Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PEMBUKAAN

A. Pendahuluan

Tanggapan pertama dari kebanyakan orang, ketika mendengar kata Israel


adalah negara ataupun bangsa zionis beragama Yahudi yang telah mengusik
kehidupan umat Islam di Palestina. Lalu bagaimana dengan bani Israel? Banyak
orang awwam yang menganggap Israel dan bani Israel adalah sama, tidak ada
perbedaan makna di dalamnya, namun ada juga yang mengartikan sebagai warga
negara Israel itu sendiri. Di sini sudah jelas bahwa adanya ketidakpahaman
ataupun kesalahpahaman sebagian umat tentang memaknai kata Israel dan
mengenal siapa itu bani Israel.

Kesalahpahaman akibat ketidakpahaman ini kemudian menimbulkan


sejumlah stigma negatif, persepsi buruk, dan penilaian yang tidak akurat atas
negara Israel maupun bangsa Yahudi, sama tidak akuratnya terhadap penilaian
atas negara-negara Arab dan bangsa Arab.

Kesalahpahaman pertama adalah menganggap bahwa penduduk Israel itu


semua bangsa Yahudi. Padahal faktanya tidak. Menurut data dari Israel Central
Bureau of Statistics, ada hampir 9 juta warga Israel. Meskipun warga Yahudi
adalah mayoritas di negara Israel (sekitar 70%) yang membuat negara ini menjadi
satu-satunya negara di dunia yang berpenduduk mayoritas Yahudi, tetapi ada
sejumlah suku-bangsa lain yang mendiami kawasan ini.

Untuk dapat memahami lebih baik lagi siapa itu Israel dan Bani Israel,
maka dibuatlah makalah ini yang membahas tentang sejarah bani Israel, dimana
dalam makalah akan dipaparkan mengenai makna kalimat ‘Israel’ itu sendiri
beserta pemilik nama Israel tersebut; Bani Israel menurut Al-Qur’an; dan nama-
nama pembentuk Bani Israel.

1
B. Rumusan Masalah

1. Apa makna dari kata Israel itu?


2. Bagaimanakah Al-Qur’an menjelaskan tentang Bani Israel?
3. Siapa sajakah yang dimaksud dengan Bani Israel?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Mendalami Makna Israel

Kata Israel sebenarnya berasal dari Bahasa Ibrani. Isra yang berarti
‘hamba’ dan El yang berarti ‘Tuhan’, sehingga Israel memiliki arti ‘hamba
Tuhan’.1 Di sisi lain, nama Israel memiliki dua indikasi makna, yaitu yang bersifat
umum dan khusus. Disebut umum karena sifat ini memiliki penjabaran lain yang
lebih khusus. Makna kata Israel yang bersifat umum itu sendiri adalah sebuah
nama panggilan yang dimiliki oleh Nabi Ya’qub AS dimana beliau mendapat
julukan tersebut ketika melakukan perjalanan malam.2

Semua itu berawal dari kisah Nabi Ya’qub dengan saudaranya, yaitu
Aish. Tercatat dalam sejarah, Nabi Ishaq AS yang menikah dengan istrinya yang
bernama Siti Ribka dikaruniai dua putra, mereka adalah Aish dan Ya’qub. Nabi
Ishaq AS itu sendiri lebih menyayangi Aish karena ia merupakan putra sulung
mereka. Sementara istrinya, lebih menyayangi Ya’qub AS karena ia merupakan
putra bungsunya.

Suatu hari, Sang Ayah, Ishaq AS sedang lapar. Mengetahui hal itu, siti
Ribka memanggil Ya’qub AS untuk berburu rusa dan memasaknya untuk Sang
Ayah. Sementara itu, putra sulungnya yang bernama Aish pula melakukan hal
yang sama untuk Sang Ayah. Hal itu Aish lakukan demi mendapatkan do’a atau
keberkatan dari Sang Ayah.

Akan tetapi, ketika Aish hendak menghidangkan hasil buruannya yang


telah dimasaknya kepada Sang Ayah, ia terkejut karena telah didahului oleh
adiknya, Ya’qub AS dan dia mendengarkan do’a yang diberikan Sang Ayah
1
Misri A. Muchsin, Palestina Dan Israel: Sejarah, Konflik Dan Masa Depan, Miqot
Vol. 39, No. 2, Juli-Desember 2015, Hal. 392.
2
Khalifah Muhammad Hasan, Sejarah Agama Yahudi, (Pekanbaru: Tafaqquh Media),
2018, Hal. 32.

3
kepada Ya’qub. Hal itu membuat Aish marah lantaran iri terhadap Ya’qub AS dan
menyumpah serapahi dengan mengutarakan niatnya yang akan membalas dendam
bahkan membunuhnya.

