Anda di halaman 1dari 8

1.

RUMAH ALLAH

Kitab Kejadian (Genesis) menceritakan bahwa Ibrahim tidak memiliki anak,


dan tak ada harapan lagi untuk memilikinya. pada suatu malam, Tuhan
menyuruhnya keluar dari tenda. hitunglah bintang-bintang di sana,bila engkau
sanggup.” Ibrahim pun menatap langit dan terdengarlah suara: “Sebanyak itulah
anak keturunanmu nanti.”

Ketika Ibrahim berusia seratus tahun, dan Sarah Sembilan puluh,tahun, tuhan
berfirman lagi kepada Ibrahim, menjanjikan bahwa Sarah pun akan melehirkan
seorsng anak yang mesti diberi nama Ishaq. Kawatir kalau-kalau Allah mengurangi
kasih sayang-Nya terhadap anak nya yang lebih tua. Ibrahim berdoa: “Semoga
ismail hidup dalam hidaya-Mu,ya Allah!”Dan Allah menjawab:Akumendengar
doamu tentang ismail. Tenanglah!Aku merahmatinya dan aku akan menjadikan dia
pemimpin suatu bangsa yang besar.tetapi,kehendak-Ku tentang ishaq telah
kutetapkan, dan Sarah akan melahirkanya tahun depan.”

Sarah melahirkan ishaq dan dia sendiri yang menyusuinya.setelah ishaq disapih.ia
memohon kepada Ibrahim agar Hajar dan putranya segerah pergi dari rumah
mereka.karena sangat menyangai Ismail,Ibrahim amat sedih dengan permintaan itu.
Namun,Allah berfirman kepadanya agar permintaan Sarah dipenuhi;dan supaya
tidak larut dalam kesedihan,Allah berjanji akan memberkahi Ismail.

Dengan demikian, keturunan Ibrahim bukan hanya satu bangsa,tetapi dua


bangsa besar –dua bangsa besar dan Negara adikuasa yang menjadi sarana
menjalankan “Kehendak Langit”-yang kepada meraka Allah tidak sajah
menjanjikan kemakmuran duniawi,tetapi juga keluhuran spiritual. Ibrahim menjadi
dua pemimpin dua aliran spiritual besar, yang tidak mengalir bersama tetapi
memiliki jalan masing-masing. Ibrahim yakin bahwa Hajar dan Ismail senantiyasa
dalam naungan rahmat Allah dan dalam lindungan para malaikat-Nya,sehingga
segalanya berjalan dengan baik.

Ketika Hajar dan Ismail telah sampai di tujuaan, Ibraham masih hidup 75
tahun lagi, dan beliau mengunjungi putranya ditamah suci tempat Hajar dituntut
itu.Alquran menyataakan bahwa Allah menunjukan kepada Ibrahim tempat yang
jelas, di dekat sumur Zamzam, tempat ia dan Ismail harus membangun rumah sucu

1
di atasnya. Bangunan itu di sebut Ka´bah “Kubus,”sesuai dengan bentuk angin.
Namun, sebensrnya benda yang paling suci di sanah adalah sebongkah batu, yang
menurut riwayat,dibawa jibril kepada Ibrahim di suatu tempat di dekat Abu
Qubaysy. “ketika turun dari surga, batuh ini lebih putih ketimbang susu,namun dosa-
dosa anak adam telah membuatnya hitam ,”Batu hitam tersebut kemudian di
letakkan di salah satu sudut Ka´bah. Ketika rumah suci itu telah selesai dibangun,
Allah berfirman kepada Ibrahim dan mengajarkan berbagai ritus menunaikan ibada
haji ke Bakkah-atau Mekkah, seperti kemudian ia disebut:

Aku suciksn rumsh-Ku bagi orang-orang yang tawaf dan bagi yang sujut serta
rukuk. Dan sampaikan lah kepada umat manusia untuk menjalankan haji, dan
mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki atau dengan menunggang unta
yang kurus, yang datang dari segala penjuru yang jauh.

Hajar menceritakan kepada Ibrahim peristiwa yang dialaminya saat mencari


pertolongan, dan Ibrahim kemudian menjadikanya sebagai bagian dari ritus ibada
haji, yaitu berlari-lari kecil antara Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kaali.

