MAFHUM
Matakuliah : Ushul Fiqih II
Dosen Pengampuh : Ahmad Tri Muslim. HD, S.Ag, M.Ag
Kelompok 9
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Mafhum dan Macam-macamnya
1. Pengertian Mafhum
Dari definisi ini diketahui bahwa apabila sesuatu yang ditunjukkan oleh suatu
lafaz tidak bersandar bunyi ucapan (makna tersirat) disebut pamahaman secara
mafhum. Dengan kata lain, mafhum ialah pengertian yang ditunjukkan oleh suatu
lafaz tidak dalam tempat pembicaraan, tetapi dari pemahaman yang terdapat pada
ucapan tersebut. Misalnya, hukum yang dipahami langsung dari teks firman Allah
pada QS. Al-Isra’ ayat 23 yang berbunyi :
َفَال َتُقْل َلُهَم ا ُأٍّف َو َال َتْنَهْر ُهَم ا
Artinya : “Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya
perkataan “ah” dan janganlah kamu membentak mereka”.
Dengan menggunakan pemahaman secara mafhum, dimana melaluinya dapat
diketahui haram hukumnya memukul orang tua dan segala bentuk perbuatan yang
menyakiti keduanya.
. 2. Pembagian Mahfum
Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Mafhum Muwafaqah
b. Mafhum Mukholafah
3
B. Pengertian Mahfum Muwafaqah dan Bentuk-bentuknya
4
Mafhum-nya, memakan harta anak yatim sama saja dengan hukum
melenyapkannya, membuang atau membakarnya. Karena pada hakikatnya,
makna-makna ini mengacu pada satu hal yaitu menghabiskan harta anak yatim
secara Zolim.
C. Pengertian Mahfum Mukholafah dan Macam-macamnya
5
1) Mustaq dalam ayat.
Contohnya dalam QS. Al-Hujarat ayat 6:
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ِإْن َج اَء ُك ْم َفاِس ٌق ِبَنَبٍإ َفَتَبَّيُنوا َأْن ُتِص يُبوا َقْو ًم ا ِبَج َهاَل ٍة َفُتْص ِبُح وا َع َلى
َم ا َفَعْلُتْم َناِدِم يَن
“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang-orang
fasiq membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak
menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya
yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu.”
Dapat dipahami dari ungkapan kata ‘fasiq’ ialah orang yang tidak wajib ditelliti
beritanya. Ini berarti bahwa berita yang disampaikan oleh seseorang yang adil
wajib diterima.
2) Hal (keterangan keadaan)
Seperti fiman Allah, QS. Al-Maidah ayat 95:
َيا َأُّيَها اَّلِذ يَن آَم ُنوا ال َتْقُتُلوا الَّصْيَد َو َأْنُتْم ُح ُر ٌم َو َم ْن َقَتَلُه ِم ْنُك ْم ُم َتَعِّم ًدا َفَج َز اٌء ِم ْثُل َم ا َقَت َل
ِم َن الَّنَعِم َيْح ُك ُم ِبِه َذ َو ا َعْد ٍل ِم ْنُك ْم َهْد ًيا َباِلَغ اْلَك ْعَبِة َأْو َك َّف اَر ٌة َطَع اُم َم َس اِكيَن َأْو َع ْد ُل َذ ِل َك
ِصَياًم ا ِلَيُذ وَق َو َباَل َأْمِر ِه َع َفا ُهَّللا َع َّم ا َس َلَف َو َم ْن َعاَد َفَيْنَتِقُم ُهَّللا ِم ْنُه َو ُهَّللا َع ِز يٌز ُذ و اْنِتَقاٍم
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan,
ketika kamu sedang ihram. Barangsiapa diantara kamu membunuhnya dengan
sengaja, maka dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang
dengan buruan yang dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil diantara
kamu sebagai had-yad yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya)
membayar kaffarat dengan memberi makanan orang-orang miskin atau berpuasa
seimbang dengan makanan yang dikeluarkan itu, supaya dia merasakan akibat
buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan apa yang telah lalu dan
barangsiapa yang kembali mengerjakannya, niscaya Allah akan menyiksanya,
Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk) menyiksa.”
Ayat ini menunjukkan tiadanya hukum bagi orang yang membunuhnya karena tak
sengaja. Sebab penentuan “sengaja” dengan kewajiban membayar denda dalam
pembunuhan binatang buruan tidak sengaja.
3) ‘Adad (bilangan)
6
Seperti firman Allah dalam QS. Al-Baqarah ayat 197:
اْلَح ُّج َأْش ُهٌر َم ْع ُلوَم اٌت َفَم ْن َفَر َض ِفيِهَّن اْلَح َّج َفال َر َفَث َو ال ُفُسوَق َو ال ِج َداَل ِفي اْلَح ِّج َو َم ا
َتْفَعُلوا ِم ْن َخ ْيٍر َيْع َلْم ُه ُهَّللا َو َتَز َّو ُدوا َفِإَّن َخ ْيَر الَّز اِد الَّتْقَو ى َو اَّتُقوِن َيا ُأوِلي األْلَباِب
“(Musim) haji adalah beberapa bulan yang dimaklumi, barangsiapa yang
menetapkan niatnya dalam bulan itu akan mengerjakan haji, maka tidak boleh
rafats, berbuat fasikh dan berbantah-bantahan di dalam masa mengerjakan haji
dan apa yang kamu kerjakan berupa kebaikan, niscaya Allah mengetahuinya.
