Nabi Harun As di anugrahi kelebihan yang sangat luar biasa, dalam beliau
berbicara sangatlah pandai. Dan mempunyai pendirian yang sangat tegas
dan berani. Sehingga, beliau di tugaskan untuk mendampingi Nabi Musa
dalam berdakwah menegakkan ajaran Allah swt. Bahkan, kelebihannya
dalam diakui oleh Nabi Musa dalam riwayatnya.
Beliau pun di tetapkan sebagai juru bicara Nabi Musa As. Tentu saja bukan
tanpa ada alasan Nabi harun di angkat menjadi juru bicara Nabi Musa As.
Pada suatu hari, saat Firaun menyuruh Nabi Musa untuk memilih api dan
juga roti, pada saat itulah lidah Nabi Musa As menjadi kaku dan tidak dapat
berbicara dengan fasih. Allah pun memberikan petunjuk kepada Nabi Musa
untuk memilih api agar beliau selamat dari Fir’aun.
Bahkan, Fir’aun pun menegaskan bahwa Nabi Musa adalah orang gila
yang mengaku menjadi rosul. Karena Fir’aun sama sekali tidak percaya
akan di utusnya Nabi Musa menjadi Rosul. Kemudian, Fir’aun meminta
suatu bukti kepadanya sehingga kerasulan Nabi Musa As bisa diakui,
permintaanya pun di turuti oleh Nabi Musa.
Setelah menyaksikan sendiri, para penyihir pun ada yang mengakui bahwa
mukjizat Nabi Musa As, mendengar hal tersebut, Fir’aun pun merasa
geram dan dendam terhadap Nabi Musa.
Kitab Taurat tersebut beliau terima selama 40 hari. Di sinilah Nabi Musa
meninggalkan kaumnya untuk sementara dan di gantikan kepemimpinanya
oleh Nabi Harun As. Karena beliau merasa khawatir akan kembalinya
kaum Bani Israil membuat suatu kerusakan jika di negeri tersebut tidak ada
yang memimpin. Karena itulah, Nabi Musa memberi amanat kepada Nabi
Harun As untuk menggantikan kepememimpinanya.
Namun, dalam pimpinan Nabi Harun As, ada permasalahan yang tidak
dapat beliau atasi. Semua kaum Bani Israil kembali menyembah berhala
dan membuat sebuah patung sapi berbahan dasar emas yang mereka
bawa. Hal ini bisa terjadi karena atas bujukan dan pengaruh Samiri.
Nabi Musa
Hingga tibalah waktunya Nabi Musa As kembali ke lokasi kaumnya di
gunung Sinai. Nabi Musa pun marah besar saat melihat perilaku kaumnya
yang kembali menyembah berhala. Selain marah kepada kaumnya, beliau
juga marah kepada Nabi Harun karena dianggap tidak bisa menjaga
amanah yang ia berikan selama ia pergi.
Karena merasa kecewa dan marah kepada Nabi Harun, Nabi musa pun
memegangi kepala dan juga janggutnya seraya berkata:
Kemudian Nabi Harun pun menjelaskan apa yang telah terjadi selama di
tinggalkan Nabi Musa. Bahwasanya ia sudah memberikan peringatan
kepada kaum Bani Israil. Namun, mereka tetap membangkang dan
menghiraukan bahkan hampir membunuh Nabi Harun As. Setelah itu,
beliau juga menjelaskan bahwa yang memicu semua ini adalah pengaruh
dari Samiri. Setelah di jelankan oleh Nabi Harun, salah faham antara Nabi
Musa dan Nabi Harun pun berakhir.
Dan pada akhirnya, Nabi Musa pun sadar bahwa Nabi Harun telah
menjalankan tugasnya dengan sebaik-baik mungkin. Sehingga, Nabi Musa
pun memohon ampun kepada Allah atas segala kesalahan yang beliau dan
saudaranya telah lakuka. Sedangkan Samiri yang telah mengajak umatnya
menyimpang akhirnya di asingkan dan tidak diperbolehkan lagi bergaul
dengan kaumnya.
Karena ulahnya, Samiri pun terkena suatu azab, yang mana apabila dirinya
disentuh ataupun menyentuh manusia, maka tubuhnya akan terasa panas.
Itulah yang akan menjadi siksaan yang akan ia alami baik di dunia maupun
di akhirat nanti. Sesaat sesudah itu, Nabi Musa pun memberikan perintah
kepada kaumnya untuk bertaubat kepada Allah dengan bersungguh-
sungguh.
Sebenarnya, semua hal yang telah dilakukan oleh Korah, lantaran dirinya
iri dengan kedudukan Nabi Harun dan Nabi Musa As.
Bumi telah menutup kehidupan mereka, semua itu karena berbuatan dari
mereka sendiri yang semena-mena dan berbuat kedzaliman terhadap
Nabiyullah. Setelah di lahap olrh bumi, kemudian keluarlah api besar yang
langsung dikirimkan oleh Allah pada kala itu, Api tersebut membskar
semua orang yang ada, termasuk 250 orang Israel yang turut
memberontak kepada Nabi Musa dan Nabi Harun As, Na’udubillah.
Keesokan harinya, semua kaum bani israil merasa heran dan kagum
dengan Nabi Musa dan Nabi Harun. Sesaat setelah itu, turunlah wahyu
dari Allah untuk Nabi Musa dan Nabi Harun untuk menuju ke tengah-
tengah umat. Dan pada akhirnya mereka membuat suatu perdamaian
kepada semua ummat.
Setelah Nabi Musa memakaikan baju Nabi Harun kepada putranya, Nabi
Harun pun di jemput oleh Malaikat maut di puncak gunung Hor tersebut.
Kemudian, Berita tentang meninggalnya Nabi Harun pun terdengar olah
semua umat. Bangsa Israel pun menangisinya karena merasa kehilangan
sosok panutan, bahkan hingga mencapai 30 hari sesudah kematiannya.