Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

“‫”التوابع‬
Makalah ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Nahwu Lil
Mutaqaddim
Dosen Pengampu : Maman Dzul Iman, S.Ag.,MA

Disusun oleh :
Syifa Qurrota A’yun (2108102084)
Adni Hayatun Nufus (2108102096)
M. Ibnu Setiawan Pratama (2108102067)

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
TAHUN AKADEMIK 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang sudah
memberikan kesehatan jasmani dan rohani sehingga kita masih dapat menikmati
indahnya Alam ciptaan-Nya. Sholawat serta salam kita haturkan kepada teladan
kita semua Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi Wa Sallam yang telah
memberitahu kepada kita jalan yang benar berupa ajaran agama yang sempurna
serta menjadi rahmat bagi seluruh alam.
Penulis sangat bersyukur karena dapat merampungkan makalah yang
menjadi tugas dalam mata kuliah ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Maman Dzul’Iman, S.Ag., M.A selaku Dosen Mata Kuliah Nahwu Lil
Mutaqaddim 3.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah
mendukung dan membantu menyelesaikan makalah ini. Harapan penulis semoga
makalah ini bisa memberikan pengetahuan dan manfaat bagi pembaca. Kami
menyadari makalah yang ditulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, saran dan kritik sangat kami harapkan untuk lebih menyempurnakan makalah
ini.

Cirebon, 21 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG………………………………………………………
1
B. RUMUSAN MASALAH…………………………………………………... 1
C. TUJUAN…………………………………………………………………… 1
BAB II PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN TAWABI’……………………………………………….. 2
B. PEMBAGIAN TAWABI’…………………………………………………
2
1. NA’AT………………………………………………………………..
2
2. TAUKID……………………………………………………………... 5
3. ATAF……………………………………………………………….... 7
4. BADAL……………………………………………………………... 12
BAB III PENUTUP
KESIMPULAN………………………………………………………………… 15
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Nahwu adalah kaidah-kaidah Bahasa Arab untuk mengetahui bentuk dan
kata dan keadaan-keadaannya ketika masih satu kata (berdiri sendiri) atau
ketika sudah tersusun. Ilmu nahwu dalam perkembangannya menjadi
kurikulum atau pelajaran di pondok, Madrasah Aliyah, Madrasah
Tsanawiyah dan juga Madrasah Ibtidaiyah.
Mempelajari ilmu nahwu masih menjadi hal yang membingungkan pada
saat ini, karena menurut pandangan banyak orang bahwa ilmu nahwu
adalah salah satu ilmu yang sulit untuk dipelajari, mengingat ilmu nahwu
mempelajari tentang kaidah-kaidah bahasa Arab. Tuntutan untuk mengerti
dan mamahami ilmu nahwu sangat penting jika ingin bisa menggunakan
Bahasa Arab dengan tatanan bahasa yang benar. Selain itu, upaya
peningkatan kualitas bukan hal yang mudah untuk pembelajaran yang
berbasis bahasa Arab.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Tawabi’?
2. Apa saja pembagian dari Tawabi’?
C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui pengertian dari Tawabi’
2. Untuk mengetahui apa saja macam-macam Tawabi’

iv
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN TAWABI’

‫ مبعىن أهنا تعرب إعراب ما قبلها‬.‫ هي الكلمات اليت ال مَيَ ُّسها اإلعراب إال على سيبل التبع لغريها‬:‫التوابع‬1

Tawabi adalah isim yang saling berkaitan di kalimat sebelumnya dalam


I’robnya, tau kelompok jabatan yang kelompok irobya mutlak, tawabi’ adalah
pengikut yang sesuai, irobnya mengikuti kata sebelumnya Tawabi 2.
B. PEMBAGIAN TAWABI’
Tawabi ada 4 yaitu naat,atof ,badal, taukid.
1. NA’AT
‫ "جاء التلميذ اجملتهد‬:‫ فاألول جنو‬،‫هو ما يُذكر بعد اسم ليبني بعض أحواله أو أحوال ما يتعلق به‬

