Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengembangan Kurikulum 2013 di Madrasah

“Makalah ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas terstruktur pada Mata Kuliah
Analisis Kurikulum PAI”

Disusun Oleh:

Kelompok 2

Ikhsan Putra Pratama 2120381


Hotma Sormin 2120385
Dzakiya Shafarlin 2120394

Dosen Pengampu: Dr. Elvi Rahmi, M.A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SJECH M. DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

Tp. 2021/2022
KATA PENGANTAR

‫هَّٰلل‬
ِ ‫س ِْم ٱ ِ ٱلرَّحْ ٰ َم ِن ٱلر‬
‫َّح ِيم‬

Assalamualaikum Wr. Wb

Puji serta syukur atas kehadiran Allah SWT yang mana telah memberikan kami
kesehatan sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah kami dengan tepat waktu.
Taklupa pula Shalawat serta salam kami sampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta
para sahabat dan keluarga Beliau, yang mana berkat kehadiran Beliau kita telah dibawa dari
alam jahiliyah menuju alam yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti yang kita rasakan
seperti saat ini.

Sebelumnya kami selaku penyusun makalah ini ingin mengucapkan terimakasih kepada
Ibuk Dr. Elvi Rahmi, M.A selaku dosen pengampu Mata kuliah Analisis Kurikulum PAI
yang telah membimbing kami sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini
dengan tepat waktu. Tujuan dari penyusunan makalah ini tak lain untuk memenuhi tugas
terstuktur pada mata kuliah Analisis Kurikulum PAI yang membahas tentang
“Pengembang Kurikulum 2013 di Madrasah” dan juga untuk menambahkan pemahaman
kita semua tentang pengembangan kurikulum 2013 di madrasah baik bagi kami sendiri
selaku penyusun dan juga pembaca.

Kami selaku penyusun menyadari bahwa makalah ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan, baik secara penulisan maupun isinya. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan berbagai masukan baik itu berupa kritikan ataupun saran dari para pembaca
demi menyempurnakan makalah ini.

Wassalamualaikum Wr Wb.

Bukittinggi, 12 Oktober 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1

DAFTAR ISI ............................................................................................................ 2

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 3


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 3
C. Tujuan ........................................................................................................... 3

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum 2013 ................................................. 4


B. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum 2013 .................................... 4
C. Tugas Pemerintah Kepala Sekolah dan Guru Dalam Pengembangan
Kurikulum 2013
1. Tugas Pemerintah .................................................................................... 7
2. Tugas Kepala Sekolah ............................................................................. 8
3. Tugas Guru .............................................................................................. 11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................................... 13
B. Saran ............................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 14

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Madrasah sebagai salah satu lembaga pendidikan keagamaan yang memiliki


keunggulan dalam membangun komitmen keagamaan jelas memiliki prospek yang sangat
baik. Aspek kemandirian yang selama ini dimiliki oleh madrasah merupakan modal utama
dalam memijakkan tekad untuk memperbaiki kualitas dunia kependidikan di indonesia.

Pengembangan kurikulum 2013 di madrasah merupakan langkah lanjutan


pengembangan Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan
KTSP 2006 yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Adapun kurikulum itu sendiri yakninya merupakan instrumen pendidikan untuk
dapat membawa insan indonesia memiliki kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sehingga dapat menjadi pribadi dan warga negara yang produktif, kreatif,
inovatif, dan afektif.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pengembangan kurikulum 2013?
2. Bagaimana langkah-langkah pengembangan kurikulum 2013?
3. Apa tugas pemerintah kepala sekolah dan guru dalam pengembangan kurikulum
2013?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui dan memahami pengertian pengembangan kurikulum 2013
2. Untuk mengetahui dan memahami langkah-langkah pengembangan kurikulum
2013
3. Untuk mengetahui dan memahami tugas dari pemerintah kepala sekolah dan
guru dalam pengembangan kurikulum 2013

