Anda di halaman 1dari 4

TUGAS BAHASA INDONESIA

MERINGKAS BUKU NON FIKSI

Nama
No
Kelas

: Dhani Andri H
: 10
: XII IPS 4

SMA NEGERI 3 BOYOLALI


TAHUN PELAJARAN 2015/2016

INFORMASI BUKU
Judul Buku : Pembesaran Belut di Dalam Tong dan Terpal
Penulis
: Drs. Ruslan Roy, MM dan Bagus Harianto
Penerbit
: PT Agro Media Pustaka
Tahun Terbit :2009
ULASAN BUKU
Buku yang berjudul Pembesaran Belut di Dalam Tong dan Kolam Terpal ini
ditulis oleh Drs. Ruslan Roy, MM dan Bagus harianto. Yang diterbitkan oleh PT Agro
Media Pustaka pada tahun 2009. Buku ini memiliki tebal 72 halaman yang terdiri dari
prakata, daftar isi, isi buku, daftar pustaka dan biografi penulis. Pada daftar isi
terdapat 6 bab dan beberapa sub bab terkait budi daya belut didalam tong dan
kolam terpal.
Buku yang berisi kiat sukses dalam budi daya belut ini sangat menarik untuk
dibaca oleh calon usahawan dibidang pertanian perairan yang akan melakukan budi
daya belut. karena dengan modal yang relatif kecil petani belut bisa mendapatkan
hasil yang maksimal dan menguntungkan.
Buku ini juga dilengkapi tips agar panen belut yang biasanya hanya dapat
dipanen enam bulan sekali menjadi dapat dipanen hingga tiga bula sekali, dengan
memberikan suplemen pakan super yang bisa meningkatkan bobot belut menjadi 10
kali lebih besar. Sehingga buku ini sangat membantu kita dalam proses awal dan
sukses dalam budidaya belut.

Bab 1 : Prospek Pasar Komoditi Belut Masih Terbuka Lebar


Salah satu keunggulan belut adalah dapat diterima di pasar manapun, baik
domestik maupun Internasional. Peyerap komoditi dalam negeri umumnya
digunakan sebagai bahan konsumsi seperti keripik belut, dendeng belut dan olahan
belut lainnya. Sedangkan komoditi belut dalam ekspor umumnya digunakan untuk
aksesori, bahan pengobatan alternatif hingga produk turunan dari belut, seperti
bakso belut, nugget belut, dan camilan belut. Produksi ini sengaja ditujukan kepada
anak-anak karena belut mengandung protein dan vitamin yang cukup tinggi.
Sebenarnya komoditi belut Indonesia masih menjadi satu andalan negara
importir. Karena itu, sebagai upaya menjaga kualitas belut sebaiknya menggunakan
bahan-bahan organik.
Budi daya belut dapat dilakukan dalam berbagai skala, mulai skala kecil,
sedang, hingga besar, tergantung modal calon pembudidaya. Misalya pembudidaya
dengan skala kecil, petani belut bisa melakukan budi daya belut dengan tong bekas
dan kolam terpal karena lebih praktis dan lebih murah.
Selain biaya investasi yang dapat disesuaikan dengan modal, biaya
perawatan juga relatif tidak terlalu besar. Misalnya, dalam hal pakan. Belut lebih
menyukai pakan alami berbagai hewan hidup, cacing, keong mas dan kecebong.
Jenis pakan ini dikatakan relatif murah karena dapat dibudidayakan. Sementara
untuk pelet cukup diberikan 1-2 kali seminggu saja.

