ini masih diteruskan oleh umat Yahudi, Islam dan juga
Kristen.
Tamu Abraham
Dalam Alkitab disebutkan bahwa saat Abraham sedang duduk-duduk di pintu kemahnya saat
panas terik, tiga tamu asing datang dan Abraham bersujud pada mereka sebagai bentuk
penghormatan. Abraham kemudian menghidangkan anak lembu, roti, dan susu, dan para
tamu tersebut menyantapnya. Setelahnya, mereka mengabarkan bahwa pada tahun depan,
Abraham dan Sarah akan memiliki anak laki-laki. Sarah tertawa mendengar kabar tersebut,
kemudian Tuhan menanyakan alasan Sarah tertawa, padahal tidak ada yang mustahil bagi-
Nya. Sarah kemudian menyangkal bila tadi tertawa karena takut.[36]

Dalam versi Al-Qur'an disebutkan bahwa Abraham kemudian menyuguhkan daging anak
sapi panggang, tetapi para tamu tersebut sama sekali tidak menjamah hidangan tersebut
sehingga perbuatan tidak lazim mereka ini membuat Abraham takut. Para tamu tersebut
kemudian menenangkan Abraham dan menyatakan bahwa mereka adalah para malaikat yang
diutus untuk membinasakan kaum Lot (Sodom). Selain itu, mereka juga datang untuk
mengabarkan bahwa Abraham dan Sara akan dikaruniai anak laki-laki bernama Ishak.
Mendengar hal tersebut, Sara tercengang sembari menepuk mukanya sendiri lantaran merasa
heran karena dia adalah wanita mandul yang sudah tua, begitu juga Abraham yang merasa
keheranan. Para malaikat menjawab, "Kami menyampaikan kabar gembira kepadamu dengan
benar, maka janganlah kamu termasuk orang yang berputus asa." Abraham menjawab, "Tidak
ada orang yang berputus asa dari rahmat Tuhannya, kecuali orang-orang yang sesat."[37][38][39]
[40]

Al-Qur'an menjelaskan bahwa setelah rasa takut Abraham hilang, dia kemudian melakukan
tanya jawab mengenai nasib kaum Lot pada para tamu tersebut.[41] Alkitab menjabarkan tanya
jawab tersebut bahwa saat para tamu tersebut beranjak pergi hendak menghancurkan kaum
Sodom, Abraham menyela dan bertanya, "Apakah Engkau akan melenyapkan orang benar
bersama-sama dengan orang fasik? Bagaimana sekiranya ada lima puluh orang benar dalam
kota itu?" Tuhan (melalui para malaikat itu) menjawab bahwa Dia tidak akan menghancurkan
kota tersebut jika ada lima puluh orang benar. Abraham melanjutkan pertanyaannya sampai
hitungan bila ada sepuluh orang benar di sana. Tuhan menjawab bahwa kota tersebut tidak
dihancurkan jika masih ada sepuluh orang benar.[42][43]

Pengusiran Hagar dan Ismael

Pengusiran Hagar, oleh Pieter Pietersz Lastman.

Saat pesta penyapihan Ishak, Sara melihat Ismael bermain bersama Ishak dan dia tidak
menyukai hal tersebut. Sara mengatakan pada Abraham, "Usirlah hamba perempuan itu
beserta anaknya, sebab anak hamba ini tidak akan menjadi ahli waris bersama-sama dengan
anakku Ishak."[44] Meski Abraham kesal dengan perkataan Sara, Tuhan menyuruh Abraham
mendengar perkaraan Sara.[45] Abraham kemudian meminta pergi dan Hagar menggendong
perbekalan berikut Ismael di bahunya sampai padang gurun.[46] Setelah kehabisan air, Hagar
membuang anaknya di semak-semak sambil menangis karena tidak tahan melihat Ismael
mati. Saat melihat sumur, Hagar langsung memenuhi wadahnya dengan air dan
meminumkannya pada Ismael.[47] Merujuk pada ayat-ayat dalam Kitab Kejadian, diperkirakan
Ismael berusia sekitar enam belas tahun saat kejadian tersebut, mengingat dia lebih tua empat
belas tahun dari Ishak.[48][49]

Pada umumnya, sumber-sumber Islam dari hadits dan tafsiran para ulama sepakat bahwa
Hagar dan Ismael diungsikan saat Ismael masih kecil dan menyusu. Abraham juga dikisahkan
ikut serta mengantar Hagar dan Ismael sampai padang gurun. Kisah pengusiran mereka tidak
tercantum dalam Al-Qur'an, tapi dijelaskan dalam riwayat hadits. Diterangkan bahwa
Abraham mendapat perintah untuk mengungsikan Hagar dan Ismael dari Kanaan dan
menempatkan mereka di tengah padang pasir tak berpenghuni. Saat Abram beranjak pergi,
Hagar membuntutinya dan bertanya, "Wahai Ibrahim (Abraham), engkau hendak ke mana?
Apakah kamu akan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia dan tidak
ada suatu tanamanpun ini?" Namun Abraham tetap tidak menjawab meski Hagar bertanya
berkali-kali. Setelahnya, Hagar mengganti pertanyaannya, "Apakah Allah yang
memerintahkanmu melakukan semuanya ini?" Barulah Abraham memberi jawaban, "Iya."
Hagar kemudian membalas, "Jika demikian, Allah tidak akan menelantarkan kami."[50] Allah
kemudian memunculkan mata air zamzam di tempat Hagar dan Ismael berdiam, kemudian
beberapa bangsa Arab dari suku Jurhum datang dan ikut mendiami tempat tersebut.[51]
Ujian iman Abraham

"Malaikat Tuhan mencegah pengorbanan Ishak", oleh Rembrandt, 1634


Beberapa waktu setelah kelahiran Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan
Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang
malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Sebagai imbalan akan kepatuhannya ini
ia menerima janji lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang
di langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota
musuhnya."
Sara wafat

Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Saat itu Ishak masih berusia 36 tahun dan belum
menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta
suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar dari Bani Het. Sesudah itu
Abraham menguburkan Sara di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur Mamre,
yaitu Hebron di tanah Kanaan.[52]
Ketura
Setelah wafatnya Sara, Abraham mengambil seorang istri atau selir bernama Ketura. Ketura
kemudian melahirkan baginya Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak, dan Suah. Yoksan
memperanakkan Syeba dan Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan
orang Leum. Anak-anak Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa.[53]
Sebagian pendapat menyatakan bahwa Ketura adalah orang yang sama dengan Hagar.
Menurut pendapat ini, Hagar yang awalnya adalah seorang selir kemudian dinikahi Abraham
dan kemudian diberi nama baru, yakni Ketura.[28][29][30][31]
Warisan Abraham
Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang
diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; kemudian ia menyuruh
mereka—masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah
timur, ke Tanah Timur.[54]
Ka'bah dan Haji
Dalam sumber-sumber Islam diterangkan bahwa Abraham dan Ismael diperintahkan
membangun Ka'bah.[55] Saat bangunan Ka'bah mulai tinggi, Abraham menggunakan pijakan
batu. Jejak kaki Abraham membekas dalam batu pijakan tersebut. Awalnya batu pijakan itu
menempel pada dinding Ka'bah, tetapi kemudian digeser agak menjauh saat masa
pemerintahan 'Umar bin Khattab. Batu tersebut disebut Maqam Ibrahim.[56]
Abraham kemudian diperintahkan untuk mengajari dan menyeru manusia melakukan ibadah
haji.[57][58][59] Haji tetap terus dijalankan setelah Abraham dan Ismael wafat. Menurut
sejarawan Marshall Hodgson (1922–1968), umat Kristen Arab juga melaksanakan haji pada
masa pra-Islam.[60] Saat bangsa Arab perlahan mulai jatuh dalam penyembahan berhala,
ibadah haji masih bertahan,[61] tetapi tercampuri ritual pengagungan pada berhala-berhala dan
di sekitar Ka'bah didirikan banyak berhala. Pada masa Nabi Muhammad, ibadah haji
kemudian dikembalikan untuk pengagungan Allah semata sebagaimana pada masa Abraham
dan berhala-berhala di sekitar Ka'bah dihancurkan.[62]
Akhir hayat
Abraham meninggal pada usia 175 tahun dan dia dimakamkan oleh Ismael dan Ishak di
tempat yang sama dengan Sara.[63] Makam Abraham dan Sara menjadi bagian dari kekuasaan
kekhalifahan pada tahun 637 M dan setelahnya dibangun masjid di situs tersebut dengan
nama Masjid Ibrahimi.[64]
Sudut pandang agama samawi
Abraham mempunyai arti yang sangat penting bagi semua agama samawi yaitu Yahudi,
Kristen dan Islam. Tokoh-tokoh terpenting dalam agama-agama ini (seperti Musa, Yesus
('Isa), dan Muhammad) memiliki keterkaitan silsilah dengan Abraham dan ketiga agama
tersebut (beserta agama turunannya) juga disebut agama Abrahamik.
Yahudi
Dalam tradisi Yahudi, Abraham disebut Avraham Avinu (‫)אברהם אבינו‬, "bapak kami
Abraham," menunjukkan kedudukannya sebagai leluhur biologis bangsa Yahudi dan ayah
dari agama Yahudi, juga dipandang sebagai bangsa Yahudi pertama.[65] Dalam Legenda
bangsa Yahudi disebutkan bahwa Tuhan menciptakan langit dan bumi demi Abraham.[66]
Setelah banjir besar Nuh, Abraham adalah satu-satunya di antara orang saleh yang bersumpah
tidak pernah meninggalkan Tuhan.[67] Dia juga belajar di kediaman Nuh dan Sem mengenai
ajaran Tuhan[68] dan meneruskan garis keimaman dari Nuh dan Sem, kemudian diteruskan
Abraham dan dilanjutkan Lewi (cicit Abraham) dan keturunannya sampai seterusnya.
Bersama Ishak dan Yakub, nama Abraham juga disebutkan bersama dengan Tuhan,
sebagaimana Tuhan dalam Yahudi disebut Elohei Abraham, Elohei Yitzchaq ve Elohei
Ya`aqob (Tuhannya Abraham, Tuhannya Ishak, dan Tuhannya Yakub) dan tidak pernah
disebut Tuhannya yang lain.[69] Abraham juga disebutkan sebagai ayah dari tiga puluh bangsa.
[70]
Secara umum, Abraham juga dipandang sebagai penulis Sefer Yetzirah atau Kitab Penciptaan,
salah satu kitab dalam mistisme Yahudi.[71]

