Dosen Pengampu:
Prof. Dr. H. Wajidi Sayadi, M. Ag.
Oleh :
Yumna Ula Wahdatunnufus - 12009017
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
A. Latar Belakang ....................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................. 1
C. Tujuan ..................................................................................................... 1
BAB II..................................................................................................................... 2
PEMBAHASAN .................................................................................................... 2
A. Pengertian ............................................................................................... 2
B. Jenis-Jenis Kaidah Mafhum Muwafaqah ............................................ 3
1. Lahn al-Khitab ...................................................................................... 3
2. Fahwa al-Khitab ................................................................................... 4
C. Kaidah Tafsir tentang Mafhum Muwafaqah........................................ 4
BAB III ................................................................................................................... 6
PENUTUP .............................................................................................................. 6
Kesimpulan ........................................................................................................ 6
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 7
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Al-Qur’an merupakan firman yang diturunkan oleh Allah SWT
kepada Nabi Muhammad SAW dalam bahasa Arab, serta merupakan wahyu
dan mukjizat yang sangat penting untuk diambil pelajarannya oleh setiap
muslim. Selain dalam bentuk teks (tersurat), dalam pengembaraannya Al-
Qur’an juga memiliki konteks (tersirat). Maka dari itu, mengkaji ulumul
Qur’an, tafsir dan ushul fiqh merupakan bagian yang sangat penting bagi
para pengkaji Al-Qur’an (Kusmardani et al., 2022).
Bagaimana mungkin umat Islam bisa memahami firman-firman
Allah SWT secara makna bahasa, hukum, penjelasan tafsiran ayat-ayat
didalam kandungannya tanpa memiliki ilmu-ilmu tersebut. Oleh karenanya
berdasarkan pemaparan diatas penulis tertarik untuk membahas tentang
salah satu kaidah dalam ilmu tafsir yakni kaidah Mafhum Muwafaqah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Dari Kaidah Mafhum Muwafaqah?
2. Bagaimana Pembagian Serta Contoh Dari Kaidah Mafhum Muwafaqah?
3. Bagaimana Kaidah Tafsir Tentang Mafhum Muwafaqah?
C. Tujuan
1. Mengetahui Pengertian Dari Kaidah Mafhum Muwafaqah
2. Mengetahui Pembagian Serta Contoh Dari Kaidah Mafhum Muwafaqah
3. Mengetahui Kaidah Tafsir Tentang Mafhum Muwafaqah
1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Secara etimologi kata mafhum merupakan isim maf’ul dari kata kerja
fahima yang menurut bahasa mempunyai makna: yang bisa dimengerti
(understood), maksud (meaning), pengertian (concept), konotasi
(connotation), dapat dipahami (comprehensible), makna yang tersirat (the
implied meaning), dan sebagainya. Secara terminologinya, mafhum
ْ َّ ُ ََ ُ
didefinisikan oleh Imam al-Juwaini (419-478 H) dengan " َم ي ْستفاد ِم َن اللف ِظ
ْ َّ َ ََ َُ ْ َ ُ ْ َ ٌ ُ ُ
( " َوه َو َم ْسك ْوت عنه لا ِذك َر له على ق ِضَّي ِة التص ِر ْي ِحPengertian yang diperoleh
melalui lafaz (teks ayat) dan lafaz itu sendiri tidak menyebutkannya secara
eksplisit). Lalu Imam al-Zarkasyi (745-794) memaparkan bahwasanya
ُْ َْ َْ َ ََ ُ ْ ْ ُ ََ
ْ ان ُحكم ال َم
mafhum merupakan "وقِ ط ن مال ظِ ق ل ة
ِ اللد بِ وت
ِ ك س ِ ( "ْبيMenjelaskan
2
ُ ْ َ َ ُ ْ
muwafaqah menurut pandangan Imam al-Zarkasyi ialah " ال َم ْسكوت عنه
َُْْ ٌ َ ُ
وظ ِب ِه
ِ ( "مو ِافق ِللملفyang tidak disebutkan dalam ayat sama hukumnya dengan
ْ ُ ْ ُْ ْ ْ ُْ ُ َ َ
yang dijelaskan dalam lafaz ayat). Atau " ُم َوافقه الحك ِم ال َمنط ْو ِق ِب ِه ِللحك ِم
ُ ْ َ ُ ْ
( "ال َم ْسك ْو ِت عنهSesuainya antara hukum yang disebutkan dalam ayat dengan
3
Dari ayat diatas dapat dipahami bahwa membakar ataupun
membuang harta anak yatim tersebut sama buruknya dengan
memakannya; dikarenakan sama-sama mengambilnya melalui cara
yang zalim (Atabik, 2015).
