Disusun Oleh :
Kelompok 7
Lathifatul Istibsyaroh (221101020033)
Alia Sofiana I.H (221101020008)
i
KATA PENGANTAR
Makalah ini diharapkan dapat bermanfaat dan berguna pada saat atau pun
di kemudian hari.penyusun menyadari masih adanya kekurangan dalam
penyusunan makalah ini. Mudah – mudahan dengan adanya kekurangan tersebut
penulis ataupun pembaca dapat memperbaikinya dengan memberikan kritik dan
saran sehingga akan ada kemajuan yang lebih baik dari sebelumnya.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 LATAR BELAKANG...................................................................................1
1.2 RUMUSAN MASALAH...............................................................................1
1.3 TUJUAN MASALAH...................................................................................2
BAB II......................................................................................................................3
PEMBAHASAN......................................................................................................3
2.1 PENGERTIAN TAUKID..............................................................................3
2.2 PENGERTIAN BADAL................................................................................6
BAB 111..................................................................................................................9
PENUTUP................................................................................................................9
3.1 Kesimpulan....................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Hubungan antara hukum islam dengan pengetahuan Bahasa Arab
merupakan suatu yang sangat erat dan tidak dapat terpisahkan. Alasanya
sangat jelas, karena sumber pokok dari agama islam adadlah Al-qur’an dan
Hadits yang memakai aau menggunakan Bahasa Arab standar sesuai
dengan kaidah-kaidah Bahasa Arab.
1
2.Apakah ada pembagian di dalam taukid dan badal?
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PENGERTIAN TAUKID
Taukid menurut bahasa yaitu menguatkan, sedangkan
menurut istilah yaitu ahli nahwu yaitu adalah tabi’yang mengikuti
ketijakjelasan hukum, seperti contoh ( َج اَء َزيٌد َنفُسُهzaid sendiri yang
datang).
Taukid menguatkan lafadh sebelumnya dalam hal
I,rab(rofa’, nashab, jer) dan ta’rifnya (ma’rifah). Lafal-lafal taukid,
menurut ulama’ basrah, semuanya adalah ma’rifah. Jika ditemukan
dalam bentuk nakiroh, maka ha tersebut dinamakan syadz, seperti
sya’ir dibawah ini:
َتحِم ُلِني الَذ لَفاُءَح واًل اأكَتَع ا# َياليَتِني ُك نُت َص ِبيًاُم رِض ًع
ِإذًا َظِللُت الَدهَر َأبِك ي َأجَم َع ا# ِإَذ اَبَك يُت َقَّبَلتِني َأرَبَع ا
Aduhai seandainya aku adalah anak kecil yang masih
menyusui, niscaya dzalfa menggendngku selama setahun penuh.
Yaitu apabila aku menangis ia pasti menciumku empat kali,
dengan demikian maka aku akan terus menangis selama setahun
penuh.
3
An-nafsu ( )النفسyang artinya “dirinya (dzat)”, seperti: َج اَء َزيٌد نضفُسُه
(zaid seendiri yang datang)
Al-ainu( )العينyang artinya “dirinya (dzat)”, seperti: ( َج اَء َزيٌد َعيُنُهzaid
seendiri yang datang)
Al-kullu( )الكلyang artinya “semua’, seperti lafadz:( َج اَء الَقوُم كُّلُهمorang-
orang itu telah datang semua).
Ajma’u ( )أجمعyang artinya “semua”, seperti: ( َج اَء الَقوُم َأجَم ُع وَنorang-
orang itu telah datang semua)
Kata-kata yang menikuti pada lafadz أجمع, yaitu أبصع, ابتع, أكتع. kata-
kata ini digunakan setelah lafal ,seperti ( َج اَء الَقوُم َأجَم ُعوَن َأكَتُع وَنorang-
orang itu telah datang semua)1
Lafadh عينdan نفسketika muakkadnya berupa mufrod maka lafadh
نفسdan عينjuga mufrod, jika muakkadnya berupa tasniah atau jamak
maka keduanya berupa jamak seperti contoh : ,َج اء الزيدان انفسهما اعينهما
الهندات انفسهن أعينهن, جاء الزيدون انفسهم او اعينهم2
Unsur-unsur taukid:
Muakkad; yaitu lafadh yang ditaukidi. Muakkad selalu jatuh sebelum
taukid
Taukid; yaitu lafadh yang berfungsi menguatkan atau menegaskan
muakkad.
Contoh :َج اَءُمَحَّم ٌد َنفُسُه
ُمَحَّم د: sebagai muakkad
َنفُسُه: sebagai taukid.
1
Syekh syarofudin yahya al-imrithi, 1996, Al-imrithi, pondok pesantren salafiyah al-falah, ploso
mojo Kediri
2
Jamaluddin muhammad bin Abdullah, 2005, syarah ibnu aqil, Al haromain Jaya Indonesia
4
2.2 PENGERTIAN BADAL
Badal menurut bahasa adalah mengganti.sedangkan
menurut istilah ahli nahwu adalah tabi’yang dimaksud dengan
hukum dengan tanpa perantara huruf ‘athaf, seperti َج اَء َزيٌد أُخ وَك
(telah datang zaid,yakni saudaramu)
Badal ada 5 (lima) macam, yaitu:
Kul min kul,yaitu badal merupakan isi dari mubdal minhu,
seperti ( َج اءَزيٌد أُخ وَكtelah datang zaid,yaitu saudaramu)
Ba’du min kul, yaitu badal merupakan sebagian dari
keseluruhn mubdal minhu, seperti َف ُثُلَث ُهtt( َأَك لُت الَّر ِغ يsaya
memakan sepertiga roti)
Isytimal, yaitu keadaan badal terkandung dalam mubdal
minhu, sepert ٌد َعلُم ُهtt ( َنَفَعِني َزيilmunya zaid memberikan
manfaat padaku).