Naat adalah lafadz yg mengikuti pada lafadz sebelumnya, yang


menyempurnakan, dengan menyebutaakan sifatnya man'ut atau lafadz yg
berhubungan dengan man'ut. Jadi dari penerangan di atas bisa difahami
bahwa na'at merupakan kata sifat, seperti baik, baru, lama. Sedangkan
man'ut ialah yang disifati. Na’at bisa disebut juga isim Mustak atau
Muawal (Mustak yang menyempurnakan kepada Manut-nya (yang
disipati).
Aturan pemakaian dalam kalimat
a. Umum, dimana Man’utnya ma’rifat, seperti contoh

‫املتنيب الشعر العبقري‬


1
Syekh Mustofa bin Muhammad bin Salim bin Muhyi Addinbin Musthofa Al-Gulami,
Jamiuddurus Al-Arobiyah, Jakarta ,Daar Kutub Al-Islamiyah,hal 556
2
Khairul Umam dan Ibnu Syahrudin dan Lailarul Hidayah Ilmu Nahwu bagi Pemula,Jakarta,Bisa
2015 ,Cetakan ke2, Hal139

v
Dari sairan hikmah yang mashur.            
b. Dihususkan, dimana Man’utnya Isim Nakiroh, seperti contoh

‫حيتاج العلم ايل قراءة دائمة و صرب طويل‬


Na’at terkadang datang mengikuti yang lain.
c. Pujian
‫ ما لك يوم الدين‬,‫ الرمحن الرحيم‬,‫ احلمد هلل رب العا ملني‬,‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

d. Celaan, seperti contoh


‫اعوذباهلل من الشيطان الرجيم‬

e. Kasih sayang, seperti contoh


‫ يستحق العطف‬,‫ وهذ رجل فقري‬,‫اللهم ارمحعبدك املسكني‬

f. Penguatan,seperti contoh
‫فاذا نفخ يف الصورنفخة` واحد ة‬

Na’at terbagi menjadi 2 yaitu Naat Hakiki dan Na’at Sababi.


1) Na’at hakiki
‫بني صفة من صفات متبوعه‬
ُ ُ‫ ما ي‬:‫حلقيقي‬
Na’at haqiqi adalah kata yang menunjukkan makna sifat pada diri
matbu’nya. Contohnya ‫فاصرب صربا مجيال‬

Kata ( ‫ )مَجِ ْياًل‬merupakan sifat bagi kata (‫)ص ْبرًا‬


َ yang merupakan matbu’nya

atau isim yang diikuti. Dalam na’at haqiqi, na’atnya boleh berupa mufrad,
sibhul jumlah atau jumlah.3
Terdapat silah di antara na’at Hakiki dan man’utnya maka harus sesuai
antara Na’at dan Man’utnya:
a) I’rob Na’at ada tiga ( Rofa, Nasab, Jeer).
b) Ma’rifat dan Naqirah
c) Mudakar dan Muannas

3
Syekh Mustofa bin Muhammad bin Salim bin Muhyi Addinbin Musthofa Al-Gulami,
Jamiuddurus Al-Arobiyah, Jakarta ,Daar Kutub Al-Islamiyah,hal 557

vi
d) Mufrod dan Tasniyah dan Jama’.

2) Na’at Sababi
‫ما يُبني صفةً من صفات ما لهُ تعلق مبتبوعه وارتباط به‬،

Na’at sababi ialah na’at yang menyifati isim yang terdapat kaitannya
dengan matbu’nya. Pada na’at sababi, sifat yang ada tidak membagikan
sifat pada matbu’nya melainkan istilah sehabis na’atnya. Na’at pada na’at
sababi wajib berupa isim mufrad dan mengikuti matbu’nya di hal i’rab
(rafa’, nashab serta khafadh) dan ta’yinnya (nakirah serta ma’rifah) dan
mengikuti kata setelahnya pada hal nau’ (mudzakkar serta muannats).
Adalah kalimat yang menuduhkan pada sifat pada kalimat sesudahnya,
terdapat silah kesesuaian dengan Man’ut4, contoh
‫ مر ضية اخالقة‬,‫ غز يرة معا زفه‬,‫استاذ واسع علمه‬

