Anda di halaman 1dari 9

SEJARAH YAHUDI HINGGA PADA MASA PEMBUANGAN

BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sejarah agama Yahudi dimulai dari hijrahnya Ibrahim as.(1900 SM) bersama
keluarganya, kerabatnya, dan hamba sahayanya. Dimulai dari Ur, Babilonia untuk
menyelamatkan diri dari raja Namrud menuju Kan’an (Palestina)
Orang-orang Kanani yang telah berdiam diri di Kan’an pada waktu itu, menyebut
Ibrahim dengan nama Ibri (Hebrew), yang berarti dari seberang, karena Ibrahim datang ke
Kan’an dengan menyeberangi sungai-sungai Eufrat dan Trigis. Sedangkan para keluarganya
di sebut Ibris (Hebrews).
Di Kan’an ini,Ibrahim dan keluarganya menjadi bangsa yang besar yang di kenal dengan
nama Ibrani, setelah meninggalnya Ibrahim, bangsa Ibrani di pimpin oleh puteranga Ishak as,
selanjutnya kepemimpinannya digantikan puteranya Ya’qub as. Setelah sepeninggal Ishak as.
Ya’kub as. Mendapat gelar ISRAEL, yang berarti hamba yang taat. Ia meliki 12 putera,
yaitu Rubi, Simeon, Lewi, Yahuda, Zabulon, Isakhar, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Yusuf dan
Bunyamin. Seluruh keturunan Ya’kub ini di kenal dengan nama bani Israel. Dari ke duabelas
puteranya yang paling di kenal adalah Yahuda, karena dari dia, Bani Israel juga di namakan
bangsa Yahudi.
Dalam kajian ini, kami mencoba memberi penjelasan tentang bagaimana “Agama Yahudi
dalam lintas sejarah pada masa pembuangan”.yang bertujuan uantuk menambah ilmu
pengetahuan tentang Agama Yahudi.

2. Rumusan Masalah

Untuk mengetahui Agama Yahudi dalam masa pembuangan, maka perlu diketahui
bagaimana sejarah kaum Yahudi atau Bani Israel terlebih dahulu.maka dari itu dalam tema
kali ini terdapat beberapa sumber pokok masalah yang perlu dibahas diantaranya;

1. Bagaimana sejarah Bani Israel pada masa Ibrahim dan keturunannya?


2. Seperti apakah kehidupan Bani Israel pada masa pengembaraan di Mesir?
3. Apakah yang menyebabkan Israel terbuang dan bagaimana kehidupan setelah masa
pembuangan?

BAB II
PEMBAHASAN
B. Bani Israel pada Masa Ibrahim dan Keturunanya

Awal sejarah pembentukan agama Yahudi dimulai dari perjalanan Ibrahim beserta
keluarganya, kerabatnya, dan hamba sahayanya menuju Kan’an melalui sungai Eufrat, namun
sebelumnya, pernah singgah di Babel (Babilonia), kemudian ke Harran di sebelah utara
Mesopotamia dan akhirnya menetap di Kan’an. Suatu ketika Ibrahim mendapat cobaan yang
sangat berat, sehingga Ia dan keluarganya harus mencari tempat yang baru1.
Mesir terkenal dengan kesuburan dan kemakmurannya pada masa itu. Akhirnya
Ibrahim dan keluarganya hijrah ke Kan’an untuk mendapatkan suatu ketenangan. Selama di
Mesir, Ibrahim telah menikah dengan Siti Hajar, dari pernikahan dengan Siti Hajar ini, Ia
mendapatkan putera Ismail dan dari Ismail ini, akan lahir Nabi Muhammad Saw. Namun
keberadaan Ibrahim tidak lama, ketenanganya mulai di usik oleh Pembesar Mesir yang
menginginkan isterinya Sarah.
Pada tahun 1918 SM, Ibrahim mendapatkan putera dari istrinya Sarah yang di beri
nama Isaac atau Ishaq, dan Ibrahim memberkati Ishaq untuk menlanjutkan janji Tuhan. Ishaq
di nikahkan oleh ayahnya Ibrahim dengan kerabatnya di Mesopotamia Utara yang bernama
Ribka. Pada tahun 1858 SM Ishaq mendapatkan putera bernama Ya’kub. Karena ketaatannya
Ya’kub mendapat gelar Israel. Pada usia 140 tahun nabi Ibrahim as. meninggal dunia
sedangkan Sarah istrinya sampai pada usia 127 tahun.
Ya’kub memiliki 12 putera, yang akan mejadi suku yang besar, keduabelas puteranya
itu dilahirkan dari Liah dan Rahil beserta kedua budak mereka. Ya’kub ketika mengembara
ke Betel, ia bertemu Laban, yang tidak lain ia adalah saudara Ibrahim. Ya’kub mengabdi
kepada Laban untuk menggembalakan domba selama 20 tahun, lalu Ia di nilahkan dengan
puterinya Liah dan Rahil2. Keduabelas keturunanya itu adalah anak-anak dari isterinya Liah,
yaitu Rubin, Simeon, Lewi, Yahuda, Zebulon, dan Isakhar. Anak-anak dari istrinya Rahil,
yaitu Yusuf dan benyamin. Anak-anak dari Bilhah budak perempuan Rahil, adalah Dan serta
Naftah. Sedangkan anak-anak dari zilfah budak perempuan Liah adalah Gad dan Asyer.

