Anda di halaman 1dari 4

Edisi Biografi Para Nabi (1)

Biografi Singkat Nabi Ibrahim a.s


Oleh : Afrizal El Adzim Syahputra1

Ibrahim berasal dari dua suku kata, yaitu ib/ab (‫ ) إب‬dan rahim (‫) راهيم‬. Jika disatukan
maka nama itu memiliki arti "ayah yang penyayang”. Nabi Ibrahim as. adalah putra tokoh
pemahat patung terkenal di masa kekuasaan raja Namrudz. Nama lengkapnya adalah
Ibrahim ibn Tasarikh ibn Nahur ibn Sarough dan Raghu ibn Faligh ibn Abir ibn Syalih ibn
Arfakhsyadz ibn Saam ibn Nuh as.2 Hal ini dapat diketahui dari pendapat al-Samarkandi
bahwa Azar adalah nama pamannya, bukan nama ayah kandungnya sendiri, sebab nama ayah
kandung Ibrâhîm as adalah Tarikh bin Nahur. Namun, al-Suddy dan al-Kalaby berpendapat
bahwa Azar itu adalah nama ayah Ibrahim as3, karena Azar adalah nama lain dari Târikh
sebagai ayah Ibrahim as. seperti nama Israel untuk nama lain dari Nabi Ya’qub as.4
Nabi Ibrahim disebut juga Abdul Jumhur al-Azim, yang berarti dia bapak para umat.
Ini merupakan kabar gembira dari Allah baginya, bahwa ia akan mempunyai banyak
keturunan dari keduanya (Ismail dan Ishaq). Para arkeolog telah menetapkan bahwa bangsa
Arab telah menduduki negeri Caledonia dan Mesir sejak masa Nabi Ibrahim dan mereka
berkuasa didua negeri itu. Sebagian ahli sejarah menyatakan bahwa raja Hamurabi yang
hidup semasa dengan Ibrahim adalah seorang yang berkebangsaan Arab.5
Menurut as-Suyuthi, Azar adalah Tarikh ibn Nahur itu sendiri, bukan yang lain.6
Sementara menurut Mujahid Azar adalah nama untuk patung yang besar pada zaman
hidupnya Ibrahim as.7 Menurut riwayat dari Hatim, Azar itu adalah nama ayah Ibrahim
sekaligus nama patung. Adapun nama asli Azar adalah Yazar dan nama istrinya adalah
Mathla.8 Sementara menurut al-Hajjaj, bahwa Âzar itu artinya adalah keliru, maka ucapan
Ibrahim kepada ayahnya, seakan-akan ia mengatakan “wahai ayahku yang keliru dalam

1
Penulis adalah Alumni Universitas Al Azhar dan Dosen STIT Sunan Giri Trenggalek
2
Ibn Katsir, Kisah Para Nabi, (terjemah), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004) h. 157. Ayah Ibrâhîm ini ada yang
menyebutnya Tasarih, ada yang menyebutnya Tarikh, dan ada pula yang menyebutnya Tarakha. Ibn Katsir, al-
Bidayah wa an-Nihayah, (Bairut: Dar al-Ihya‟ al-Ilm wa at-Turats al-„Araby, 1998), vol. 1, h. 160-161.
3
Abu Muhammad Makki al- Qayrawani, al-Hidayat Ila Bulugh an-Nihayat fî ‘Ilm Ma’ani Al-Qur’an wa Tafsîr
wa Ahkamih wa Jumal min Funani Ulumih, (t.tp: Majmu‟at Buhûts al-Kitâb wa as-Sunnah, 2008) vol. 3, h.
2073.
4
Ahmad bin Ibrahim as-Samarkandi, Bahr al-Ulum, lihat pula al-Qayrawâni, al-Hidâyat ilâ Bulûgh an-Nihâyat,
vol. 3, h. 2073.
5
Bahrun Abu Bakar et all, Terjemah Tafsir al-Maraghi (Semarang: CV.Toha Putera, 1992), vol. 7, h.287-288.
6
Abdurrahman ibn Bakr as-Suyuthi, ad-Durr al-Mantsur fî Tafsur bi al-Ma’tsur (Cairo: Dar Hijr, 2003) vol. 5,
h.135.
7
al-Qayrawani, al-Hidayat Ila Bulugh an-Nihayat, vol. 3, h. 2073.
8
as-Suyûthi, ad-Durr al-Mantsûr fî Tafsir bi al-Ma’tsur, vol. 5, h.135.
Edisi Biografi Para Nabi (1)

