Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“IDHOFAH”

Disusun untuk memenuhi tugas terstruktur mata kuliah Bahasa Arab

Dosen Pengampu : Ibu Neng Gustini, S. Pd, M. Pd

Disusun oleh :
Kelompok 9 MPI 1A
ADILLA FITRIYANA (1212010003)
ARYA EKA (1212010018)
AZIZAH USWATUN (1212010022)
FAJAR ADHA (1212010036)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, shalawat dan
salam juga disampaikan kepada junjungan Nabi Besar Muhammad SAW. Serta sahabat dan
keluarganya, seayun langkah dan seiring bahu dalam menegakkan agama Allah. Dengan
kebaikan beliau telah membawa kita dari alam kebodohan ke alam yang berilmu
pengetahuan.
Dalam rangka melengkapi tugas dari mata kuliah Bahasa Arab pada Program Studi
Manajemen Pendidikan Islam dengan ini penulis mengangkat judul “IDHOFAH”
Dalam penulisan makalah ini, penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dari cara penulisan, maupun isinya.
Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran-saran yang dapat
membangun demi kesempurnaan makalah ini.

Bandung, 26 November 2021

KELOMPOK 9
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………………1

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………………………………………………
3
B. Rumusan Masalah……………………………………………………………...………
3
C. Tujuan………………………………………………………………………….………4

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Al – Idhofah atau Mudhaf wa Mudhafun ilaih…………………….


……….6
B. Ketentuan – Ketentuan Dalam Pembentukan Al- Idhafah………………………..
…….7
C. Jenis- jenis Idhafah…………………………………………………………………….8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………………….13
B. Saran…………………………………………………………………………………13

DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Dengan mengulas kembali kata-kata, kalimat-kalimat para ahli sejarah pendahu kita.
Maka sangat banyak pembelajaran urgen yang dapat terpetik. Sesuai dengan kata-kata ini:
Pelajarilah bahasa arab karena sesungguhnya bahasa arab itu merupakan suatau
bagian dari agama kalian. (Umar Bin Khattab).
Sesungguhnya bahasa arab dan nahwu adalah suatu sarana untuh mengetahuialqur’an
dan sunnah Rasulullah s.a.w. keduanya bukanlah termasuk  dari ilmu-ilmu syar’i akan tetapi
ajib hukumnya mendalami ilmu tersebut karena syari’ah ini datang dengan bahasa arab dan
setiap syari’ah tidak akan nampak kecuali dengan suatu bahasa. (Imam Al-Ghazali) 
Nah dengan melihat ulasan perkataan diatas, maka nampaklah bahwa bahasa arab
sangatlaah urgen untuk dipelajari, dipahami dan diamalkan. Dan untuk dapat memahami
bahasa arab, kita perlu mendalami ilmu nahwu, sharaf serta ilmu balagha.
Tetapi yang menjadi tantangan global para pelajar sekang. Mereka ingin dengan
mudahnya dapat berbahasa tanpa mengetahui seluk-beluk dari ilmu tersebut terutama pada
nahwu dan sharafnya. Sehingga saat mereka menemukan keganjalan-keganjalan dalam al-
qur’an, mereka akan heran. Dan akhirnya timbullah argumen-argumen dan bahkan laris
terpasarkan buku-buku mengenai kejanggalan-kejanggalan bahasa dalam al-qur’an. Dan
mereka yang harus membaca meresapi tanpa menganalisa, akan memahami bahwa terdapat
beberapa kaidah-kaidah bahkan bahasa-bahasa dalam al-qur’an yang salah.
Dengan inilah kita siswa, mahasiswa, guru, dan para dosen memiliki hak urgen untuk
mendalaminya.
Begitupula dengan karya tulis ini, kami hadirkan untuk menumpas secuil,dan setetes
ilmu nahwu yakni mengenai “Al-Idhafah”. Apasih itu Idhafah...?. sedikit-demi sedikit akan
kami kupas pada Bab Pembahasan.

