Nim : 10300119087
Kelas : PMH-C
Mata Kuliah : Ta’arud Al-adillah
RESUME
Ta‟arud aladillah menurut arti bahasa adalah pertentangan satu dengan yang lainnya.
Sementara kata Al-Adillah adalah bentuk plural dan kata dalil, yang berarti argument, alasan dan
dalil.
Sedangkan secara istilah Ta‟arud aladillah diartikan sebagai perlawanan antara kandungan
salah satu dari dua dalil yang sama derajatnya dengan kandungan dalil lain. Sehingga dalam
implikasinya kedua dalil yang berlawanan tersebut tidak mungkin dipakai pada satu waktu.
Perlawanan itu dapat terjadi antara ayat Al-Quran dengan Al-Quran yang lain, Hadist Mutawatir
dengan Hadist Mutawatir yang lain, Hadist Ahad dengan Hadist Ahad yang lain. Sebaliknya
perlawanan tersebut tidak akan terjadi apabila kedua dalil tersebut berbeda kekuatannya, karena
pada hakikatnya dalil yang lebih kuatlah yang diamalkan.
Menurut Hanafiyah
1. Nasakh
Dari metode ini, seorang mujtahid harus melacak sejarah dari kedua nash, dan ketika
sudah diketahui mana yang lebih dahulu datang dan mana yang datang kemudian, maka
nash yang datang kemudian hukumnya menasakh yang terdahulu.
2. Tarjih
Tarjih adalah menguatkan salah satu dalil dari dua dalil yang bertentangan berdasarkan
beberapa qorinah yang mendukung ketetapan tersebut.
3. Al-Jam wa al-Taufiq
Al-jam‟u wa al-taufiq yaitu mengompromikan dalil-dalil yang bertentangan setelah
mengumpulkan keduanya, hal ini berdasarkan kaidah “mengamalkan kedua dalil lebih
baik daripada meninggalkan atau mengabaikan dalil yang lain”.
4. Tasaqut al-Dalilain
Tasaqut al-dalilain adalah langkah terakhir mujtahid yang berarti menggugurkan kedua
dalil yang bertentangan dan mencari yang lebih rendah. Hal ini ditempuh apabila tidak
bisa menggunakan ketiga cara diatas.
B. Lafadz Amm Khash
a. Pengertian Lafadz’ Amm dan Khash
Al-„am secara etimologi berarti merata atau yang umum. Sedangkan secara terminologi
atau istilah Muhammad Adib Saleh mendefinisikan bahwa Al-Am adalah lafal yang
diciptakan untuk pengertian umum sesuai dengan pengertian tiap lafal itu sendiri tanpa di
batasi dengan jumlah tertentu. Sedangkan Lafadz Khas ialah lafadz yang dilalahnya
berlaku bagi seseorang yang namanya disebutkan seperti Muhammad atau seseorang yang
disebutkan jenisnya umpamanya seorang lelaki atau beberapa orang tertentu seperti tiga
orang, sepuluh orang, seratus orang, sekelompok orang. , lafadz khaas adalah lafadz yang
merupakan kebalikan dari lafadz „am yaitu tidak hanya menghabiskan semua apa
yangpantas baginya tanpa ada pembatasan.
Artinya : “apabila am dating karena sebab khas, mmaka yang dianggap adalah
umumnya lafal, bukan khususnya sebab.”
Hal tersebut karena perintah ibadah kepada seluruh hamba Allah hanya dengan
lafal yang dating dari syar‟i, padahal lafal ini umum. Jika menjumpai suatu hadist Nabi
SAW yang merupakan jawaban atas suatu pertanyaan tiba-tiba kita lihat bahwa itu
menggunakan perkataan (lafal) yang memberikan pengertian umum maka kita tidak
usah mengembalikan pada sebab timbulnya hadis tersebut.
Dialah lafadz‟ Khash
Lafadz khas ditemui dalam nash diartikan sesuai dengan arti sebenarnya, selama tidak
ditemukan dalil yang memalingkannya pada arti lain. Contohnya, hukuman yang
dijatuhkan kepada orang yang menuduh berbuat zina adalah delapan puluh kali jera.
Tidak boleh lebih dan tidak boleh kurang. Namun apabila ditemukan dalil yang dapat
memalingkan arti lain.maka hukuman tersebut dilaksanakan sesuai dengan dilalah dari
arti bukti itu.
C. Mutlaq dan Muqayyad
a. Pengertian Mutlaq dan Muqayyad
Mutlaq adalah lafadz-lafaz yang menunjukkan suatu hakekat tanpa ada batasan (qayid)
tertentu. Sedangkan muqayyad adalah lafadzlafaz yang menunjukkan suatu hakekat
dengan ada batasan (qayid) tertentu.
“Maka (wajib atasnya) memerdekaan seorang hamba sahaya.” (Qs. Mujadalah: 3).
“Maka hendaklah pembunuh itu memerdekakan budak yang beriman.” (Qs. An-Nisa‟: 92)