C. Bani Israel Masa Pengembaraan di Mesir

Dari duabelas keturunan ya’kub, masing\masing memiliki kelompok yang besar.


Mereka mengembara ke pejuru tempat untuk mencari tempat-tempat yang subur, meliputi Ur,
tanah kelahiran leluhurnya Ibrahim, wlayah babilonia tetangga Persia, ke utara harran di
wilayah Mesopotamia dan Asiria, kembali ke arah selatan ,bagian barat Kan’an lalu
menelusuri pantai timur laut Mediterania sampai ke Mesir. Pengembaraan ke Mesir di awali
oleh Yusuf yang elah di aniaya oleh saudara-saudaranya , karena rasa cemburu mereka atas
perlakua ayah mereka Ya’kub terhadap Yusuf.
Yusuf adalah putera ke sebelas Ya’kub, ia ke Mesir di bawa oleh pedagang yang
melintasi sebuah sumur dimana Yusuf telah di buang oleh saudara-saudaranya. Selah
mengalami berbagai cobaan yang di tempuhnya, dari di jual kepada Raja, istri Raja tertarik
pada Yusuf, hingga akhirnya ia di penjara, ketika suatu hari raja bermimpi dan tidak ada ahli
ramar kerajaan dapat menafsirkan mimpi itu,maka dari sini peran Yusuf menjadi penafsir
mimpi Raja dan padaa akhirnya ia menjadi Menteri Kesejahteraan Mesir 3. Suatu ketika
Kan’an mengalami kemarau yang sangat panjang, Yusuf menolong keluarganya dengan
mengajak mereka untuk hijrah ke Mesir dan memberi mereka tempat tinggal.
Selama bertahun-tahun Bani Israel hidup tentram dan jumlahnya bertambah banyak,
namun mereka lebih eklusif , mereka tinggal menyendiri menjauhi penduduk asli Mesir,
mereka juga tidak mengikutikebiasaan orang Mesir seperti menyembah patung yang telah
menjadi kebudayaan mereka.
Setelah yusuf meninggal, keadaan Bani Israel berubah, mereka mulai di singkirkan
oleh para penduduk Mesir, mereka di anggap orang asing, karena sejak semula orang-orang
Mesir memang tidak menyukai Bani Israel tersebut, mereka hanya mengikuti rajanya yang
menghormati terhadap Yusuf as. Ketika Mesir di kuasai Ramses II yang bergelar Pharao atau
fir’aon yang sangat tidak menyukai Bani Israel, suatu ketika dia mengumpulkan para
pendetakerajaan, ahli sihir dan cendikiawan kerajaan untuk membahas tentang perkembangan
Bani Israel yang semakin banyak.
Raja Ramses II takut akan perkembangan Bani Israel, karena di anggap akan dapat
merebut kekuasaan, dari perkumpulan mereka, terdapat beberapa peraturan yang bertahap
diantaranya; Pertama, Raja memutuskan para Bani Israel di jadikan pekerja paksa selayaknya
budak ,namun jumlah mereka tetap semakin banyak. Kedua, atas usulan para pembesar
kerajaan tadi, lebih meningkatkan pekerjaan paksa tadi yang di harapkan dapat mengurangi
perkembangan Bani Israel, mereka membuat program yang lebih besar, yaitu membangun
kota Piton dan Ramses. Ketiga, Bani Israel dijadikan seluruh pekerjaan rumah tangga
penduduk Mesir. Keempat, ini adalah keputusan Raja dalah membunuh tiapa anak laki-laki
yang lahir dari tiap rahim keturunan Bani Israel, sebenarnya ini di perintahkan kepada para
bidan namun tidak dilakukan, Raja langsung mengambil langkah cepat, dia memberi