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengembangan Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang mana


penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum kurikulum tingkatan satuan
pendidika (KTSP). Adapun pengembangan kurikulum 2013 ini dilakukan guna untuk
tingkatan mutu pendidikan nasional, salah satunya bisa dijalani dengan penilaian dan
update kurikulum pembelajaran nasional. Penilaian perlu dijalani secara berkala sebagai
upaya evaluasi relevansi kurikulum dengan peserta didik dalam konteks tempat dan waktu
yang terus berganti secara dinamis. Reformasi suatu kurikulum bertujuan supaya peserta
didik menjadi pandai, bermoral, kreatif, komunikatif, serta toleran dalam kehidupan
beragama.1

Pengembangan kurikulum 2013 merupakan langkah lanjutan pengembangan


kurikulum berbasis kompetensi yang telah dirintis pada tahun 2004 dan KTSP 2006 yang
mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu. Penerapan
kurikulum 2013 memungkinkan para guru merencanakan, melaksanakan, menilai
kurikulum serta hasil belajar peserta didik dalam mencapai kompetensi inti dan kompetensi
dasar, sebagai cermin penguasaan dan pemahaman terhadap apa yang dipelajari.2

B. Langkah-Langkah Pengembangan Kurikulum 2013

Secara umum, langkah-langkah pengembangan kurikulum itu terdiri atas diagnosis


kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan pengorganisasian materi, pemilihan dan
pengorganisasian pengalaman belajar, dan pengembangan alat evaluasi.

1. Analisis dan diagnosis kebutuhan

1
Yayah Huliatunisa. Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar. 2022. Jawa Barat: CV Jejak. h 173-
175
2
Hamzah Yunus & Heldy Vanni Alam. Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013. 2018.
Yogyakarta: DEEPUBLISH. h 3

4
Langkah pertama dalam pengembangan kurikulum adalah menganalisis dan
mendiagnosis kebutuhan. Analisis kebutuhan dapat dilakukan dengan mempelajari tiga hal,
yaitu kebutuhan siswa yang dapat dianalisis dari aspek-aspek perkembangan psikologis
siswa, tuntutan masyarakat/dunia kerja yang dapat dianalisis dari berbagai kemajuan yang
ada di masyarakat dan prediksi-prediksi kemajuan masyarakat di masa yang akan datang,
dan harapan-harapan dari pemerintah (kebijakan pendidikan) yang dapat dianalisis dari
kebijakan-kebijakan khususnya kebijakan-kebijakan bidang pendidikan yang dikeluarkan
baik oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. Kemudian, hasil analisis dari ketiga
aspek tersebut dianalisis selanjutnya didiagnosis untuk disusun menjadi serangkaian
kebutuhan sebagai bahan masukan bagi kegiatan pengembangan tujuan.

Adapun pendekatan yang dapat dilakukan untuk menganalisis kebutuhan ada tiga,
yaitu survei kebutuhan, studi kompetensi, dan analisis tugas. Untuk hasil akhir kegiatan
analisis dan diagnosis kebutuhan ini adalah deskripsi kebutuhan sebagai bahan yang akan
dijadikan masukan bagi langkah selanjutnya dalam pengembangan kurikulum yaitu
perumusan tujuan.

2. Perumusan Tujuan

Setelah kebutuhan ditetapkan, langkah selanjutnya adalah dengan merumuskan tujuan.


Tujuan-tujuan dalam kurikulum ini berhierarki, mulai dari tujuan yang paling umum
(kompleks) sampai pada tujuan-tujuan yang lebih khusus dan operasional. Hierarki tujuan
tersebut meliputi: tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional, tujuan kurikuler, serta
tujuan instruksional yang umum dan yang khusus.

3. Pengorganisasian Materi

Secara makro materi kurikulum disusun berdasarkan prosedur-prosedur tertentu


yang merupakan salah satu bagian dalam pengembangan kurikulum secara keseluruhan.
Hal ini berkaitan dengan memilih, menilai, dan menentukan jenis bidang studi apa yang
harus diajarkan pada suatu jenis dan jenjang persekolahan, kemudian pokok-pokok dan sub
pokok bahasan serta uraian materi secara garis besar, juga termasuk scope (ruang lingkup)

5
dan sequence (urutan)-nya. Adapun patokan kegiatan tersebut ditentukan oleh tujuan-tujuan
dari jenis dan jenjang sekolah yang bersangkutan.