Islam

Abraham, disebut Ibrahim dalam Islam, dipandang sebagai salah satu nabi dan rasul ulul
azmi dan mendapat julukan khalilullah (‫ ;خلیل ہللا‬kesayangan Allah) [72] dan leluhur umat
Muslim.[73] Abraham merupakan tokoh manusia yang namanya disebutkan terbanyak kedua
dalam Al-Qur'an, yakni sebanyak 69 kali. Disebutkan pula bahwa Abraham adalah imam
bagi manusia,[74] keluarganya dilebihkan atas segala umat,[75] dan keturunannya dianugerahi
kitab dan hikmah.[76] Agama Islam yang dibawa Muhammad juga dipandang sebagai
kesinambungan dari ajaran Abraham.[77] Abraham juga disebut sebagai teladan[78][79] dan Nabi
Muhammad beserta umat Muslim diperintahkan untuk mengikuti agama Abraham yang
lurus.[73][80][81][82] Ditegaskan pula bahwa yang membenci agama Abraham adalah orang yang
memperbodoh dirinya sendiri[83] dan orang yang paling dekat dengan Abraham adalah orang
yang mengikuti ajarannya, Nabi Muhammad, dan orang-orang yang beriman.[84] Namanya
juga disandingkan dengan Muhammad dalam shalawat.[85][86][87]

Abraham juga erat kaitannya dengan Ka'bah yang menjadi kiblat umat Islam. Meski beberapa
tradisi mencatat Ka'bah sudah dibangun sebelumnya (sebagian pendapat menyatakan
pendirinya adalah Adam, sebagian menyatakan para malaikat), Abraham berperan sebagai
pembangun ulang. Abraham juga mengajarkan syariat haji dan rukun Islam kelima ini
menjadi ibadah yang sarat kenangan dan keteladanan akan sosok Abraham, begitu juga dalam
hari raya Idul Adha.[88]

Kristen
Bagi orang Kristen, Abraham adalah bapak orang percaya. Imannya menjadi teladan bagi
semua orang Kristen. Surat Ibrani mengatakan demikian: "Karena iman Abraham taat, ketika
ia dipanggil untuk berangkat ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu
ia berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui... Karena iman maka Abraham,
tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima janji itu, rela
mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17). Meski demikian, kedudukan
Abraham dalam Kristen tidak sebesar dalam Islam dan Yahudi. Konsep Kristen terkait juru
selamat menjadi titik perbedaan dengan dua agama lain.[89]

Perhitungan waktu Selisih usia

 Abraham lebih muda dari


o Terah: 130 tahun[90]
 Abraham lebih tua dari
o Sara: 9 tahun[91]
o Ismael: 86 tahun[92]
o Ishak: 100 tahun[93]

Masa hidup

 Abraham berusia 75 tahun ketika berangkat dari Haran ke tanah Kanaan,[94] setelah
Terah, ayahnya, mati pada usia 205 tahun.[95]
 Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar hambanya kepada
Abraham supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun.
[3]

 Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.[96]


 Abraham berusia 99 tahun ketika disunat.[97]
 Abraham berusia 100 tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya.[98]
 Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun,[99]
sedangkan Esau dan Yakub, cucu-cucu kembar Abraham dari Ishak dan Ribka, saat
itu berusia 15 tahun.[100]
 David Rohl memperkirakan Abraham hidup sekitar tahun-tahun 2000-1825 SM dan
raja Mesir yang ditemui Abraham adalah Nebkaure Khety IV dari Dinasti kesepuluh
Mesir.[101]

Catatan

1. ^ bahasa Ibrani: ‫ַאב ְָרהָם‬, Modern Avraham Tiberias ʾAḇrāhām; Ashkenazi:


Avrohom atau Avruhom; Ge'ez: አብርሃም, ʾAbrəham, bahasa Arab: ‫إبراهيم‬,
translit. Ibrāhīm

Daftar pustaka

 Ginzberg, Louis (1909). The Legends of the Jews (PDF). Diterjemahkan oleh Henrietta
Szold. Philadelphia: Jewish Publication Society.
 Haykal, Muhammad Husayn (2008). The Life of Muhammad. Selangor: Islamic Book
Trust. ISBN 978-983-9154-17-7.
 Ibnu Katsir (2014). Kisah-Kisah Para Nabi. Diterjemahkan oleh Muhammad Zaini.
Surakarta: Insan Kamil Solo. ISBN 978-602-6247-11-7.
 Peters, Francis Edward (1994). The Hajj: The Muslim Pilgrimage to Mecca and the Holy
Places. New Jersey: Princeton University Press. ISBN 0-691-02120-1.
 Peters, Francis Edward (2010). The Children of Abraham: Judaism, Christianity, Islam.
Princeton University Press. ISBN 978-1-4008-2129-7.
Abraham (bahasa Ibrani: ‫ַאבְ ָרהָ ם‬,
Standar Avraham Tiberias ʾAḇrāhām
Ashkenazi Avrohom atau Avruhom;
bahasa Arab: ‫ابراهيم‬, Ibrāhīm ; Ge'ez:
አብርሃም, ʾAbrəham) adalah tokoh
penting dalam Alkitab dan Al-Quran.
Kepercayaan kepada tuhan Yahudi
dan Kristen mengakuinya untuk
patriarkh, sementara dalam tradisi
Islam ia dikenal untuk Nabi
Ibrahim. Dalam tradisi kepercayaan
kepada tuhan Abrahamik, Abraham
adalah bapak rohani dari banyak
orang.

Menurut Alkitab, Abraham dipanggil


Allah dari Mesopotamia ke negeri
Kanaan, sekitar tahun 2000 SM.[10] Di
sana ia mengadakan kontrak: "Malaikat Tuhan mencegah pengorbanan Ishak", oleh
Abraham dipersilakan mengakui Rembrandt, 1634.
bahwa Yahweh adalah Tuhan dan Guna nama Bapak banyak orang/bangsa
otoritas tertinggi satu-satunya dan Orang tua Terah (ayah)[1],
universal, dan untuk itu Abraham
Istri Sara, Hagar, Ketura[2]
akan diberkati dengan keturunan
yang tak terhitung banyaknya. Ismael (dari Hagar),[3] Ishak (dari
Kehidupannya yang dikisahkan Sara),[4] dan Zimran, Yoksan, Medan,
Anak
dalam Kitab Kejadian (pasal 11–25) Median, Ishak, Syuah (dari Ketura),[5]
mampu mencerminkan beragam Lot (keponakan)
tradisi. Nahor dan Haran[1] (laki-laki), Sara[6]
Saudara
(perempuan, tiri)
Nama aslinya adalah Abram (bahasa Tempat lahir Ur Kasdim[7] ~ 2000 SM
[8]
Ibrani: ‫ַאבְ ָרם‬, Standar Avram Tiberias Tempat mati Dekat Hebron di Kanaan ~ 1825 SM
ʾAḇrām ; "bapa (ab) yang terpuji" Umur 175 tahun[9]
atau "bapa[-ku] dipuji/dimuliakan" Sumber
(bandingkan Abiram). Belakangan
dalam hidupnya ia dikenal dengan nama "Abraham", seringkali dinamakan pula untuk av
hamon (goyim) "bapak dari banyak (bangsa)" menurut Kejadian 17:5, walaupun dalam
bahasa Ibrani kata ini tidak mempunyai guna harafiah.[11]

Daftar inti
 1 Abraham dalam pandangan kepercayaan kepada tuhan samawi
 2 Abraham dalam Islam
 3 Abraham menurut pandangan Yahudi dan Kristen
o 3.1 Abram
o 3.2 Berdoa untuk Sodom
o 3.3 Di Mesir
o 3.4 Hagar dan Ismael
o 3.5 Kontrak sunat
o 3.6 Ujian iman Abraham
o 3.7 Sara wafat
o 3.8 Istri ketiga, Ketura
o 3.9 Warisan Abraham
o 3.10 Kesudahan hayat
 4 Agak waktu
o 4.1 Selisih usia
o 4.2 Masa hidup
 5 Silsilah
 6 Pustaka dan tautan luar

Abraham dalam pandangan kepercayaan kepada tuhan


samawi
Abraham mempunyai guna yang sangat penting bagi semua kepercayaan kepada tuhan
samawi yaitu Yahudi, Kristen dan Islam. Islam menganggap Ibrahim untuk bapaknya orang-
orang mu'min, sebab Allah menetapkannya demikian. Ia adalah contoh ideal dari seorang
yang dinamakan mu'min. Ini ditunjukkannya dengan penyerahan diri yang sempurna kepada
Allah, dengan kesediaannya untuk menyembelih anak kesayangannya.