Kemudian Ibrahim berdoa di kanaan mendambakan padang pasir yang subur dan
dan ditumbuhi dengan jagung dan gandum:

Ya tuhan,sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di lembah


yang tidak mempunyai tetumbuhan di dekat Rumah-Mu (Bait Allah ) yang
dihormati. Ya tuhan, hal itu agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati
sebagian manusia untuk cenderung kepada mereka dan limpahkanlah rrzki berupa
buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur. []

2
2.KEHILANGAN BESAR

Doa Ibrahim dikabulkan. Karuniya yang banyak selalu dibeikan oleh jamaah
haji yang berkunjung kebaitullah dalam jumlah yang terus meningkat dari seluruh
jajirah Arab dan sekitarnya. Haji dilaksanakan setahun sekali; tetapi Ka’bah dapat di
kunjungi kapan sajah meialui umrah. Ritus-ritus haji dan umro dilaksanakan dengan
taat dan tekun sesuai dengan aturan yang diajarkan oleh Ibrahim. Dan Ismail Anak
keturunan Ishaq juga memulikan Ka’bah sebagai suatu tempat ibadah yang dibangun
oleh Ibrahim. Oleh mereka, dengan berlalunya waktu, kemurnian ibada kepada Allah.
Namun, dengan brlalunya waktu, kemurnian ibada kepada Allah. Terkontaminasi dan
mengalami penyimpanan. Anak cucu Ismail berkembang pesat dan sangat bnyak
sehingga taklagi cukup untuk tinggal di lembah Mekah. Mereka yang berpencar
kedaerah-daerah lain membawa batu dari tanah suci itu dan mengadakan ritual untuk
memulaikanya. Kemudian menjadi tetangga mereka, berhala mulai ditambah kan ke
batu-batu itu. Akhirnya, jamah haji mulai membawa berhala ke makah dan di letakan
di sekitar Ka’bah. Inilah yang menyebabkan kum Yahudi berhenti mengunjungi rumh
ibadah Ibrahim itu.

Setelah suku Khuzai yang memegang kepercayaan untuk mengelolah rumah


Tuhan (Ka'bah) orang pertama dari suku Khuzai yang memangku jabatan ketua
pengelolah adalah Amru bin Lahya. Nama Lahya adalah Haritsah bin ‘Amir. Amru
merubah dan mengganti agama Ibrahim serta mengajak masyarakat untuk
menyembah patung-patung. Sesuai dengan nukilan riwayat, ia pergi ke Syam (Suriah)
dan di sana ia melihat sekelompok orang menyembah berhala. Kelompok itu
menyerahkan sebuah berhala kepadanya untuk dipasang di Ka'bah. Amru kemudian
memasang banyak patung di sekeliling Ka'bah dan penyembahan berhala mencapai
puncaknya di negeri Arab dan agama lurus (hanif) telah mengalami degradasi (kecuali
beberapa orang yang masih menganut ajaran agama lurus). Namrud bin Kan'an bin
Kusy adalah raja diraja penyembah berhala. Tiada orang yang melebih Namrud dalam
kejahatan dan keburukan. Ia adalah orang yang pertama kali menyembah berhala pada
masa Tahmuras (atau Tahmures) dan tatkala seseorang meninggal bentuknya diukir
dari kayu dan disembah oleh masyarakat.

Dalam Thabaqât Nâshiri disebutkan, "Namrud bin Kan'an bin Kusy bin Ham
bin Nuh adalah orang pertama pasca bah Nabi Nuh yang menguasai tanah Babul,