4. Pengorganisasian Pengalaman Belajar

Setelah materi kurikulum dipilih dan diorganisasikan, langkah selanjutnya adalah


memilih dan mengorganisasikan pengalaman belajar. Cara pemilihan dan pengorganisasian
pengalaman belajar dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai pendekatan, strategi,
metode, serta teknik yang disesuaikan dengan tujuan dan sifat materi yang akan diberikan.
Pengalaman belajar siswa bisa bersumber dari pengalaman visual, pengalaman suara,
pengalaman perabaan, pengalaman penciuman, atau variasi dari visual, suara, dan
perabaan. Semua pengalaman belajar tersebut dapat diorganisasikan sedemikian rupa
dengan mempertimbangkan berbagai hal seperti siswa, guru, bahan, tujuan, waktu, sumber,
fasilitas, dan masyarakat. Pengalaman belajar yang dipilih harus mencakup berbagai
kegiatan mental-fisik yang menarik minat siswa, sesuai dengan tingkat perkembangannya,
dan merangsang siswa untuk belajar aktif dan kreatif.

5. Penggunaan Alat Evaluasi

Pengembangan alat evaluasi dimaksudkan untuk menelaah kembali apakah kegiatan


yang telah dilakukan itu sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Mc. Neil (1977)
mengungkapkan ada dua hal yang perlu mendapatkan jawaban dari penilaian kurikulum,
yaitu pertama apakah kegiatan-kegiatan yang dikembangkan dan diorganisasikan itu
memungkinkan tercapainya tujuan pendidikan yang dicita-citakan dan kedua apakah
kurikulum yang telah dikembangkan itu dapat diperbaiki dan bagaimana cara
memperbaikinya. Setelah informasi/jawaban terhadap kedua pertanyaan tersebut diperoleh,
langkah selanjutnya adalah memutuskan dan menetapkan bahwa kurikulum itu
diberlakukan dan dilaksanakan. Ada orang yang beranggapan bahwa penilaian sama artinya
dengan pengukuran, tes atau pemberian nilai. Ketiganya memang merupakan bagian dari
proses penilaian. Karna pada dasarnya penilaian merupakan suatu proses pembuatan
pertimbangan terhadap suatu hal.3

3
Masykur. Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. 2019. Bandar Lampung: AURA. h 88-93

6
C. Tugas Pemerintah Kepala Sekolah dan Guru dalam Pengembangan
Kuirkulum 2013
1. Tugas Pemerintah

Implementasi kurikulum merupakan tanggung jawab pemerintah pusat, pemerintah


provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Pembagian tugas dalam implementasi kurikulum
2013 adalah:

1. Pemerintah pusat bertanggung-jawab dalam mempersiapkan guru dan kepala


sekolah untuk melaksanakan kurikulum.
2. Pemerintah pusat bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi pelaksanaan
kurikulum secara nasional.
3. Pemerintah provinsi bertanggung jawab dalam melakukan supervisi dan
evaluasi terhadap pelaksanaan kurikulum di profinsi terkait.
4. Pemerintah kabupaten/kota bertanggung jawab dalam memberikan bantuan
profesional kepada guru dan kepala sekolah dalam melaksanakan kurikulum di
kabupaten/kota terkait.4

Dalam penerapan Kurikulum 2013 pemerintah daerah berperan dalam bentuk


dukungan-dukungan yang mereka berikan yaitu (1) sosialisasi, (2) pendidikan dan pelatihan
(diklat) guru, kepala sekolah dan pengawas, (3) pengadaan dan distribusi buku, (4)
pendanaan, dan (5) monitoring dan evaluasi.5

4
Wiji Hidayati, Syaefudin, dan Umi Muslimah. Manajemen Kurikulum dan Program Pendidikan (Konsep
dan Strategi Pengembangan). 2021. Daerah Istimewa Yogyakarta: Semesta Aksara. h 23
5
Lucia H. Winingsih. 2016. Peran Pemerintah Daerah Dalam Implementasi Kurikulum 2013 The Local
Governmentís Role In The Implementation Of Curriculum 2013. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan, Vol. 1,
Nomor 1. h 37