Kepercayaan kepada tuhan Yahudi memandang Abraham untuk noda satu leluhur mereka. Di
dalam Kitab Suci Ibrani, Allah sering menyatakan diri-Nya sebgai "Allah Abraham, Ishak,
dan Yakub". Hal ini contohnya terjadi ketika Allah menyatakan diri kepada Musa di padang
belantara di Midian: "Lagi Ia berfirman: 'Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak
dan Allah Yakub.' Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah."
(Keluaran 3:6).

Bagi orang Kristen, Abraham adalah bapak orang percaya. Imannya menjadi teladan bagi
semua orang. Surat Ibrani mengatakan demikian: "Sebab iman Abraham taat, ketika ia
dipanggil untuk beranjak ke negeri yang akan diterimanya menjadi milik pusakanya, lalu ia
beranjak dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui..... Sebab iman maka Abraham,
tatkala ia dicobai, mempersembahkan Ishak. Ia, yang telah menerima akad itu, rela
mempersembahkan anaknya yang tunggal" (Ibrani 11:8, 17).

Dengan demikian, Abraham adalah bapak yang sama bagi ketiga kepercayaan kepada tuhan
ini, sekaligus mengingatkan bahwa ketiga-tiganya mempunyai akar yang sama, yaitu
monoteisme. Untuk itu Ibrahim dinamakan juga untuk Bapak Monoteisme Dunia.

Abraham dalam Islam


Dalam kepercayaan kepada tuhan Islam, Abraham dinamakan Ibrahim. Ia merupakan noda
satu dari lima nabi Ulul Azmi. Dalam Al-Qur'an diistilahkan bahwa Ibrahim melaksanakan
pencarian Tuhan yang panjang. Ia pernah menyembah matahari, bulan, dan bintang sebelum
akhir-akhirnya bertaubat. Ibrahim juga penentang masyarakatnya yang pagan termasuk
bapaknya Azar. Dalam Al-Qur'an diistilahkan pula bahwa Ibrahim bukan seorang Yahudi
atau Nasrani, tetapi ia adalah Muslim. Berbeda dengan dalam Kitab Kejadian, para penafsir
Al-Qur'an menyepakati bahwa yang disembelih Ibrahim bukanlah Ishaq namun Isma'il
walaupun dalam Al Qur'an (surat Ash Shaaffaat: ayat 102-107) hanya diistilahkan bahwa
Ibrahim (atau Abraham) akan mengorbankan anaknya dan tidak menyebutkan nama anak itu.

Sejarawan Islam al-Tabari percaya bahwa akad yang ditulis dalam surat Ash Shaaffaat ayat
100-101 diberikan kepada Ibrahim ketika sedang di Suriah dan hanya mempunyai satu istri,
yaitu Sara, sehingga anak yang dikorbankan adalah Ishak:

"Dari bukti yang diistilahkan terdahulu dalam Quran sesungguhnya adalah Ishak,
firman Allah memberitahukan kepada kita tentang doa sahabat-Nya, Ibrahim, ketika
ia meninggalkan umatnya untuk pindah ke Suriah bersama Sara. Ibrahim berdoa,
'Saya akan pergi kepada Tuhanku yang akan menuntunku. Tuhanku! Berikanlah saya
anak yang saleh.' Ini terjadi sebelum ia mengenal Hagar, yang akan menjadi ibu
Ismail. Setelah menyebut doa itu, Allah akhir menggambarkan doa ini dan
mengatakan bahwa Ia telah meramalkan kepada Abraham bahwa ia akan mempunyai
anak yang lembut. Allah juga mengatakan penglihatan Ibrahim tentang pengorbanan
anaknya apabila anak itu cukup umurnya untuk berlangsung bersamanya. Quran tidak
menyebut berita mengenai anak laki-laki akan diberikan kepada Ibrahim kecuali
dalam hal yang merujuk kepada Ishak, dimana Allah bercakap, '

Dan istrinya, berdiri di sampingnya tertawa ketika Kami memberikan kepadanya berita
mengenai Ishaq, dan setelah Ishaq, Yaqub', dan 'Akhir ia menjadi takut akan mereka'. Mereka
bercakap. 'Jangan takut!' dan memberikannya berita tentang anak yang berbakat. Lalu istrinya
mendekat, mengeluh dan memukul wajahnya, dan berseru, 'Perempuan tua yang mandul'.
Jadi, bilamana Quran menyebut Allah memberikan berita lahir anak laki-laki kepada Ibrahim,
itu merujuk kepada Sara (dan kepada Ishaq) dan hal yang sama sah untuk firman Allah
'Berlaku Kami memberikan kepadanya berita tentang anak yang lembut', sebagaimana ini sah
untuk semua referensi dalam Quran."[12]

 Riwayat yang menyebutkan anak itu bernama Ishaq turun kepada kami melalui Sisa
dari pembakaran Kurayb- Zayd b. al-Hubab- al-Hasan b. Dinar- 'Ali b. Zayd b.
Jud'an- al-Hasan- al-Ahnaf b. Qays- al-'Abbas b. 'Abd al-Muttalib- Sang Nabi dalam
suatu dialog bercakap, ‘Lalu kami menebusnya dengan korban yang akbar.' Dan ia
juga bercakap, ‘Ia adalah Ishaq.'"[13]
 Menurut al-Husayn b. Yazid al-Tahhan - Ibn Idris - Dawud b. Abi Hind - 'Ikrimah -
Ibn 'Abbas: Ia yang Abraham disuruh untuk mengorbankan adalah Ishaq. Menurut
Ya'qub - Ibn 'Ulayyah - Dawud - 'Ikrimah - Ibn 'Abbas: Korban itu ialah Ishaq.[14]
 Menurut Musa b. Harun - 'Amr b. Hammad - Asbat - al-Suddi - Sisa dari pembakaran
Malik and Sisa dari pembakaran Salih - Ibn 'Abbas and Murrah al-Hamdani - Ibn
Mas'ud dan beberapa sahabat Nabi: Ibrahim diperintahkan dalam mimpi untuk
"melaksanakan akadmu bahwa bila Allah memberikan seorang anak laki-laki melalui
Sara, engkau akan mengorbankannya."[15]

Abraham menurut pandangan Yahudi dan Kristen


Abram

Abraham bernama asli Abram. Ia adalah anak Terah, berasal dari Ur-Kasdim. Abram lahir
ketika Terah berusia 130 tahun (mengingat Abram berusia 75 tahun ketika Terah wafat pada
usia 205 tahun). Lalu Terah membawa Abram, anaknya, serta cucunya, Lot, yaitu anak
Haran, dan Sarai, menantunya, isteri Abram, anaknya; ia beranjak bersama-sama dengan
mereka dari Ur-Kasdim untuk pergi ke tanah Kanaan, lalu sampailah mereka ke Haran, dan
menetap di sana. Umur Terah mempunyai 205 tahun; lalu ia mati di Haran.[16] Setelah itu,
Abram dan istrinya Sarai, Lot (anak dari saudara laki-laki Abram, Haran), dan semua
pengikutnya, akhir pergi ke Kanaan. Abram berumur 75 tahun, ketika ia beranjak dari Haran.
TUHAN memerintahkan Abram untuk pergi ke "negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu",
dan berjanji untuk memberkatinya dan membuatnya bangsa yang akbar.[17] Sebab percaya
akan janji-Nya ini, Abram pergi ke Sikhem, dan menerima akad baru bahwa negeri itu akan
diberikan pada keturunannya. Setelah membangun suatu mezbah untuk memperingati kontrak
ini, ia pergi dan memasang kemah di selang Betel dan Ai, di mana ia membangun suatu
mezbah lagi dan "memanggil nama TUHAN."[18]

Di sini ia tinggal untuk beberapa waktu, mencapai ketika mempunyai perselisihan selang
gembala-gembalanya dan gembala-gembala Lot. Abram mengusulkan pada Lot bahwa
mereka berpisah, dan mengijinkan keponakannya untuk memilih semakin dahulu. Lot
memilih tanah yang subur di sebelah timur sungai Yordan, sementara Abram, setelah
menerima akad lagi dari TUHAN, pergi ke Mamre, dekat Hebron, dan mendirikan mezbah
lagi bagi TUHAN.

