Anda di halaman 1dari 11

Tonton dulu yuk film nabi Ibrahim dan Ismail

Kelahiran Nabi Ismail


Nabi Ismail merupakan putera dari Ibrahim dengan
istrinya bernama Hajar. Sebenarnya nabi Ibrahim
sudah mempunyai istri bernama Sarah, namun
tidak kunjung dikaruniai anak meskipun sudah
menikah sangat lama. Hal itu membuat Sarah
mengizinkan Ibrahim untuk mengambil budak
perempuannya bernama Hajar.
Tak lama kemudian akhirnya, Hajar hamil dan itu
membuatnya sedikit bangga. Namun, sebaliknya
Sarah sedikit cemburu hingga akhirnya
mengadukannya kepada Nabi Ibrahim. Nabi
Ibrahim pun menyerukan kepada Sarah untuk
melakukan apapun sesukanya terhadap Hajar. Hal
itu tentu membuat Hajar sedih dan takut bahkan
pergi dari rumah.
Kemudian Allah mengutus salah satu malaikat untuk menghiburnya
serta memberi kabar baik bahwa anak yang dikandungnya adalah laki-
laki dan nantinya akan menjadi orang baik. Setelah Hajar merasa
tenang, malaikat menyuruhnya untuk kembali ke rumahnya dan
memberitahukan bahwa puteranya akan diberi nama Ismail yang akan
menguasai tanah para saudaranya.

Mendengar hal itu kemudian, ia kembali pulang dan tak lama kemudian
ia melahirkan bayi laki-laki. Allah swt. juga mengabarkan hal itu kepada
Ibrahim sebagaimana firman-Nya berbunyi, “Aku telah mengabulkan
permohonanmu dengan lahirnya Ismail. Aku melimpahkan barokah
kepadanya dan aku kembangbiakkan keturunannya dalam jumlah yang
sangat banyak. Akan lahir baginya 12 pembesar yang kesemuanya Aku
jadikan sebagai pemimpin bangsa besar.”