7
2. Tugas Kepala Sekolah

Kepala sekolah merupakan tokoh kunci dalam manajemen sekolah. Kepadanyalah


kebijakan dan keputusan mengenai berbagai hal. Kepala sekolah dalam suatu pendidikan
merupakan pemimpin. Dan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan atau sebaliknya
(kegagalan) kebijakan publik yang pertama adalah pemimpin.6

Kepala sekolah mempunyai dua jabatan dan peran penting dalam melaksanakan
proses pendidikan. Pertama, kepala sekolah adalah pengelola pendidikan di sekolah. Kedua,
kepala sekolah adalah pemimpin formal pendidikan di sekolahnya yang bertanggung jawab
mengelola sekolah. Sebagai pengelola pendidikan, kepala sekolah bertanggung jawab
terhadap keberhasilan penyelenggaraan kegiatan pendidikan dengan cara melaksanakan
administrasi sekolah dengan seluruh substansinya. Di samping itu, kepala sekolah
bertanggung jawab terhadap kualitas sumberdaya manusia yang ada agar mereka mampu
menjalankan tugas-tugas pendidikan. Oleh karenanya kepala sekolah pun melaksanakan
tugasnya untuk mengembangkan kinerja para personil (terutama para guru) ke arah
profesionalisme yang diharapkan.

Dalam pelaksanaannya, pekerjaan kepala sekolah merupakan pekerjaan berat yang


menuntut kemampuan ekstra. Meskipun pengangkatan kepala sekolah tidak dilakukan
secara sembarangan, bahkan diangkat dari guru yang sudah berpengalaman atau mungkin
sudah lama menjabat sebagai wakil kepala sekolah, namun tidak dengan sendirinya
membuat kepala sekolah menjadi profesional dalam melakukan tugasnya. Dinas Pendidikan
(dulu: Depdikbud) telah menetapkan bahwa kepala sekolah harus mampu melaksanakan
pekerjaannya sebagai edukator; manajer, administrator dan supervisor (EMAS). Akan
tetapi dalam perkembangan selanjutnya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan
perkembangan zaman, kepala sekolah pun harus mampu berperan sebagai leader, inovator,
dan motivator di sekolahnya.

a. Kepala sekolah sebagai Edukator

6
Rian Nugroho. Kebijakan Pendidikan yang Unggul. 2008. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. h 151

8
Keputusan Menteri pendidikan dan kebudayaan No. 0296/U/1996, merupakan
landasan pendidikan kinerja kepala sekolah. Kepala sekolah sebagai edukator harus
memiliki kemampuan untuk membimbing guru, membimbing tenaga kependidikan non
guru, membimbing peserta didik mengembangkan tenaga kependidikan, mengikuti
perkembangan iptek dan memberi contoh mengajar.

Dalam melakukan fungsinya sebagai edukator kepala sekolah harus memiliki


strategi yang tepat untuk meningkatkan profesionalisme tenaga kependidikan di sekolah,
menciptakan iklim sekolah yang kondusif, memberikan nasehat kepada warga sekolah,
memberikan dorongan kepada seluruh tenaga kependidikan, serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik, seperti team teaching, moving class, dan mengadakan program
akselerasi (acceleration) hingga peserta didik yang cerdas di atas normal. Kepala sekolah
sebagai educator harus mampu memberikan contoh kepada para guru, tentang bagaimana
menjadi pendidik yang baik. Oleh karenanya kepala sekolah tidak hanya bekerja sebagai
pemimpin para peserta didik, guru, maupun karyawannya akan tetapi kepala sekolah juga
harus terjun di bidang atau ikut serta dalam proses belajar mengajar.

b. Kepala Sekolah sebagai Administrator

Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan
berbagai aktifitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan, dan
pendokumentasian seluruh program sekolah. Secara spesifik kepala sekolah harus memiliki
kemampuan untuk mengelola kurikulum, mengelola administrasi peserta didik, mengelola
administrasi personal, mengelola administrasi sarana prasarana, mengelola administrasi
kearsipan, dan mengelola administrasi keuangan. Kegiatan tersebut perlu dilakukan secara
efektif dan efisien agar dapat menunjang produktivitas sekolah. Untuk itu kepala sekolah
harus mampu menjabarkan kemampuan tersebut dalam tugas operasional.