Berdoa untuk Sodom

Dalam kisah mengenai Lot dan pemusnahan Sodom dan Gomora, Abram muncul ketika ia
memohon pada TUHAN untuk mengasihani Sodom.[19] Di masa itu, TUHAN mengatakan
kepada Abram bahwa Ia akan turun dan melihat, apakah benar-benar mereka telah
berkelakuan seperti keluh-kesah orang yang telah mencapai kepada-Nya atau tidak.[19]

Di Mesir

Sebab kelaparan yang hebat, Abram dan keluarganya pergi ke Mesir (Kejadian 26:11, 41:57,
42:1), di mana ia takut bahwa kecantikan istrinya akan menawan hati orang-orang Mesir.
Sebab itu ia berdusta bahwa Sarai adalah saudara perempuannya. Ini tidak
menyelamatkannya dari Firaun, yang mengambilnya untuk harem pribadinya dan memberi
Abram banyak ternak dan budak. Tapi ketika TUHAN menimpakan tulah yang hebat pada
Firaun, Abram dan Sarai meninggalkan Mesir.

Hagar dan Ismael

Sebab Sarai tidak mampu berisi, akad Tuhan bahwa keturunan Abraham akan mewarisi tanah
kontrak tampak seperti absurd. Sarai, berdasarkan dengan budaya masa itu, memberi abdi
perempuannya yang bernama Hagar kepada Abram. Ketika Hagar berisi anak Abram, ia
menjadi sombong dan merendahkan Sarai. Sarai mengusirnya ke padang gurun. Hagar
dijanjikan bahwa keturunannya akan menjadi sangat banyak, "sehingga tidak mampu
dihitung sebab banyaknya." Maka Hagar kembali dan melahirkan anaknya Ismael yang
merupakan putra Abram yang pertama. Hagar dan Ismael akhir diusir dari Abram oleh Sarai
selamanya (Kejadian 21).

Dalam kepercayaan kepada tuhan Kristen dan Yahudi diistilahkan bahwa yang dinamakan
keturunan Abraham adalah berasal dari Ishak (Kejadian 21:12 Tetapi Allah berfirman
kepada Abraham: "Janganlah sebal hatimu sebab hal anak dan budakmu itu; dalam segala
yang diistilahkan Sara kepadamu, haruslah engkau mendengarkannya, sebab yang akan
dinamakan keturunanmu ialah yang berasal dari Ishak.) Walaupun Ismael lahir sebelum
Ishak tetapi adalah anak yang dilahirkan dari budak perempuan, yaitu Hagar, wanita Mesir
yang menjadi budak bagi keluarga Abraham—pelayan bagi Sara. Menurut kecerdikan budi
pada waktu itu, yang terhitung untuk anak adalah dari istri yang sah, dalam hal ini maka
Ishak-lah yang sangat berhak dinamakan untuk berbakat waris.

Kontrak sunat

Nama Abraham diberikan pada Abram (dan Sara pada Sarai) pada waktu yang sama dengan
kontrak sunat (Kejadian 17), yang dipraktikkan dalam kepercayaan kepada tuhan Yahudi dan
Islam mencapai hari ini. Sekarang Abraham dijanjikan bukan saja keturunan yang banyak,
melainkan juga bahwa keturunan ini akan berasal dari Sara, dan juga bahwa negeri di mana ia
tinggal akan menjadi milik keturunannya. Kontrak ini dipenuhi lewat Ishak, walaupun Tuhan
berjanji bahwa Ismael akan menjadi bangsa yang akbar pula. Kontrak sunat (tidak seperti
janji-janji lainnya) mempunyai dua sisi dan bersyarat: bila Abraham dan keturunannya
memenuhi akad mereka, TUHAN akan menjadi Tuhan mereka dan memberi mereka negeri
tersebut.

Ujian iman Abraham

Beberapa waktu setelah lahir Ishak, Abraham diperintahkan Tuhan untuk mengorbankan
Ishak di gunung Moria. Sebelum Abraham sempat mematuhi hal ini, ia dicegah seorang
malaikat dan ia mengorbankan seekor domba jantan. Untuk imbalan akan kepatuhannya ini ia
menerima akad lain bahwa ia akan membuat keturunannya "sangat banyak seperti bintang di
langit dan seperti pasir di tepi laut", dan bahwa mereka "akan menduduki kota-kota
musuhnya."

Sara wafat

Sara wafat dalam usia lanjut, 127 tahun. Masa itu Ishak sedang berusia 36 tahun dan belum
menikah. Untuk menguburkan istrinya itu, Abraham membeli sebidang tanah ladang beserta
suatu gua yang bernama gua Makhpela dari Efron bin Zohar, orang Het itu. Sesudah itu
Abraham menguburkan Sara, isterinya, di dalam gua ladang Makhpela itu, di sebelah timur
Mamre, yaitu Hebron di tanah Kanaan.[20]

Istri ketiga, Ketura

Abraham mengambil pula seorang isteri, namanya Ketura. Perempuan itu melahirkan baginya
Zimran, Yoksan, Medan, Midian, Isybak dan Suah. Yoksan memperanakkan Syeba dan
Dedan. Keturunan Dedan ialah orang Asyur, orang Letush dan orang Leum. Anak-anak
Midian ialah Efa, Efer, Henokh, Abida dan Eldaa. Itulah keseluruhan keturunan Ketura.[21]

Warisan Abraham

Abraham memberikan segala harta miliknya kepada Ishak, tetapi kepada anak-anaknya yang
diperolehnya dari gundik-gundiknya ia memberikan pemberian; akhir ia menyuruh mereka—
masih pada waktu ia hidup—meninggalkan Ishak, anaknya, dan pergi ke sebelah timur, ke
Tanah Timur.[22]
Kesudahan hayat

Abraham mencapai umur 175 tahun lalu ia meninggal. Ia mati pada waktu telah putih
rambutnya, tua dan suntuk umur, maka ia dikumpulkan kepada kaum leluhurnya. Dan putra-
putranya, Ishak dan Ismael, menguburkan ia dalam gua Makhpela, di padang Efron bin
Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre, yang telah dibeli
Abraham dari bani Het; di sanalah terkubur Abraham dan Sara isterinya.[23]

Berabad-abad akhir makam ini menjadi tempat lawatan kepercayaan kepada tuhan dan umat
Islam membangun Masjid Ibrahim di tempat ini.

Agak waktu
Selisih usia

 Abraham semakin muda dari


o Terah: 130 tahun[24]

 Abraham semakin tua dari


o Sara: 9 tahun[25]
o Ismael: 86 tahun[26]
o Ishak: Ratus tahun[27]

Masa hidup

 Abraham berusia 75 tahun ketika beranjak dari Haran ke tanah Kanaan,[28] setelah
Terah, ayahnya, mati pada usia 205 tahun.[29]
 Abraham berusia 85 tahun ketika Sara memberikan Hagar abdinya kepada Abraham
supaya mendapat anak; waktu itu mereka sudah tinggal di Kanaan 10 tahun.[30]
 Abram berusia 86 tahun ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.[31]
 Abraham berusia 99 tahun ketika disunat.[32]
 Abraham berusia ratus tahun ketika Sara melahirkan Ishak baginya.[33]
 Abraham mati pada usia 175 tahun, ketika Ishak berusia 75 tahun, Ismael 89 tahun,[34]
sedangkan Esau dan Yakub, cucu-cucu kembar Abraham dari Ishak dan Ribka, masa
itu berusia 15 tahun.[35]

 David Rohl memperkirakan Abraham hidup sekitar tahun-tahun 2000-1825 SM dan


raja Mesir yang ditemui Abraham adalah Nebkaure Khety IV dari Dinasti kesepuluh
Mesir.[36]

Silsilah Yesus Kristus


Adam—  Adam (+ Hawa)
Abraham  Set
 Enos
 Kenan
 Mahalaleel
 Yared
 Henokh
 Metusalah
 Lamekh
 Nuh
 Sem
 Arpakhsad
 Selah
 Eber
 Peleg
 Rehu
 Serug
 Nahor
 Terah
 Abraham

 Abraham (+ Sara)
 Ishak (+ Ribka)
 Yakub (+ Lea)
 Yehuda (+ Tamar)
 Peres
 Hezron
 Ram
Abraham
 Aminadab
—Daud
 Nahason
 Salmon (+ Rahab)
 Boas (+ Rut)
 Obed
 Isai
 Daud

Daud—Yesus menurut Injil Matius


Daud—  Daud (+ Batsyeba)
Babel  Salomo (+ Naama)
 Rehabeam (+ Maakha/Mikhaya)
 Abia
 Asa (+ Azuba)
 Yosafat
 Yoram (+ Atalya)
 Ahazia* (+ Zibya)
 Yoas* (+ Yoadan)
 Amazia*
 Uzia (Azarya)
 Yotam
 Ahas (+ Abi)
 Hizkia (+ Hefzibah)
 Manasye (+ Mesulemet)
 Amon (+ Yedida)
 Yosia (+ Hamutal dan Zebuda)
 Yoahas*
 Yoyakim (Elyakim)* (+ Nehusta)