3
mendominasi Arab dan Ajam serta membangun rumah ibadah patung. Namrudlah
orangnya yang pertama kali menyembah berhala, memoles emas dan mencampur
semen pada setiap patung sembahan. Kesemua sesembahan itu dipoles dengan
permata. Namrud menjadikan Adzar pembuat patung sebagai orang kepercayaannya
dalam menjaga patung dan belajar ilmu Astronomi. Dan kemungkinan besar, patung-
patung yang disembah dibuat dalam bentuk bintang-bintang. Amru bin Lahya
membawa patung Habl dari Syam ke Mekkah dan masyarakat Mekah mulai
menyembah patung: Kabilah Jarham melakukan pemberontakan di Mekah dan
peristiwa ini bertepatan dengan porak-porandanya kerajaan Saba dan runtuhnya Bani
Haritsah bin Tsa'lab bin Amru bin Amir di negeri Mekkah. Mereka ingin hidup
bersama Jarham di suatu tempat namun Jarham menghalangi maka meletuslah
peperangan di antara mereka dan Bani Haritsah, sebagaimana yang disebutkan adalah
Khuzai memenangi perang melawan mereka dan menguasai rumah. Dan pemimpin
mereka pada hari-hari tersebut adalah Amru bin Lahya dan mengusir orang-orang
Jarham yang tersisa di tempat itu. Ibnu Lahya, Rabi'ah bin Haritsah bin Tsa'labah bin
Amru Muziqiya bin Amir.

Dalam hadis disebutkan sabda Rasulullah Saw tentang Amru bin Lahya yang
menggelantung ususnya di neraka" karena ialah yang menyebabkan Buhairah, Saibah
dan Hami. menciptakan bid'ah dan merubah agama Ismail serta menyebarluaskan
penyembahan berhala. Sebagian sejarawan menukil bahwa suatu masa Amru bin
Lahya bertolak dari Mekkah ke Syam dalam rangka mengerjakan sebuah urusan dan
ketika sampai di negeri Balqa dan kota Maab, masyarakat di tempat itu yang berasal
dari keturunan Amalaqah dan anak-anak Amalaq atau Amliq, bin Lawudz bin Sam
bin Nuh yang menyembah berhala. Ia bertanya, Siapakah orang-orang ini yang kalian
sembah?" Mereka berkata, "Orang-orang ini adalah patung yang kapan saja kami
menghendaki hujan kami memohon kepadanya dan orang-orang ini yang
mengirimkan hujan kepada kami. Kapan saja kami memohon bantuannya mereka
akan mengirimkan bantuan dan menolong kami! Amru bin Lahya berkata, "Apabila
mungkin salah satu dari patung itu kalian berikan kepadaku untuk aku bawah ke
negeri Arab supaya mereka juga seperti kalian menyembah patung tersebut.

Amalaqah memberikan patung Habl itu kepada mereka dan Amru


membawanya ke Mekah untuk disembah dan diagungkan di sana. Mas'udi mengutip

4
demikian, "Karena Amru bin Amir dan anak-anaknya dari Marib telah keluar Bani
Rabi'ah sudah berpisah dan berhenti di Tahama. Karena berpisahnya mereka sehingga
mereka disebut Khuzai dimana Khaza' bermakna berpisah.. Khuzai memangku
jabatan rumah dan sebagai orang pertama yang memangku jabatan manajemen rumah
adalah Amru bin Lahya dan nama Lahya ketika itu adalah Haritsa bin ‘Amir. Amru
merubah dan mengganti agama Ibrahim dan menyeru orang untuk menyembah
berhala.

Menurut Thabari, ia pergi ke Syam (Suriah) dan melihat sekelompok orang


menyembah patung dan sebuah patung diserahkan kepadanya yang dipasang di
Ka'bah. Kaum Khuzai memperoleh kekuatan dan seluruh masyarakat merasakan
kezaliman Amru bin Lahya. Salah satu Jarahmpan yang merupakan salah satu
pengikut agama lurus berkata masalah ini kepada Amru bin Lahya, "Wahai Amru!
Jangan engkau berlaku aniaya di Mekkah karena di tempat ini adalah tempat haram
(yang dihormati dan dimuliakan). Tanyakanlah apa yang telah terjadi bagi orang-
orang Ad dan Bani Amaliq yang telah berubah menjadi unta. Kemanakah mereka?
Orang-orang dengan cara seperti ini telah binasa." Amru bin Lahya memasang banyak
patung di sekeliling Ka'bah dan penyembahan berhala semakain merajalela di tanah
Arab dan agama lurus (hanif) kecuali sedikit telah mengalami degradasi. Syahnat bin
Khalf Jarhami dalam hal ini berkata, "Wahai Amru! Engkau menaruh tuhan-tuhan di
sekeliling rumah (Ka'bah).

