Anda di halaman 1dari 7

Tugas Pendidikan Agama Islam

KISAH NABI IBRAHIM AS DAN ASAL USUL QURBAN & HAJI

Disusun oleh:
Bayu Wahyudi
Kelas X.IPA 1

Guru Pembimbing:
Devi Lestari, S.Pd

SMA NEGERI 1 BAYUNG LENCIR


TAHUN AJARAN 2022-2023
KISAH NABI IBRAHIM AS

Nabi Ibrahim AS adalah seorang


ulul azmi, yaitu sekelompok nabi yang
memiliki ketekunan luar biasa dalam
perjuangan dakwahnya. Nabi yang
termasuk ulul azmi adalah Nabi Nuh AS,
Nabi Ibrahim AS, Nabi Musa AS, Nabi
Isa AS, dan Nabi Muhammad SAW.
Kisah Nabi Ibrahim AS dikenal dalam peristiwa pengorbanan putranya, Nabi
Ismail AS sebagai wujud cinta dan takwa kepada Allah SWT. Nabi Ibrahim AS lahir
di kota Ur di wilayah Mesopotamia yang sekarang dikenal sebagai Irak sekitar tahun
2295 SM. Ia lahir di tengah masa jahiliyah yang banyak membuat arca untuk
disembah.. Pada saat itu ada seorang penguasa yang mengaku sebagai Tuhan bernama
Raja Namrud. Raja Namrud adalah penguasa Babel yang bangga dan banyak dari
rakyatnya percaya bahwa Raja Namrud adalah Tuhan. Raja Namrud pernah bermimpi
bahwa ada seorang anak yang dapat menghancurkan dan menggulingkannya. Dia juga
membuat kebijakan untuk membunuh semua bayi laki-laki yang lahir. Tetapi orang
tua Nabi Ibrahim AS menyembunyikan putra mereka di sebuah gua.
Di negeri Nabi Ibrahim AS, seluruh masyarakat menyembah berhala,
menyembah matahari, bulan dan bintang yang membuat Nabi Ibrahim AS memiliki
banyak pertanyaan tentang siapa yang menciptakan dunia ini. Dia termenung dan ingin
tahu siapa Tuhan yang harus disembah. Ketika beranjak dewasa, Nabi Ibrahim AS
berhadapan dengan Raja Namrud yang mengaku sebagai Tuhan. Sebelum itu, Nabi
Ibrahim AS menghancurkan semua berhala di wilayah Raja Namrud. Nabi Ibrahim
AS meninggalkan salah satu berhala terbesar dan dia meletakkan kapak ke berhala.
Raja Namrud menyadari bahwa berhala itu telah rusak dan dia kemudian memanggil
Nabi Ibrahim AS untuk meminta jawaban. Nabi Ibrahim AS kemudian menjawab
dengan lantang bahwa berhala terbesar adalah yang menghancurkan semua berhala.
Kemudian terjadi perdebatan yang membuat Raja Namrud memerintahkan
pasukannya untuk menghukum Nabi Ibrahim AS dengan cara membakarnya hidup-
hidup. Kemudian Nabi Ibrahim AS diikat dan ditaruh di atas tumpukan kayu dan
dibakar dengan api yang besar. Namun Nabi Ibrahim sama sekali tidak terbakar api

Page 2|7
dan membuat heran seluruh tentara dan Raja Namrud. Nabi Ibrahim AS keluar dari
api tanpa luka sedikitpun. Kemudian mereka berpaling dari berhala dan menjadi umat
Nabi Ibrahim AS dan kembali ke jalan Allah SWT.

