BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mempelajari kaidah dan struktur bahasa Arab memang
memerlukan kecermatan tersendiri, salah satunya pada kaidah
isim Na`at Man`ut. Na`at atau kata sifat merupakan sesuatu
yang disebut setelah isim (kada benda). Sementara itu, man`ut
merupakan istilah yang digunakan untuk menyebut isim yang
disifati na`at.
Lantas, apakah yang dimaksud dengan na`at dan man`ut itu
sendiri? Bagaimana fungsi dan ciri isim na`at maupun man`ut
tersebut? Nah, Untuk mengetahui lebih lanjut kedua hal
tersebut, maka akan dibahas pada ‘BAB II’. 1
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
1
KreasiAds Team, “Isim Na’at Man’ut: Definisi, Fungsi, Anggota, dan Contohnya,”
January 21, 2022, https://annajah.co.id/isim-naat-manut-definisi-dan-contohnya/.
Page |2
BAB II
PEMBAHASAN
Na`at haqiqi adalah na`at yang merafa`kan isim dhomir yang Kembali
kepada man`utnya. Na`at haqiqi harus mengikuti man`utnya dalam empat dari
sepuluh perkara, yaitu:
2. Na`at Sababi
Na`at sababi adalah Na`at yang merafa`kan isim dhohir yang
diidhofahkan kepada isim dhomir yang Kembali ke man`utnya.
Syarat-syarat na`at sababi:
a. Harus berbentuk mufrod (tunggal) meskipun man`utnya berbentuk
tasniyah atau jama`.
b. Harus mengikuti man`utnya dalam dalam dua dari lima perkara, yaitu:
1) Salah satu dari I`rob rafa`, nashab atau jar.
2) Salah satu dari ma`rifat atau nakiroh.
c. Harus mengikuti isim dhohir mudzakkar atau mu`annatsnya.
Contoh: جاء رجل العاقل ابوه.2
2
Taufiq Anshori, “KASUS GENETIF (MAJRUROT AL-ASMA) DALAM SURAT
YASIN (Studi Analisis Sintaksis),” preprint (Open Science Framework, March 2, 2019),
https://doi.org/10.31219/osf.io/ngekq.
Page |3
c. Na`at jumlah
Jika na`at berupa jumlah, maka man`ut harus berupa isim nakirah. Selain
itu, dalam jumlahnya pun harus ada dhamir yang akan kembali pada
man`ut-nya.
d. Na`at sababi
Merupakan na`at yang memberi sifat pada isim yang berkaitan dengan
matbu`-nya. Dalam na`at sababi, sifat yang tercermin tidak menunjukkan
sifat pada matbu melainkan pada kata setelah na`at. Dengan begitu, na`at
sababi harus merupa isim mufrad dan mengikuti matbu dalam hal i`rab,
nau`, serta ta`yin.
1. Status i`rabnya
I`rab merupakan salah satu aspek pada bahasa Arab di mana aspek ini
mengatur tentang perubahan bunyi kata. Umumnya merupakan syakat
atau harokat di setiap akhir kalimat sehingga sesuai dengan amil yang
memasukinya.
Contohnya pada kalimat األمي َْر العاد َل
ِ رأيت
Page |5
Kalimat tersebut dapat diartikan “saya melihat pemimpin yang adil itu”.
Dalam penulisan kalimat ini, baik pada na`at maupun man`ut sama-
sama mempunyai i`rab manshub (nashob) karena memiliki fathah
sebagai tanda nashob.
Dapat dilihat jika dari ketiga contoh diatas mempunyai Na`at Man`ut
yang sama pada masing-masing kalimat namun `adad yang dimiliki
berbeda antara contoh satu dengan contoh yang lain.
Gender pada bahasa Arab terbagi menjadi dua, yakni mudzakkar (laki-
laki) dan muannats (perempuan). Adapun contohnya seperti pada
kalimat حضر الطالبا الناجحyang artinya: “siswa yang rajin itu sudah
hadir”. Agak berbeda dengan kalimat حضرت الطالبة الناجحةyang berarti
“siswi yang rajin itu sudah hadir”.
Dalam contoh kalimat pertama, dapat dilihat baik pada na`at dan man`ut
merupakan isim nakirah yang masih mempunyai arti secara umum
karena adanya tanwin.
Berbeda dengan contoh kalimat kedua di mana na`at dan man`ut sama-
sama memiliki arti yang khusus dan menunjuk arti tertentu.
Demikian sejumlah penjelasan mengenai isim Na`at Man`ut yang bagi
beberapa orang terasa agak sulit membedakannya.3
3
KreasiAds Team, “Isim Na’at Man’ut: Definisi, Fungsi, Anggota, dan Contohnya,”
January 21, 2022, https://annajah.co.id/isim-naat-manut-definisi-dan-contohnya/.
Page |7
Sedangkan di dalam Silabus Bahasa Arab yaitu materi pelajaran kita saat semester
1 yang lalu adalah:
النعت والمنعوت
Sifat dan yang disifati
ْ
نعت/ ٌ نعتkata sifat نعت ْ
ْ juga bisa disebut صفة/ ٌ صفةjuga bisa disebut موصوفbila
rangkaian dua kata isim atau lebih semuanya dalam keadaan nakirah, atau
semuanya dalam keadaan ma`rifah, maka kata yang didepan dinamakan man`ut
(yang disifati) sedang yang dibelakang adalah na`at. Misalnya:
ْ
Perubahan kata na`at نعتharus mengikuti إعرابyang di منعوت nya.
Contoh :
Apa bila kita perhatikan pada kalimat yang berbaris baawah ( )نعتmaka diakhiri
kalimatnya ada yang berharakat ( ٌ - ُُ ) dhammah, ada yang diakhiri ( ) ا َ – اfathah,
ada yang diakhiri ( ا- ِ ) اjar, dengan demikian bahwa na`at hukumnya selalu
mengkuti yang di na`ati baik dalam rafa`, nasab dan jarnya.
Page |8
ْ
Kalau man`ut منعوت nya muzzakkar maka na`atnya muzakkar.
ْ
Kalau man`ut منعوت nya muannas maka na`atnya muannas.
مؤنث مذكر
ْ
Kalau man`ut منعوت nya ada الnya maka نعتnya diberi الjuga.
مؤنث مذكر
4
“Silabus Bahasa Arab”, hlm. 50-52.
Page |9
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Jikalau ada kesalahan dalam penyusunan materi atau kesalahan dalam
penyusunan kata-kata dalam karya tulis ilmiah ini, maka kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca agar kami kedepannya
bisa membuat karya tulis ilmiah yang lebih berkualitas dan sesuai dengan
tata cara penulisan karya tulis ilmiah yang benar.
P a g e | 10
DAFTAR PUSTAKA