peraturan baru untuk membunuh para bayi tersebut dengan cara apapun4.
Namun dari peraturan raja yang terkhir ini, dimulai kisah Musa as. Kewajiban
membunuh bayi ini tidak terkecuali, hal ini juga dilakukan oleh keluarga Imran, yang
melahirkan bayi laki-laki dari pasangan Suku levi, ketika baru lahir bayi mereka hanyutkan
ke sungai Nil yang di letakkan dalam kotak kayu, atas kekuasaan Allah, ternyata bayi tersebut
masuk kepemandiaan keluarga Fir’aon dan kotak tersebut di ambil putrinya. Karena puteri
fir’aon tertarik pada bayi tersebut , ia pun meminta izin kepada ayahnya untuk
mengangkatnya sebagai anggata keluarganya dan di beri nama Musa atau Moses.
Setelah Musa dewasa, Dia mengingkari terhadap ketuhanan Fir’aon dan malah
berusaha membantu Bani Israel untuk keluar dai Mesir. Namun setiap izin tersebut, selalu di
tolak oleh Fir’aon, karena jika Bani Israel keluar dari Mesir, maka akan mempersulit para
penduduk Mesir dalam menjalani semua pekerjaannya.
Atas sikap Fir’aon yang selalu mengingkari Musa dan ajarannya, maka Allah member
azab. Namun azab tersebut terjadi Fir’aon selalu meminta pertolongan kepada Musa as. untuk
di hentikan, dengan dalih mereka akan di biarkan pergi meninggalkan Mesir. Tetapi janji
Fir’aon selalu dia ingkari sendiri dan azab itu juga datang kembali.
Adapun azab-azab itu adalah

1. Musa memukulkan tongkatnya ke atas Sungai Nil di hadapan Fir’aon dan kaumnya,
sehingga berubahlah sungai itu menjadi darah, akibatnya semua ikan mati dan
akibatnya bau bangkai ikan yang tercium di seluruh Mesir.
2. Tuhan membangktkan pasukan katak dari Sungai Nil dan memasuki seluruh ruanagan
Fir’aon.
3. Tuhan mengirim hewan atau Tuma yang jumlahnya tidak terhingga yang
menggerayangi semua orang Mesir dan hewan Mereka.
4. Tuhan juga mendatangkan Tawon (Tabuhan) yang menjelajahi seluruh rumah dan
merusak tanah mereka.
5. Tuhan mendatangkan wabah yang mengakibatkan seluruh hewan mati.
6. Tuhan menyiksa mereka dengan menularkan penyakit parau dan bisul ke seluruh
penduduk Mesir
7. Bersamaan itu, di datangkan wereng yang menjadikan gagal panen.
8. Tuhan mendatangkan hujan lebat dan Guntur yang sambung menyambung tidak ada
henti-hentinya serta sangat menyiksa suaranya.
9. Selama tiga hari tiga malam bumi mesir di jadikan gelap gulita, sehingga para
penduduk Mesir kesultan untuk keluar.
10. Tuhan mematikan seluruh putera sulung, seluruh keluarga Mesir, termasuk putera
Fir’aon yang kelak akan di jadikan pengganti Raja Mesir.
11. Terakhir ketika Musa telah di izinkan berangkat bersama pengikutnya yang
berjumalah sekitar 600.000 orang kaumnya. Fir’aon yang menerima kabar itu, dia
langsung naik darah dan menyusul mereka mereka bersama pasukannya untuk
menyuruh Bani Israel kembali dengan paksa. Dari sini Tuhan menenggelamkan
Fir’aon dan pasukannya yang berusaha mengejar Musa as. beserta kaumnya melalui
laut merah yang telah terbelah karena tongkat mu’jizat Musa as5