Dari contoh diatas yang menjadi Na’at yang pertama adalah ‫واسع‬tidak

dijadikan sifat  kepada lafadz ustadz, akan tetapi yang menjadi sifat
adalah sesuatu yang bersandar yaitu lapad ‫علمه‬ . Dan diceritakan antara

kedua Na’at kedua dan ketiga dan keduanya adalah ‫مرضي‬ , ‫غزيرة‬

Adapun hukum Na’at yang mengikuti pada Man’ut-nya dengan dua


ketentuan dari sifat keseluruhannya yaitu 10 yang di jelaskan sebelumnya,
yaitu:
a. Baris I’rob yang 3.
b. Ma’rifat dan Naqirah.
 Pembagian Na’at sesuai lafadznya.
Pembagian Na’at sesuai lapadnya terbagi 3, yaitu:
1) Na’at Mufrod

4
Pengertian Na'at dan Man'ut Serta Pembagiannya (Haqiqi Dan Sababi)
https://hahuwa.blogspot.com/2019/09/pengertian-naat-manut-dan-contohnya.html

vii
‫ ما كان غري مجلة وال شبهها‬:‫املفرد‬،

Na’at Mufrod adalah kalimat (Na’at) yang bukan jumlah atau sibeh
jumlah, seperti Pmerkataan Alloh SWT dalam AlQuran menyifati

surga (‫)فيها عني جارية‬

2) Na’at Jumlah
Na’at Jumlah adalah kalimat naat yang terdiri dari jumlah, baik itu
jumlah fi’liyah maupun jumlah ismiah.
 Naat Jumlah ismiah adalah naat yang berada pada kalimat yang
awalnya isim. Yang menjadi mubtada khobar contoh : ‫ه``ذا ط``الب امسه‬

‫خالد‬

 Naat jumlah filiyah adalah naat yang kalimat yang berawaln fiil
dan, na’atnya mensifati manutnya berupa fiil ‫جاء مدرس` يركب السيارة‬

3) Naat Syibhu Jumlah


‫ كما يقعان يف موضع اخلرب‬،‫ أن يقع الظرف أو اجلار واجملرور يف موضع النعت‬:‫النعت الشبيه باجلملة‬
ُ
‫ " يف الدار رجل أمام الكرسي‬:‫واحلال على ما تقدَّم حنو‬

Naat Syibhu Jumlah adalah naat yang terdapat dzorof, jar majrur, pada
na’at. Contoh :
‫يف الدار رجل أمام الكرسي‬

2. TAUKID
‫وَت ْع ِريِْف ِه‬, ِِ ِ ِ َ‫ ون‬، ‫التَّوكِي ُد تَابِع لِْلمَؤ َّك ِد يِف رفْعِ ِه‬5
َ ‫ َو َخ ْفضه‬،‫صبه‬ْ َ َ ُ ٌ ْ ْ
Taukid merupakan pengulangan yang dimaksudkan agar lawan bicara
yakin dengan apa yang dia dengar. Penggunaan dalam kalimat adalah
sebagai penguat dalam kalimat yang awal, menghilangkan keragu-raguan

5
Abu Abdillah Muhammad bin Muhammad bin Dawud Al-Shinhâji, Al-Jurumiah , Jombang,2006

viii
dari maknanya, dengan mengulangi lafadz yang awal atau dengan
menggunakan kalimat yang khusus untuk memenuhi tujuan tersebut.
Macam-macam taukid:
a. Taukid lafdzi
‫يكون بإعادة لفظه أومبرادفه سواء كان امسا ظاهرا أوضمريا أوفعال أوحرفا‬