menyembah tuhan selain Allah”.9 Azar dari sudut tinjauan bahasa adalah isim ajam yang
berarti patung yang sinonim dengan shanam untuk isim mu‟rab-nya. Sedangkan menurut ad-
Dhahhak bahwa Azar adalah orang yang tua.10
Ibrahim (bahasa Arab: ‫( ) إبراهيم‬sekitar 1997-1822 SM) merupakan nabi dalam agama
Samawi. Nabi Ibrahim lahir di sebuah tempat bernama "Faddam A'ram" dalam kerajaan
"Babylon" yang pada waktu itu diperintah oleh seorang raja bernama "Namrud bin Kan'aan."
Ia mendapat gelar dari Allah dengan gelar Khalil Allah (‫) هللا خليل‬, Kesayangan Allah). Selain
itu ia bersama anaknya, Ismail terkenal sebagai orang yang membangun kembali baitullah. Ia
diangkat menjadi nabi yang diutus untuk kaum Kaldān yang terletak di kota Ur, negeri yang
disebut kini sebagai Iraq. Nama Ibrahim disebut sebanyak 69 kali dalam Al-Qur'an.11 Di
samping khalil Allah, gelar yang dilekatkan pada Nabi Ibrahim adalah: seorang Nabi, Rasul,
Ulul Azmi dan Bapak para Nabi (abu al-Anbiya’),25 karena hampir seluruh nabi yang diutus
Allah sesudahnya adalah keturunan nabi Ibrahim. Ibrahim as. dilahirkan pada saat ayahnya
berusia tujuh puluh lima tahun. Ibrahim as. lahir dari seorang ibu yang bernama Umaelah,
ada juga yang menyebutnya Amilah. Namun, riwayat lain mengatakan bahwa ibunda Nabi
Ibrahim as. adalah Bunna binti Karbina binti Kistsi dari keturusan bani Arfakhasyahdz ibn
Syam ibn Nuh.12
Sejarah hidupnya bermula dari kota Babilonia yang merupakan tempat kelahirannya,
lalu ia tumbuh menjadi remaja, kemudian berhijrah ke daerah Haran, daerah dekat Bait al-
Maqdis. Tak lama setelah mereka menetap di Bait al-Maqdis, ayahnya Tarikh (Azar)
meninggal dunia pada usia 250 tahun. Ketika berada di Bait al-Maqdis inilah Ibrahim
berdakwah kepada kaumnya agar menyembah Allah Swt. Beliau berdakwah di tengah
masyarakat yang saat itu menyembah patung atau berhala yang juga diproduksi oleh ayahnya
sendiri. Diantara pantung – pantung itu adalah patung-patung personifikasi dari rasi bintang-
bintang di langit yang disembah dan ditempatkan di tempat-tempat penyembahan, bahkan di
pintu-pntu gerbang rumah.
Di dalam Al-Qur‟an, Ibrahim a.s. digambarkan sebagai seorang yang beragama
tauhid, tidaklah musyrik (QS. 2: 135, 3: 67, 95, 6: 161, 16: 120, 123) karena Nabi Ibrahim

9
al-Qayrawani, al-Hidayat Ila Bulugh an-Nihayat, vol. 3, h. 2074.
10
Abû Hayyan al-Andalusi, Tafsir al-Bahr al-Muhith, (Bairut: Dâr al-Fikr, 1428 H) vol. 4, h. 559.
11
Hasan, Zainol. "Nilai-nilai pendidikan islam pada kisah nabi ibrahim." NUANSA: Jurnal Penelitian Ilmu
Sosial dan Keagamaan Islam 14.2 (2018).
12
Syahputra, Afrizal El Adzim. "NASIONALISME NABI IBRAHIM DALAM AL QUR‟AN (Nilai Cinta
Tanah Air dalam Doa Nabi Ibrahim)." Dinamika Penelitian: Media Komunikasi Penelitian Sosial Keagamaan
19.1 (2019): 74.
Edisi Biografi Para Nabi (1)