3. Bani Israel ketika dalam Masa Pembuangan serta Kehidupan Setelahnya

. Selama lebih dari 40 tahun setelah keluar dari Mesir itu,Nabi Musa berhasil
membawa kaumnya untuk terbebas dari perbudakan, akan tetapi kaumnya tetap tidak puas
karena kemewahan yang dinikmati sebelumnya tidak bisa kembali secara langsung. Musa
berupaya menyabarkan umatnya, lalu musa pegi bermunajat di Thurisina, namun kaumnya
kembali menyembah patung yang terbuat dari perhiasan-perhiasanan mereka6. Nabi Musa
wafat tahun 1473 SM.
Kemudian Bani Israel dibawah pimpinan Yusya’ bin Nun, salah seorang shahabat
Musa yang juga mendapat amanat dari Nabi Musa untuk meneruskan memimpin Bani Israel
untuk memasuki Palestina. Akhirnya Yusya’ dapat membawa Bani Israel memasuki Palestina
melalui timur laut sungai Yordan dan menyeberangi sungai itu,memasuki kota Ariha dengan
terlebih dahulu berhasil membunuh seluruh penduduknya dengan peristiwa ini mulailah
zaman Bani Israel memerintah bumi Palestina.
Ketika Bani Israel memasuki Palestina banyak mendapat tekanan dari suku Filistin
dan juga dari orang-orang Kan’an. Kerena banyaknya tersebut orang Israel mulai bersatu dan
terbentuklah kerajaan Israel yang prtama kali dipimpin oleh Saul, dan berhasil mengusir
orang Kan’an juga suku Filistin dari tanah mereka. Namun kemudian terjadi perselisihan
kembali dengan Negara-negara kecil yang menjadi bagian-bagian dari Palestina dengan
daerah sebelah timur sungai Yordan, hingga mengakibatkan Saul terbunuh.dengan kejadian
demikian mengakibatkan terbunuhnya Saul dan mengakibatkan kerajaan Israel lemah
kembali. Sampai kerajaan Israel kuat dan besar lagi pada waktu pimpinan Daud, dan
sepeninggal Daud tidak ada yang mampu membuat kejayaan hingga mengakibatkan kerajaan
Israel terpecah menjadi dua yaitu kerajaan Israel dan kerajaan Yahudi.7
Sejarah kerajaan ini berdiri abad ke-9 SM. Menurut catatan , keerajaaan bisa bertahan
dengan segala pasang naik dan surutnya sampai abad ke-5 SM. Kerajaan Israel hanya sampai
tahun 722 SM., yaitu sampai mereka dikalahkan dan ditawan oleh kerajaan Asyur.Setelah
kedua kerajaan yang dibangun oleh Yahudi ini hancur, maka sejarah umat Yahudi menjadi
satu kesatuan, mengalami nasib bersama, timbul tenggelsm sebagai orang Yahudi.
Setelah abad ke-6 SM., atau tahun 538 SM., orang Yahudi diizinkan pulang ke tanah
kelahiran mereka(Palestina). Tiga puluh tahun kemudian, Antiochus merampas rumah suci
Yerussalem dan melarang Agama Yahudi. Pelarangan dan penindasan yang bersifat agama
tersebut menimbulkan semangat juang Yahudi. Tapi perjuangan mereka menghadapi musuh
yang terlalu banyak, mengakibatkan berakhirlah juga dengan terbuangnya mereka keluar dari
tanah Palestina sekitar tahun 71 M., dimana Titus mengusir mereka keluar dari tanah
Palestina dan menghancurkan rumah suci mereka.8
Mulai saat itu, bermula pulalah babak baru bagi sejarah umat Yahudi, yaitu babak
pembuangan. Mereka mengalami nasib sebagai manusia terbuang, beribu tahun bercerai-
berai dengan berpencaran di berbagai bagian dunia ini, sama sekali tidak pernah merasakan
kesenangan bertempat tinggal, kedamaian menata kehidupan masyarakat sendiri. Satu hal
yang mereka pegang teguh adalah, menanamkan tuntutan dan fanatik agama. Hasil dari