Taukid lafdzi yaitu mengulangi lafadz yang awal dengan tujuan


menyatakan atau menguatkan, takut lupa, tidak adanya perhatian, baik
yang diulanginya itu kalimat fi’il, kalimat isim, haraf, ataupun jumlah
(ismiyah atau fi’liyah), seperti:

Kalimat Contoh

Isim ‫حسن‬
ٌ ‫حسن‬
ٌ ‫جاء‬
Fi’il ٌ‫مدرسة‬
ّ ‫جاءت جاءت‬
Haraf ‫ ال َُأز ِّو ُجها‬,‫ال‬

Jumlah ‫ساحضر يف موعدي ساحضر يف موعدي‬

b. Taukid Ma’nawi
Taukid ma’nawi ini menggunakan kalimat-kalimat yang khusus,
seperti :
Contoh Makna Lafadz

‫رايت االستاد نفسه يف املسجد‬ Maknanya mufrad, tasniyah dan jamak, ‫ العني‬,‫النفس‬
dan apabila jamak memakai wajan ‫افعل‬
‫كتب هذان الصفيان انفسهما هذه‬

‫االنباء‬

ix
Contoh Makna Lafadz

‫املدرس عينُه‬
ُ ‫جاء‬

‫جاء الرجالن كالمها‬ Yang awal digunakan untuk tasniyah ‫كِْلتَامها‬/‫كِالمها‬


mudzakar, dan yang kedua digunakan
‫جاءت املرأتان كلتامها‬ untuk tasniyah mu’anas, dan dalam
pemakaiannya harus diidhofatkan pada
dhomir yang setara dengan yang
ditaukidinya.

‫احب املسلمني كلهم‬ Ketiganya digunakan untuk menguatkan ,‫ مجيع‬,‫كل‬


kalimat jamak, dan harus disandarkan
‫املسلمون مجيعهم اخوة‬ pada dhomir yang setara dengan yang ‫عامة‬
ditaukidinya.

‫فهمت النحو امجع‬ Digunakan untuk menguatkan kalimat ,‫ مجعاء‬,‫امجع‬


mufrad dan jamak, dan tidak perlu
‫حفظت السورة مجعاء‬ disandarkan pada dhomir. ‫ مجع‬,‫امجعون‬

‫اقدر االمهات مجع‬

3. ATAF
Athaf secara linguistik disebut konjungtor dan secara bahasa disebut
mengikuti, sedangkan secara nahwu Athaf yaitu untuk menjelaskan
maupun menggabungkan yang terdiri dari ma’thuf (lafal yang mengikuti)
dan ma’thuf alaih (lafal yang diikuti6). Huruf Atof ada 10 yaitu : 

‫أم‬ ‫حىت‬ ‫مث‬ ‫الفاء‬ ‫الواو‬

‫لكن‬ ‫بل‬ ‫ال‬ ‫اما‬ ‫أو‬


Huruf yang 10 terbagi menjadi dua bagian :
o Yang menunjukan atau menuntut pada persamaan dalam lapadz dan
makna (dalam segi baris dan hukumnya).
6
Maghfiroh Inayah , Huruf Athaf Dalam Kitab Fathul Qorib Karya Muhammad Bin Qosim Al-
Ghazy (Analisis Sintaksis), Semarang ,Universitas Negeri Semarang,Hal 4

x
o Yang hanya menuntut pada persamaan lafadznya saja.
Penjelasan yang berhubungan dengan huruf ataf :

Huruf Makna/faidah Contoh

‫الواو‬ Menunjukan pada mutlakul ‫جاء علي وخالد‬


jam’i yaitu mencakup dalam 3
makna, yaitu :
 Antara ma’tuf dan ma’tuf alaih
bersamaan.
 Mendahulukan ma’tuf
mengakhirkan ma’tuf alaih.
 Mendahulukan ma’tuf alaih
mengakhirkan ma’tuf.

