KELAS VIII D
Etimologi
Suyuti menceritakan bahwa nama Nuh bukan berasal dari bahasa Arab, tetapi dari bahasa
Syam yang artinya bersyukur atau selalu berterima kasih. Hakim berkata dinamakan Nuh
karena seringnya dia menangis, nama aslinya adalah Abdul Ghafar (Hamba dari Yang Maha
Pengampun).
Sedangkan menurut kisah dari Taurat nama asli Nuh adalah Nahm yang kemudian menjadi
nama sebuah kota, kuburan Nuh berada di desa al Waqsyah yang dibangun didaerah Nahm.[6]
Nuh mendapat gelar dari Allah dengan sebutan Nabi Allah dan Abdussyakur yang artinya
hamba (Allah) yang banyak bersyukur.[7]
Genealogi
Dalam agama Islam, Nuh adalah nabi ketiga sesudah Adam, dan Idris. Ia merupakan
keturunan kesembilan dari Adam. Ayahnya adalah Lamik (Lamaka) bin Metusyalih|
Mutawasylah (Matu Salij) bin Idris bin Yarid bin Mahlail bin Qainan bin Anusyi bin Syits bin
Adam. Antara Adam dan Nuh ada rentang 10 generasi dan selama periode kurang lebih 1642
tahun.
Nuh hidup selama 950 tahun. Ia mempunyai istri bernama Wafilah,[8] sedangkan beberapa
sumber mengatakan istri Nuh adalah Namaha binti Tzila atau Amzurah binti Barakil[9] dan
memiliki empat orang putra, yaitu Kann, Yafith, Syam dan Ham.
Biografi
Nuh adalah rasulallah yang pertama yang diutus ke atas bumi ini, sedangkan Adam, Syits dan
Idris yang diutus sebelumnya hanyalah bertaraf nabi saja, bukan sebagai rasul karena mereka
tidak memiliki umat atau kaum.
Dari Ibnu Katsir bahwa Nuh diutus untuk kaum Bani Rasib. Dia lahir 126 tahun sepeninggal
Nabi Adam, sedangkan menurut Ahli Kitab dia lahir 140 tahun sepeninggal Nabi Adam. Dia
adalah utusan yang pertama yang diutus untuk umat manusia. Penduduk yang diserunya
dikenal dengan Banu Rasib.
Dari Ibnu Abi Hatim: Abu Umamah mendengar seorang berkata kepada Nabi Wahai Utusan
Tuhan, apakah Adam seorang nabi? Nabi Muhammad menjawab Ya. Orang tersebut
bertanya lagi: Berapa Lama antaranya dengan Nuh? maka Nabi Muhammad menjawab
sepuluh generasi.
Ibnu Abbas menceritakan Bahwa nNabi Nuh diutus pada kaumnya ketika berumur 480 tahun.
Masa kenabiannya adalah 120 tahun dan berdakwah selama 5 abad. Dia mengarungi banjir
ketika ia berumur 600 tahun, dan kemudian setelah banjir ia hidup selama 350 tahun.
Ibnu Abi Hatim dari Urwah bin Al Zubayr bahwa Wadd, Suwa, Yaghuth, Yauq dan Nasr
adalah anak Nabi Adam. Wadd adalah yang tertua dari mereka dan yang paling saleh di
antara mereka.
Ibnu Abbas menceritakan bahwa ketika Nabi Isa menghidupkan Ham bin Nuh, dia bertanya
kepadanya kenapa rambutnya beruban, ia menjawab dia meninggal di saat usia muda karena
ketakutannya ketika banjir. Ia berkata bahwa panjang kapal Nuh adalah 1200 Kubit dan
lebarnya 600 Kubit dan mempunyai 3 lapisan.
Anak
Sebuah ilustrasi ketiga anak Nuh yaitu Sam, Ham dan Yafith. Dilukis oleh James Tissot 1904.
Kann bin Nuh
Dari keempat putra Nuh, hanya tiga orang yang selamat dari bencana banjir, karena taat serta
mengikuti ajaran yang dibawa ayahnya. Adapun seorang anaknya lagi yang tertua, yaitu
Kan'an, tewas tenggelam. Nuh merasa sedih karena anaknya tidak mau mengikuti ajarannya.
Sedangkan menurut Hasan al-Bashri berpendapat bahwa Kanan adalah anak tiri Nuh yaitu
anak dari isterinya yang durhaka.