KISAH ISTRI NABI IBRAHIM AS


Siti Sarah merupakan nama istri
pertama Nabi Ibrahim. Ia merupakan
wanita mulia yang melahirkan Nabi
Ishaq AS dan Nabi Yakub AS. Sarah
dikenal karena kesabarannya yang luar
biasa hingga menjadi teladan bagi
seluruh wanita Muslim. Siti Sarah adalah
wanita yang berasal dari daerah Babil.
Konon, ia memiliki kecantikan yang luar
biasa dan termasuk wanita yang paling
taat kepada Allah SWT.
Salah satu sifat mulia yang dimiliki Sarah adalah dermawan dan pemurah.
Kedermawanannya selalu terlihat ketika sedang menjamu tamu. Ia selalu memberikan
jamuan istimewa kepada tamu-tamunya. Sarah juga dikenal sebagai wanita yang
cerdas dan sabar. Karena itu, ia dipilih Ibrahim sebagai pendampingnya saat
berdakwah sejak di Babil hingga Palestina. Meskipun pernikahannya dengan Nabi
Ibrahim berjalan sangat lama, bukan berarti perjalanan rumah tangganya berlangsung
dengan mulus. Meski telah menikah selama 80 tahun, Nabi Ibrahim dan Sarah tak
kunjung dikarunia keturunan. Sarah selalu memanjatkan doa kepada Allah. Meskipun
begitu, tanda-tanda kehamilan pada dirinya belum juga tampak. Lambat laun, Sarah
merasa dirinya sudah tua, rambutnya mulai berwarna putih, dan tulang-tulangnya
sudah lemah. Keadaan tersebut membuat Sarah gelisah sehingga menawarkan Nabi
Ibrahim untuk menikah kembali.
Dikutip dari buku Dari Bilik Sebuah Kamar oleh Rachmatullah Oky, awalnya
tawaran tersebut ditolak oleh Nabi Ibrahim. Namun kemudian, ia menerimanya
dengan syarat bahwa Sarah yang harus memilih calonnya. Sarah kemudian
menawarkan Siti Hajar kepada Ibrahim. Siti Hajar merupakan seorang budak yang ia
kenal dengan baik. Tidak lama setelah menikah, Hajar hamil dan lahirlah seorang
putra yang diberi nama Ismail. Kelahiran Ismail tentunya membuat Ibrahim bahagia
Page 3|7
setelah puluhan tahun menunggu kehadiran seorang anak. Namun, rasa cinta Nabi
Ibrahim kepada Ismail yang begitu besar membuat Sarah merasa cemburu. Puncak
dari kecemburuan tersebut, Sarah meminta Nabi Ibrahim agar Hajar dan Ismail
dijauhkan darinya. Lalu, Nabi Ibrahim membawa Siti Hajar dan putranya Ismail ke
padang Mekah yang tandus. Siti Hajar pun ditinggalkan begitu saja bersama Ismail
kecil. Ibrahim kemudian kembali pulang dan hidup dengan Sarah.
Dikutip dari buku Tafsir Qashashi Jilid IV: Umat Terdahulu, Tokoh, Wanita,
Istri dan Putri Nabi Muhammad saw, setelah 12 tahun Ismail lahir, Allah memberikan
kehamilan untuk Sarah dalam usia yang sudah tua. Bahkan dari rahimnya, lahir dua
orang putra yang kelak menjadi nabi, yakni Ishaq dan Yakub. Salah satu bentuk
perhargaan kepada Sarah atas kesabarannya menanti keturunan diabadikan dalam
Alquran pada surat Al Ankabut ayat 26-27 yang berbunyi:

َ‫ِي ذُ ِريَّتِ ِه‬


َْ ‫بَ َو َجعَلْنَا ف‬ ََ ‫َاجرَ ا ِٰلىَ َربِ ْيََۗاِنَّهَ ه ََُو الْعَ ِزيْ َُز الْ َح ِكيْ َُم َو َو َهبْنَا لَهَ اِس ْٰح‬
َ ‫ق َويَعْقُ ْو‬ ِ ‫ِي ُمه‬ َْ ‫ن لَهَ لُ ْوطَ َوقَا ََل اِن‬ ََ ‫فَ ٰا ََم‬
ََ‫صلِحِ يْن‬
ّٰ ‫ن ال‬ ٰ ْ َ‫ب َو ٰاتَي ْٰنهَُ ا َ ْج َرهَ فِى ال ُّدنْيَاَۚ َواِنَّهَ فِى‬
ََ ‫اْلخِ َرةَِ َلَ ِم‬ ََ ‫النُّبُ َّو َةَ َوالْ ِك ٰت‬