‫الفاء‬ ‫ِّص ْال‬ِ ِ


َ ‫َت ْرتْيب ات‬ ‫رأيت عليا فخالدا‬
Menunjukan pada bersamaan dalam
hukum dan maknanya tartib
ta’qib yang maksudnya antara ma’tuf
dan ma’tuf alaih terpisah namun
dalam susunan yang berurutan dan
terpisahnya tidak ada jarak.Namun
terkadang mempunyai makna

seperti ‫و‬.

‫مث‬ Menunjukan pada persamaan dalam ٍ ‫خالد مث‬


‫سعيد‬ ٍ ‫سلمت على‬
hukum dan maknanya tartib
tarroohii  yang artinya antara ma’tuf
dan ma’tuf alaih memiliki waktu
pemisah yang cukup lama.

‫حىت‬ Menunjukan ‫مات الناس حىت األنبياء‬


pada tadri dan goyah. Namun ulama

xi
Huruf Makna/faidah Contoh
ahli nahwu dalam memakai ‫حتى‬
dengan 3 syarat :
       -  Ma’tuf adalah isim dohir.
        - Ma’tuf merupakan bagian dari
ma’tuf alaih.
       -  Merupakan puncak dalam
penambahan atau pengurangan.

‫أم‬ ‫َّخيِرْي ُم َع َادلَ ْة‬ ِ


ْ ‫اَْم = للت‬ ‫أأنت طالب أم مدرس؟‬
‫اَ ْم‬ mempunyai arti untuk
menunjukan pilihan.7

‫أو‬ Memiliki 5 makna : ‫عش كرميا أو مت شهيدا‬


1. Tahyir, yaitu memilih antara
ma’tuf dan ma’tuf alaih.
2. Ibahah yaitu boleh memilih
antara ma’tuf dan ma’tuf alaih.
3. Asy-syakku artinya ragu-ragu.
4. Tasyqik artinya menyamarkan
pada mukhotob.
5. Taksim artinya membagi-bagi.

‫لكن‬ Tidak mengatafkan dengan ‫لكن‬  ‫ما األرض ثابتة لكن متحركة‬


kecuali dalam kalimat nafyi dan
nahyi. Dan maknanya menunjukan
pada pernyataan ucapan sebelumnya.

‫ال‬ Makna dari ‫ ال‬adalah kebalikan dari ‫األرض متحركة ال ثابتة‬


makna ‫لكن‬

menunjukan arti berlawanan antara

7
Knowledge & Information https://passinggrade.co.id/macam-athaf/Diakses tanggal 20
Desemmber 2022

xii
Huruf Makna/faidah Contoh
taabi’ dan matbuu’ nya.8

‫بل‬ Memiliki 2 keriteria : ‫ما األرض ثابتة بل متحركة‬


       a. Didahului nafyi atau nahyi, maka
maknanya adalah menetapkan
hokum yang awal.
       b. Berada setelah kalam musbat atau
amr, maka maknanya adalah idrob.

‫اما‬ Memiliki 5 macam:


 Asy-syaku artinyan ragu-
ragu.
 Ibham artinya samar.
 Tahyir artinya memilih.
 Ibahah artinya boleh.
 Tafsil artinya merinci.

 Mengatafkan Dhomir
1) Apabila dhomir yang dirofakan tidak terikat pada munfashil dan
muttasil, apabila munfashil maka boleh diatafkan seperti:
‫أنا وحممد صديقان‬

‫أنت وفاطمة اختان‬

Apabila dhomir muttasil atau mustatir maka tidak boleh diatafkan


kecuali setelah adanya taukid dengan dhomir munfashil, atau
dengan adanya pemisah antara ma’tuf dan ma’tuf alaih, seperti:
‫ذهبت أنا وابين اىل املسج‬

‫مسعت واخوك أذان املغرب‬

‫لقد كنتم انتم واباءكم يف ضالل مبني‬

8
ibid

xiii
2) Apabila dhomir yang dinashabkan boleh diatafkan, baik munfasil
dan muttasil, seperti:
‫اياك والنميمة‬