B.                 Rumusan Masalah
Sesuai dengan ruang lingkup, latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah
sebagai beriku :
a.                   Apa pengertian al-Idhofah ?
b.                  Apa sajakah Ketentuan – Ketentuan Dalam Pembentukan Al- Idhafah ?
c.                   Ada berapa jenis-jenis Idhafah ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan kami dalam menyusun makalah ini adalah agar kami dan semua
mahasiswa mampu memahami materi tentang Idhofah
BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian Al – Idhofah atau Mudhaf wa Mudhafun ilaih


‫اإلضافة‬ artinya yang bersandar. Dalam tata bahasa Indonesia sama dengan bentuk kata
majemuk campuran[1]. Dalam idhafah terdapat dua kata yang membentuk satu pengertian.
Kata pertama disebut mudhafun dan kata kedua disebut mudhafun ilaih.
Menurut Drs Muhammad Thalib mengatakan bahwa idhofah adalah bersandar. Yakni
kata kata kedua sandar pada kata pertama sehingga membentuk dua kata yang memiliki satu
makna. seperti: kepala sekolah, rumah makan, balai desa, gedung pertunjukan, kebun
binatang, dsb.
Pak H. Mustafa mengatakan bahwa “mudhaf dan mudhaf ilaihi” adalah rangkaian
kosa kata atau (isim) atau lebih yang menunjukkan kepada arti “milik” yang pertama disebut
“mudhaf” dan yang kedua disebut “mudhaf ilaihi”.[2] Maka dapat disingkatkan lagi bahwa
menurut pak mustafa “mudhaf dan mudhaf ilaihi” adalah milik atau kepunyaan. berarti disini
ada yang dimiliki dan ada yang memiliki. Seperti pada contoh ‫باب المدرسة‬  yang artinya pintu
sekolah atau pintu kepunyaan sekolah. Sekolah yang memiliki dan pintu yang dimiliki. Kata
pertama disebut Mudhaf,  sedangkan kata yang kedua disebut Mudhaf Ilaih.
Dalam bukunya Nurul Huda menggunakan istilah frasa. Yakni: Frasa idhafah ( ‫المر ّكب‬
‫)االضافي‬  yakni menggabungkan kata benda dengan kata benda lain untuk memperoleh satu
makna.[3] Menurutnya kata prasa memang tidak ditemukan dalam bahasa arab, karena kata
frasa bukanlah berasal dari kata bahasa arab. Akan tetapi tidak adanya istilah tersebut bukan
berarti tidak ada konsef frasa dalam bahasa arab. Dalam ilmu gramatika bahasa arab ada
istilah Murakkab  yang didefinisikan sebagai ma turuqqiba min kalimataini fa
aktsara’.  Murakkab ini ada banyak macam, ada murakkb idhafi, isnadi, bayani dll. Dari
sekian banyak murakkab , murakkab isnadi disebut juga dengan jumlah. Murakkab ini setara
dengan klausa. Sedangkan murakkab yang lainnya tergolong atau setara dengan kategori
frasa (murakkab ghairu isnadi).
Sedangkan dalam bukunya kaidah tata bahasa arab menyatakan bahwa mudhafun ilaih
adalah isim yang dimajemukkan dengan isim sebelumnya dengan maksud menjadikannya
ma’rifat atau mengkhususkannya. 
Contoh: ‫كتابُ زي ٍد‬  = buku zaid. Jika isim yang di idhafatkan itu bertanwin maka di
buang tanwinnya seperti pada contoh.
Pak iman  saiful mu’minin menyatakan dalam kamusnya, Idhafah adalah pertalian
suatu struktur antara dua kalimat isim yang menyebabkan kalimat isim yang kedua tersebut
dibaca jar selamanya.
Dan dikuatkan dengan pendapat Moch Anwar  bahwa:
‫نسةٌ تقيديةٌ بين شيئي ِن تقتضى انجرار ثانيهما‬
Idhafah adalah nisbah taqyidiyah (pertalian) antara dua perkara (dua isim) yang
menyebabkan isim kedua beharokat jar.