 Yekonya
 Sealtiel
 Zerubabel
 Abihud
 Elyakim
 Azor
Babel  Zadok
—  Akhim
Yesus  Eliud
 Eleazar
 Matan
 Yakub
 Yusuf
 Yesus

*Ahazia, Yoas, Amazia, Yoahas, dan Yoyakim tidak diistilahkan dalam silsilah di Injil Matius
Daud—Yesus menurut Injil Lukas
 Daud
 Natan
 Matata
 Mina
 Melea
 Elyakim
 Yonam
 Yusuf
 Yehuda
 Simeon
 Lewi
 Matat
 Yorim
 Eliezer
 Yesua
 Er
 Elmadam
 Kosam
 Adi
 Malkhi
 Neri
 Sealtiel
 Zerubabel
 Resa
 Yohanan
 Yoda
 Yosekh
 Simei
 Matica
 Maat
 Nagai
 Hesli
 Nahum
 Amos
 Matica
 Yusuf
 Yanai
 Malkhi
 Lewi
 Matat
 Eli
 Maria
 Yesus

Portal:Kristen · Portal:Yahudi

Tuhan Memerintahkan Abraham untuk Mengorbankan Ishak

09 Mei 2019
Setelah memberikan seorang anak laki-laki kepada Abraham, firman yang Tuhan telah
sampaikan kepada Abraham pun digenapi. Ini bukan berarti bahwa rencana Tuhan berakhir di
sini; Sebaliknya, rencana agung Tuhan bagi pengelolaan dan penyelamatan umat
manusia baru saja dimulai, dan berkat-Nya berupa seorang anak laki-laki bagi Abraham
hanyalah pendahuluan dari rencana pengelolaan-Nya secara keseluruhan. Pada saat itu, siapa
yang tahu bahwa peperangan Tuhan dengan Iblis telah dimulai secara diam-diam ketika
Abraham mempersembahkan Ishak?

Tuhan Tidak Peduli Jikalau Manusia itu Bodoh—Dia Hanya Meminta agar Manusia
itu Benar

Selanjutnya, mari kita melihat apa yang Tuhan lakukan kepada Abraham. Dalam Kejadian
22:2, Tuhan memberikan perintah berikut ini kepada Abraham: "Ambillah anak lelakimu,
anak lelakimu satu-satunya, Ishak, yang engkau kasihi, bawalah dia ke tanah Moria, dan
persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran, di salah satu gunung yang akan
Kutunjukkan kepadamu." Maksud Tuhan jelas: Dia menyuruh Abraham untuk
mempersembahkan anak laki-laki satu-satunya, Ishak, yang dia kasihi, sebagai korban
bakaran. Memandang hal ini pada zaman sekarang, apakah perintah Tuhan masih
bertentangan dengan gagasan manusia? Ya! Semua yang dilakukan Tuhan pada waktu itu
sangat bertentangan dengan gagasan manusia; itu tidak dapat dipahami manusia. Dalam
gagasan mereka, manusia memercayai hal-hal berikut ini: ketika seseorang tidak percaya, dan
menganggapnya mustahil, Tuhan memberikan kepadanya seorang anak laki-laki, dan setelah
dia memperoleh anak laki-laki, Tuhan memintanya untuk mengorbankan anaknya. Bukankah
ini sama sekali tidak masuk akal! Apa yang sebenarnya ingin dilakukan Tuhan? Apa maksud
Tuhan yang sebenarnya? Dia memberikan seorang anak kepada Abraham tanpa syarat, tetapi
Dia juga meminta Abraham untuk memberikan korban persembahan tanpa syarat. Apakah ini
berlebihan? Dari sudut pandang pihak ketiga, ini tidak hanya berlebihan, tetapi ini juga
merupakan kasus "mencari gara-gara." Namun Abraham sendiri tidak merasa bahwa Tuhan
meminta terlalu banyak. Meskipun dia memiliki sedikit pendapatnya sendiri tentang hal itu
dan meskipun dia sedikit curiga akan Tuhan, dia tetap siap untuk memberikan persembahan
itu. Pada titik ini, apa yang kaulihat yang membuktikan bahwa Abraham bersedia
mempersembahkan anaknya? Apa yang dikatakan dalam kalimat-kalimat ini? Teks aslinya
memberikan catatan sebagai berikut: "Maka Abraham bangun pagi-pagi benar dan memasang
pelana keledainya lalu membawa dua orang bujang bersamanya dan Ishak anaknya; dia juga
membelah kayu untuk korban bakaran itu lalu berangkatlah dia dan pergi ke tempat yang
diperintahkan Tuhan kepadanya" (Kejadian 22:3). "Tibalah mereka ke tempat yang Tuhan
tunjukkan kepadanya, lalu Abraham mendirikan mezbah di sana, menyusun kayu dan
mengikat Ishak, anaknya dan membaringkannya di mezbah itu, di atas kayu. Lalu Abraham
mengulurkan tangannya dan mengambil pisau untuk menyembelih anak lelakinya" (Kejadian
22:9–10). Ketika Abraham mengulurkan tangannya dan mengambil pisau untuk
menyembelih anak laki-lakinya, apakah tindakannya itu dilihat oleh Tuhan? Ya. Keseluruhan
proses—dari awal, saat Tuhan meminta agar Abraham mempersembahkan Ishak, hingga saat
Abraham benar-benar mengangkat pisaunya untuk menyembelih anak laki-lakinya—
menunjukkan kepada Tuhan hati Abraham, dan terlepas dari kebodohan, ketidaktahuan, dan
kesalahpahaman Abraham sebelumnya akan Tuhan, pada waktu itu, hati Abraham untuk
Tuhan adalah benar dan jujur, dan dia benar-benar akan mengembalikan Ishak, anak laki-laki
yang diberikan kepadanya oleh Tuhan, kepada Tuhan. Di dalam dirinya, Tuhan melihat
ketaatan, ketaatan yang sangat Dia inginkan.

Bagi manusia, Tuhan melakukan banyak hal yang tidak dapat dipahami dan bahkan tidak
masuk akal. Ketika Tuhan ingin mengatur seseorang, pengaturan ini sering bertentangan
dengan gagasan manusia dan sukar dipahami olehnya, tetapi justru pertentangan dan
kesulitan untuk dipahami inilah yang merupakan ujian dan tes Tuhan bagi manusia.
Sementara itu, Abraham mampu menunjukkan ketaatan dalam dirinya kepada Tuhan, yang
merupakan keadaan paling mendasar agar dirinya mampu memuaskan tuntutan Tuhan. Baru
pada saat itulah, ketika Abraham mampu menaati tuntutan Tuhan, ketika dia
mempersembahkan Ishak, Tuhan sungguh-sungguh merasakan kepastian serta perkenanan-
Nya terhadap umat manusia—terhadap Abraham, yang telah Dia pilih. Baru pada saat itulah
Tuhan yakin bahwa orang yang telah dipilih-Nya ini adalah seorang pemimpin yang sangat
diperlukan yang dapat melaksanakan janji dan rencana pengelolaan-Nya selanjutnya.
Meskipun hanya sebuah ujian dan tes, Tuhan merasa dipuaskan, Dia merasakan kasih
manusia kepada-Nya, dan Dia merasa dihiburkan oleh manusia seperti yang belum pernah
dirasakan sebelumnya. Pada saat Abraham mengangkat pisaunya untuk menyembelih Ishak,
apakah Tuhan menghentikannya? Tuhan tidak membiarkan Abraham mengorbankan Ishak,
karena Tuhan sama sekali tidak berniat mengambil hidup Ishak. Jadi, Tuhan menghentikan
Abraham tepat pada waktunya. Bagi Tuhan, ketaatan Abraham telah lulus ujian, apa yang
dilakukannya sudah cukup, dan Tuhan sudah melihat hasil dari apa yang ingin Dia lakukan.
Apakah hasil ini memuaskan bagi Tuhan? Dapat dikatakan bahwa hasil ini memuaskan bagi
Tuhan, bahwa itulah yang Tuhan inginkan, dan yang Tuhan rindukan. Apakah ini benar?
Meskipun, dalam konteks yang berbeda, Tuhan menggunakan cara-cara yang berbeda untuk
menguji setiap orang, dalam diri Abraham Tuhan melihat apa yang Dia inginkan, Dia melihat
bahwa hati Abraham benar, dan bahwa ketaatannya tanpa syarat. Justru "tanpa syarat" inilah
yang Tuhan inginkan. Orang sering berkata, "Aku sudah mempersembahkan ini, aku sudah
meninggalkan itu—mengapa Tuhan masih belum puas denganku? Mengapa Dia terus
membuatku menghadapi ujian? Mengapa Dia terus mengujiku?" Ini menunjukkan satu fakta:
Tuhan belum melihat hatimu, dan belum mendapatkan hatimu. Dengan kata lain, Dia belum
melihat ketulusan hati seperti ketika Abraham mampu mengangkat pisaunya untuk
menyembelih anaknya dengan tangannya sendiri dan mempersembahkannya kepada Tuhan.
Dia belum melihat ketaatanmu yang tanpa syarat, dan belum merasa dihiburkan olehmu.
Maka adalah wajar jika Tuhan terus mengujimu. Bukankah ini benar?