c. Kepala Sekolah sebagai Supervaisor

Kegiatan utama pendidikan sekolah dalam rangka mewujudkan tujuan adalah


kegiatan pembelajaran, sebagai seluruh aktifitas organisasi sekolah bermuara pada

9
pencapaian efisiensi dan efektifitas pembelajaran. Oleh karena itu salah satu tugas kepala
sekolah adalah sebagai supervisor, yaitu mengawasi pekerjaan yang dilakukan oleh tenaga
kependidikan. Pengawasan dan pengendalian ini merupakan kontrol agar kegiatan
pendidikan di sekolah terarah pada tujuan yang telah ditetapkan. Pengawasan dan
pengendalian juga merupakan tindakan preventif untuk mencegah agar para tenaga
kependidikan tidak melakukan penyimpangan dan lebih berhati-hati dalam melaksanakan
pekerjaannya.

d. Kepala Sekolah sebagai Manajer

Manajemen pada hakikatnya merupakan suatu proses merencanakan,


mengorganisasikan, melaksanakan, memimpin dan mengendalikan usaha para anggota
organisasi serta mendayagunakan seluruh sumber daya organisasi dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam rangka melakukan peran dan fungsinya sebagai
manajer, kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk memberdayakan tenaga
kependidikan melalui kerjasama atau kooperatif, memberi kesempatan kepada para tenaga
kependidikan untuk meningkatkan profesinya dan mendorong keterlibatan seluruh tenaga
kependidikan dalam berbagai kegiatan yang menunjang program sekolah.

e. Kepala Sekolah sebagai Leader

Kepala sekolah harus mampu memberikan petunjuk dan pengawasan, meningkatkan


kemampuan tentang kependidikan, membuka komunikasi dua arah dan mendelegasikan
tugas.

f. Kepala sekolah sebagai Innovator

Maksudnya dalam melakukan peran dan tugasnya sebagai inovator, kepala sekolah
harus memiliki strategi yang tepat untuk menjalin hubunganyang harmonis dengan
lingkungan, mencari gagasan baru, mengintegrasikan setiap kegiatan, memberikan teladan
kepada seluruh tenaga kependidikan di sekolah dan mengembangkan model-model
pembelajaran inovatif. Kepala sekolah sebagai inovator akan tercermin dari cara-cara ia
melakukan pekerjaannya secara konstruktif, delegatif, integratif serta adaptatif dan

10
fleksibel. Dan sebagai innovator harus mampu mencari, menemukan dan melaksanakan
berbagai pembaharuan di sekolah.

g. Kepala Sekolah sebagai Motivator

Sebagai motivator kepala sekolah harus memiliki strategi yang tepat untuk
memberikan motivasi kepada para tenaga pendidik dalam melakukan berbagai tugas dan
fungsinya. Motivasi ini dapat ditumbuhkan melalui pengaturan lingkungan fisik,
pengaturan suasana kerja disiplin, dorongan penghargaan secara efektif dan penyediaan
berbagai sumber belajar melalui pengembangan pusat sumber belajar.7

3. Tugas Guru

Pendidikan berintikan interaksi antara pendidik (guru) dan peserta didik (siswa)
untuk mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Pendidik, peserta didik, dan tujuan pendidikan
merupakan komponen utama pendidikan. Ketiganya membentuk suatu triangle, jika hilang
salah satu komponen, hilang pulalah hakikat pendidikan.

Guru menempati peran yang cukup penting dalam pengembangan kurikulum,


karena seorang guru, dialah orang yang paling mengerti dan mengetahui situasi dan kondisi
hasil belajar peserta didiknya serta bertanggung jawab penuh didalamnya. Kegiatan
pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpangkal pada suatu kurikulum, dan dalam
proses pembelajaran guru juga berorientasi pada tujuan kurikulum. Pada sisi lain, guru
adalah pembelajar siswa, yang secara kreatif membelajarkan siswa sesuai dengan
kurikulum sekolah. Hal itu menunjukkan bahwa dalam tugas pembelajaran dipersyaratkan
agar guru memahami kurikulum.