Sumpah serapah itu diketahui oleh Ishaq A.S. Untuk mencegah hal itu
terjadi, Ishaq AS memerintahkan putra bungsunya untuk pergi menuju kota Fadan
A'raam yang berada di Irak dan menemui sang paman bernama Laban bin Batu'il
dan menikahi puterinya.

Mengetahui betapa panasnya cuaca Palestina saat itu, Ya’qub AS


memilih untuk melakukan perjalanan di malam hari dan istirahat di siang hari.
Hingga bertemulah Ya’qub dengan seorang pria.

“Lalu tinggallah Yakub seorang diri. Dan seorang laki-laki bergulat


dengan dia sampai fajar menyingsing. Ketika orang itu melihat, bahwa ia tidak
dapat mengalahkannya, ia memukul sendi pangkal paha Yakub, sehingga sendi
pangkal paha itu terpelecok, ketika ia bergulat dengan orang itu. Lalu kata orang
itu: “Namamu tidak akan disebutkan lagi Yakub, tetapi Israel, sebab engkau telah
bergumul melawan Allah dan manusia, dan engkau menang.” Bertanyalah Yakub:
“Katakanlah juga namamu.” Tetapi sahutnya: “Mengapa engkau menanyakan
namaku?” Lalu diberkatinyalah Yakub di situ. Yakub menamai tempat itu pniel,
sebab katanya: “Aku telah melihat Allah berhadapan muka, tetapi nyawaku
tertolong!” Lalu tampaklah kepadanya matahari terbit, ketika ia telah melewati
Pniel; dan Yakub pincang karena pangkal pahanya. Itulah sebabnya sampai
sekarang orang Israel tidak memakan daging yang menutupi sendi pangkal paha.”3

Akan tetapi, sebagaimana Al-Qur’an menyebut Israel sebagai panggilan


nabi Ya’qub AS, namun tidak ada penjelasan atau kaitan mengenai alasan yang
tidak masuk akal perihal Nabi Ya’qub mendapat panggilan Israel. Hanya
disebutkan dalam Al-Qur’an yang artinya, “Semua makanan halal bagi Bani Israil
melainkan makanan yang diharamkan oleh Israil (Ya’qub) untuk dirinya sendiri
sebelum Taurat diturunkan. Katakanlah: (Jika kamu mengatakan ada makanan

3
Kejadian 32: 24-32.

4
yang diharamkan sebelum turun Taurat), maka bawalah Taurat itu, lalu bacalah
dia jika kamu orang-orang yang benar.”4

Adapun yang telah dijelaskan dalam Al-kitab merupakan cerita buatan


yang bertujuan untuk memberikan penjelasan ataupun gambaran mengenai asal-
usul suatu nama. Selain itu juga, dongeng tersebut dibuat untuk menjelaskan
sebab dari tradisi bangsa Israel dalam pengharaman suatu makanan.

Oleh karena itu, dari kisah yang diceritakan dalam Al-kitab, kata ‘Israel’
memiliki makna, yaitu orang yang bergulat dengan Tuhan atau orang yang
bertarung dengan Tuhan yang tak lain adalah Ya’qub A.S.5

Demikianlah makna kata ‘Israel’ yang bersifat umum. Sementara itu, ada
indikasi lain yang bersifat khusus mengenai pengartian kata ‘Israel’ ini, yaitu
indikasi politis geografis. Semenjak tahun 923 SM, yaitu tahun kematian
Sulaiman AS, setelah kepemimpinan Daud AS. dan Sulaiman AS. yang
berlangsung sekitar 80 tahun, terjadi pertikaian dan peperangan sehingga wilayah
kekuasaan Sulaiman AS. atas Bani Israel terbagi menjadi dua kerajaan, yakni
kerajaan Yahudza di bagian Selatan, yang diibukotai oleh Yerussalem, serta
dipimpin oleh anak Sulaiman AS yang bernama Rehoboam dan kerajaan Israel
Utara, ibukota berturut-turutnya adalah di Syakim, Terzah dan terakhir di
Samirah. Awalnya, di wilayah Syakim itu sendiri sudah tinggal bani Israel yang
hidup bersuku-suku, dan ada sepuluh suku yang menolak Rehoboam sebagai raja
Bani Israel karena sikapnya yang sombong dan suka mengancam rakyat yang
tidak patuh kepadanya. Mereka justru membaiat Yerobeam bin Nebat untuk
menjadi pemimpin mereka dengan mendirikan kerajaan "Israel"6

Sejak saat itu, digunakanlah kedua nama (Yahudi dan Israel) sebagai kata
yang mengandung politis dan geografis. Politis karena keduanya terjadi

4
Q.S. Ali Imran: 93.
5
Khalifah Muhammad Hasan, Sejarah Agama Yahudi, Hal. 33-34.
6
Ali Mohtarom, Kajian Hadis: Historiografi Yahudi - Israel Dan Muslim – Palestina,
Jurnal Mu’allim, Vol. 4 No. 2, Juli 2022, Hal. 338-339.