Kala itu ayah Nabi Ismail sudah berusia sekitar 86 tahun, dimana usia
yang sudah sangat tua. Mendengar bahwa Hajar melahirkan seorang
putera. Sarah pun semakin cemburu hingga ia menyuruh Nabi Ibrahim
untuk membawa Hajar serta puteranya pergi jauh darinya.
Nabi Ibrahim kemudian membawanya ke sebuah tempat
yang kini bernama Makkah, suatu tempat yang sangat
tandus bahkan air pun tidak ada. Ismail yang masih bayi
serta ibunya itu ditempatkan di daerah mekkah tersebut.
Kemudian mereka diberinya beberapa kurma dan sedikit
air sebagai bekal oleh Nabi Ibrahim.
Nabi Ibrahim kemudian hendak pergi meninggalkan
keduanya, namun Hajar mengikutinya seraya berkata
“Wahai Ibrahim, apakah engkau akan pergi? Apakah
engkau hendak meninggalkan kami di lembah yang tidak
ada penghuni sama sekali dan tidak ada apapun? Hajar
menanyakan hal yang sama sampai beberapa kali,
sayangnya Nabi Ibrahim tidak menolehnya. Hingga
akhirnya Hajar menanyakan hal lain yang berbunyi
“Apakah Allah swt. yang memerintahkan hal ini?” Seketika
Ibrahim mengiyakan. Kemudian ibu Ismail berkata “Jika
demikian, Allah swt. tidak akan membiarkan atau menyia-
nyiakan kami.” Lalu Hajar kembali ke tempat semula.
Sedangkan Nabi Ibrahim terus melangkah menjauh dari
tempat Hajar serta puteranya hingga tak terlihat lagi.
Meskipun demikian, Nabi Ibrahim berdoa untuk kebaikan serta
keselamatan Hajar dan puteranya, Ismail sebagaimana dalam
surat Ibrahim ayat 37 yang berbunyi:
“Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan
kebahagiaan keturunanku di lembah yang tidak mempunyai
tanaman-tanaman di dekat rumah Engkau (Ka’bah) yang
dihormati. Ya Tuhan kami (yang demikian itu) supaya mereka
mendirikan sholat, maka jadikanlah hati sebagian manusia
cenderung kepada mereka dan berikanlah rizki kepada mereka
dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur.”
Tak lama setelah kepergian Ibrahim, Hajar menyusui puteranya
dan meminum air bekal dari suaminya tersebut. Sesudah bekal
air habis, mereka kehausan karena memang di tanah Mekkah
kala itu tidak ada sumber air sama sekali. Ismail yang masih
bayi menangis dan badannya meliuk-liuk dan kakinya
menendang-nendang tanda kehausan. Tentu saja hal itu
membuat ibunya tidak tega.
Hajar berinisiatif mencari air dan meninggalkan puteranya
untuk sementara. Ia menyingsingkan pakaiannya dan lari-lari
menuju bukit bernama Safa agar bisa melihat sumber air
maupun orang lewat. Sayangnya tidak ada sama sekali.
Kemudian ia kembali melihat bukit lagi yang kini bernama
Marwah, di situ pula ia berusaha mencari dan melihat-lihat
sumber air, namun tidak menemukannya pula.
Hal itu ia lakukan sebanyak tujuh kali dan menjadi asal usul
sa’i. Saat Hajar berada dekat bayinya tiba tiba keluar air dari
yang kita kenal air zam zam. Dengan air tersebut Ibunda
Hajar meminumkan air keanaknya.
Beberapa tahun kemudian datanglah bani Jurhum dari desa Kida’
yang mencari sumber mata air. Setelah mencari kemana-mana di
sekitar ka’bah, mereka memperoleh petunjuk dari burung yang
terbang dan lalu lalang di suatu tempat. Mereka memprediksi
bahwa tentu burung tersebut mengitari sumber air, sehingga
mereka mencari titik lokasinya.
Setelah sampai di lokasi, bani Jurhum mendapati sumber air dan
juga seorang perempuan yaitu ibu Ismail bersama puteranya.
Mereka meminta izin untuk bermukim di sekitar tempat tersebut
dan Hajar memberinya izin.
Akhirnya mereka tinggal di sekitar Ka’bah dengan mendirikan
tenda termasuk pula untuk Nabi Ismail serta ibunya. Dengan
demikian, Hajar dan puteranya mempunyai tetangga dan teman
hidup selama di tanah tersebut. Bahkan kepada merekalah nabi
Ismail kecil belajar bahasa Arab. Karena itulah Allah mengutusnya
sebagai rasul di Makkah dan sekitarnya bagi bani Jurhum, Al-
Alamaliq, dan Yaman.
Kisah Nabi Ismail dan Perintah Allah Kepada Ayahnya
Untuk Menyembelihnya
Kisah Nabi Ismail yang paling populer yaitu saat ayahnya
diperintah oleh Allah swt. untuk menyembelihnya. Hal itu
bermula ketika Nabi Ibrahim bermimpi bahwa Allah
memerintahkannya untuk menyembalih putera satu-satunya
itu. Seperti yang kita ketahui bahwa mimpinya para Nabi
merupakan wahyu.
Nabi Ibrahim memikirkan mimpi tersebut lalu segera
menemui puteranya untuk memberitahukan perihal
mimpinya. Dengan rasa penuh kasih sayang, ayah Ismail
berkata “Wahai anakku, sesungguhnya aku melihat dalam
mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah
bagaimana pendapatmu?” Sebagaimana diceritakan dalam Al-
Qur’an surat ash-Shaaffat ayat 102.
Nabi Ismail pun menjawab “Wahai ayahku, kerjakanlah apa
yang telah diperintahkan kepadamu. Insya’Allah kamu akan
mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar.” Hal itu
membuat hati ayahnya begitu tenang dan menunjukkan
bahwa Ismail telah pasrah serta menunjukkan ketaqwaan
keduanya kepada Tuhannya.
Nabi Ismail meminta beberapa hal sebelum dirinya disembelih
yaitu meminta untuk diikat dengan kuat agar tidak banyak
bergerak saat disembelih, menggunakan pisau tajam agar
prosesnya cepat, dan agar ayahnya menyingsingkan lengan
bajunya supaya darahnya tidak mengenai baju ayahnya dan
diketahui oleh ibunya.
Selain itu, beliau juga berpesan kepada ayahnya untuk
membawa pakaiannya kepada ibunya sebagai obat penawar
rindu di masa mendatang. Kemudian ayahnya mulai
menanggalkan pakaian puteranya tersebut kemudian
membaringkan tubuhnya. Tak lupa Nabi Ibrahim membaca
basmalah dan takbir saat melakukannya, Sedangkan Ismail
sendiri mengucapkan kalimat syahadah.
Setelah semua peralatan siap, Nabi Ibrahim masih belum tega
melakukannya, ketika melihat wajah puteranya yang masih
remaja (sekitar 9 tahun) itu lalu melihat pedangnya yang
mengkilap. Seketika Nabi Ismail berkata bahwa sebaiknya
ayahnya membaringkannya dengan tengkurap supaya tidak
bisa melihat wajahnya.
Apa yang terjadi selanjutnya? Setelah mengubah posisi puteranya itu
kemudian ayah Ismail segera memotong leher puteranya. Setelah
sampai pada tubuhnya, ternyata pedang yang tajam itu tidak berhasil
memotongnya, sehingga tidak mengeluarkan darah setitik pun.

Saat itulah wahyu Allah swt. turun sebagaimana dalam Al-Qur’an surat
ash Shaffaat ayat 104-105 yang artinya “Wahai Ibrahim, sesungguhnya
kamu sudah membenarkan mimpi itu.” Dari situlah bisa diambil
hikmah bahwa itu merupakan ujian terberat Nabi Ibrahim serta Nabi
Ismail. Ternyata keduanya mampu melaluinya dengan penuh
kesabaran dan keikhlasan.

Selanjutnya, Allah memerintahkan ayah Ismail untuk menyembelih


seekor kambing yang telah ada di dekatnya. Segera beliau
menyembelih kambing tersebut dengan pedang yang ada di tangannya.
Hal itulah yang menjadi awal mula disyariatkan untuk berkurban bagi
orang muslim.
Mission Today
1. Menuliskan Pengalaman Yang Paling Berkesan
Merasakan Hari Raya Qurban Yang Pernah Kalian
Lakukan
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………

2. Name the body part of the Camel (menyebutkan


bagian bagian tubuh onta kedalam Bahasa inggris)

1. ………………......
2. ……………………
3. …………………....
4. ………………………
5. …………………....
6. …………………....
7. …………………....
8. ………………………
9. ……………………..
10. ……………………
11. ……………………
12. …………………...

Anda mungkin juga menyukai