Dikutip dari "Pekerjaan Tuhan, Watak Tuhan, dan Tuhan itu Sendiri II" dalam "Firman
Menampakkan Diri dalam Rupa Manusia"2

Pengikatan Ishak
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Loncat ke navigasiLoncat ke pencarian

Pengurbanan Ishak karya Caravaggio
Pengurbanan Ishak (bahasa Ibrani: ‫) ֲעקֵידַ ת י ִ ְצחַק‬, yang juga dikenal sebagai "Pengurbanan" (
‫ ))עֲקֵ ידָ ה) ָה‬dan Akedah atau Aqedah,[1][2] adalah sebuah kisah dari Alkitab
Ibrani dimana Allah menyuruh Abraham untuk mengurbankan putranya, Ishak, di Moriah.
Catatan tersebut menyatakan bahwa Abraham "mengikat Ishak, putranya"[3] sebelum
menempatkannya di atas altar.

Daftar isi

 1Penjelasan Alkitab
 2Pandangan Muslim
 3Catatan
 4Referensi
 5Pranala luar

Penjelasan Alkitab[sunting | sunting sumber]

Allah memerintahkan Abraham untuk menjadikan putranya Ishak sebagian


kurban, Domenichino
Menurut Alkitab Ibrani, Allah memerintahkan Abraham untuk menjadikan putranya Ishak
sebagai kurban (Kejadian 22:2-8). Setelah Ishak diikat di sebuah altar, malaikat Allah
menghentikan Abraham pada menit terakhir dan berkata "sekarang Aku tahu kamu takut
Allah." Pada saat itu, Abraham melihat seekor domba jantan yang terjerat semak dan
mengurbankan domba jantan tersebut menggantikan Ishak.

2
https://id.kingdomsalvation.org/gospel/commands-abraham-to-offer-isaac.html?
gclid=Cj0KCQjwiqWHBhD2ARIsAPCDzakk3zXNda7OV-eFTXCyeoZb65xWV7jSU2i-
jqlEiD5sYeIG0U0IK7AaAgTuEALw_wcB
Abraham dan Ishak (minyak di atas kanvas), Rembrandt, 1634
Kitab Kejadian tidak menyebutkan usia Ishak pada waktu itu. Catatan Talmud mengajarkan
bahwa Ishak berusia tiga puluh tujuh tahun, berdasarkan pada cerita Alkitab berikutnya,
dimana Sarah meninggal pada usia 127 tahun (Kejadian 23:1, yang berusia 90 tahun ketika
Ishak lahir (Kejadian 17:17, Kejadian 17:21).
Kejadian 22:14 menyatakan bahwa peristiwa tersebut terjadi di "gunung Allah". 2 Tawarikh
3:1; Mazmur 24:3; Yesaya 2:3 & Yesaya 30:29; dan Zakharia 8:3, menyatakan bahwa lokasi
peristiwa tersebut berada di bukit dimana Salomo kemudian membangun Bait Allah, yang
sekarang dipercaya menjadi Kompleks al-Haram di Yerusalem.

Pengikatan Ishakhttps://translate.google.com/translate?
u=https://en.wikipedia.org/wiki/Binding_of_Isaac&hl=id&sl=en&tl=id&client=srp&prev=search

Konten buatan komunitas tentang topik ini juga tersedia

 Terjemahan otomatis
 Menyumbang
Untuk video game, lihat The Binding of Isaac (video game) dan The Binding of Isaac: Rebirth .
"Akeda" dialihkan ke sini. Untuk album Matisyahu, lihat Akeda (album) .
"Aqedah" dialihkan ke sini. Untuk akidah Islam, lihat Aqidah .
The Binding Ishak ( Ibrani : ‫ ֲעקֵידַ ת י ִ ְצחַק‬ 'Aqēḏaṯ Yīṣḥaq , dalam bahasa Ibrani juga hanya
"Binding", ‫ידה‬ָ ֵ‫הָ עֲק‬ hā'Aqēḏāh ) [1] adalah cerita dari Alkitab Ibrani yang ditemukan dalam
Kejadian 22. Dalam narasi
Alkitab, Tuhan memberitahu Abraham untuk mengorbankan putranya, Ishak ,
di Moria . Abraham mulai menuruti, ketika seorang utusan dari Tuhan menyela dia. Abraham
kemudian melihat seekor domba jantan dan mengorbankannya sebagai gantinya.

Mosaik "Pengorbanan Ishak" - Basilika San Vitale (547)

Pengorbanan Ishak oleh Caravaggio (1603), di Baroque tenebrist cara

Episode ini telah menjadi fokus dari banyak komentar dalam sumber-sumber tradisional
Yahudi, Kristen, dan Muslim, serta dibahas oleh para sarjana modern.

Narasi alkitabiah
Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan putranya Ishak sebagai korban, Domenichino

Menurut Alkitab Ibrani , Tuhan memerintahkan Abraham untuk mempersembahkan putranya


Ishak sebagai korban. [Kejadian 22:2-8] Setelah Ishak diikat ke sebuah mezbah , seorang utusan
dari Tuhan menghentikan Abraham sebelum pengorbanan selesai, mengatakan "sekarang aku
tahu kamu takut akan Tuhan." Abraham mendongak dan melihat seekor domba jantan dan
mengorbankannya sebagai ganti Ishak.

Abraham dan Ishak (minyak di atas kanvas), Rembrandt , 1634


Bagian itu menyatakan bahwa peristiwa itu terjadi di "gunung TUHAN " [2] di "tanah
Moria." [3] 2 Tawarikh 3:1 mengacu pada "gunung Moria" sebagai situs Bait Suci Salomo ,
sedangkan Mazmur 24:3 ; Yesaya 2:3 & 30:29 ; dan Zakharia 8:3 menggunakan istilah
"gunung TUHAN" untuk merujuk pada situs Bait Suci Salomo di Yerusalem , lokasi yang
diyakini sebagai Bukit Bait Suci di Yerusalem.
pandangan Yahudi
Mosaik di lantai Beth Alpha yang menggambarkan Akedah

Dalam The Binding of Isaac, Religious Murders & Kabbalah , Lippman Bodoff berpendapat
bahwa Abraham tidak pernah benar-benar bermaksud mengorbankan putranya, dan bahwa
dia memiliki keyakinan bahwa Tuhan tidak berniat melakukannya. Rabi Ari Kahn (di situs
web Orthodox Union) menguraikan pandangan ini sebagai berikut: [4]
Kematian Ishak tidak pernah menjadi kemungkinan - tidak sejauh menyangkut
Abraham, dan tidak sejauh menyangkut Allah. Perintah Tuhan kepada Abraham
sangat spesifik, dan Abraham memahaminya dengan sangat tepat: Ishak harus
"dibangkitkan sebagai persembahan", dan Tuhan akan menggunakan kesempatan itu
untuk mengajar umat manusia, sekali dan untuk selamanya, bahwa pengorbanan
manusia, pengorbanan anak, adalah tidak dapat diterima. Inilah tepatnya bagaimana
orang bijak Talmud (Taanit 4a) memahami Akedah . Mengutip nasihat Nabi Yeremia
terhadap pengorbanan anak (Bab 19), mereka menyatakan dengan tegas bahwa
perilaku seperti itu "tidak pernah terlintas dalam pikiran Tuhan", merujuk secara
khusus pada pembantaian kurban Ishak. Meskipun pembaca parsyah inidari generasi
ke generasi telah diganggu, bahkan ditakuti, oleh Akedah, tidak ada miskomunikasi
antara Tuhan dan Abraham. Pikiran untuk benar-benar membunuh Isaac tidak pernah
terlintas di benak mereka.
Dalam The Guide for the Perplexed , Maimonides berpendapat bahwa kisah pengikatan Ishak
mengandung dua "gagasan besar". Pertama, kesediaan Abraham untuk mengorbankan Ishak
menunjukkan batas kemampuan manusia untuk mencintai dan takut akan Tuhan. Kedua,
karena Abraham bertindak berdasarkan visi kenabian tentang apa yang Tuhan telah minta
untuk dia lakukan, cerita tersebut mencontohkan bagaimana wahyu kenabian memiliki
nilai kebenaran yang sama dengan argumen filosofis dan dengan demikian membawa
kepastian yang sama, meskipun faktanya itu datang dalam mimpi atau penglihatan. [5]
Dalam Glory and Agony: Isaac's Sacrifice and National Narrative , Yael S.
Feldman berpendapat bahwa kisah pengikatan Isaac, baik dalam versi alkitabiah maupun
pasca-Alkitab ( termasuk Perjanjian Baru ) memiliki dampak besar pada
etos kepahlawanan altruis dan pengorbanan diri dalam budaya nasional Ibrani modern.
Seperti yang ditunjukkan oleh studinya, selama abad terakhir "Pengikatan Ishak" telah
berubah menjadi "Pengorbanan Ishak", yang berarti kemuliaan dan penderitaan kematian
heroik di medan perang. [6]
Dalam Legends of the Jews , rabi Louis Ginzberg berpendapat bahwa pengikatan Ishak
adalah cara bagi Tuhan untuk menguji klaim Ishak atas Ismael, dan untuk membungkam
protes Setan tentang Abraham yang tidak membawa persembahan apa pun kepada Tuhan
setelah Ishak lahir, [7 ] juga untuk menunjukkan bukti kepada dunia bahwa Abraham adalah
orang takut akan Tuhan sejati yang siap untuk memenuhi setiap perintah Tuhan, bahkan
untuk mengorbankan putranya sendiri:
Ketika Tuhan memerintahkan ayah untuk berhenti mengorbankan Ishak, Abraham
berkata: "Satu orang mencobai yang lain, karena dia tidak tahu apa yang ada di hati
tetangganya. Tapi Engkau pasti tahu bahwa aku siap untuk mengorbankan anakku!"
Tuhan: "Itu nyata bagi-Ku, dan Aku tahu sebelumnya, bahwa engkau tidak akan
menahan bahkan jiwamu dari Aku."
Abraham: "Dan mengapa, kalau begitu, Engkau menyiksaku seperti itu?"
Tuhan: "Adalah keinginan-Ku agar dunia mengenalmu, dan harus tahu bahwa bukan
tanpa alasan yang baik bahwa Aku telah memilihmu dari semua bangsa. Sekarang
telah disaksikan kepada manusia bahwa engkau takut akan Tuhan."