5
persaingan kepemimpinan dan geografis karena keduanya menerangkan suatu
wilayah, Yahudi wilayah Selatan, sementara Israel wilayah Utara.7

Maka dapat disimpulkan, jika dilihat dari sisi sejarah, kata ‘Israel’
memiliki dua pengertian dengan indikasi sifat yang berbeda, yaitu yang bersifat
umum dan khusus. Yang bersifat umum, yaitu nama panggilan Ya’qub AS, yang
menjadi bapak dari bani Israel. Sedangkan, yang bersifat khusus mengandung
makna politis dan geografis.

B. Bani Israel Menurut Al-Qur’an

Bani Israil artinya adalah anak-anak Israil, dan Israil sendiri adalah
sebutan untuk nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Sehingga Bani Israil adalah sebutan
untuk kedua belas anak nabi Ya’qub ‘alaihissalam. Dan seluruh orang-orang
Yahudi adalah keturunan dari kedua belas anak nabi Ya’qub ‘alaihissalam,
sehingga seluruh jumlah suku Yahudi ada dua belas. Dari sini kemudian menjadi
awal mula keturunan Yahudi.8

Dalam kitab suci Al-Qur’an dapat ditemukannya istilah-istilah yang


berkaitan dengan Yahudi dan Bani Israel. Al-Qur’an surah Al-Baqarah [2]:120
menggambarkan tentang ketidakridoan orang- orang dari kalangan Yahudi dan
Nasrani pada orang Islam, sehingga kaum muslimin dengan mudahnya dapat
mempercayai atau meyakini agama Yahudi dan Nasrani.9 Allah SWT. berfirman:

‫َّتِب ِم َّل ُق ِاَّن َد ى اِهلل‬


‫َو َلْن َتْر ض ى َعْن َك الَيُه ْو ُد َو َال الَّنص رى َح ىّت َت َع َتُه ْم ْل ُه‬

‫اُهلدى َو َلِئِن اَّتَبْعَت َاْه َو اَءُه ْم َبْع َد اَّل ِذْي َج اَءَك ِم َن الِعْلِم َم ا َل َك ِم َن اِهلل ِم ْن َّو ّيِل َّو َال‬
‫َنِص ٍرْي‬
7
Khalifah Muhammad Hasan, Sejarah Agama Yahudi, Hal. 36.
8
Firanda Andirja, Sejarah Yahudi (Bani Israil), Ebooksunnah: 2022, Hal. 10.
9
Muhammad Quraish Shihab, Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata, (Jakarta:
Lentera Hati, 2007)Cet Ke-1, Jilid 3, Hal 1092.

6
Artinya: “Orang-orang Yahudi tidak akan pernah rela kepadamu (Nabi
Muhammad) sehingga engkau mengikuti agama mereka. Katakanlah,
“Sesungguhnya petunjuk Allah SWT itulah petunjuk (yang sebenarnya).
“Sungguh, jika engkau mengikuti hawa nafsu mereka setelah ilmu (kebenaran)
sampai kepadamu, tidak ada bagimu pelindung dan penolong dari (azab) Allah
SWT.”

Tidak kurang dari 49 kali kata-kata Bani Israel ditemukan dalam Al-
Qur’an. 41 kali dikaitkan dengan kata Israel, sedangkan yang 6 kali penyebutan
dalam Al-Qur’an dikaitkan dengan keturunan Nabi dan manusia pertama, yaitu
Nabi Adam AS. Kata tersebut menginformasikan karakter bangsa Israel yang
kerap melakukan kerusakan. Pernyataan tersebut terdapat pada Qur’an surah Al-
Maidah [5]:78 sebagai berikut:

‫ِل‬ ‫ِل‬ ‫ِا ِء‬ ‫ِذ‬


‫ُلِعُن اَّل ْيَن َك َف ُر ْو ا ِم ْن َبْيِن ْس َر ا ْيَل َعَلى َس اِن َداُو ْو َد َو ِعْيَس ى اْبِن َم ْر َمَي َذا َك‬

‫َمِبا َعَص ْو ا َو َك اُنْو ا َيْع َتُد ْو َن‬

Artinya: “Orang-orang yang kufur dari Bani Israel telah dilaknat (oleh
Allah SWT) melalui lisan (ucapan) Daud dan Isa putra Maryam. Hal itu karena
mereka durhaka dan melampaui batas”