B.                 Ketentuan – Ketentuan Dalam Pembentukan Al- Idhafah


Dalam membuat al-idhafah adada hal-hal yang sangat penting yang harus
diperhatikan dalam pembentukannya, yakni:
1.                  Isim yang berstatus “Mudhaf” tidak dimasuki alif lam
2.                  Isim yang berstatus “Mudhaf ilaihi” selalu hukumnya majrur.
3.                  Isim yang berstatus “Mudhafun ilaih” tidak selalu beralif lam, yakni
boleh dalam bentuk ma’rifah dan boleh pula dalam bentuk nakirah
4.                  Menunjukkan kepada arti milik tidak disisipkan kata yang
Dapat di perhatikan beberapa contoh dibawah ini :
‫القميص‬
ِ ُ‫لون‬   =  warnanya baju ‫قميص‬
ٍ ُ‫لون‬   =  warnanya
itu sebuah baju
‫قل ُم األستا ِذ‬    =  polpennya guru   ‫قل ُم‬
itu ‫أستا ٍذ‬  =  polpennya seorang guru
‫مجلة الموظف‬ = majallahnya ‫موظف‬
ٍ ‫مجلة‬ = majallahnya
pegawai itu seorang   
                         Pegawai

Sedangkan dalam kitab al-muyassara menyatakan bahwa syuruuthu al-idhafah ( ُ‫شروط‬


َ‫[)اإلضافة‬9], ada tiga yakni:
.‫أن اليكون المضاف منونًا‬                    ·
‫الفصل‬
ِ ُ‫بابٌ = باب‬                          ‫ كتابٌ = كتابُ عل ٍّى‬: ‫مثل‬ 
Tanwin dan idhafah selamanya tidak akan bisa bertemu, seperti ungkapan penyair :
َ ‫كَأنِّي تَ ْن ِوي ٌْن َوَأ ْنتَ إ‬
‫فأينَ تَ َرانِي اَل تَ ُح ّل مكانِ َي‬  .  ٌ‫ضافَة‬
“Aku seolah tanwin, sedangkan kamu adalah idhafah. Dimana saja kamu bertemu
aku, maka kamu tidak boleh menumpang di tempatku.”
 ‫ او جمعا‬, ‫ مثنى‬, ُ‫أن تحذفَ انونُ إذا كانَ المضاف‬   
‫بيتان = بيتَا مح ّم ٍد‬                           ‫ كتابان = كتابَا عل ٍّى‬: ‫مثل‬
َ ‫رجالن = رجاَل‬                                    ‫ك‬
‫ى‬ َ ‫يدان = يدَا‬       
‫معلّمون = معلّمو المدرس ِة‬            ‫مسلمون = مسلمو مص َر‬       
‫المضاف‬
ِ ‫أن تجذفَ األلفُ و الال ُم من‬                    ·
ُ = ‫البيت‬
 ِ‫بيت هللا‬ ُ                          ِ‫ الرسول = رسو ُل هللا‬: ‫مثل‬

Dengan melihat poin-poin dari ke dua referensi diatas maka dapat kami abstrakkan
dan rumuskan bahwa ketentuan-ketentuan al-Idhafah adalah:
Na’rifah + Ma’rifah = Idhafah  Rafha  ,    mudhaf == tanwin

C.                Jenis- jenis Idhafah


menurut Drs Muhammad Thalib dalam bukunya  idhafah dapat dibedakan menjadi
dua, yakni Idhafah kepada Isim Zhahir dan idhafah kepada isim dhamir.
1.                  Idhafah kepada Isim Zhahir
Isim zhahir  ialah semua isim yang menyatakan nama benda baik yang kongkrit
maupaun yang abstrak. Contohnya :
‫عم ُر أمي ُر األ ّم ِة‬            = umar pemimpin ummat
‫هذا كتابُ تلمي ٍذ‬               = ini kitab seorang siswa 
‫جاكرتَا عاصمةُ إندونسييَا‬ = jakarta ibukota indonesia
2.                  Idhafah kepada Isim Dhamir
Isim dhamir adalah lawan dari isim zhahir. Dan yang dimaksud dengan isim dhamir
adala semua kata ganti nama, misalnya: saya, kamu, dia, dll. Contohnya :
‫بيتي‬                = rumahku
‫تلك مدرستي‬    = itu adalah sekolahku
‫أمك‬
ِ ‫هي‬          = dia adalah ibuku
‫فاطمةُ صاحبها‬ = fatimah adalah sahabatnya
dan menurut nurul huda dalam bukunya, Idhafah dapat dikategorikan menjadi dua
macam, yaitu Idhafah ma’nawiyah dan idhafah lafziyah.
 Idhafah ma’nawiyah adalah idhafah yang adanya penggabungan tersebut
dimaksudkan untuk men-ta’rif atau menspesifikkan mudhaf. Sedangkan, idhafah lafdziyah
adalah idhafah yang penggabunganya tidak dimaksudkan demikian. Namun tujuannya hanya
sekedar peringatan dalam hal ucapan (lafzh) saja. Yaitu dengan adanya peniadaan tanwin
atau nun pada jama’ maudzakkar dan tatsniyah.
Suatu Idhafah dapat dikatakan idhafah lafzhiyah adalah apabila menyandarkan kata
bentuk (musytaq) pail, maf’ul dan atau bentuk musyabbihat terhadap maf’ul dan atau bentuk
sifat musyabbihat terhadap  (mudhafun ilaih) orang atau sesuatau yang menjadi pelaku atau
yang menjadi objek berkenaan. Misalnya :
 ‫العلم‬
ِ ُ‫طالب‬      : pencari ilmu
 ‫المظلوم‬
ِ ‫نُصَّا ُر‬ : penyelamat yang teraniaya
          ‫طالبوْ اإلله‬         : para pencari tuhan