—  Legenda Yahudi  [7]


Jacob Howland telah menunjukkan bahwa "Karya Ginzberg harus digunakan dengan hati-
hati, karena proyeknya mengarang narasi terpadu dari berbagai sumber pasti membuat tradisi
komentar rabi tampak lebih univokal daripada yang sebenarnya." Karya Ginzberg tidak
mencakup cara midrash tentang 'Akedah mencerminkan kebutuhan yang berbeda dari
komunitas Yahudi yang beragam. Isaac dibangkitkan setelah pembantaian dalam
versi Ashkenaz abad pertengahan . Spiegel telah menafsirkan ini sebagai dirancang untuk
menyusun kembali tokoh-tokoh Alkitab dalam konteks Perang Salib . [8]
The Kitab Kejadian tidak memberitahu usia Ishak pada saat itu. [9] Beberapa orang bijak
Talmud mengajarkan bahwa Ishak adalah seorang dewasa berusia tiga puluh
tujuh, [7] kemungkinan didasarkan pada cerita Alkitab berikutnya, yaitu kematian Sarah pada
127 tahun [Kejadian 23:1] , menjadi 90 ketika Ishak lahir [Kejadian 17:17, 21] . [10] Reaksi Ishak
terhadap pengikatan itu tidak dinyatakan dalam narasi Alkitab. Beberapa komentator
berpendapat bahwa dia trauma dan marah, sering mengutip fakta bahwa dia dan Abraham
tidak pernah terlihat berbicara satu sama lain lagi; Namun, Jon D. Levenson mencatat bahwa
mereka juga tidak pernah berbicara sebelum pengikatan. [11]
Gunakan dalam ibadah
Narasi pengorbanan dan pengikatan Ishak secara tradisional dibacakan di sinagoga pada hari
kedua Rosh Hashanah .
pandangan kristen
Permata cornelian era Sasanian , menggambarkan Abraham maju ke arah Ishak dengan pisau di tangannya. Seekor
domba jantan digambarkan di sebelah kanan Abraham. Prasasti Persia Tengah (Pahlavi) ZNH mwdly l'styny . Dibuat
pada abad ke-4 hingga ke-5 M

Pengikatan Ishak disebutkan dalam Surat Perjanjian Baru kepada orang Ibrani di antara


banyak tindakan iman yang dicatat dalam Perjanjian Lama : "Karena iman, Abraham, ketika
dia diuji, mempersembahkan Ishak, dan dia yang telah menerima janji-janji itu
mempersembahkan satu-satunya anak laki-laki yang diperanakkan, yang tentangnya
dikatakan, 'Dalam Ishak benihmu akan disebut,' menyimpulkan bahwa Allah mampu
membangkitkan dia, bahkan dari kematian, dari mana dia juga menerima dia dalam arti
kiasan." (Ibrani 11:17–19, NKJV)
Iman Abraham kepada Tuhan sedemikian rupa sehingga dia merasa Tuhan akan mampu
membangkitkan Ishak yang terbunuh, agar nubuatnya (Kejadian 21:12) dapat
digenapi. Khotbah Kristen awal terkadang menerima interpretasi Yahudi tentang pengikatan
Ishak tanpa menjelaskan lebih lanjut. Misalnya, Hippolytus dari Roma mengatakan
dalam Komentarnya tentang Kidung Agung , "Isahak yang diberkati menjadi menginginkan
urapan dan dia ingin mengorbankan dirinya demi dunia" ( Pada Kidung Agung 2:15). [12]
Orang Kristen lain dari periode itu melihat Ishak sebagai tipe "Firman Tuhan" yang
menggambarkan Kristus. [13]Penafsiran ini dapat didukung oleh simbolisme dan konteks
seperti Abraham mengorbankan putranya pada hari ketiga perjalanan (Kejadian 22:4), atau
Abraham mengambil kayu dan meletakkannya di bahu putranya Ishak (Kejadian 22:6). Hal
lain yang perlu diperhatikan adalah bagaimana Allah menekankan kembali Ishak sebagai
satu-satunya anak Abraham yang dikasihi-Nya (Kejadian 22:2,12,16). Sebagai dukungan
lebih lanjut bahwa pengikatan Ishak meramalkan Injil Yesus Kristus, ketika keduanya pergi
ke sana, Ishak bertanya kepada Abraham "di mana anak domba untuk kurban bakaran" yang
dijawab Abraham "Allah sendiri yang akan menyediakan anak domba untuk kurban bakaran ,
anakku." (Kejadian 22:7-8). Namun, itu adalah Domba (bukan Domba) yang akhirnya
dikorbankan di tempat Ishak, dan Ram itu ditangkap di semak-semak (yaitu semak berduri).
(Kejadian 22:13). Dalam Perjanjian Baru,Yohanes Pembaptis melihat Yesus datang ke
arahnya dan berkata, "Lihat, Anak Domba Allah, yang menghapus dosa dunia!" (Yohanes
1:29). Jadi, pengikatan itu dibandingkan dengan Penyaliban dan pengorbanan di menit-menit
terakhir adalah jenis Kebangkitan.
pandangan muslim
Pengorbanan Ibrahim. Antologi Timurid, 1410–11.