Terkait keistimewaan yang dimiliki oleh Bani Israel yang dijelaskan


dalam kitab suci Al-Qur’an bahwa mereka telah dianugrahkan sebuah kitab suci,
hukum dan banyaknya nabi yang lahir pada kaum mereka. Allah SWT
menganugrahkan Bani Israel sebagai kaum yang memiliki banyak kelebihan
diantara kaum-kaum yang lainnya. Di sisi lain juga disebut sebagai bangsa yang
dikasihi Tuhan. Qur’an Surah Al-Jatsiyah [45]:16 yang berbunyi sebagai berikut:

‫ِا ِء ِك‬
‫َو َلَق ْد اَتْيَن ا َبْيِن ْس َر ا ْيَل اْل َت اَب َو اُحلْك َم َو الُّنُبَّوَة َو َر َز ْقَن اُه ْم ِّم َن الَّطِّيَب اْت‬
‫ِم‬
‫َو َفَّض ْلَنا َعَلى اْلَعاَل َنْي‬

7
Artinya: “Sungguh, Kami benar-benar telah menganugerahkan kepada
Bani Israel kitab suci, hukum, dan kenabian. Kami pun telah menganugerahkan
kepada mereka rezeki yang baik dan kami lebihkan mereka atas semua umat yang
lain di alam ini (pada masa itu).”

Kata ‘Israel’ diulang sebanyak 43 kali di dalam Al-Qur’an, 10


penunjukannya langsung kepada nabi Ya’qub AS yang terdapat di dalam Al-
Qur’an surah Ali-Imran [3]:93 yaitu:

‫ُك ُّل الَّطَع اِم َك اَن ِح ًّال ِّلَبِيِن ِاْس َر اِء ْيَل ِاَّال َم ا َح َّر َم ِاْس َر اِء ْيُل َعَلى َنْف ِس ه ِم ْن َقْب ِل‬

‫ِدِق‬ ‫ِا‬ ‫ِة‬


‫َاْن ُتَنَّزَل الَّتْو َر اىُة ُقْل َفْأُتْو ا ِباالَّتْو َر اى َفاْتُلْو َه ا ْن ُك ْنُتْم َص ا َنْي‬

Artinya: “Semua makanan itu halal bagi Bani Israel, kecuali makanan
yang diharamkan oleh Israel (Ya’qub) atas dirinya sebelum Taurat
diturunkan”.Katakanlah (Muhammad), “Maka bawalah Taurat lalu bacalah, jika
kamu orang-orangg yang benar”.

Dan terdapat juga di Al-Qur’an Surah Maryam [19]:58. 11 Sebagai


berikut:

Artinya: “Mereka iyulah orangyang telah diberi nikmat oleh Allah, yaitu
dari (golongan) para nabi dari keturunan Adam, dan dari orang yang kami bawa
(dalam kapal) bersama Nuh, dari keturunan Ibrahim dan Israel (Yakub) dan dari
orang yang telah kami beri petunjuk dan telah kami pilih. Apabila dibacakan
ayat-ayat Allah Yang Maha Pengasih kepada mereka, maka mereka tunduk sujud
dan menangis.”

Dan adapun selebihnya dihubungkan dengan keturunan.


Sedangkan asal kata Israel bersumber dari bahasa Ibrani yang asal kosakata
berasal dari kata ‘Isra’ memiliki makna kekasih atau hamba dan kata ‘il’

10
Fuadabd Al-Baqi, Al-Mu’jam Al-Mufahraz Li Alfaz Al-Qur’anul Karim, Al-Qahirah:
Dar Al-Fikr, 1996), Hal 33.
11
Muhammad Bin ‘Umar Nawawi Al-Jawi, Maharu Labid, (Beirut:Dar Al-Kutub
Al-‘Ilmiyah, 2015), Juz.1 Hal 140.

8
bermakna Tuhan. Sehingga istilah Israel dapat diartikan sebagai kekasih Allah
SWT atau hamba Allah SWT.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an yang tercantum dalam Al-


Qur’an, para ulama menjelaskan bahwa yang dimaksud Israel dalam kitab suci
adalah keturunan Nabi Ya’qub AS. 12 Sedangkan Yahudi adalah semua orang yang
mengikuti Taurat yang diwahyukan pada Nabi Musa AS. Hal itu berlaku ketika
kitab tersebut belum diubah dan setelah diputarbalikan serta dirubah-ubah isinya.
Riwayat lain mereka dinamakan Yahudi karena mereka bergerak-gerak
(yatahawwad) ketika membaca Taurat. Riwayat lain lagi bahwa mereka
dinamakan Yahudi karena dinisbatkan kepada Yehuda, anak keempat Ya‘qub AS,
yang nama asli atau dasarnya Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak Ya‘qub AS.
lainnya.13