ِ ‫عاّل ُم الغيو‬  : yang paham hal-hal ghaib


  ‫ب‬
 ‫الخلق‬
ِ ُ‫حسن‬    : yang bagus perangainya

Bagi idhafah lafdziyah dilihat dari aspek makna yang ditimbulkan dari penggabungan
tersebut di antaranya dapat dikelompokkan menjadi lima macam yakni sebagai berikut.
a.                       Al-Idhafah Al- Lamiyah (  ‫اإلضافة الالمية‬ )
Yaitu idhafah yang menyatkan makna milik atau kepunyaan. Dengan catatan mudhaf
haruslah berupa kata benda identif (‫)نكره‬ dan mudhafun ilaih berupa orang atau yang
diorangkan. Contohnya :
‫غال ُم زي ٍد‬                       =   pembantu zaid
‫بيت األستاذ ِة‬                  =   rumahnya guru (pr) itu
‫كتبُ أبائكم‬                    =   buku-buku bapak kalian
‫غرفتى‬             =    kamar ku
‫مروان‬
ِ ِ ‫حبيبةُ صاح‬    =    kekasih teman marwan
‫ب‬
Pada idhafah ini ada kata yang memiliki peraturan khusus yakni:
 ‫ذو‬ ,‫هن‬ ,‫أب‬ ,‫حم‬ , ‫فم‬ , ‫آخ‬ Kata-kata ini jika dia berfungsi sebagai marfu maka ditandai
dengan waw, sedangkan jika dia berfungsi sebagai mansub maka ditandai dengan alif dan
majrur dengan ya. Contoh :
‫ف ّمو على‬     = mulut ali ‫ابو زي ٍد‬        = bapaknya zaid      
‫ف ّماه‬           = mulutnya ‫اخا زلفة‬      = saudaranya zulfah
‫ذوا الجوّالة‬ = pemilik sepeda ‫ذاالسيارة‬     = pemilik mobil
motor

b.                      Al-idhafah  Al-Bayaniyah (‫اإلضافةُ البيانيّة‬ )


 Yaitu idhafah yang menyatakan penjelasan dalam artian mudhaf ilaih menjelaskan
jenis atau bahan dari mudhaf dengan catatan, mudhaf ilaih merupakan bagian atau jenis dari
mudhaf. Seperti :
‫ساج‬
ٍ ُ‫باب‬       = Pintu jati
‫خات ُم حدي ٍد‬      = Cincin besi
‫السجاج‬
ِ ُ‫صحن‬ = Piring kaca
‫السجاج‬
ِ ‫حذا ُء‬   = Sepatu kaca

c.                   Al-Idhafah Zharfiyah ( ‫اإلضافة الظّرفيّة‬ )
Yaitu idhafah yang menyatakan dimensi ruang atau waktu. Dengan catatan, mudhaf
ilaih merupakan kata yang menunjukkan zharf dimensi atau ukuran ruang (makan) atau
waktu (zaman), misalnya:
ُ ‫رفي‬Taman sekolah
 = ‫ق المدرس ِة‬
 = ¯‫مسكانُ المدين ِة‬Penduduk madinah
 = ‫المطبح‬
ِ ُ
‫أدوات‬Perlengkapan dapur
 = ‫مدي ُر المدرس ِة‬Kepala sekolah
ُ ‫سو‬Pasar malam
 =     ‫ق اللي ِل‬
 =   ‫نظ ُم الجامع ِة‬Peraturan kampus