Di sini orang-orang senantiasa menyembah Tuhan yang Esa. Namun engkau


menaruh banyak tuhan di tengah-tengah masyarakat. Ketahuilah bahwa Tuhan akan
memilih selainmu seseorang yang akan memasang kain untuk Ka'bah di masa
datang." Disebutkan bahwa Amru bin Lahya berusia tiga ratus lima puluh tahun.
Pengurusan Ka'bah berada di tangan suku Khuza'i. Ada beberapa pendapat tentang
asal usulnya, ada yang menyebut Amru bin Luhai itu dari bani Azad yang termasuk
arab Qahtaniyyah, ada juga yang berpendapat dari Bani Mudhar termasuk Arab
Adnaniyyah.  Dalam sirah Nabawiyah oleh Syekh Syafiyyur Rahman al-Mubarakfury
yang bersumber dari kitab ar-Rahiq al- Makhtum, dijelaskan bahwa Amru bin Luhai
tumbuh sebagai orang yang dikenal suka berbuat kebajikan, gemar bersedekah, dan
respek terhadap urusan-urusan agama, sehingga semua orang mencintainya. Bahkan
hampir bangsa Arab kala itu menganggapnya sebagai salah seorang ulama dan wali

5
yang disegani.  Kendati demikian, dia justru menjadi aktor yang menjerumuskan
orang-orang di Makkah dan sekitarnya menjadi penyembah berhala-berhala. Ini
bermula saat Amru bin Luhai melakukan perjalanan ke negeri Syam.

Dia melihat penduduk Syam menyembah berhala dan Amru bin Luhai pun
menganggapnya sebagai sesuatu yang benar dan baik.  Dia pun kembali ke Makkah
dengan membawa sebuah berhala yang bernama Hubal. Berhala yang dibawanya itu
kemudian diletakkan di dalam Ka’bah.  Setelah itu, dia mengajak penduduk Makkah
untuk menyembahnya. Tak hanya orang Makkah, orang-orang Hijaz pun banyak yang
mengikuti apa yang diajarkan Amru bin Luhai pada penduduk Makkah. Itu karena
penduduk Makkah menjadi figur lantaran sebagai pengawas ka’bah dan juga
penduduk tanah suci.  Sementara di Musyallal di tepi Laut Merah dekat Qudaid
terdapat sebuah berhala yang lebih dulu telah disembah yakni bernama Manat. Sedang
di Lembah Kurma atau Wadi Nakhlah orang-orang arab jahiliyah membuat berhala
bernama Uzza, serta di berhala bernama Lata di Thaif.

Tiga berhala ini merupakan berhala-berhala yang paling besar. Kemusyrikan


pun semakin merebak, hingga berhala-berhala yang lebih kecil dari Lata, Manat dan
Uzza pun bertebaran hampir disetiap titik di Hijaz. Terdapat kisah bahwa Amru bin
Luhai mendapat bisikan dari jin tentang keberadaan berhala-berhala yang pernah
disembah kaum Nabi Nuh seperti Wud, Suwa’, Yaghust, Ya’uq, dan Nasr yang
terpendam di Jeddah. Amru bin Luhai pun mencarinya, setelah diketemukan, dia
membawanya ke Tihamah. Saat tiba musim haji, Amru bin Luhai menyerahkan
berhala-berhala itu kepada berbagai kabilah. Kabilah-kabilah itu pun membawa
berhala-berhala dari Amru bin Lubai itu ke tempatnya masing-masing.

Sehingga di setiap rumah di setiap kabilah hampir pasti ada berhala-


berhalanya. Orang-orang Arab kala itu juga memajang berhala dan patung di Masjid
al-Haram. Namun setelah Rasulullah SAW lahir dan kemudian menaklukan Makkah
terdapat sekitar 360 berhala yang ada disekitar Ka’bah. Rasulullah menghancurkan
berhala-berhala itu hingga hancur seluruhnya, dan memerintahkan pada para sahabat
agar berhala-berhala itu dikeluarkan dari masjid dan dibakar. Sementara tentang
Amru bin Luhai disebutkan dalam hadits riwayat Imam Bukhari bahwa Nabi
Muhammad SAW mengatakan melihat Amru bin Luhai menyeret ususnya di neraka.

6
Kisah ini diceritakan Abdullah bin Abu Bakar bin Muhammad bin Amar bin Hazm.
Wallahualam

7
8

Anda mungkin juga menyukai