Anda di halaman 1dari 3

BAHAN KAJIAN MINIMAL KLP.

4 ILMU AKHLAQ ( SMT I PRODI MPI):


“NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI”

A. Pengertian Nilai dalam filsafat dan menurut Islam:


1. Makna Nilai:
NILAI adalah istilah filsafat (dalam jenis filsafat nilai) yang membahas
mengenai SIFAT UKURAN KUALITAS BENDA, KEADAAN, atau
PERBUATAN (bathin/ dhohir).
2. Islam sebagai agama yang diturunkan Alloh (Dinullah) pada prinsipnya adalah
syari’at tentang “Nilai”, jalan hidup yang harus dilalui agar bernilai dan lulus
diakhir perjalanan, pada saat mati. (Lihat: Q.S Al Mulk:2)
Ahsanu ‘amala, bermakna nilai kehidupan yang baik yang sesuai dengan
rambu rambu syari’at yang ditetapkan Alloh
B. Objek Substansi yang diukur dalam ilmu akhlak Islami:
1. Substansi Pokok yang diukur:
Akhlak sebagai ilmu/ pengetahuan adalah ilmu yang bersifat normatif untuk
mengukur sesuatu. Yang diukurnya bukanlah perilaku atau perbuatan dlohir
melainkan “perbuatan bathini” yaitu motiv yang bersifat abstrak/ psikis
yang tidak nampak, dan sangat samar-samar; indikator (dohir) nya dapat
berwujud perilaku dohir yang berbagai macam.
Bandingkan:
Infak-Shodaqoh Ilmu fikih mengukur tata cara perilakunya; ikhlash atau Riya
dibahas dalam Ilmu akhlak.
2. Substansi komplemen (yang tak terpisahkan):
Selain yang pokok adalah motiv atau niyat suatu perbuatan, ada bagian
komplementer yang dinilai, yaitu CARAnya, mewujudkan motiv/ niyat
tersebut, apakah sesuai syari’at atau tidak
3. Jadi yang dinilai adalah :
a. motif/ niyat nya
b. Konsistensi antara niyat dengan norma yang dianut dalam mewujudkan
motiv tersebut.
Contoh ke 1:
niyat/ motiv : baik (lillah)
norma/ tindakannya : asal-asalan atau tidak sesuai syari’at
nilai akhir : buruk (niyatna sudah baik, tetapi tidak konsisten
dengan syariat)
Contoh ke 2:
niyat/ motiv : riya
norma tindakan : sesuai syariat
nilai akhir : akhlak buruk (karena akhlaknya= buruk)

Contoh ke 3:
Niyat/ motiv : baik (lillah)
Norma tindakan : (berusaha optimal) sesuai syari’at
Nilai akhir : akhlak baik

C. Sumber Norma rujukan untuk mengukur nilai baik buruknya Akhlak:


1. Dalam Ilmu akhlak (islami); yang dijadikan sumber nilai atau norma nya
adalah wahyu serta sumber nilai lain selama selaras dan tidak bertentangan
dengan nilai wahyu. Wahyu adalah sumber utama, sedangkan nilai lain
adalah derivasinya dari wahyu.
(wahyu= al Quran dan al Hadits; Sumber nilai lain =pemikiran ulama,
filsafat, maupun tradisi/ hukum negara, dll.)
2. Sekedar pembanding: dalam filsafat Etika, dan filsafat Moral, sumber norma
untuk ukuran baik dan buruk adalah hasil pemikiran orang, ahli, filosof, dll.
yang berkembang, mengadat (menjadi budaya) dan dianut bersama dalam
suatu komunitas tertentu.
Secara garis Aliran/ Faham /Filsafat yang biasa dipakai mengukur baik-
buruknya sifat atau perbuatan manusia, diantaranya:
a. Paham/ Filsafat Naturalisme: baik buruknya etika/ perbuatan didasarkan
pada alamiah atau tidaknya
b. Paham/ Filsafat Tradisionalisme: baik buruknya suatu etika/ perbuatan
diukur oleh kesesuaian dengan adat istiadat setempat/ tradisi;
c. Paham/ Filsafat Hedonisme: baik buruknya suatu etika/ perbuatan diukur
oleh menyenangkan/lezat/ membahagiakan atau tidaknya sesuatu;
d. Faham/ Filsafat Teologi: baik-buruknya suatu etika/ perbuatan diukur oleh
norma yang berdasarkan wahyu Tuhan;
dll.
Aliran aliran fisafat Etika atau Moral tersebut belum tentu sesuai syariat dan
akhlak Islami; masih harus diseleksi, disaring secara kritis berdasarkan syariat
dan nilai yang bersumber dari wahyu.

D. Subjek/ objek yang dinilai dalam akhlak Islami:


(Akhlak orang lain, masyarakat, atau diri sendiri?):
Karena yang diukur adalah motifnya, yang bersifat psikis/ bathiny, maka
akhlak orang lain susah mengukurnya, oleh karena itu dalam ilmu Akhlak,
yang diukur adalah AKHLAK DIRI SENDIRI. Akhlak orang lain bersifat
dzhanniy (dugaan), agak susah mengukurnya kecuali sudah ahli dalam ilmu
akhlak, atau ahli psikologi.
Diantara tanda-tanda yang menjadi indikator niyat/ motivnya baik atau buruk
akhlak seseorang adalah kebiasaannya, jika perilaku seseorang tiba-tiba
mendadak/ kadang-kadang diluar kebiasaannya, mungkin patut
dipertanyakan motiv nya. Misalnya orang kikir tiba-tiba sering memberi, jadi
(seperti) dermawan, maka wajar jika diduga tidak ikhlash, mungkin ada
pamrih lain. Dugaan itu bersifat zhonny (hipotetik). sebaiknya tidak menduga
negatif, karena adalah dosa, tentang niyat (akhlak) yang bersifat bathiny
sebaiknya husnuzhzhon, dan serahkan pada Alloh.

Catatan untuk kelompok penyaji:

1. Boleh dibuat dalam bentuk power point;


2. Ayat Al Quran dan Hadits dapat dilengkapi ditulis arabnya;
3. Pembahasan/ penjelasan dari kelompok penyaji diutamakan fokus pada
bahan pokok (point-point penting) yang terdapat pada kisi-kisi; misalnya
dengan banyak contoh untuk membantu pemahaman.
4. Kelengkapan bahan berikut SUMBER KUTIPAN agar dicari dan dilengkapi
pada makalah setelah penyajian (dikumpul pada akhir semester);
5. WAKTU PENYAJIAN: MAKSIMAL HANYA 30 atau 40 MENIT UNTUK 3,
atau 4 ORANG PENYAJI, sisanya, kurang lebih 20 menit untuk diskusi atau
tanya jawab; (karenanya harus latihan penyajian ringkas/ efisien)

Anda mungkin juga menyukai