d.                      Al-Idhafah Al-Adadiyah (  ‫اإلضافة العدديّة‬ )


yaitu idhafa yang menyatakan jumlah/bilangan benda. Dengan catatan, mudhaf harus
berupa kata bilangan, sedangakan mudhaf ilaih berupa sesuatu benda yang dihitung dan daam
bentuk kata jamak. Apabila mudhaf ilaih berupa muannats maka mudhaf memakai bilangan
mudzakkar, sedangkan apabila mudhaf ilaih berupa kata mudzakkar maka mudhaf harus
memakai bilangan muannats. Namun perlu diingat, idhafah ini berlaku hanya beberapa
bilangan saja. Contoh:
‫األقالم‬
ِ ُ‫ثالثة‬     =   tiga pena ٍ ‫أربعةُ كت‬empat buku
= ‫ب‬
 = ‫الطروق‬
ِ ُ‫خمسة‬lima metode  = ‫الفُ رجا ٍل‬seribu orang
ٍ ‫خمسةُ سيارا‬ lima mobil
 = ‫ت‬  = ‫بكور‬
ٍ ُّ
‫ست‬enam perawan

e.                       Al-Idhafah Tafdhliyah (  ‫اإلضافة التّفضيليّة‬ )


Idhafah yang menyatakan sifat sesuatu yang ter- atau paling. Dengan demikian, unsur
mudhaf harus berupa kata sifat bentuk tafdil, sedangkan mudhaf berupa kata kebebdaan.
 =       ‫الناس‬
ِ ‫خي ُر‬Sebaik-baiknya manusia
 =     ‫العلم‬
ِ ‫أفضا ُل‬Ilmu paling istimewa gadis tercantik
 =           ‫أكر ُمك ْم‬Yang termulia diantara kalian
 =  ‫أفضا ُل الصال ِة‬Shalat paling istimewa

ِ ‫أعلَى الدرجا‬Derajat tertinggi


 =  ‫ت‬
 Sedangkan menurut Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini membagi idhafah atas
tiga bagian sesuai dengan maknanya. Yakni sebagai berikut :
1.                  Idhafah yang ditakdir mengandung makna lam, (‫)الالم‬
dan ini yang paling banyak, seperti dalam contoh:
‫غال ُم زي ٍد‬ = pelayan zaid
‫بكر‬
ٍ ُ‫ثوب‬ = pakaian bakar
Sebenarnya makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
‫غال ٌم لزي ٍد‬ = pelayan kepunyaan Zaid
‫لبكر‬
ٍ ٌ‫ثوب‬ = pakaian milik Bakar
2.                  Idhafah yang ditakdir mengandung makna mim, (‫من‬  )
  ‫ثوبُ خ ّر‬ = pakaian sutra
‫ساج‬
ٍ ُ‫باب‬ = pintu kayu
Sebenarnya makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
‫ثوبٌ ِم ْن خ ّر‬ = pakaian dari sutra
‫سج‬
ٍ ‫بابٌ منن‬ = pintu dari kayu
3.                  Idhafah yang ditakdir mengandung makna fii (,‫)في‬
  ‫بَلْ َم ْك ُر اللّي ِل‬ = (tidak) sebenarnya tipu daya (mu) diwaktu malam (saba:33)
‫صا ِحبَ ِي السجْ ِن‬
َ ‫يا‬ = hai kedua teman ku dalam penjara (yusuf:39)
Sebenarnya (takdirnya) makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:

ِ ّ‫بل مك ٌر فى الل‬
‫يل‬
‫ي فى السجْ ِن‬
َّ َ‫صا ِحب‬
َ ‫يا‬
Sedangkan menurut Syekh Syamsuddin Muhammad Araa’ini membagi idhafah atas
tiga bagian sesuai dengan maknanya[15]. Yakni sebagai berikut :
1.                  Idhafah yang ditakdir mengandung makna lam, (‫)الالم‬
dan ini yang paling banyak, seperti dalam contoh:
‫غال ُم زي ٍد‬ = pelayan zaid
‫بكر‬
ٍ ُ‫ثوب‬ = pakaian bakar
Sebenarnya makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
‫غال ٌم لزي ٍد‬ = pelayan kepunyaan Zaid
‫لبكر‬
ٍ ٌ‫ثوب‬ = pakaian milik Bakar
2.                  Idhafah yang ditakdir mengandung makna mim, (‫من‬  )
  ‫ثوبُ خ ّر‬ = pakaian sutra
‫ساج‬
ٍ ُ‫باب‬ = pintu kayu
Sebenarnya makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:
‫ثوبٌ ِم ْن خ ّر‬ = pakaian dari sutra
‫سج‬
ٍ ‫بابٌ منن‬ = pintu dari kayu
3.                  Idhafah yang ditakdir mengandung makna fii (,‫)في‬
  ‫بَلْ َم ْك ُر اللّي ِل‬ = (tidak) sebenarnya tipu daya (mu) diwaktu malam (saba:33)
‫صا ِحبَ ِي السجْ ِن‬
َ ‫يا‬ = hai kedua teman ku dalam penjara (yusuf:39)
Sebenarnya (takdirnya) makna lengkap dari kedua contoh diatas ialah:

ِ ّ‫بل مك ٌر فى الل‬
‫يل‬
‫ي فى السجْ ِن‬
َّ َ‫صا ِحب‬
َ ‫يا‬
Dalam bukunya muhammad muhyiddin abdul hamid menspesifikasikan lagi dari
ketiga hal diatas, yakni dengan dengan memberikan batasan-batasan dari ketiga pemaknaan
diatas[16], yaitu:
1.                  Batasan pengidhafaan yang mengandung makna min adalah mudhaf
merupakan bagian atau sebagian dari mudhaf ilaih.
 ‫ساج‬
ٍ ُ‫باب‬ = pintu kayu  kayu merupakan bagian dari pintu
2.                  Batasan pengidhafaan yang mengandung makna fii, adalah mudhafun
ilaih harus merupakan zharaf bagi mudhaf, seperti pada:

ِ ّ‫بَلْ َم ْك ُر الل‬  kata ‫اللّي ِل‬ merupakan zharaf bagi kata ُ‫َم ْكر‬


‫يل‬
3.                  Adapun pengidhafan yang mengandung makna lam adalah seluruh
pengidhafan yang tidak memiliki batasan seperti kedua jenis pengidhafahan yang telah
disebutkan sebelumnya.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Idhofah merupakan penyandaran isim kepada isim lainnya yang terdiri dari
mudhof dan mudhof ilaih. Isim pertama disebut mudhof, sedangkan isim kedua
disebut mudhof ilaih. Mudhof tidak berawal dengan alif lam, sedangkan mudhof
ilaih berawalan alif lam dan selalu di jarkan atau tidak berawalan alif lam tetapi
berharokat tanwin.
Mudhof dibagi menjadi dua, yaitu mudhof ma’nawiyah dan mudhof lafazziyah.
Mudhof ma’nawiyah merupakan idhofah yang memberikan faedah mema’rifatkan
mudhof dan mudhof bukan merupakan isim sifat. Sedangkan idhofah lafazziyah
yaitu idhofah yang mudhofnya berupa isim sifat, dan tidak ada perubahan
makna/tidak mema’rifatkan mudhof, hanya lafaznya saja yang di idhofkan agar
memudahkan bacanya.

B.                 Saran
Semoga Materi pada Makalah ini dapat menambah pengetahuan dan menambah
referensi bagi para pembaca dan penulis. amin
Syukran, salah dan kurangnya tolong dimaafkan, dan atas kerendahan hati para
pembaca yang budiman agar kiranya dapat memberi kritik dan solusi.
DAFTAR PUSTAKA
Aceng, Zakaria. 2004. Al-Muyassarah Fii Ilmi An-Nahwi, cet;22. Garut: Ibn Azka
Press.
Abdul Hamid, Muhammad Muhyiddin. 2010. Ilmu Nahwu Terjemah Tuhfatus
Saniyah, cet;1. Jogjakarta: Media Hidayah.
Anwar, Moch. 2011. Ilmu Nahwu Terjemahan Matan Al-Jurumiyah Dan ‘Imrithy
Berikut Penjelasannya. Cet;20. Bandung, Sinar Baru Algesindo Offset.

Anda mungkin juga menyukai