Ghalath, yaitu badal merupakan ralatan dari mubdal
minhu,disebabkan mutakallim salah dalam berbicara
sehingga mendatangkan lafadz lain untuk
membenarkannya, seperti ( َر َأيُت َزيًد الَفَر َسsaya melihat zaid,
eh kuda).
Idhrab, yaitu badal merupakan susulan kata dari mubdal
minhu, karena mutakallim sengaja mengubah maksudnya
seperti ( ُخ ذِني ِكتاَبا الَقَلَمambilkan aku buku,pensil)
5
Kul min kul,sepertiُيدَخل ِج نَانًا,( َم ن يؤِم ن ُيَثبbarang siapa
beriman, maka ia akan diganjar, yakni dimasukkan
surga).
Ba’dhu min kul, seperti ( إن ُتَص ل َتسُجد هلل َيرَح مَكjika
engkau sholat, yakni bersujud pada Allah, maka
Allah akan mengasihanimu).
Isytimal, seperti ( ُيدَخ ل جَنانا َلم َيَنل فيها َتَع ًبا
dimasukkan surga, yakni tidak ada kepayahan
didalamnya)
Ghalath, seperti ( ِإن َتأِتَنا َتسَألَنا ُنعِط َكjika engkau datang
pada kami,ups.... minta pada kami, maka kami akan
memberimu) jika kata َتأِتناdiucapkan dengan tanpa
kesengajaan.
Idhrab, seperti ( ِإن َتأِتَنا َتسَألَنا ُنعِط َكjika engkau datang
pada kami, ups…. Minta pada kami,maka kami
akan memberimu),jika kata َتأِتناdiucapkan dengan
kesengajaan.3
Unsur-unsur badal:
3
Syekh syarofudin yahya al-imrithi, 1996, Al-imrithi, pondok pesantren salafiyah al-falah, ploso
mojo Kediri
4
Dr. H. Abdul Haris, M.Ag., 2017, Nahwu & Sharf, Al-bidayah, Kaliwaes Jember, hal 220
6
Badal tidak hanya berlaku pada isim, namun, ia juga
berlaku untuk bentuk fi’il, baik mufrad maupun
jumlah (dengan syarat mabdulnya juga fi’il,dan fi’il
yang menjadi badal harus sejenis dan sedhomir, jadi
kalau mabdul nya fi’il amar maka badalnya juga
memakai amar dengan dhomir yang sama).5
Hukum – hukum badal :
Tidak harus seirama antara badal dan mubdal minhu
dalam hal ma’rifat dan nakirohnya, karena dalam
ketentuannya hanya sama dalam hal I’robnya saja
Apabila mubdal minhu fi’il maka badal juga fi’il,
begitu juga dengan isim dan huruf
Isim dhohir tidak boleh menjadi badal dari mubdal
minhu isim dhomir yang hadir (dhomir mutakallim
dan mukhotob)
Apabila mubdal minhu berupa isim istifham / isim
syarat maka badalnya diberi hamzah istifham 6
Perbedaan badal dengan athaf bayan yaitu : apabila badal ada yang
dituju hukum, yaitu mubdal minhunya, sedangkan athaf bayan
tidak ada yang dituju hukum, tetapi hanya sebagai matbu’ (isim
yang mengikuti) saja.7
5
Ibnu malik, Alfiyah Ibnu Malik, Pondok Pesantren Lirboyo, Kediri,
6
Ibnu malik, Alfiyah Ibnu Malik, Pondok Pesantren, Nurul Islam, Jember
7
Al-ghalayni Musthafa, Jam’ud Durus, Al- maktabah ashriyah, Beirut
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Taukid adalah tabi’yang mengikuti ketijakjelasan hukum, seperti contoh
( َج اَء َزيٌد َنفُسُهzaid sendiri yang datang). Taukid ada dua macam, yaitu: Taukid
lafdzi( )التوكيد اللفظّي, Taukid ma’nawi()التوكيد معنوي.
3.2 Saran
Adapun beberapa hal yang perlu kami tahu sebagai penunjang dalam
pembuatan makalah ini. Kami telah membuat makalah ini dengan sebaik-
baiknya tetapi kami meminta saran dari pembaca terkait dengan makalah ini.
Diharapkan saran dari pembaca bisa membuat makalah ini lebih baik lagi.
8
DAFTAR PUSTAKA
Haris, Dr.H. Abdul Haris M.Ag,.2017. Nahwu & Sharf Al-bidayah, Kaliwates
Jember.
Malik, Ibnu.1274. Alfiyah Ibnu Malik, Pondok Pesantren Nurul Islam, Jember.