Artinya: Maka Lut membenarkan (kenabian Ibrahim). Dan dia (Ibrahim) berkata,
“Sesungguhnya aku harus berpindah ke (tempat yang diperintahkan) Tuhanku;
sungguh, Dialah Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana.” Dan Kami anugerahkan
kepada Ibrahim, Ishak dan Yakub, dan Kami jadikan kenabian dan kitab kepada
keturunannya, dan Kami berikan kepadanya balasannya di dunia; dan sesungguhnya
dia di akhirat, termasuk orang yang saleh.

Page 4|7
ASAL USUL QURBAN & HAJI

Sejarah Ibadah Haji


Dikisahkan Nabi Ibrahim
yang telah menikah dengan
seorang wanita bernama
Sarah. Selama puluhan
tahun mengarungi bahtera
rumah tangga, namun tak
kunjung dikaruniai anak
oleh Allah SWT. Dan ini
dianggapnya sebagai
cobaan bagi Nabi Ibrahim dan istrinya Sarah. Begitu besar keinginan Nabi Ibrahim
untuk mempunyai keturunan agar kiranya ada yang bisa meneruskan dakwahnya.Lalu
sarah berbaik hati, Ia kemudian mengizinkan Nabi Ibrahim untuk menikahi Siti Hajar.
Dari pernikahnnya dengan Siti Hajar inilah, baru beliau kemudian mendapatkan
keturunan yakni Nabi Ismail As. Dengan hadirnya Nabi Ismail tentu membuat Nabi
Ibrahim jadi merasa begitu bahagia, bagaimana tidak beliau sudah begitu lama
mendambakan keturunan.
Namun kebahagiaan itu
rupanya hanya justru membuat Sarah
merasa begitu sedih. Lalu kemudian
Nabi Ibrahim mengadukan masalah
tersebut kepada Allah SWT. Allah
lalu memerintahkan Nabi Ibrahim
untuk meninggalkan Palestina.
Diutuslah Malaikat Jibril untuk
mengantarkan kepergian Nabi
Ibrahim, Siti Hajar, dan Nabi Ismail
anaknya, hingga sampailah mereka
di sebuah tempat yang gersang dan tak berpenghuni itu. Di sana Nabi Ibrahim
kemudian membuat tenda untuk anak dan istrinya berlindung. Setelah itu Nabi
Ibrahim diperintahkan oleh Allah untuk kembali ke Palestina. Saat Nabi Ibrahim telah
pergi, Nabi Ismail tiba-tiba menangis keras karena sangat kehausan. Siti Hajar dengan
Page 5|7
sigapnya lalu mencari sumber air di antara bukit Shafa dan Marwa. Ia berlari-lari dari
bukit Shafa ke Marwa sebanyak 7 kali. (Peristiwa inilah yang menjadi awal mula
dilaksanakannya ritual Sa’i).