Versi dalam Al - Qur'an berbeda dari dalam Kitab Kejadian dalam dua aspek: identitas anak
yang dikorbankan dan reaksi anak terhadap kurban yang diminta. Dalam sumber-sumber
Islam, ketika Ibrahimmemberi tahu putranya tentang penglihatan itu, putranya setuju untuk
dikorbankan untuk pemenuhan perintah Tuhan, dan tidak ada pengikatan ke altar terjadi. Al-
Qur'an menyatakan bahwa ketika Abraham meminta seorang anak yang saleh, Allah
memberinya seorang anak yang memiliki kesabaran. Ketika putranya dapat berjalan dan
bekerja dengannya, Abraham melihat penglihatan tentang mengorbankan putranya, Ismael.
Ketika dia memberi tahu putranya tentang hal itu, putranya setuju untuk memenuhi perintah
Tuhan dalam penglihatan itu. Ketika mereka berdua telah menyerahkan kehendak mereka
kepada Tuhan dan siap untuk pengorbanan, Tuhan memberi tahu Abraham bahwa dia telah
memenuhi penglihatan itu, dan sebagai gantinya memberinya seekor domba jantan untuk
dikorbankan. Tuhan berjanji untuk memberi upah kepada Abraham. [14] Dua ayat berikutnya
menyatakan bahwa Tuhan juga menganugerahkan kepada Ibrahim anak yang saleh, Ishak dan
menjanjikan lebih banyak pahala. [15]
Di antara para cendekiawan Muslim awal, ada perselisihan mengenai identitas anak laki-laki
itu. Satu sisi argumen percaya bahwa itu adalah Ishak daripada Ismail (terutama ibn
Qutaybah dan al-Tabari ) yang menafsirkan ayat "Tuhan menyempurnakan rahmat-Nya pada
Abraham dan Ishak" sebagai mengacu pada menjadikan Abraham sebagai orang terdekatnya,
dan menyelamatkan Ishak. Sisi lain, sejauh ini sebagian besar, menyatakan bahwa janji
kepada Sarah adalah seorang putra, Ishak, dan seorang cucu, Yakub ( Quran 11:71-74 )
mengesampingkan kemungkinan kematian dini Ishak. Terlepas dari itu, kebanyakan Muslim
percaya bahwa itu sebenarnya adalah Ismail daripada Ishak meskipun ada perselisihan. [16]
Penyerahan Ibrahim dan putranya dirayakan dan diperingati oleh umat Islam pada hari-
hari Idul Adha . Selama festival, mereka yang mampu dan orang-orang dalam haji
mengorbankan domba jantan, sapi, domba atau unta. Sebagian dari daging kurban dimakan
oleh rumah tangga dan sisanya dibagikan kepada tetangga dan yang membutuhkan. Festival
ini menandai berakhirnya ibadah haji ke Mekkah .
Dalam Islam, situs Marwa dekat Ka'bah yang berima dengan Moriah disebutkan dalam Kitab
Kejadian .
Penelitian modern
Pengikatan itu juga tampak menonjol dalam tulisan-tulisan beberapa teolog modern yang
lebih penting , seperti Søren Kierkegaard dalam Fear and Trembling dan Shalom Spiegel
dalam The Last Trial . Komunitas Yahudi secara teratur meninjau literatur ini,
misalnya pengadilan tiruan baru-baru ini yang diadakan oleh lebih dari 600 anggota Sinagog
Universitas Orange County, California . [17] Derrida juga melihat kisah pengorbanan
serta bacaan Kierkegaard dalam The Gift of Death .
Dalam Mimesis: Representasi Realitas dalam Sastra Barat , kritikus sastra Erich
Auerbach menganggap narasi Ibrani tentang pengikatan Ishak, bersama dengan deskripsi
Homer tentang bekas luka Odysseus, sebagai dua model paradigmatik untuk
representasi realitas dalam sastra . Auerbach mengontraskan perhatian Homer pada detail dan
latar depan konteks spasial, historis, dan pribadi untuk peristiwa-peristiwa dengan catatan
Alkitab yang jarang, di mana hampir semua konteks disimpan di latar belakang atau
ditinggalkan di luar narasi. Seperti yang diamati Auerbach, strategi naratif ini sebenarnya
memaksa pembaca untuk menambahkan interpretasi mereka sendiri ke dalam teks.
Redaktur dan tujuan naratif
Kritikus Alkitab modern beroperasi di bawah kerangka hipotesis dokumenter telah dianggap
berasal dari narasi yang mengikat untuk sumber E Alkitab, dengan alasan bahwa pada
umumnya menggunakan istilah tertentu Elohim ( ‫אלוהים‬ ) dan sejajar komposisi E
karakteristik. Menurut pandangan itu, penampakan malaikat kedua kepada Abraham (ay. 14-
18), memuji ketaatannya dan memberkati keturunannya, sebenarnya
merupakan interpolasi Jahwist kemudian ke catatan awal E (v. 1–13, 19). Hal ini didukung
oleh gaya dan komposisi ayat-ayat ini, serta penggunaan nama Yahweh untuk dewa
tersebut. [18]
Studi yang lebih baru mempertanyakan analisis E dan J sebagai hal yang terpisah. Coats
berpendapat bahwa ketaatan Abraham pada perintah Allah sebenarnya membutuhkan pujian
dan berkat, yang hanya diterimanya dalam pidato malaikat kedua. [19] Pidato itu, oleh karena
itu, tidak bisa begitu saja dimasukkan ke dalam akun asli E. Ini memberi kesan kepada
banyak orang bahwa penulis yang bertanggung jawab atas interpolasi penampakan malaikat
kedua telah meninggalkan jejaknya juga pada kisah aslinya (ay. 1–13, 19). [18]
Baru-baru ini telah dikemukakan bahwa jejak-jejak ini sebenarnya adalah penampakan
malaikat pertama (ay. 11-12), di mana Malaikat YHWH menghentikan Abraham sebelum dia
membunuh Ishak. [20] Gaya dan komposisi dari ayat-ayat ini menyerupai pidato malaikat
kedua, dan YHWH digunakan untuk dewa daripada Tuhan . Pada bacaan itu, dalam versi E
asli dari pengikatan, Abraham melanggar perintah Tuhan, mengorbankan domba jantan
" sebagai ganti putranya " (v. 13) atas tanggung jawabnya sendiri dan tanpa dihentikan oleh
malaikat: "Dan Abraham mengulurkan tangannya, dan mengambil pisau untuk membunuh
putranya; tetapi Abraham mengangkat matanya dan melihat dan melihat, di belakangnya
ada seekor domba jantan, yang tanduknya tersangkut di semak-semak; dan Abraham pergi,
mengambil domba jantan itu, dan mempersembahkannya sebagai korban bakaran sebagai
ganti anaknya " (ay. 10, 13).
Dengan menginterpolasi penampakan pertama malaikat, redaktur kemudian mengalihkan
tanggung jawab untuk menghentikan ujian dari Abraham ke malaikat (ay. 11-12).
Penampakan malaikat kedua, di mana Abraham diberi upah atas ketaatannya (ay. 14-18),
menjadi perlu karena pergeseran tanggung jawab itu. Analisis ini dari cerita menyoroti
hubungan antara mengikat dan kisah Sodom ( Kejadian 18 ), di mana protes Abraham
terhadap rencana tidak etis Allah untuk menghancurkan kota, tanpa membedakan antara
benar dan orang fasik: " Jauhlah dari kamu untuk melakukan hal seperti itu: Bukankah hakim
seluruh bumi akan melakukan apa yang adil?" Pemberontakan etis Abraham melawan Tuhan
dalam penghancuran Sodom memuncak dalam ketidaktaatannya kepada Tuhan, menolak
untuk mengorbankan Ishak. [21]
Kemungkinan pengorbanan anak
Dari manuskrip Stjórn . Islandia abad ke-14Abraham akan mengorbankan
Ishak. Dari Missal Inggris abad ke-14
Francesca Stavrakopoulou berspekulasi bahwa mungkin cerita itu " berisi jejak-jejak tradisi
di mana Abraham mengorbankan Ishak ". [22] RE Friedman berpendapat bahwa dalam cerita
E asli, Abraham mungkin telah melakukan pengorbanan Ishak, tetapi penolakan kemudian
pada gagasan pengorbanan manusia membuat redaktur JE menambahkan baris di mana
domba jantan diganti Ishak. [23] Demikian pula, Terence Fretheim menulis bahwa teks
tersebut tidak memiliki tanda khusus sebagai polemik terhadap pengorbanan anak . [24]
Beberapa ahli juga menunjuk pada potongan silsilah (ayat 20-24) yang berisi petunjuk untuk
pertanyaan apakah Abraham mengorbankan Ishak atau tidak.
 Pertama-tama, deskripsi ruam bayi baru lahir yang ditempatkan tepat setelah cerita
utama menunjukkan adanya hubungan sebab-akibat langsung di antara keduanya. Dari sudut
pandang ekonomi pengorbanan, keturunan sebanyak itu tidak mungkin bisa dibayangkan
tanpa pembayaran sebelumnya dalam 'mata uang' yang sesuai.
 Kedua, bagian tersebut bermasalah karena konten onomastiknya . Ayat 20–23
mencantumkan keturunan Nahor dan Milkah sementara ay 24 menambahkan keturunan yang
dikandung dengan Re'umah, dikatakan sebagai gundiknya.

Namun, sementara ayat 20–23 memiliki beberapa hubungan yang signifikan dengan bagian
lain dari Alkitab Ibrani serta dengan rombongan sejarah dan budaya Timur Dekat kuno,
hubungan seperti itu tidak ada dalam ay 24. Nama selir Nahor muncul di sini. secara
eksklusif dan tidak ada tempat lain dalam Alkitab Ibrani disebutkan Re'umah. Hal yang sama
berlaku untuk nama anak-anaknya kecuali Ma'akah yang kadang-kadang digunakan dalam
buku-buku sejarah. Kelangkaan ekstrim dari sebutan ini menuntut beberapa interpretasi
alternatif sehubungan dengan tujuannya.

Dengan demikian, daftar pribadi mungkin berisi beberapa penjelasan "berkode" tentang sisa
cerita:

 Re'umah (‫" – )ראומה‬lihat apa"


 Tevah (‫" – )טבח‬penyembelihan" atau "penyembelihan"
 Gaham (‫" – )גחם‬api" atau "terbakar"
 Tahash (‫" – )תחש‬kulit" sering digunakan untuk menggambarkan penutup tabernakel
 Ma'akah (‫" – )מעכה‬ditiup" atau "dihancurkan"

Dengan kata lain, ay 24 "dimulai dengan undangan interpretasi dan berlanjut dengan nama-
nama yang tampaknya menjelaskan penyebab ruam bayi baru lahir yang muncul pada akhir
perikop: seseorang telah ditiup, disembelih, diletakkan di tabernakel, dan dibakar". [25]

upacara peralihan
Telah disarankan bahwa Kejadian 22 berisi intrusi liturgi dari ritus peralihan, termasuk
pengorbanan tiruan, seperti yang biasa ditemukan di masyarakat awal dan praliterasi,
menandai peralihan dari masa muda ke masa dewasa. [26]

Anda mungkin juga menyukai