C. 12 Nama Pembentuk Bani Israel berdasarkan Al-kitab

Setibanya Ya’qub AS di rumah Laban, pamannya dari sang ibu, matanya


tertuju pada seorang wanita cantik yang berdiri bersama pamannya dengan domba
peliharaannya. Dan wanita itu adalah salah satu puteri Laban yang bernama
Rachel. Pada saat itulah Ya’qub jatuh cinta pada pandangan pertama terhadap
Rachel. Berikut adalah peristiwa yang terjadi berdasarkan kisah yang diambil dari
Al-kitab,

“Wahai Ya’qub! Ini aku Laban cucu Nahor, saudara ibumu.” ucap Laban.

Ya’qub pun menyadari perkataan pamannya itu dengan pandangan


terfokuskan pada pekerjaan Rachel, putri Laban.

“Wahai gadis cantik! Aku Ya’qub sanak saudaramu, anak Ribka, saudari
Ayahmu!” ucap Ya’qub memperkenalkan dirinya sendiri.

12
Abdullah Bin Ahmad Bin Mahmud An-Nasafi, Madarik At-Tanzil Wa Tanzil Wa
Haqaiq At-Ta’wil, (Beirut:Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah, 2014) Juz.1, Hal 44.
13
Mahir Ahmad Agha, Yahudi: Catatan Hitam Sejarah, (Jakarta: Qisthi Press), Hal. 11-
12.

9
Maka terjadilah perkenalan antar keduanya. Sampai akhirnya, Ya’qub
jatuh cinta pada saudaranya itu lalu mendekat dan menciumnya. Ia pun
menceritakan keadaanya saat itu yang sedang diliputi rasa asmara kerena hatinya
yang terpikat dengan Rachel. Mengetahui anaknya yang termuda dicintai Ya’qub,
ia berkata,

“Tinggallah dan bekerjalah engkau padaku !” pinta Laban, pamannya.

Mendengar permintaan Laban ia pun langsung menyetujuinya. Setelah


beberapa lama ia tinggal dan bekerja untuk pamannnya Laban pun bertanya,

“Kau telah lama bekerja untukku. Upah apa yang sekiranya pantas untuk
engkau dapatkan?” tanyanya pada keponakannya.14

“Aku jatuh hati kepada putrimu Rachel, bolehkah aku memintanya untuk
menjadi isteriku?” tanya Ya’qub

“Sungguh aku memiliki dua orang putri cantik. Yang tertua adalah Lea,
kakaknya dan yang termuda yakni Rachel!” ucap pamannya memperkenalkan
kedua anaknya.

“Sungguh aku telah lama jatuh cinta pada putri termudamu, Rachel!”
jelasnya memberitahu.

Sungguh Lea kakanya adalah putri yang cantik dan baik tidak kalah
cantik dengan adiknya Rachel. Namun, rasa cintanya tetap berpihak pada Rachel.
Melihat dan mendengar perkataan Ya’qub, Laban pun mengadakan penjamuan
untuk mengawinkan salah satu putrinya dengan ponakannya Ya’qub. Senanglah ia
mendengar perilaku pamannya yang menyetujui permintaanya.

Saat penjamuan diadakan dengan meriah bersama warga sekitar,


Ya’qub merasakan kesenangan yang tidak biasa diutarakan karena telah berhasil
menikahi seseorang yang amat ia cintai. Namun saat perjamuan itu yang tampak
menjadi pasangannya saat itu adalah Lea, putri pertama pamannya, yang
didampingi oleh pamannya Laban.

14
Kejadia 29 : 15

10
“Apa yang kamu lakukan kepadaku? Kenapa kamu menipuku?” tanyanya
dengan kesal meliaht kenyataan yang terjadi. Sia-sialah perjuangan saat ini
menunggu sambil bekerja tujuh tahun lamanya untuk mendapatkan cintanya pada
Rachel.

“Tidak biasa di tempat kami mengawinkan putri termudanya dulu


sebelum mengawinkan yang pertama.” jawab Laban membantah. “Nikahilah ia
terlebih dahulu baru aku bisa memberikan putri sulungku padamu. Genapilah
tujuh hari dulu pernikahanmu dengannya!” pinta Laban menambahi.