Yafith bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Yafith bernama Arbasisah binti Marazil bin Al Darmasil bin
bin Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Yafith menurunkan 7orang anak
laki-laki dan 1 orang anak perempuan, yaitu Gomer, Marihu, Wail, Hawwan, Tubal, Hawshil
dan Thiras. Anak perempuan dari Yafith adalah Shabokah.
Sam bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Sam bernama Shalib binti Batawil bin Mehujael bin Akhnukh
bin Qayin bin Adam dan darinya Sam menurunkan Arfaqsyad, Asshur, Lud, Elam, dan Aram.
Ham bin Nuh
Ibnu Thabari menyebutkan istri Ham bernama Nahlab binti Marib bin Al Darmasil bin bin
Mehujael bin Akhnukh bin Qayin bin Adam dan darinya Ham menurunkan 4 orang anak lakilaki, yaitu Kush, Put, Kanaan dan Qibthy atau Misraim.
Menurut Ibnu Ishaq tidak diketahui apakah Aram adalah satu ibu atau dari ibu yang berbeda
dengan anak Sam lainnya. Sam berdiam di Mekkah dan dari keturunannya yaitu Arpaksyad
menurunkan nabi dan rasul. Kemudian dari nya menurunkan bangsa Arab dan bangsa Mesir
kuno. Keturunan Yafith menjadi raja untuk wilayah non arab seperti Turki, Khazar dan Persia
yang raja terakhirnya adalah Yazdajird bin Shahriyar bin Abrawiz yang masih merupakan
keturunan Gomer bin Yafith bin Nuh.
Keturunan Sam berdiam di Majdal yang berada di pusat bumi yang daerah tersebut berada di
Satidama (suatu daerah bagian utara Irak atau dibagian Timur Anatolia), di antara Yaman dan
Syria. Tuhan memberikan mereka kitab dan kenabian serta memberikan warna kulit yang
coklat dan putih.
Bangsa d berkembang di suatu lembah yang dinamakan Al-Shihr (Bagian Selatan Arabia
menghadap lautan Hindia) dan dibinasakan disuatu lembah yang dinamakan Lembah
Mughith.
Kemudian Mahrah menetap di lembah Al-Shihr. Ubayl berkembang di wilayah Yasthrib,
Amalek berkembang di Sana sebelum dinamakan Sana. Beberapa dari keturunan Amalek
kemudian pergi ke Yastrib dan mengusir bangsa Ubayl, yang kemudian Jubayl berkembang di
wilayah Juhfah, tapi banjir membinasakan mereka sehingga dinamakan wilayah tersebut AlJuhfah (tempat penyapuan).
Thamud berdiam di Hijr dan di sekitarnya dan dibinasakan di sana. Tasm dan Judays berdiam
di Yamamah dan kemudian dibinasakan, ketika Umaym memasuki wilayah Al Abar (Wabar,
suatu tempat di Yaman) dan dibinasakan di sana. Di sekitar Yamamah dan Al Shihr tidak ada
yang bepergian di sana karena wilayahnya telah dikuasai Jin. Daerah tersebut dikenal dengan
Ubar karena berasal dari nama Abar bin Umaym.
Keturunan Joktan bin Eber memasuki Yaman dan kemudian menamainya Yaman yang berarti
Selatan. Beberapa kaum dari Kan'an memasuki Syria yang namanya adalah Al-Sham maka
dari itu wilayah Syria dahulu dikenal dengan nama Syam.
Diceritakan dari Damrah bin Rabiah dari Ibnu Ata dari Ayahnya bahwa Ham menurunkan
keturunan yang berkulit hitam dan berambut keriting. Rambut mereka tipis. Yafith
menurunkan keturunan yang berwajah datar dan bermata kecil atau sipit, sedangkan Sam
menurunkan keturunan yang berwajah tampan dan berambut indah.
Cucu
Keturunan Ham
Kush bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kush bernama Qarnabil binti Batawil
bin Tiras dan darinya menurunkan Habsyah, Hind dan Sind.
Phut bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Phut bernama Bakht binti Batawil. Put
kemudian berdiam bersama keturunan Kush yaitu Hind dan Sind di wilayah India.
Kan`an bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan istri Kan'an bernama Arsal binti Batawil
bin Tiras dan darinya menurunkan bangsa berkulit hitam atau negro, Nubia, Fezzan,
Zanj dan Zaghawah.