tidak mau menyembah benda-benda di langit, seperti bintang, bulan dan matahari (QS. 6: 75-
78) melainkan senantiasa menghadapkan dirinya kepada Tuhan yang menciptakan langit dan
bumi dengan cenderung (hanif) kepada agama yang benar (QS. 4: 125, 6: 79, 37: 83-84).
Selain itu Nabi Ibrahim juga digambarkan sebagai seorang berserah diri sepenuhnya kepada
Allah SWT sehingga beliau selalu mematuhi segala perintah Allah SWT, walaupun harus
mengorbankan perasaannya sendiri.
Beliau wafat pada usia 200 tahun, sebagaimana pendapat Ibnu Abbas. Lalu
dikemukakan oleh Ka‟ab al-Ahbar dan lainya tentang sebab wafatnya Ibrahim as, yaitu
bahwa Ibrahim as didatangi oleh Malaikat yang menjelma dalam sosok seorang yang tua
renta lalu bertamu kepada Ibrahim as, sambil makan dan minum sedang makanan yang
dimakan dan air liurnya mengalir membasahi jenggot dan dadanya, sehingga Ibrahim
bertanya kepadanya: Ibrahim ; ada apa gerangan denganmu, wahai hamba Allah? Kakek : ini
karena usia tua yang menimpa diriku, maka beginilah jadinya. Ibrahim: Berapakah usiamu?
Kakek : 200 tahun. Padahal pada hari itu usia Ibrahim juga dua ratus tahun, maka Ibrahim
tidak lagi ingin dipanjangkan umunya, agar tidak sampai pada keadaan seperti kakek tua itu,
dan akhirnya beliau wafat tanpa sakit. Seperti keadaan itu pulalah Nabi Daud dan Nabi
Sulaiman wafat secara tiba-tiba, demikian pula orang-orang shâlih sebagai keringanan bagi
orang-orang mukmin dan sebagi rahmat dari Yang Maha Mengawasi.13
Istri Nabi Ibrahim as. Sarah, meninggal dunia sebelum Ibrahim as berumur 127 tahun.
Ketika Sârah meninggal, Ibrahim membeli sebuah gua di daerah Hebron seharga empat ratus
mitsqal. Gua tersebut adalah gua al-Makhfiliyah (Makhfela) yang sekarang terletak di Hebron
yang sering dikenal dengan sebutan kota al-Khalil. Di tempat inilah kelak Nabi Ibrâhîm as
dikuburkan bersama Ismail dan Ishak, bahkan cucu Nabi Ya‟kub juga dikuburkan di tempat
ini, seperti juga Nabi Yusuf yang meninggal di Mesir namun dikebumikan di Hebron.14

13
Shamsuddin Ibn Muhammad Ibn Ahmad ibn Khimarwiyyah Ibn Thoulun ad-Dimashqi, Risâlah fî Tafsîrî
Qaulihi Ta’âla, h. 67.
14
Jihad Muhammad Hajjaj, Umur dan Silsiah Para Nabi (Jakarta: Qisthi Press, 2010), h. 66.
Edisi Biografi Para Nabi (1)

DAFTAR PUSTAKA

al- Qayrawani, Abu Muhammad Makki. al-Hidayat Ila Bulugh an-Nihayat fî ‘Ilm Ma’ani Al-
Qur’an wa Tafsîr wa Ahkamih wa Jumal min Funani Ulumih, (t.tp: Majmu‟at Buhûts al-
Kitâb wa as-Sunnah, 2008).

al-Andalusi, Abu Hayyan. Tafsir al-Bahr al-Muhith, (Bairut: Dâr al-Fikr, 1428 H).

al-Suyuthi, Abdurrahman ibn Bakr. ad-Durr al-Mantsur fî Tafsur bi al-Ma’tsur (Cairo: Dar
Hijr, 2003).

Bahrun Abu Bakar et all, Terjemah Tafsir al-Maraghi (Semarang: CV.Toha Putera, 1992).
Hajjaj, Jihad Muhammad. Umur dan Silsiah Para Nabi (Jakarta: Qisthi Press, 2010).

Hasan, Zainol. "Nilai-nilai pendidikan islam pada kisah nabi ibrahim." NUANSA: Jurnal
Penelitian Ilmu Sosial dan Keagamaan Islam 14.2 (2018).

Ibn Katsir, al- Bidayah wa an-Nihayah, (Bairut: Dar al-Ihya‟ al-Ilm wa at-Turats al-„Araby,
1998).

Ibn Katsir, Kisah Para Nabi, (terjemah), (Jakarta: Pustaka Azzam, 2004).

Shamsuddin Ibn Muhammad Ibn Ahmad ibn Khimarwiyyah Ibn Thoulun ad-Dimashqi,
Risâlah fî Tafsîrî Qaulihi Ta’âla.

Syahputra, Afrizal El Adzim. "NASIONALISME NABI IBRAHIM DALAM AL QUR‟AN


(Nilai Cinta Tanah Air dalam Doa Nabi Ibrahim)." Dinamika Penelitian: Media Komunikasi
Penelitian Sosial Keagamaan 19.1 (2019): 74.

Anda mungkin juga menyukai