AL-MUKAM WA AL-MUTASYA>BIH
Oleh;
Yusri
NIM: 80600221042
Dosen Pemandu;
Dr. H. Muhammad Irham, M.Th.i.
Dr. Firdaus, M. Ag.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
peringatan bagi semesta alam. Allah menanamkan di dalam diri setiap manusia
akidah yang benar dan prinsip yang lurus dalam ayat-ayat-Nya yang tegas. Itu
semua adalah bentuk karunia Allah kepada manusia, yang dimana ia menetapkan
dibeberapa tempat ayat dan surah yang terkadang dijelaskan dengan lafadz,
ungkapan dan ushlub (gaya Bahasa) yang berbeda-beda tetapi maknanya tetap satu,
yang dimana sebagiannya serupa dengan sebagian yang lain tetapi maknanya cocok
(mutasyabih) yang dimana memberikan peluang bagi para penuntut ilmu untuk
cabang ke masalah pokok dan mengembalikan masalah yang partikal (juz’i) kepada
Dari uraian di atas, maka penulis dapat menarik pembahasan tentang al-
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
Secara etimologi kata muhkam adalah sesuatu yang tidak ada perselisihan
dan kekacauan di dalamnya. Muhkam merupakan derivasi dari kata ahkama yaitu
berita yang benar dari yang salah. Dengan demikian muhkam dapat berarti
informasi yang haq dan yang bathil, serta memisahkan urusan yang lurus dari
yang sesat.1
fasih (indah dan jelas) dan membedakan antara yang haq dan yang bathil dan
yang benar dan yang salah. Inilah yang dimaksud dengan al-Ihkam al-‘umm atau
1
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Cet.XVII (Bogor: Litera
AntarNusaUlum, 2017) h, 305
2
Kementerian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an al-Kari>m dan Terjemahnya, Cet.I
(Jakarta: Lajnah Pentashihan Mushaf al-Qur’an, 2019), h. 221
3
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Cet.XVII (Bogor: Litera
AntarNusaUlum, 2017) h, 305, Lihat juga Teungku Muhammad Hasbi ash_Shiddieqy, Ilmu-ilmu al-
Qur’an (‘Ulum al-Qur’an), cet. III (Semarang: Pustaka Rizki Putra, 2009) h. 157
4
satu dari dua hal serupa dengan yang lain. Syuhbah adalah keadaan yang dimana
salah satu dari dua hal serupa tidak dapat dibedakan dari yang lain karena
4
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Cet.XVII (Bogor: Litera
AntarNusaUlum, 2017) h, 305
Teungku Muhammad Hasbi ash_Shiddieqy, Ilmu-ilmu al-Qur’an (‘Ulum al-Qur’an), cet. III
5
Secara epistemolog, para ulama berbeda pendapat dalam istilah muhkam dan
1. muhkam adalah yang dapat diketahui maksudnya dengan nyata dan jelas
hanya diketahui oleh Allah seperti kedatangan hari kiamat dan maksud
mutasya>bih sebaliknya.
disebabkan karena cara memahami firman Allah swt. dalam qur’an surah ‘Ali
Imran/3:7
هِب ِ ( َ(ات ُه َّن ُُّأم الْ ِكت ِ ( َ(ك الْ ِكت ِ
ات فَ ََّأما
ٌ َ ُأخ( ُ(ر ُمتَ َش( (ا َ (اب َو ٌ ((ات حُمْ َك َم ٌ ( َ(اب مْن ((هُ آي َ َ ( ُه( َ(و الَّذي َأْن( َ(ز َل َعلَْي
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِهِب ِ َّ
ُين يِف ُقلُ((و ْم َزيْ ( ٌغ َفيَتَّبِعُ((و َن َم((ا تَ َش (ابَهَ مْن((هُ ابْتغَ((اءَ الْفْتنَ((ة َوابْتغَ((اءَ تَْأ ِويل ((ه َو َم((ا َي ْعلَ ُم تَْأ ِويلَ((هُ ِإاَّل اللَّه
َ الذ
8ِ
الر ِاس ُخو َن يِف الْعِْل ِم َي ُقولُو َن َآمنَّا بِِه ُكلٌّ ِم ْن ِعْن ِد َربِّنَا َو َما يَ َّذ َّكُر ِإاَّل ُأولُو اَأْللْبَاب َّ َو
Terjemahnya:
“Dia-lah yang menurunkan al-Kitab (al-Qur’an) kepadamu. Di antara (isi) nya
ada ayat-ayat yang muhkamat, itulah pokok-pokok isi al-Qur’an dan yang lain
(ayat-ayat) mutasya>bihat . adapun orang-orang yang hatinya condong kepada
kesesatan, maka mereka mengikuti sebagian ayat-ayat yang mutasya>bihat
daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta’wilnya, padahal
tidak ada yang mengetahuinya malainkan Allah, dan orang-orang yang mendalam
ilmunya berkata: “kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasya>bihat,
semuanya itu dari sisi Tuhan kami.” Dan tidak mengambil pelajaran daripadanya
melainkan orang-orang yang berakal.”