Mizraim bin Ham: Ibnu Thabari menyebutkan keturunan Mizraim adalah bangsa
Koptik dan Barbar.
Egyptus binti Ham: Anak Ham yang satu ini adalah seorang wanita.
Keturunan Sam
Lud bin Sam: Ibnu Ishaq menyebutkan Lud kawin dengan anak perempuan Yafith
yaitu Shakbah dan melahirkan baginya Faris, Jurjan, dan ras yang mendiami wilayah
Persia. Kemudian dari Lud lahir pula Tasm dan Imliq tapi tidak diketahui apakah
mereka stu ibu atau tidak dengan Faris bin Lud. Imliq berdiam di wilayah tanah suci.
Imliq kemudian menurunkan bangsa Amalek yang kemudian menyebar di wilayah
Uman, Hijaz, Syria dan Mesir. Dari keturunan Lud ini melahirkan bangsa bangsa
perkasa di Syria yang disebut dengan bangsa Kanaanit. Dari Lud juga menurunkan
Firaun Mesir, penduduk Bahrayn dan Uman yang kemudian dikenal dengan bangs
Jasim. Penghuni Madinah seperti Bani Huff, Sad bin Hizzan, Banu Matar dan Banu
Al-Azraq, Penduduk Najd yaitu Badil dan Rahil, Penduduk Tayma adalah keturunan
dari Lud bin Sham.
Bani Umaym bin Lud berdiam di Wabar yang merupakan daerah gurun yang dikenal
dengan gurun Alij dan berkembang disana. Kemudian mereka berbuat ingkar disana
dan akhirnya Allah menghancurkan mereka. Satu-satunya suku mereka yang tersisa
dari bencana tersebut adalah suku Nasnas.
Tasm bin Lud berdiam di Yamamah (kota kuno Bahrayn). Dari keturunan Lud seperti
Tasm, Amalek, Umaym dan Jasim menggunakan dialek arab, sedangkan dari
keturunan Lud yang lain seperti Faris menggunakan dialek Farsi.
Keturunan Lud bin Sham dan termasuk keturunan Madhay bin Yafith kemudian pergi
menuju Gomer dan Gomer kemudian menjaga mereka dan membiarkan mereka
berkembang di wilayahnya. Dari bangsa Madhay ini menurunkan bangsa Media yang
salah satu rajanya adalah Cyrus Agung.
Salah satu bangsa Barbar adalah keturunan dari Thamila bin Marib bin Faran bin Amr
bin imliq bin Lud bin Sham. Bangsa yang pertama kali berbicara dengan bahasa Arab
adalah Imliq bin Lud setelah kepindahannya dari Babylonia.
Aram bin Sam: Aram bin Shem menurunkan Uz, Mash, Gether dan Hul. Kemudian
Uz menurunkan Gether, d dan Ubayl. Gether bin Aram menurunkan Tsamud dan
Judays. Mereka ini berbicara dengan bahasa Arab Mudari. Mereka ini dikenal dengan
Arab Aribah atau Arab asli karena dari merekalah bahasa Arab berasal. Dari
keturunan Aram dan Lud ini melahirkan bangsa Arab pertamaatau bangsa Arab
Aribah.
d berdiam di gurun disekitar jalan menuju Hadramaut di Yaman. Tsamud memahat
pegunungan untuk dijadikan tempat tinggalnya yang berada antara Hijaz dan Syria
dan sejauh Wadi al-Qura. Judays mengikuti Tasm dan berdiam di lingkungan
Yamamah sampai Bahrayn. Nama Yamamah pada saat itu adalah Jaww. Sedangkan
Jasim berdiam di Uman. Mash menurunkan bangsa Nabatea yang silsilahnya adalah
Nabit bin Mash bin Aram.
Di Era kaum d, mereka dikenal dengan d dari Iram, ketika kaumAd dihancurkan
maka kaum Tsamud disebut Iram. Setelah Tsamud dihancurkan keturunan Iram yang
tersisa disebut dengan Arman atau Aramean.
Yoktan bin Eber bin Shaleh bin Arfaqsyad darinya menurunkan bangsa Hind dan Sind
terkemudian. Silsilahnya kembali kepada Buqayin bin Yoktan. Dari Yoktan
melahirkan Yarub menurunkan Yashjub menurunkan Saba. Saba menurunkan
Himyar, Kahlan, Amr, Al-Ashar, Anmar, Murr, Amilah. Amr bin Saba menurunkan
Adi. Adi menurunkan Lakhm dan Judham.