‫رايتكم وجريانكم يف السوق‬

‫هذا يوم الفصل مجعناكم واالولني‬

3) Apabila dhomir yang dikasrahkan ini lebih banyak dalam ataf


adalah mengulang lagi yang mengkasrahkannya baik itu haraf jar
atau idhofat. Seperti:
‫سررت منك ومن زميلك‬

‫فقال هلاولالرض ائتياطوعا اوكرها‬

 Mengatafkan Fi’il pada Fi’il dan Jumlah pada Jumlah


Boleh mengatafkan kalimat fi’il pada kalimat fi’il dengan syarat sama
dalam hal zaman, baik itu madhi atau mustaqbalnya, seperti:
‫اذاكافح وصرب االنسان نال مايتمناه‬

‫وان تؤمنواوتتقوا يؤتكم اجوركم واليسئالكم اموالكم‬

Boleh ataf jumlah pada jumlah, baik itu jumlah ismiyah ataupun
jumlah fi’liyah, seperti:
‫الكذب داء والصدق دواء‬

‫استيقظ خالدمن النوم وبقى اخوه نائم‬

 Mengatafkan Fi’il pada Isim


Boleh mengatafkan kalimat fi’il pada kalimat isim yang menyerupai
kalimat fi’il, seperti pada isim fi’il. Seperti:
‫ان املصدقني واملصدقات واقرضوا قرضاحسنا‬

4. BADAL

xiv
ُ 9
‫ هو التابع املقصود باحلكم بال واسطة بـ وبني متبوعه‬:‫البدل‬

Kalimat badal dalam bahasa arab dinyatakan sebagai ‘iwad, karena firman


Allah SWT dalam Al-Qur’an:

‫َع َسى َربُّنَا َأ ْن يُْب ِدلَنَا َخْيًرا ِمْن َها‬


Dalam istilah ilmu nahwu badal diartikan sebagai isim yang mengikuti
yang dimaksud dengan hukum tanpa menggunakan perantara. Artinya bahwa
badal merupakan kalimat yang menunjukkan pada makna yang terkandung
dalam kalimat.
Macam-macam badal
Badal terbagi menjadi empat :
a) ‫ البدل املطابق‬Badal kulli min kullin (badal muthobiq)

Yaitu badal yang isim yang kedua dari badal merupakan dzat isim yang
pertama. Yang diganti keseluruhanya adalah suatu yang sama seperti

ِ ‫غض‬
‫وب َعلَي ِه ْم َوالَ الضَّالِّني‬ ِ َّ ِ ِ ِ
ُ ‫مت َعلَي ِه ْم َغ ِري امل‬
َ ‫َأنع‬
َ ‫ين‬َ ‫) صَرا َط الذ‬6(‫يم‬
َ ‫الصَرا َط املُستَق‬
ِّ ‫اهدنـَ ــا‬
َ

b) ‫ بدل البعض من الكل‬Badal ba’dhi min kullin

9
Syekh Mustofa bin Muhammad bin Salim bin Muhyi Addinbin Musthofa Al-Gulami,
Jamiuddurus Al-Arobiyah, Jakarta ,Daar Kutub Al-Islamiyah,hal566

xv
‫وهو الذي يكون فيه البدل جزءاً حقيقياً من املبدل منه وهو بدل اجلزء من الشيء كل‬

Yaitu badal yang isim yang kedua dari badal merupakan bagian dari isim
yang pertama. Atau badal ba’dhi min kullin adalah badal yang merupakan
bagian dari mubdal minhunya baik sedikit, banyak atau setelahnya.10 Seperti :

‫قرأت القرآن سورة الفاحتة‬

 3 ‫ص ِمْنهُ قَلِياًل‬ ِ ِ
ْ ‫) ن‬2( ‫) قُ ِم اللَّْي َل ِإاَّل قَلياًل‬1( ‫يَا َأيُّ َها الْ ُمَّز ِّم ُل‬
ْ ‫ص َفهُ َأ ِو ا ْن ُق‬
c) ‫ بدل االشتمال‬Badal istimal

