Anda di halaman 1dari 4

Keutamaan Tafaqquh Fiddin

Aman Abdurrahman (Abu Sulaiman)

Segala puji hanya milik Allah Subhanahu wa Ta'ala Rabbul alamin, shalawat dan salam semoga dicurahkan terus kepada Nabi kita Muhammad Shallallaahu alaihi wa Sallam, keluarganya, para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikutinya hingga hari kiamat. Ini adalah terjemahan dari kitab Al Mulakhkhash Al Fiqhiy yang disusun oleh Fadlilatusy Syaikh Shalih Bin Fauzan Bin Abdullah Al Fauzan hafidhahullah, beliau adalah seorang ulama terkemuka dari Kerajaan Saudi Arabia, anggota tetap di lembaga riset ilmiyyah dan fatwa pada Al Lajnah Ad Daimah, beliau juga adalah guru besar Universitas Imam Muhammad Ibnu Su'ud Al Islamiyyah, fatwa-fatwanya sangat diperhitungkan dan banyak sekali orang yang menimba ilmu dan mengumpulkan tulisan dan fatwa-fatwanya. Kitab ini adalah kitab fiqih lengkap yang disertai dalil dan ta'lil, serta pernyataan para ulama, kitab yang jarang kita temukan cara penguraiannya. Uraiannya sangat gamblang dan jelas dan bahasannya sangat mudah dicerna bagi pemula dan lanjutan dan semua kalangan. Kitab ini memuat berbagai macam persoalan fiqih baik secara langsung atau tidak langsung, layak buku ini menjadi pedoman bagi kita para pencari ilmu. Kalau kita melihat buku-buku fiqih yang ada dalam edisi Indonesia kita dapatkan bahasanya agak kaku ataupun isinya kurang bisa dipertanggungjawabkan. Banyak sekali masyarakat kita yang keliru dalam memahami permasalahan, ini disebabkan kelirunya buku yang mereka baca. Kita harus mengetahui dan meyakini bahwa kita ketika beramal di dalam masalah agama itu harus ada dalilnya, dan ketika kita hidup itu harus terikat dengan batasan agama agar kita tidak tersesat di dunia dan di akhirat. Ada sebagian orang yang ketika beribadah itu hanya mengikuti selera dan kehendak tanpa mengikuti dalil, tentu ini sangat salah dan bahkan sesat, karena Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam diutus itu untuk mengenalkan manusia akan Tuhannya dan mengajarkan kepada mereka bagaimana cara mendekatkan diri kepada-Nya. Dan kalau seandainya orang beribadah semaunya tentu buat apa dia beriman kepada Rasulullah kalau toh dia tidak mengikuti petunjuknya, jadi hendaklah orang itu tahu diri dan mengenali dirinya sendiri agar dia bisa berjalan sesuai dengan yang diajarkan Rasulullah Shallallaahu alaihi wa Sallam . Islam adalah agama yang sempurna dan universal memberikan aturan dan solusi setiap permasalahan yang ada, namun sayangnya banyak sekali orang yang mengaku muslim namun dia tidak mengetahui akan islam, sehingga dia berteriak mengajak agar orang bebas dari aturan agama, atau mengatakan bahwa islam itu sudah tidak layak lagi untuk zaman sekarang, sungguh merupakan kesesatan dan penyesatan yang nyata, oleh sebab itu marilah kita kembali kepada Al Islam agama kita semuanya. Dan di sisi lain ada orang yang menyuarakan untuk kembali kepada islam namun ternyata dia sendiri masih berbenturan dengan islam dalam sisi ibadah dan mu'amalahnya dan bahkan aqidahnya. Oleh sebab itu perlu mengoreksi kekurangan masing-masing. Untuk menambah kemudahan bagi pembaca sekalian saya berusaha untuk mentakhrij hadits-hadits yang ada di dalam kitab ini sesuai dengan kemampuan dan kesempatan yang saya miliki dengan merujuk kepada apa yang telah ditulis oleh para ulama kita, dan tentunya pasti banyak kekurangan, dan itu adalah tugas pembaca untuk menyempurnakannya. Adapun kitab-kitab yang saya jadikan sebagai rujukan : 1. Manarus Sabil Fi Syarhid Dalil dengan takhrij dan tahqiq Abu Qutaibah Al Faryabi. 2. Al Adillah Ar Radliyyah Limatnid Durar Al Bahiyyah yang disusun oleh Muhammad Shubhi Hasan. 3. Bulughul Maram berikut takhrij Abu Qutaibah Al faryabiy. 4. Shahihl Adzkar Wa Dli'ifih karya Salim Al Hilali. 5. Ad Durus Al Yaumiyyah karya Rasyid Husain Al Abdul Karim. 6. Nailul Authar karya Asy Syaukani. 7. Irwa-ul Ghalil karya Al Albaniy. 8. Shahih Ibni Majah. 9. Shahih Abu Dawud. 10. Taudlihul Ahkam karya Al Bassam, dll