Mendengar permintaan pamanya itu ia langsung menyetujuinya dan


menikahi putri sulung pamanya itu. Setelah genap pernikahannya dengan Lea ia
pun tetap menikahi Rachel wanita yang sangat ia cintai.15

Saat ini Ya’qub lebih mencintai istrinya yang kedua, Rachel, karena
memang ialah satu- satunya wanita yang ia cintai. Lea pun geram terhadap
adiknya itu. Ia pun merasa sedih dan merasa dirinya tidak sama sekali dicintai
oleh suaminya.

Melihat penderitaan Lea, Allah membuka rahim dan kandungan Lea agar
bisa melahirakan anak bagi suaminya Ya’qub dan menjadikan Rachel mandul.
Kemudian Lea pun mengandung dan melahirkan seorang putra untuk Ya’qub.

“Sesungguhnya Allah telah menjadi sanksi akan penderitaanku. Sekarang


pastilah aku akan di cintai suamiku” maka ia namai anaknya itu Ruben.

Nama Ruben sendiri berarti “lihatlah, seorang putra” kerena ia berharap


bahwa anak pertamanya ini akan dipersembahkan kepada suaminya.

Ruben adalah keturunan pertama bani Israel dari beberapa saudara yang
lahir dari ibu yang berbeda-beda. Ruben adalah anak pertama dari Lea. Dari Lea
Ya’qub memiliki 7 anak, satu diantaranya adalah perempuan dan yang lainnya
laki laki.

Setealah kelahiran Ruben, lahirlah dari Lea putranya yang kedua yang
diberi nama Simeon. Jika dicari arti nama dari putranya tersebut diperkirakan
15
Kejadian 29 : 28

11
berarti “Tuhan telah mendengar” nama itu ia berikan karena Allah telah
mendengar doanya bahwa ia tidak dicintai suaminya.16

Tak lama setelah itu, ia melahirkan putra ketiganya. Dengan putranya ini
ia meyakini bahwa sang suaminya akan lebih mencintainya dengan kehadiran puta
ketiganya. Oleh karena itu, ia menamai putra ketiganya dengan nama Lewi yang
artinya “Menyatukan” dengan harapan dengan kehadirannya dapat menyatukan
cinta kedua orang tuanya. Kata ‘Lewi’ diambil dari bahasa Inggris Levy.17

Setelah beberapa saat, Lea pun kembali mengandung putra keempat


untuk Ya’qub. Saat itu ia sangat bersyukur atas nikmat yang telah Allah berikan
kepadanya. Karena rasa syukurnya itu, ia menamai anak keempatnya sebagai
Yehuda.18 Arti dari nama itu sendiri yakni “aku akan menaikan pujian”, yang di
maksud hal itu adalah rasa syukur Lea atas kelahiran putra keempatnya yang ia
yakini akan membuat Ya’qub lebih mencintainya lebih dari adiknya Rachel.

Rachel pun melihat iri kakaknya yang telah melahirkan empat


orang putra kepada suaminya sedangkan ia sama sekali belum memiliki anak dari
ya’qub. sehingga suatu hari ia mengancam untuk mati jika Ya’qub tidak
memberikannya anak. Ya’qub pun sangat geram dan marah dengan ancaman
istrinya itu. Sampai suatu hari Rachel menginginkan keturunan dari Ya’qub
dengan perantara budak perempuannya yang cantik, Bilha.

“Ini Bilha budak perempuanku. Nikahilah ia, lalu ia bisa memberikan


keturunannya di pihakku!” pinta Rachel pada suaminya.

Ya’qub pun menyetujui permintaan istrinya itu lalu menikahi Bilha yang
saat itu berstatus budak Rachel. Dari pernikahannya dengan Bilha ia memiliki dua
orang putra, putranya yang pertama dari Bilha, Rachel beri nama Dan yang berarti
“hakim”. Nama itu dinobatkan karena rasa syukurnya atas keadilan yang telah
Allah limpahkan kepadanya dengan mengabulkan doanya agar dikaruniai seorang
anak.19

16
Kejadian 29 : 31
17
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Lewi
18
Kejadian 29 : 35
19
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Dan_Bin_Yakub

12
Setelah itu, lahirlah anak keenam Ya’qub yang berarti putra kedua Bilha
dari pernikahannya dengan Ya’qub. Dinamainyalah oleh Rachel dengan nama
Naftali.20 Arti nama ini sendiri adalah "Pergumulanku", (bahasa Ibrani
standar: Naftali, sedangkan bahasa Ibrani Tiberias: Nap̄ tālî; dan bahasa
Inggris: Naphtali21, nama ini dipiilih karena saat itu ia bergulat dengan kakaknya,
Lea, untuk mendapatkan cinta suaminya lalu ia diberi kemenangan.

