“IDHOFAH”
Disusun oleh :
Kelompok 9 MPI 1A
ADILLA FITRIYANA (1212010003)
ARYA EKA (1212010018)
AZIZAH USWATUN (1212010022)
FAJAR ADHA (1212010036)
2021
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Bahasa Arab pada Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam dengan ini penulis mengangkat judul “IDHOFAH”
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.
KELOMPOK 9
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………………………1
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………
3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...………
3
C. Tujuan………………………………………………………………………….………4
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan………………………………………………………………………….13
B. Saran…………………………………………………………………………………13
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dengan mengulas kembali kata-kata, kalimat-kalimat para ahli sejarah pendahu kita.
Maka sangat banyak pembelajaran urgen yang dapat terpetik. Sesuai dengan kata-kata ini:
Pelajarilah bahasa arab karena sesungguhnya bahasa arab itu merupakan suatau
bagian dari agama kalian. (Umar Bin Khattab).
Sesungguhnya bahasa arab dan nahwu adalah suatu sarana untuh mengetahuialqur’an
dan sunnah Rasulullah s.a.w. keduanya bukanlah termasuk dari ilmu-ilmu syar’i akan tetapi
ajib hukumnya mendalami ilmu tersebut karena syari’ah ini datang dengan bahasa arab dan
setiap syari’ah tidak akan nampak kecuali dengan suatu bahasa. (Imam Al-Ghazali)
Nah dengan melihat ulasan perkataan diatas, maka nampaklah bahwa bahasa arab
sangatlaah urgen untuk dipelajari, dipahami dan diamalkan. Dan untuk dapat memahami
bahasa arab, kita perlu mendalami ilmu nahwu, sharaf serta ilmu balagha.
Tetapi yang menjadi tantangan global para pelajar sekang. Mereka ingin dengan
mudahnya dapat berbahasa tanpa mengetahui seluk-beluk dari ilmu tersebut terutama pada
nahwu dan sharafnya. Sehingga saat mereka menemukan keganjalan-keganjalan dalam al-
qur’an, mereka akan heran. Dan akhirnya timbullah argumen-argumen dan bahkan laris
terpasarkan buku-buku mengenai kejanggalan-kejanggalan bahasa dalam al-qur’an. Dan
mereka yang harus membaca meresapi tanpa menganalisa, akan memahami bahwa terdapat
beberapa kaidah-kaidah bahkan bahasa-bahasa dalam al-qur’an yang salah.
Dengan inilah kita siswa, mahasiswa, guru, dan para dosen memiliki hak urgen untuk
mendalaminya.
Begitupula dengan karya tulis ini, kami hadirkan untuk menumpas secuil,dan setetes
ilmu nahwu yakni mengenai “Al-Idhafah”. Apasih itu Idhafah...?. sedikit-demi sedikit akan
kami kupas pada Bab Pembahasan.
B. Rumusan Masalah
Sesuai dengan ruang lingkup, latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai beriku :
a. Apa pengertian al-Idhofah ?
b. Apa sajakah Ketentuan – Ketentuan Dalam Pembentukan Al- Idhafah ?
c. Ada berapa jenis-jenis Idhafah ?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah agar kami dan semua
mahasiswa mampu memahami materi tentang Idhofah
BAB II
PEMBAHASAN
Dengan melihat poin-poin dari ke dua referensi diatas maka dapat kami abstrakkan
dan rumuskan bahwa ketentuan-ketentuan al-Idhafah adalah:
Na’rifah + Ma’rifah = Idhafah Rafha , mudhaf == tanwin
Bagi idhafah lafdziyah dilihat dari aspek makna yang ditimbulkan dari penggabungan
tersebut di antaranya dapat dikelompokkan menjadi lima macam yakni sebagai berikut.