Bab 2 : Kunci Sukses Budi Daya Belut


Belakangan ini banyak orang yang tertarik membudidayakan belut. Hanya
saja kebanyakan calon tidak mau bersabar mempelajari teknik budi daya belut
secara menyeluruh akibatnya banyak yang gagal. Karena itu untuk menjadi petani
belut yang sukses diharapkan mempelajari buku yang berkaitan dengan budi daya
belut atau dengan mengikuti pelatihan terkait budi daya belut.
Keberhasilan budi daya belut sangat dipengaruhi oleh media pemeliharaan
yang digunakan. Karena itu, calon pembudidaya harus memastikan media yang
diolah dan digunakan sudah benar-benar sesuai dan matang.
Faktor penting lain yang menentukan keberhasilan budidaya belut adalah
kualitas bibit yang digunakan. Bibit belut berkualitas baik dapat berasal dari belut
sawah yang ditangkap dengan bubu atau bibit hasil dari budi daya yang tidak
terdapat luka dan ukurannya seragam.
Agar terjadi pertukaran air didalam tempat budi daya, konstruksi kolam tong
dan terpal harus diberi saluran pipa yang dialiri air dengan ketinggian 5-10 cm diatas
media. Sebaiknya pemasukan air dibuat gemericik agar suplai oksigen terlarut di
dalam kolam budidaya. Sehingga belut akan tetap sehat.
Selain faktor langsung dengan teknisi budi daya. Faktor lain yang harus
dperhatikan adalah SDM. Pembudidaya yang meyerap tenaga kerja Seharusnya
memilih pekerja yang mengetahui perawatan belut, dan bisa bekerja dengan
sepenuh hati. Namun pembudidaya juga harus melakukan pengawasan untuk
meminimalisasi kesalahan pekerja yang mungkin terjadi.

Bab 3 : Budi Daya Belut dalam Tong


Pada dasarnya belut dapat tumbuh dengan baik meskipun tempat
pembudidayaannya hanya dari tong, asalkan media pemeliharaan dan teknik
perawatannya sesuai dengan kebutuhan belut.
Peralatan pembuatan media pemeliharaan dari tong terdiri dari tong,
paralon,kawat kasa, penampung air, tanaman eceng gondok dan peralatan
pendukung yang dirakit sedemikian rupa sehingga dapat digunakan untuk tempat
pemeliharaan yang baik namun tidak menggunakan modal yang terlalu besar. Untuk
budidaya di dalam tong, media yang digunaka ada dua jenis yakni media instan
bokashi dan media tanah yang dimatangkan. Dalam pembuatan kedua media ini
menggunakan bahan-bahan yang bervariasi yaitu, tanah, air, EM4, jerami, pupuk
kandang, bekatul, potogan batang pisang, dan molase yang dicampur dan di
diamkan 4-7 hari sambil di balik balik.
Memasukkan bibit pada tong yang telah siap digunakan juga harus
diperhatikan, pasalnya pada setiap satu tong yang memiliki volume 200 liter, jumlah
bibit yang dimasukkan sebanyak 2kg saja, agar tidak terjadi kepadatan bibit belut di
dalam tong. Perawatan belut dalam tong ini juga relatif mudah karena tempat
budidaya terbilang lebih kecil. cukup dengan memberi makan 100 gram pakan per
dua kali sehari, pemberian EM4 setiap 3-4 kali sehari dan suplemen atau vitamin

khusus agar belut lebih cepat tumbuh besar sehingga pemanenan dapat dilakukan
setelah 3 bulan perawatan.
Bab 4 : Budi Daya Belut dalam Kolam Terpal
Selain kolam tong, wadah pemeliharaan biaya hemat yang bisa digunakan
untuk budidaya belut adalah kolam terpal. Penggunaan kolam terpal umumnya
dilakuan denggan menggali tanah dengan ketinggian 60cm yang kemudian di beri
terpal dan dipasangi bambu pada setiap sisinya.
Kolam terpal yang sudah dibuat diberi media instan bokashi dan media tanah
yang telah dimatangkan, kemudian di isi dengan 2kg bibit belut pada setiap 1 meter
kolam. Jadi untuk kolam terpal berukuran 3 x 4 x 1 meter, bibit yang dimasukkan
sebanyak 24 kg dengan pakan 1,2 kg per hari. Perawatan pada kolam terpal
umumnya sama dengan perawatan di tong. Namun pemberian tanaman eceng
gondok harus diperhatikan populasinya agar belut tetap mendapat suplai oksigen
dan pergantian air yang cukup.
Bab 5 : Penanggulangan Hama dan Penyakit
Sebaik apapun teknik budi daya yang dilakukan, serangan hama dan penyakit
bisa saja datang dan menyerang belut hasil budi daya kita. Untuk itu hama dan
penyakit harus diminimalisasi dengan memberikan obat-obatan belut. Yang dapat
kita peroleh di toko-toko usaha budi daya ikan terdekat. Contohnya seperti obat
kalium permanganat untuk menghindari penyakit dari protozo dan jamur.
Bab 6 : Analisis Usaha
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, budi daya belut dengan menggunakan
tong lebih menguntungkan jika dibandingkan dengan menggunakan kolam terpal.
Karena perawatan kolam terpal lebih sulit daripada perawatan budi daya belut
menggunakan tong.

Anda mungkin juga menyukai