Dalam ayat diatas ulama berbeda pada hal waqaf. Ulama salaf berpendapat
bahwa waqaf dalam ayat itu terletak pada kata ( ُاللَّه ) َو َما َي ْعلَم تَْأ ِويلَهُ ِإاَّلkarena tidak
ُ
ada yang dapat mengetahui makna yang tersirat. Begitupula pada lafal خو َن ِ َّ و
ُ الراس َ
… يِف الْعِْل ِم َي ُقولُ((و َن َآمنَّا. Adalah huruf isti’naf (permulaan). Sehingga, orang-orang
berpengetahuan mendalam pun tidak mampu mengetahui takwil ayat-ayat
mutasya>bihat itu, namun cukup dengan menyerahkan maknanya pada Allah swt.
Adapun ulama khalaf berpendapat bahwa waqaf pada ayat itu terletak pada
adalah huruf athaf, oleh karena itu … الر ِاس ُخو َن
َّ diathafkan pada lafal (Allah) pada
kalimat sebelumnya (Abu Hasan al-Asy’ari). Pendapat ini diperjelas lagi oleh
takwil ayat-ayat mutasya>bihat itu, juga dilimpahkan-Nya pada para ulama yang
Selain dari dua pendapat ulama di atas, adapula yang menengahi perselisihan
sebagainya.
Subhi al-Shalih, Maba>hits Fi> ‘ulum al-Qur’an, (Beirut: Da>r al-‘Ilmi li al-Mila>yin,
9
1977), h.284
7
Madzhab ini menegaskan pula bahwa dzat Allah dan hakikat sifat-sifatnya
berbahasa arab.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
membedakan antara yang haq dan yang bathil, serta memisahkan urusan yang
lurus dari yang sesat. Adapun mutasyabih secara etimologi berarti tasyabuh ,
mutasyabih, yaitu:
1. Ulama salaf berpendapat bahwa ayat mutasyabih itu tidak bisa diketahui
takwilnya oleh siapapun kecuali Allah, serta diwajibkan atas setiap orang
swt.
juga dapat diketahui oleh ulama yang mempunyai ilmu mendalam dalam
hal ini. Karena, jika mereka dianggap tidak mengetahui apapun maka itu
a.) Ayat-ayat yang sama sekali tidak diketahui makna dan hakikatnya
para ulama.
manusia untuk mengetahui arti dan maksud pada ayat-ayat muhkamat dan
merupakan wahyu ilahi, sertaujian pada manusia, apakah dengan adanya ayat-
B. Saran
Dalam makalah ini masih banyak kekurangan baik dari segi penulisan dan
tata cara penyusunan, maka dari itu diharap bagi para pembaca terkhusu dalam
mempelajari isi dari makalah ini hendaknya lebih banyak merujuk ke berbagai
tulisan, baik melalui buku maupun melalui internet, agar lebih memahami secara
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’an al-Karim
Manna Khalil al-Qattan, Studi Ilmu-Ilmu al-Qur’an, Cet.XVII,
Bogor: Litera AntarNusaUlum, 2017
Teungku Muhammad Hasbi ash_Shiddieqy, Ilmu-ilmu al-
Qur’an (‘Ulum al-Qur’an), cet. III, Semarang: Pustaka
Rizki Putra, 2009
Subhi al-Shalih, Maba>hits Fi> ‘ulum al-Qur’an, Beirut: Da>r
al-‘Ilmi li al-Mila>yin, 1977
Ely Dian Uswatina, dkk, Muhkam wa al-Mutasya>bih,
Makalah (Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
PEKALONGAN