a. Al-Idhafah Al- Lamiyah ( اإلضافة الالمية )
Yaitu idhafah yang menyatkan makna milik atau kepunyaan. Dengan catatan mudhaf
haruslah berupa kata benda identif ()نكره dan mudhafun ilaih berupa orang atau yang
diorangkan. Contohnya :
غال ُم زي ٍد = pembantu zaid
بيت األستاذ ِة = rumahnya guru (pr) itu
كتبُ أبائكم = buku-buku bapak kalian
غرفتى = kamar ku
مروان
ِ ِ حبيبةُ صاح = kekasih teman marwan
ب
Pada idhafah ini ada kata yang memiliki peraturan khusus yakni:
ذو ,هن ,أب ,حم , فم , آخ Kata-kata ini jika dia berfungsi sebagai marfu maka ditandai
dengan waw, sedangkan jika dia berfungsi sebagai mansub maka ditandai dengan alif dan
majrur dengan ya. Contoh :
ف ّمو على = mulut ali ابو زي ٍد = bapaknya zaid
ف ّماه = mulutnya اخا زلفة = saudaranya zulfah
ذوا الجوّالة = pemilik sepeda ذاالسيارة = pemilik mobil
motor
c. Al-Idhafah Zharfiyah ( اإلضافة الظّرفيّة )
Yaitu idhafah yang menyatakan dimensi ruang atau waktu. Dengan catatan, mudhaf
ilaih merupakan kata yang menunjukkan zharf dimensi atau ukuran ruang (makan) atau
waktu (zaman), misalnya:
ُ رفيTaman sekolah
= ق المدرس ِة
= ¯مسكانُ المدين ِةPenduduk madinah
= المطبح
ِ ُ
أدواتPerlengkapan dapur
= مدي ُر المدرس ِةKepala sekolah
ُ سوPasar malam
= ق اللي ِل
= نظ ُم الجامع ِةPeraturan kampus
ِ ّبل مك ٌر فى الل
يل
ي فى السجْ ِن
َّ َصا ِحب
َ يا
Sedangkan menurut Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini membagi idhafah atas
tiga bagian sesuai dengan maknanya[15]. Yakni sebagai berikut :
1. Idhafah yang ditakdir mengandung makna lam, ()الالم
dan ini yang paling banyak, seperti dalam contoh:
غال ُم زي ٍد = pelayan zaid
بكر
ٍ ُثوب = pakaian bakar
Sebenarnya makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
غال ٌم لزي ٍد = pelayan kepunyaan Zaid
لبكر
ٍ ٌثوب = pakaian milik Bakar
2. Idhafah yang ditakdir mengandung makna mim, (من )
ثوبُ خ ّر = pakaian sutra
ساج
ٍ ُباب = pintu kayu
Sebenarnya makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
ثوبٌ ِم ْن خ ّر = pakaian dari sutra
سج
ٍ بابٌ منن = pintu dari kayu
3. Idhafah yang ditakdir mengandung makna fii (,)في
بَلْ َم ْك ُر اللّي ِل = (tidak) sebenarnya tipu daya (mu) diwaktu malam (saba:33)
صا ِحبَ ِي السجْ ِن
َ يا = hai kedua teman ku dalam penjara (yusuf:39)
Sebenarnya (takdirnya) makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
ِ ّبل مك ٌر فى الل
يل
ي فى السجْ ِن
َّ َصا ِحب
َ يا
Dalam bukunya muhammad muhyiddin abdul hamid menspesifikasikan lagi dari
ketiga hal diatas, yakni dengan dengan memberikan batasan-batasan dari ketiga pemaknaan
diatas[16], yaitu:
1. Batasan pengidhafaan yang mengandung makna min adalah mudhaf
merupakan bagian atau sebagian dari mudhaf ilaih.
ساج
ٍ ُباب = pintu kayu kayu merupakan bagian dari pintu
2. Batasan pengidhafaan yang mengandung makna fii, adalah mudhafun
ilaih harus merupakan zharaf bagi mudhaf, seperti pada:
A. Kesimpulan
Idhofah merupakan penyandaran isim kepada isim lainnya yang terdiri dari
mudhof dan mudhof ilaih. Isim pertama disebut mudhof, sedangkan isim kedua
disebut mudhof ilaih. Mudhof tidak berawal dengan alif lam, sedangkan mudhof
ilaih berawalan alif lam dan selalu di jarkan atau tidak berawalan alif lam tetapi
berharokat tanwin.
Mudhof dibagi menjadi dua, yaitu mudhof ma’nawiyah dan mudhof lafazziyah.
Mudhof ma’nawiyah merupakan idhofah yang memberikan faedah mema’rifatkan
mudhof dan mudhof bukan merupakan isim sifat. Sedangkan idhofah lafazziyah
yaitu idhofah yang mudhofnya berupa isim sifat, dan tidak ada perubahan
makna/tidak mema’rifatkan mudhof, hanya lafaznya saja yang di idhofkan agar
memudahkan bacanya.
B. Saran
Semoga Materi pada Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan menambah
referensi bagi para pembaca dan penulis. amin
Syukran, salah dan kurangnya tolong dimaafkan, dan atas kerendahan hati para
pembaca yang budiman agar kiranya dapat memberi kritik dan solusi.
DAFTAR PUSTAKA
Aceng, Zakaria. 2004. Al-Muyassarah Fii Ilmi An-Nahwi, cet;22. Garut: Ibn Azka
Press.
Abdul Hamid, Muhammad Muhyiddin. 2010. Ilmu Nahwu Terjemah Tuhfatus
Saniyah, cet;1. Jogjakarta: Media Hidayah.
Anwar, Moch. 2011. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyah Dan ‘Imrithy
Berikut Penjelasannya. Cet;20. Bandung, Sinar Baru Algesindo Offset.