Berbekallah dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa dan bertaqwalah
kepada-Ku, hai orang-orang yang berakal.”
Mafhumnya ialah melakukan ihram diluar bulan-bulan itu tidak sah.
a. Mafhum Illiat
Mafhum illat adalah menghubungksn hukum sesuatu karena illatnya atau
sebabnya. Mengharamkan minuman keras karena memabukkan
b. Mafhum ghayah
Mafhum ghayah (pemahaman dengan batas akhir) adalah lafal yang
menunjukkan hukum sampai pada ghayah (batasan, hinggaan), hingga lafal
ghayah ini ada kalanya dengan “illa” dan dengan “hatta’. Seperti dalam firman
Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 6:
ِاَذ ا ُقْنُتْم ِالَى الَّص َلوِة فَاْغ ِس ُلْو ا ُو ُج ْو َهُك ْم وَاْيِدَيُك ْم ِألَى اْلَم َر اِفِق
“bila kamu hendak nmengerjakan sholat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu
sampai kepada siku”.
Mafhum mukhalafahnya adalah membasuh tangan sampai kepada siku.
. c. Mahfum laqaab
Mahfum laqaab (pemahaman dengan julukan) adalah menggantungkan
hukum kepada isim alam atau isim fiil. Seperti firman Allah SWT:
ُح ِّر َم ْت َع َلْيُك ْم ُأَّم َهاُتُك ْم
7
. d. Mafhum hasr
Mafhum hasr adalah pembatasan. Seperti dalam firman Allah swt.:
ِإَّياَك َنْعُبُد وِإَّياَك َنْس َتِع ْيُن
“Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami
meminta pertolongan.”
Mafhum mukhalafahnya adalah bahwa selain Allah tidak disembah dan tidak
dimintai pertolongan. Oleh karrena itu, ayat tersebut menunjukkan bahwa hanya
Dia-lah yang berhak disembah dan dimintai pertolongan.
. e. Mafhum syarat
Mafhum syarat adalah petunjuk lafadz yang memberi fadah adanya hukum yang
dihubungkan dengan syarat supaya dapat berlaku hukum yang sebaliknya. Seperti
dalam surat al-Thalaq ayat 6:
َو ِإْن ُك َّن ُأوَالِت َح ْمٍل َفَأْنِفُقْو ا َع َلْيِهَّن
“Dan jika mereka (istri-istri yang sudah ditalak) itu sedang hamil, maka
berikanlah kepada mererka nafkahnya.”
Mafhum mukhalafahnya adalah istri-istri tertalak itu tidak sedang hamil, tidak
wajib diberi nafkah.
BAB III
PENUTUP
A. KSIMPULAN
8
1. Mafhum adalah pemahaman terhadap makna yang tidak terdapat dalam suatu
lafadz. Mafhum juga terbagi menjadi dua bagian, yaitu:
a. Mafhum Muwafaqah.
b. Mafhum Mukholafah
2. Mafhum muwafaqah adalah suatu petunjuk kalimat yang menunjukkan bahwa
hukum yang tertulis pada kalimat itu berlaku pada masalah yang tidak tertulis,
karena ada persamaan dalam maknanya. Mafhum muwafaqah terbagi atas dua
bagian, yaitu :
a. Fatwa al-Khitab
b. Lahnu al-Khitab
3. Mafhum Mukhalafah merupakan pemahaman yang diberikan kepada lafaz
mafhum itu tidak selaras dengan yang dimiliki oleh lafaz mantuq, dengan kata lain
makna yang berbeda hukumnya dengan mantuq. Mafhum Mukhalafah terbagi
menjadi beberapa bagian yaitu:
a. Mafhum al-washfhi
b. Mafhum illat
c. Mafhum ghayah
d. Mafhum laqaa,
e. Mafhum hasr
f. Mafhum syarat
DAFTAR PUSTAKA
Karim Syafi’i, 1997, Fiqih – Ushul Fiqih, Bandung: Pustaka Setia
9
Khalaf Abdul Wahab, 2003, Kaidah Hukum Islam, Jakarta: Pustaka
Amani
Mudzakir. AS, 2007, Studi Ilmu-ilmu Qur’an, Bogor: Litera AntarNusa
Rosihon, 1999, Mutiara Ilmu-ilmu Al-Qur’an, Bandung: Pustaka Setia
Syafe’i Rahmat, 2010, Ilmu Ushul Fiqih, Bandung: CV Pustaka Setia
Syaikh Manna’ Al-Qaththan , 2012, Pengantar Studi Ilmu Al-Qur’an ,
Jakarta: Pustaka Al – Kautsar
10