Namun ketika Siti


Hajar kembali ia begitu heran.
Nabi Ismail sudah tidak
menangis lagi, ia pun melihat
air mengalir dari bawah kaki
Nabi Ismail, karena penasaran
Siti Hajar kemudian menggali
pasir hingga keluarlah air yang
memancar. (Di situlah awal
mula terdapat sumber air zam-zam yang sampai saat ini tidak pernah habis).Beberapa
tahun berlalu, Nabi Ibrahim kembali mendapat wahyu ataupun perintah dari Allah
SWT melalui mimpinya. Di mana pada mimpinya tersebut, Nabi Ibrahim diminta
untuk menyembelih anaknya Nabi Ismail AS, tentu ia begitu sedih Ia harus
menjalankan perintah Allah namun di sisi lain ia harus rela kehilangan anak yang
begitu Ia cintai. Ia kemudian menyampaikan perintah Allah tersebut kepada anak dan
istrinya. Dengan lapang hati, Nabi Ismail menerimanya, Ia rela berkorban jika
memang itu adalah Perintah dari-Nya. Nabi Ismail AS dengan penuh ketaatannya
kepada Allah SWT, ia meyakinkan ayahnya untuk menjalankan apa yang
diperintahkan dalam mimpinya itu.Allah SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shaffat ayat
102, Artinya: "Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha
bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: "Hai anakku sesungguhnya aku melihat
dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu!" Ia
menjawab: "Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; Insya
Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." Saat ia (Ibrahim)
membaringkan putranya yang siap untuk disembelih dan keduanya tunduk serta
berserah diri kepada kehendak Allah SWT, maka digantikanlah Nabi Ismail AS
dengan seekor sembelihan yang besar. Peristiwa inilah yang kemudian diperingati
sebagai hari Kurban. Allah SWT berfirman dalam Q.S Ash-Shaffat ayat 103-109 yang
artinya: "Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya
atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya). Dan Kami panggillah dia: "Hai
Page 6|7
Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya
demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. Dan kami tebus anak itu
dengan seekor sembelihan yang besar. Kami abadikan untuk Ibrahim itu (pujian yang
baik) di kalangan orang-orang yang datang kemudian, (yaitu) "Kesejahteraan
dilimpahkan atas Ibrahim".Di mana pada saat Nabi Ismail disembelih.
Ketika hendak melakukan proses penyembelihan, ada banyak syaitan yang
mengganggu proses penyembelihan tersebut. Namun dengan sigapnya Nabi Ibrahim
melemparkan kerikil-kerikil batu ke arah syaitan tersebut. (Dalam proses ritual
berhaji, ini merupakan awal mula prosesi melempar Jumrah). Saat leher Nabi Ismail
ingin disembelih oleh ayahnya, Allah kemudian menurunkan wahyu lalu memberikan
seekor domba sebagai ganti Nabi ismail. (Yang ini adalah awal dari Hari raya Idul
Adha). Saat Nabi Ismail beranjak dewasa Allah memberikan perintah kepada Nabi
Ibrahim dan anaknya Ismail untuk membangun Kabah. Kabah itupun lalu di bangun
dengan ketinggian 7 hasta. Dalam proses peletakan posisi batu Hajar Aswad malaikat
Jibrilpun ikut hadir.Nabi Ibrahim beserta anaknya Nabi Ismail lalu melakukan ibadah
Haji pada tanggal 8 Dzulhijjah setelah Ka’bah terbangun. Malaikat Jibril kembali
turun kebumi untuk menyampaikan pesan kepada Nabi Ibrahim agar menyebarkan air
zam-zam ke beberapa tempat yang ada di sekitar Kabah yakni Mina dan Arafah. Hal
tersebut disebut sebagai hari Tarwiyyah. Lantas, Nabi Ibrahim kemudian berdoa. “dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berdoa, “Ya Tuhanku, jadikanlah (negeri Mekah ini) negeri
yang aman dan berilah rezeki berupa buah-buahan kepada penduduknya, yaitu di
antara mereka yang beriman kepada allah dan hari kemudian,” Dia
(allah)berfirman,”Dan kepada orang yang kafir akan Aku beri kesenangan
sementara, kemudian Aku akan paksa dia ke dalam azab neraka dan itulah seburuk-
buruk tempat kembali.” (QS.Al-baqarah ayat 126).Nah, dari situlah asal muasal
sejarah ibadah haji dan qurban yang selama ini mungkin belum banyak dipahami oleh
seluruh umat Muslim di penjuru dunia. Dengan memahami sejarah ibadah haji, kita
bisa memetik berbagai pelajaran yang ada mulai dari keikhlasan, rela berkorban, dan
bertanggung jawab dengan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT.

Page 7|7

Anda mungkin juga menyukai