Ghalem bin Sam: Dikisahkan bahwa keturunan dari Ghalem ini adalah bangsa Persia.
Asshur bin Sam: Sedangkan dari Asshur keturunannya adalah menjadi bangsa
Assyria.
Keturunan Yafith
Meshech bin Yafith: Darinya menurunkan Ashban. Menurut Blachere Ashban adalah
koloni dari Ishafan yang menetap di Syria, Mesir, Afrika Utara, dan Spanyol.
Yavan bin Yafith: Darinya menurunkan Slavia dan Burjan atau Bulgar. Bangsa
Byzantium adalah keturunan dari Lanta bin Javan.
Magogh bin Yafith: Dari Magogh inilah bangsa Yajuj dan Majuj yang telah
diramalkan akan datang pada akhir zaman.
Bahtera Nuh
Artikel utama untuk bagian ini adalah: Bahtera Nuh
Gunung Ararat di negara Turki yang diduga sebagai tempat berlabuhnya Bahtera Nuh.
Menurut Al Qur'an, bahtera Nuh telah mendarat di Bukit Judi dan banyak perbedaan
pendapat mengenai Bukit Judi tersebut, baik dari para ulama maupun temuan arkeolog. Ada
pendapat[siapa?] yang menunjukkan suatu gunung di wilayah Kurdi atau tepatnya di bagian
selatan Armenia, ada pendapat lain dari Wyatt Archeological Research, bukit tersebut terletak
di wilayah Turkistan Iklim Butan, Timur laut pulau yang oleh orang-orang Arab disebut
sebagai Jazirah Ibnu Umar (Tafsir al-Mishbah).
Di dalam Alkitab menyebutnya terdampar di Gunung Ararat Turki. Para arkeolog Cornuke
dan tim mengatakan bahwa bahtera Nuh diduga telah ditemukan di Iran. Lokasinya tidak
sesuai seperti yang dijelaskan dalam kitab Kejadian; Bahtera ini telah melakukan perjalanan
dari timur mengarah ke Mesopotamia. Cornuke dan tim berpikir bahwa Gunung Ararat
adalah kemungkinan besar sebagai sebuah pengalihan saja. "Alkitab memberikan petunjuk di
sini tetapi ini bukanlah mengarah ke Turki, tetapi mengarah langsung ke Iran."[10]
Berdasarkan foto yang dihasilkan dari gunung Ararat, menunjukkan sebuah perahu yang
sangat besar diperkirakan memiliki luas 7.546 kaki dengan panjang 500 kaki, lebar 83 kaki
dan tinggi 50 kaki dan masih ada tiga tingkat lagi di atasnya.
Etimologi
Nama Nuh berasal dari Ibrani ,(Nh ), yang berarti "hinggap", "menentramkan",
"berhenti", atau "istirahat" (2 Raja-raja 2:15; Ratapan 5:5; Ulangan 5:14). Arti nama Nuh
berdasarkan asal kata tersebut adalah "sabat", "istirahat", dan "penghiburan". [12]
Keluarga
Alkitab hanya mencatat Nuh memiliki tiga orang anak, Sem, Ham dan Yafet yang dilahirkan
setelah Nuh berumur 500 tahun[16], sebelum air bah terjadi. Ketika Sem berusia 100 tahun,
dua tahun setelah air bah, ia dikaruniai Arpakhsad[17]. Oleh karena itu Sem hanya berusia 98
ketika banjir datang. Ham dikatakan sebagai yang termuda [18].
Nama istri Nuh tidak disebut dalam Alkitab, menurut Kitab Yobel (termasuk dalam kanon
Gereja Ortodoks Ethiopia) namanya adalah Emzara.
Tradisi Yahudi menulis nama istri Nuh adalah Naama (atau Naamah), putri Lamekh dan
saudara perempuan Tubal-Kain.[19] Demikian pula Komentator Alkitab Ibrani, Rashi, yang
hidup pada abad ke-11 M, dalam komentarinya mengenai Sefer Bereishis 4:22.[20]
Sebuah Midrash dari abad pertengahan, yang dikenal sebagai "Kitab Yasar" (Book of Jasher
5:15), juga menuliskan nama istri Nuh adalah Naamah, putri Henokh.[21]
Galeri
Banjir Besar, karya Gustave Dore (1832-1883). Ilustrasi dalam Alkitab bergambar
karya Dore terbitan tahun 1865.