munajat Musa as. yang mendapatkan “sepuluh perintah Tuhan” dan semua wahyu yang turun
ketika di Mesir, seluruhnya dijadikan tuntunan bagi Bani Israel yang mereka namai Taurat9.
Pada waktu itu orang Islam banyak memberikan bantuan pad orang-orang Yahudi.
karena seringkali, rang Yahudi mendapat tekanan dari Kristen di Eropa sebelum zaman
renaissance. Orang Yahudi pun sering mencari perlindungan pada penguasa Muslim.
Sebagai umat yang terbuang dari satu daerah ke daerah lain,dimusuhi dan sebagainya
oleh penganut Kristen dimana mereka menumpang hidup di Negara Kristen. Sebaliknya
mereka selalu menerima perlakuan bersahabat, dengan penuh penghargaan dari negeri-negeri
Islam, termasuk daerah Islam yang berada di Spanyol masa jayanya.
Sementara itu, di Eropa sendiri, setelah kejatuan Napoleon faham anti semit
dihidupkan kembali dan orang-orang Yahudi dihadapkan kepada pilihan “kembali ke kampug
mereka,atau pindah agama ke agama Kristen” kebanyakan mereka memilih alternative yang
kedua ini.yang lain-lainnya menyerah pasrah, kembali terkepung dalam keadaan tidak
menentu, tetapi tetap loyal terhadap agama mereka. Begitulah keadaan mereka selama perode
pengusiran dan pengejaran yang baru ini. Hal ini memaksa mereka untuk menggelorakan
suatu cita-cita, yaitu “perjuangan mengusahakan terbentuknya suatu masyarakat Yahudi di
tanah air yang telah dijanjikan Tuhan kepada mereka, mempunyai kedaulatan dan kebebasan
sendiri untuk mengatur cara hidup sendiri.” Semangat inilah yang kemudian dikenal gerakan
zionisme
Setelah gerakan zionisme berkembang dengan pesat membakar semangat juang kaum
Yahudi di seluruh Dunia, seterusnya kaum Yahudi meminta kembali daerah leluhurnya yaitu
Palestina. Cita-cita atau tujuan gerakan zionis ini belum mengarah kepada tuntutan untuk
mendirikan satu Negara khusus untuk orang-orang Yahudi, melainkan hanya tenpat kediaman
tetap bagi mereka. Sampai pada kongres kesepuluh di Basel pimpinannya mengeluarkan
pernyataan berbunyi “tujuan zionis adalah mendirikan suatu tempat tinggal yang diakui
umum legal dan aman di Palestina.”
Amerika Serikat memegang peranan penting untuk mewujudkan Negara Israel yang
berdiri sendiri, pemerintah Jerman dibawah pimpinan Nazi juga mengisyaratkan agar orang-
orang yahudi di tempatkan di Palestina, akan tetapi rencana penempatan kaum Yahudi ini
ditentang oleh penduduk asli Pelestina, terutama dari suku Arab, bahkan mereka menentang
dengan kekerasan, sampai terjadi pertumpahan darah. Kemudian stelah lama terjadi
perpecahan yang sengit itu mereka (Yahudi dan Bangsa Arab) mengajukan rencana
pemecahan daerah Pelestina menjadi dua bagian. Usul ini kemudian diwujudkan oleh
pemerintah Inggris.
Dari segala usaha dan cara yang dilakukan Bangsa Barat sampai berhasil
menempatkan Yahudi di bumi Palestina adalah, dalam rangka usaha Negara-negara itu untuk
mengurangi kerusuhan, pengaruh dan problem yang ditimbulkan orang-orang Yahudi di
Negara mereka, dari satu segi. Dan segi lain, berkat peranan dari balik tirai yang dimainkan
tokoh-tokoh Yahudi dengan aktivitas zionisnya dikalangan masyarakat, dan pemerintah
Negara-negara Barat. Juga karena kebencian dan keinginan mengusir orang Yahudi yang
merisaukan itu keluar dari Negara-negara mereka.10

BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan
Agama yahudi, sebagaimana umat Yahudi definisikan bahwa sejarah agama mereka
di mulai dari kisah Ibrahim yang berhijrah dari tanah kelahirannya di Ur, dia pergi bersama
keluarga dan kerabatnya menuju ke Kan’an untuk menyelamatkan diri dari Raja Namrud.
Bangsa Kanani yang telah dahulu mendiami Kan’an menyebutnya dengan julukan Ibri,yaitu
orang yang menyeberang, karena Ibrahim datang ke Kan”an dengan menyeberangi sungai
Eufrat. Sedangkan para keluarga atau kerabatnya di sebut Ibris.
Ibrahim memiliki dua isteri, yaitu Sarah dan Siti Hajar, putera dari Sarah memiliki
putera Ishaq dan Siti Hajar memiliki putera Ismail, yang mana dari ismail ini akan lahir Nabi
Muhammad SAW., sedangkan dari Ishaq lahir Ya’kub yang memiliki 12 putera, yang
menjadi suku-suku besar, Yahuda adalah nama yang paling di kenal, karena dari padanya
akan muncul iatilah Yahudi.
Kaum Yahudi adalah kaum yang mempunyai watak keras dan dikenal pantang
menyerah, pada waktu mempertahankan Agama dan juga tanah suci di Yerussalem mereka
mendapatkan perlawanan dari musuh yang sangat banyak, sehingga mengakibatkan kaum
Yahudi ini terbuang dari bumi Palestina. Namun semangat juang yang keras membuat
Yahudi dengan terus menggapai cita-citanya yaitu mendirikan Negara yang berdaulat dan
berkebebasan seperti yang telah dijanjikan Tuhan. Dengan cara mendirikan suatu gerakan
perjuangan yang sering dikenal dengan gerakan zionisme

Daftar Pustaka

 Amstrong,Karen. Sejarah Tuhan. Bandung: Mizan.2007.


 Daya Burhanudin, Agama Yahudi,Yogyakarta: PT Bagus Arafah,1982.
 Hermawati. Sejarah Agama & Bangsa Yahudi. Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005.
 Shalaby, Ahmad. Perbandingan Agama: Agama Yahudi .Jakarta: Gramedia Pustaka
Utama. 2001.
 Sou’yb Joesoef. Agama-Agama Besar Di Dunia,Jakarta: PT al Husna Zikra, 1996.

1 Hermawati. Sejarah Agama & Bangsa Yahudi.(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005),29-30


2 Ibid.,21-22
3 Sou’yb Joesoef. Agama-Agama Besar Di Dunia.(Jakarta: PT al Husna Zikra, 1996),280
4Daya Burhanudin, Agama Yahudi,(Yogyakarta: PT Bagus Arafah,1982),23-24
5 Daya Burhanudin, Agama Yahudi,(Yogyakarta: PT Bagus Arafah,1982),24-26
6 Hermawati. Sejarah Agama & Bangsa Yahudi.(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005),43
7 Daya Burhanudin, Agama Yahudi,(Yogyakarta: PT Bagus Arafah,1982),28-31
8 Daya Burhanudin, Agama Yahudi,(Yogyakarta: PT Bagus Arafah,1982),36
9 Hermawati. Sejarah Agama & Bangsa Yahudi.(Jakarta: PT Grafindo Persada, 2005),43-44
10 Daya Burhanudin, Agama Yahudi,(Yogyakarta: PT Bagus Arafah,1982),42

Anda mungkin juga menyukai