2. Fahwa al-Khitab
Apabila persoalan yang tidak dinyatakan dalam ayat itu lebih berat
dibandingkan yang dinyatakan, maka disebut dengan istilah Fahwa al-
Khitab atau makna yang lebih kuat (superior meaning), serta disebut
pula dengan istilah al-Mafhum al-Awlawi, atau makna yang lebih patut
(worthier meaning). Misal, memukuli orang tua tidak dinyatakan dalam
Al-Qur’an, akan tetapi yang dinyatakan ialah menyebut kata uff (ah!):
َ ً َ َّ ْ ُ ُ َْ َ ُ َّ ْ ُ َ َ َ
فلا تقل ل ُه َمآ ا ٍّف َّولا تن َه ْره َما َوقل ل ُه َما ق ْولا ك ِر ْي ًما
ُ َّ ُ َ ْ َ ْ ُ ْ َ ٌ َّ ُ َ َ ْ ْ
ام الش ْر ِعَّيةَمف ُه ْو ُم ال ُم َوافق ِة حجة تث ُبت ِب ِه الأحك
4
yang sudah dibahas sebelumnya. Oleh karenanya, mafhum al-muwafaqah
tidak boleh diinkari dan harus diikuti (Mahmud, 2021).
5
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Mafhum muwafaqah ialah makna yang sejalan dengan makna manthuq.
Dengan kata lain, makna yang tidak terucapkan sejalan dengan makna yang
terucapkan: kesejalanan yang bisa jadi karena yang tidak terucapkan (mafhum)
sama atau justru lebih utama daripada yang terucapkan. Serta kekuatannya sebagai
dalil sama dengan manthuq, karena menurut pandangan jumhur ulama, mafhum al-
muwafaqah itu dipahami dari lafaz (teks) ayat itu sendiri. Kaidah Mafhum
Muwafaqah dibagi menjadi dua yakni:
1. Lahn al-Khitab
Apabila persoalan yang tidak dinyatakan dalam ayat itu sama beratnya
dengan yang dinyatakan.
2. Fahwa al-Khitab
Apabila persoalan yang tidak dinyatakan dalam ayat itu lebih berat
dibandingkan yang dinyatakan.
6
DAFTAR PUSTAKA
Atabik, A. (2015). Peranan Manthuq Dan Mafhum Dalam Menetapkan Hukum Dari
Al-QUr’an Dan Sunnah. Yudisia: Jurnal Pemikiran Hukum Dan Hukum
Islam, 6(1), 114.
Kartini. (2017). Penerapan Lafazh Ditinjau Dari Segi Dalalahnya (Mafhum dan
Manthuq). Jurnal Al-’Adl, 10(2), 22.
Kusmardani, A., Athoilah, M., & Sar’an, M. (2022). Tafsir Ayat Ahkam dalam
Perspektif Dilalah Manthuq dan Mafhum. Jurnal Syntax Transfromation, 3(2),
170.
Mahmud, F. (2021). Qawa’id Tafsir: Kaidah-Kaidah Menafsirkan Al-Qur’an (1st
ed.). El-Markazi.
Shihab, M. Q. (2019). Kaidah Tafsir. Lentera Hati.