‫ شريطة أال يكون جزءاً حقيقيا من أجزاء املبدل‬،‫وهو بدل الشيء مما يتضمنه ويشتمل عليه‬11
ُ
Yaitu badal yang menunjukkan terhadap sifat dari sifat-sifat mubdal.
Seperti

‫نفعنا املدرس علمه‬

d) Badal mubaayan
Terbagi menjadi tiga bagian, yaitu :
1) Badal idrob (salah)
Yaitu badal yang membelokkan hukum dari yang dilihat dari mubdal
minhu setelah menjelaskan penjelasan lain kepada mutakallim. Seperti :
‫صليت يف املسجد املغرب العشاء‬

2) Badal gholat

10
Yunar,Pengertian badal , maca -macam ketentuan dan hukum badal
https://www.hayatuntour.com/pengertian-badal/ diakses tanggal 20 Desember2022
11
TMBA, Badal (‫دل‬:‫)الب‬: Macam dan Ketentuan, Lengkap dengan I’rab, https://bahasa-

arab.com/kaidah-bada-lengkap-dengan-contoh-irab/ diakses tanggal 20 Desember2022

xvi
Yaitu tujuan mutakallim menyampaikan sesuatu namun didahului
dengan sesuatu yang lain kemudian mutakallim menjelaskan kesalahnnya
dan menunjukkan pada tujuan yang sesungguhnya. Seperti :

‫خذ ألفا مائة‬


3) Badal
nisyan                                                                                 
Yaitu tujuan mutakallim menceritakan sesuatu yang kemudian
menceritakan yang lain dikarenakan lupa yang kemudian menunjukkan
pada tujuan yang sesungguhnya. Seperti :
‫سلمت علي ابيك اخيك‬

xvii
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

1. Tawabi adalah isim yang saling berkaitan di kalimat sebelumnya dalam


I’robnya, tau kelompok jabatan yang kelompok irobya mutlak, tawabi’ adalah
pengikut yang sesuai, irobnya mengikuti kata sebelumnya tawabi.
2. Tawabi ada 4 yaitu naat,atof ,badal, taukid.
a. Naat adalah lafadz yang mengikuti pada lafadz sebelumnya, yang
menyempurnakan, dengan menyebutaakan sifatnya man'ut atau lafadz
yang berhubungan dengan man'ut.
b. Taukid merupakan pengulangan yang dimaksudkan agar lawan bicara
yakin dengan apa yang dia dengar.
c. Athaf yaitu untuk menjelaskan maupun menggabungkan yang terdiri dari
ma’thuf (lafal yang mengikuti) dan ma’thuf alaih (lafal yang diikuti).
d. Dalam istilah ilmu nahwu badal diartikan sebagai isim yang mengikuti
yang dimaksud dengan hukum tanpa menggunakan perantara.

xviii
DAFTAR PUSTAKA

(2022, 12). Retrieved from Knowledge & Information:


https://passinggrade.co.id/macam-athaf/
Al-Gulami, M. S. (2019). Jamiuddurus Al-Arobiah . Daar Kutub Al-Islamiyah.
Al-Shinhâji, M. A. (2006). Al-Jurumiah. Jombang.
Lailarul, U. K. (2015). Ilmu Nahwu bagi Pemula .
TMBA. (2022, 12). Retrieved from Badal: Macam dan Ketentuan, Lengkap
dengan I: https://bahasa-arab.com/kaidah-bada-lengkap-dengan-contoh-
irab/
TMBA. (2022, 12). Retrieved from Badal: Macam dan Ketentuan, Lengkap
dengan I'rab : https://bahasa-arab.com/kaidah-bada-lengkap-dengan-
contoh-irab/
Yunar. (2022, 12). Retrieved from Pengertian badal, macam-macam ketentuan
dan hukum badal: https://www.hayatuntour.com/pengertian-badal/

xix

Anda mungkin juga menyukai