Setelah mengalami kekalahan dari adiknya, Lea menyadari bahwa


dirinya tak hamil lagi. Lalu ia berinisiatif memberikan budaknya yang cantik,
Zilpa, untuk diberikan kepada Ya’qub untuk dijadikan istrinya. Ya’qub pun setuju
dan menikahi Zilpa. Dari pernikahannya dengan Zilpa, ia dikaruniai dua orang
putra. Putra pertamanya langsung ia lahirakan tak lama setelah pernikahannya
dengan Ya’qub sebab Allah memberi kemujuran pada Zilpa. Lahirlah putranya
yang pertama lalu ia beri nama Gad.22 Gad sendiri memiliki arti “keberuntungan
atau kemujuran” oleh sebab itu, nama ‘Gad’ diberikan kepada anaknya dengan
harapan ia merupakan suatu keberuntungan.

Beberapa lama setelah itu, anak kedua Zilpa pun lahir ke dunia dan diberi
nama Asyer. ‘Asyer’ berasal dari bahasa Ibrani, osier yang artinya “Bahagia”
karena saat itu Lea merupakan wanita yang paling bahagia.

Suatu hari di musim gugur, Rachel meminta beberapa gandum yang telah
dipanen oleh Ruben, putra sulung Lea. Namun, Lea tidak mengizinkannya
walaupun sedikit. Rachel pun mencari cara agar bisa mendapatkan gandum itu.
Maka, Rachel pun menjanjikan suaminya akan tidur dengan Lea untuk malam itu
asalkan Lea memberi beberapa gandum untuknya.

Pulanglah Ya’qub dari padang pasir lalu bertemu dengan Lea dan
berkata,

“Tidurlah malam ini denganku sebagai jaminan gandum yang telah


ditukar oleh adikku sebab ia menjadikamu jaminan atas janjinya tadi!” pintanya

20
Kejadian 30 : 8
21
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Naftali
22
Kejadian 30 : 11

13
sesuai dengan perjanjian. Dengan kata lain Lea telah menggunakan buah gandum
untuk mengobati ketidaksuburannya.23

Maka tidurlah Ya’qub dengan Lea malam itu, dan pada saat itulah Lea
berdoa agar diberi keturunan lagi. Dari kejadian malam itu, Allah mendengar doa
Lea lalu membukakan kembali kandungannya. Maka tak lama kemudian, Lea pun
hamil kembali dan melahirkan putra kelimanya untuk Ya’qub. Kali ini ia yakini
bahwa anaknya ini merupakan upah yang Allah berikan untuknya karena telah
ikhlas memberikan budaknya untuk suaminya nikahi. Maka ia memberi anak
kelimanya itu dengan nama Isakhar. ‘Isakhar’ atau ‘Yisakhar’ dalam bahasa
Ibrani berarti “hadiah” atau “ganjaran”.

Tak membutuhkan waktu yang lama, Lea pun mengandung putranya


yang keenam. Kali ini ia meyakini bahwa dengan dilahirkannya enam orang putra
Ya’qub akan lebih mencintainya lebih dari apapun, maka ia menamai anaknya itu
dengan nama Zebulon. Arti nama ‘Zebulon’ sendiri yaitu “memiliki keyakinan
yang tinggi”.

Seperti yang kita ketahui dari pernikahannya dengan Lea, Ya’qub


dikaruniai enam orang putra dan satu orang putri. Anak yang terakhir dilahirkan
oleh Lea yakni seorang putri yang cantik sebagai penutup maka ia menamai anak
tersebut dengan nama Dina.24

Hancur hati Rachel ketika melihat kebahagian kakaknya dengan tujuh


anak yang ia lahirkan. Melihat kesengsaraan Rachel, Allah pun akhirnya
membukakan kandungannya dan mengaruniainya anak setelah sekian lama
pernikahannya dengan Ya’qub. Maka lahirlah anak pertamanya yang diberi nama
Yusuf. Nama itu diberikan pada anaknya karena kehadiran Yusuf telah
menghapus aibnya yang awalnya mandul dan tidak memiliki anak.

Dari pernikahan Rachel dengan Ya’qub, mereka diakruniai dua orang


putra, dan putra terakhirnya diberi nama Benyamin. Ben berarti “anak” dan yamin
artinya “tangan kanan”, sehingga ‘Benyamin’ memiliki makna “anak kesayangan”

23
Kejadian 30 : 14
24
Kejadian 30 : 21

14
atau “tangan kanan”25. Ia merupakan anak bungsu dari keturunan Ya’qub
sekaligus menjadi anaknya yang paling ia cintai selain Yusuf.

Begitulah 12 nama pembentuk Bani Israel. Dari mereka akan melahiran


keturunan yang sangat banyak, dan memiliki peranan besar dalam kemajuan bani
Israel.