Beberapa peran guru dalam pengembangan kurikulum, untuk mendukung statement


bahwasanya guru merupakan salah satu faktor penting dalam implementasi kurikulum.
Menurut Murray Printr, terdapat 4 peranan guru dalam pengembangan kurikulum yakni
sebagai berikut:

7
Nurhasanah. 2017. Peran Guru dan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kurikulum Madrasah Di MTs
Muhammadiyah Balangnipa. Kajian Islam dan Pendidikan. Vol 9, No 1. h 61-67

11
a. Sebagai implementers, yakni sebagai pengimplementasi kurikulum
b. Sebagai adapters, yakni peran guru sebagai pelaksana kurikulum
c. Sebagai developers, yakni peran guru sebagai pengembang kurikulum
d. Keempat, sebagai researchers, yakni peran guru sebagai peneliti kurikulum.8

8
Nurhasanah. Peran Guru dan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kurikulum Madrasah Di MTs
Muhammadiyah Balangnipa……….. h 59-60

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum berbasis kompetensi yang mana


penyempurnaan dari kurikulum sebelumnya, yaitu kurikulum kurikulum tingkatan satuan
pendidika (KTSP). Adapun pengembangan kurikulum 2013 ini dilakukan guna untuk
tingkatan mutu pendidikan nasional, salah satunya bisa dijalani dengan penilaian dan
update kurikulum pembelajaran nasional. Penilaian perlu dijalani secara berkala sebagai
upaya evaluasi relevansi kurikulum dengan peserta didik dalam konteks tempat dan waktu
yang terus berganti secara dinamis. Reformasi suatu kurikulum bertujuan supaya peserta
didik menjadi pandai, bermoral, kreatif, komunikatif, serta toleran dalam kehidupan
beragama.

Dalam proses pengembangan kurikulum 2013 terdapat langkah-langkah yang harus


ditemppuh diantaranya yaitu diagnosis kebutuhan, perumusan tujuan, pemilihan dan
pengorganisasian materi, pemilihan dan pengorganisasian pengalaman belajar, dan
pengembangan alat evaluasi. Tak lupa pula dalam pengembangan kurikulum 2013 ini
pemerintah, kepala sekolah, dan guru memiliki tugas dan peran yang penting dalam proses
pengembangan kurikulum 2013.

B. Saran

Demikianlah makalah yang dapat kami sampaikan, kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam hal penulisan maupun isi makalah. Oleh karena itu kritik dan saran yang
bersifat membangun kami harapkan agar kedepannya dapat memperbaikinya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita, Amiin Ya Robbal ‘Alamin.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hidayati, W., Syaefudin, & Muslimah, U. (2021). Manajemen Kurikulum dan Program
Pendidikan (Konsep dan Strategi Pengembangan). Daerah Istimewa Yogyakarta:
Semesta Aksara.

Huliatunisa, Y. (2022). Dasar Pengembangan Kurikulum Sekolah Dasar. Jawa Barat: CV


Jejak.

Masykur. (2019). Teori dan Telaah Pengembangan Kurikulum. Bandar Lampung: AURA.

Nugroho, R. (2008). Kebijakan Pendidikan yang Unggul. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Nurhasanah. (2017). Peran Guru dan Kepala Sekolah dalam Mengembangkan Kurikulum
Madrasah Di MTs Muhammadiyah Balangnipa. Kajian Islam dan Pendidikan, 61-
67.

Winingsih, H. L. (2016). Peran Pemerintah Daerah Dalam Implementasi Kurikulum 2013


The Local Governmentís Role In The Implementation Of Curriculum 2013. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan, 37.

Yunus, H., & Alam, H. V. (2018). Perencanaan Pembelajaran Berbasis Kurikulum 2013.
Yogyakarta: DEEPUBLISH.

14

Anda mungkin juga menyukai