BAB III

PENUTUPAN

25
Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Benyamin

15
Kesimpulan

Kata ‘Israel’ berasal dari bahasa Ibrani, yang terdiri dari dua kata, yaitu
Isra yang berarti “hamba” dan el yang berarti “Tuhan”. Di sisi lain, jika dilihat
dari sisi sejarah, kata ‘israel’ mengandung dua indikasi makna, yakni indikasi
umum dan khusus. Indikasi makna yang bersifat umum menunjukkan bahwa kata
‘israel’ itu sendiri merupakan panggilan yang disandangkan kepada Ya’qub AS.
Sedangkan indikasi khusus, kata ‘israel’ mengandung makna politis dan
geografis. Politis karena keduanya terjadi persaingan kepemimpinan dan geografis
karena keduanya menerangkan suatu wilayah, Yahudi wilayah Selatan, sementara Israel
wilayah Utara.

Dalam Al-Qur’an itu sendiri, tidak kurang dari 49 kali kata ‘Bani Israil’ diulang
di dalamnya. Dan yang dimaksud dari Bani Israil itu adalah anak-anak Israel, lebih
tepatnya keturunan dari Nabi Ya’qub AS. Dari sini kemudian menjadi awal mula
keturunan Yahudi. Sedangkan Yahudi sendiri mencakup semua orang yang
mengikuti Taurat yang diwahyukan pada Nabi Musa AS. Hal itu berlaku ketika
kitab tersebut belum diubah dan setelah diputarbalikan serta dirubah-ubah isinya.
Riwayat lain mereka dinamakan Yahudi karena mereka bergerak-gerak
(yatahawwad) ketika membaca Taurat. Riwayat lain lagi bahwa mereka
dinamakan Yahudi karena dinisbatkan kepada Yehuda, anak keempat Ya‘qub AS.
yang nama asli atau dasarnya Yehuza, pemimpin bagi sebelas anak Ya‘qub AS.
lainnya.

Adapun anak-anak Israel atau Ya’qub AS., terdiri dari 1 orang putri yang
bernama Dina dan 12 orang putra, yakni Ruben, Lewi, Yehuda, Dan, Naftali, Gad,
Asyer, Isakhar, Zebulon, Yusuf, Benyamin. Dari kedua belas putra itulah yang
kemudian terlahir keturunan-keturunan selanjutnya yang disebut sebagai Bani
Israel.

Daftar Pustaka

Al-Qur’an-ul-Kariim

16
Al-kitab

Agha, Mahir Ahmad. Yahudi: Catatan Hitam Sejarah. Jakarta: Qisthi Press.

Al-Baqi, Fuadabd. 1996. Al-Mu’jam Al-Mufahraz Li Alfaz Al-Qur’anul Karim,


Al-Qahirah: Dar Al-Fikr.

Al-Jawi, Muhammad Bin ‘Umar Nawawi. 2015. Maharu Labid. Beirut: Dar Al-
Kutub Al-‘Ilmiyah.

Andirja, Firanda. 2022. Sejarah Yahudi (Bani Israil), Ebooksunnah.

An-Nasafi, Abdullah Bin Ahmad Bin Mahmud. 2014. Madarik At-Tanzil Wa


Tanzil Wa Haqaiq At-Ta’wil, Beirut:Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyah.

Hasan, Khalifah Muhammad. 2018. Sejarah Agama Yahudi, Pekanbaru:


Tafaqquh Media.

Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Benyamin

Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Dan_Bin_Yakub

Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Lewi

Https://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Naftali

Mohtarom, Ali. Kajian Hadis: Historiografi Yahudi - Israel Dan Muslim –


Palestina. Jurnal Mu’allim, Vol. 4 No. 2, Juli 2022.

Muchsin, Misri A. Palestina Dan Israel: Sejarah, Konflik Dan Masa Depan.
Miqot Vol. 39, No. 2, Juli-Desember 2015.

17
Shihab, Muhammad Quraish. 2007. Ensiklopedia Al-Qur’an Kajian Kosa Kata.
Jakarta: Lentera Hati.

SEJARAH BANI ISRAEL

Untuk Memenuhi Tugas

18
YUDHAISME

Dosen Pengampu:

Al- Ustadz Abdullah Muslich Rizal Maulana, S.Fil.I., M.A.

Disusun Oleh:

AIRAWATTA AL-FURQON
AMALIA KHOERUNNISA
AMALIA NUR AZIZAH
AMELIA SIDIQY ANSHAR RIZVI PUTRI

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN
UNIVERSITAS DARUSSALAM GONTOR KAMPUS IV
KANDANGAN KEDIRI INDONESIA

19

Anda mungkin juga menyukai