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, segala puji hanya milik Allah, Shalawat dan Salam semoga tetap tercurah kepada Muhammad penutup para nabi, keluarganya dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan hingga hari pembalasan. Amma Ba'du ;Ini adalah ringkasan dalam masalah fiqh, yang disertai dalil-dalil dari Al Kitab dan As Sunnah, yang pernah saya sampaikan pada siaran Radio dalam banyak pertemuan. Para pemirsa berulangulang meminta dan mengharapkan agar saya mencetaknya, supaya faidahnya lebih banyak Insya Allah, dan sebenarnya saya sama sekali tidak pernah berniat untuk itu di saat saya menyiapkan materi tersebut, namun demi memenuhi permintaan orang banyak, maka saya mengulangi memeriksanya dan menyusunnya serta menyerahkannya agar dicetak. Dan inilah hasilnya ada di depan anda, wahai para pembaca budiman, kebenaran dan faidah yang anda dapatkan di dalam buku ni, maka itu semua kembali kepada Allah saja, dan kesalahan yang anda temukan di dalamnya, maka itu bersumber dari saya, dan saya memohon ampunan kepada Allah.Saya telah meringkasnya/merangkumnya dari kitab Syarah zadul Mustaqni'/ Ar Raudlul Murbi'dan dari Hansyiyahnya karya Al 'Allamah Asy Syaikh Abdurrahman Ibnu Muhammad Ibnu Qasim, dengan disertai catatan-catatan dari saya bila ada kesempatan yang mesti diberi catatan. Saya memohon kepada Allah swt agar memberikan kita kepada semuanya taufiq untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan amalan yang shalih.Dan Semoga Allah mencurahkan Shalawat dan Salam kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatanya. Segala puji hanya milik Allah Rabbul 'Alamin, Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada Nabi kita Muhammad, keluarganya dan para sahabatnya, serta orang-orang yang mengikuti mereka dengan kebaikan hingga hari pembalasan. Wa Ba'du : Sesungguhnya tafaqquh fiddin merupakan di antara sekian amalan yang paling utama, dan itu merupakan pertanda kebaikan, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda : Barangsiapa Allah kehendaki kebaikan baginya, maka Dia jadikan orang itu faqih (paham) akan agama ini," Ini dikarenakan sesungguhnya tafaqquh di dalam agama ini bisa menghasilkan ilmu yang bermanfaat yang dengannya amal shalih bisa tercapai. Allah subhanahu wa ta'alaa berfirman : "Dialah yang mengutus Rasul-Nya dengan Al Hudaa dan Dinul Haq," (Al Fath : 26) Yang dimaksud dengan Al Hudaa adalah ilmu yang bermanfaat, sedangkan yang dimaksud dengan dinul haq adalah amal shalih. Allah subhanahu wa ta'alaa telah memerintahkan Rasul-Nya agar meminta tambahan lmu, Dia subhanahu wa ta'alaa berfirman : "Dan katakan : Ya Tuhanku tambahkanlah kepadaku ilmu pengetahuan," ( Thahaa : 114). Al Hafidh bnu Hajar rahimahullah berkata : Dan ini sangat jelas sekali penunjukannya terhadap keutamaan ilmu, karena Allah subhanahu wa ta'alaa tidak pernah memerintahkna Nabi-Nya shallallahu 'alaihi wa sallam untuk meminta tambahan sesuatu, kecuali lmu, dan Sungguh Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam telah menamakan majlis-majlis yang dimana di dalamnya ilmu yang bermanfaat dipelajari dengan nama riyadlul Jannah (taman surga), dan beliau juga mengabarkan bahwa para ulama itu adalah pewaris para Nabi.Dan tidak diragukan lagi bahwa seseorang sebelum memulai suatu pekerjaan apa saja, dia mesti mengetahui tata cara yang dengannya pekerjaan tersebut bisa dilaksanakan dengan benar, sehingga amalan tersebut menjadi shahih, mencapai tujuan yang diharapkan dibelakangnya, maka bagaiman mungkin seseorang melakukan ibadah kepada Rabnya yang di mana dengan ibadah itu dia bisa selamat dari api neraka dan masuk ke dalam surga, dia melakukan itu semua tanpa dasar ilmu ? Nah dari sinilah manusia terbagi dalam masalah ilmu itu kepada tiga bagian : Kelompok pertama : Orang-orang yang mampu menggabungkan antara ilmu yang bermanfaat dengan amal shalih, dan mereka inilah orang yang telah diberi petunjuk Allah kepada jalan orang-orang yang telah diberi nikmatNya, dari kalangan para Nabi, Ash Shiddiqin, para Syuhadaa dan para shalihin, dan mereka itu adalah sebaik-baiknya teman.

Kelompok kedua : Orang-orang yang mempelajari ilmu yang bermanfaat namun mereka tidak mengamalkannya, dan mereka inilah adalah orang-orang yang dimurkai Allah dari kalangan Yahudi dan orang-orang yang sejalan dengan mereka. Kelompok ketiga : Orang-orang yang beramal tanpa ilmu, dan orang-orang semacam ini adalah orang-orang sesat dari kalangan Nashrani dan orang-orang yang sejalan dengan mereka. Dan ketiga macam orang ini terangkum dalam firman Allah subhanahu wa ta'alaa yang setiap raka'at kita baca dalam shalat kita :Artinya: ,"Tujukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugrahi nikmat, bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat," ( Al fatihah : 6-7). Al Imam Syaikh Muhammad Ibnu Abdil Wahhab rahmahullah berkata : Dan adapun firmanNya,"Bukan (jalan) mereka yang dimurkai, dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat," Yang dimurkai adalah ulama yang tidak mengamalkan ilmunya, dan orang-orang yang sesat adalah orang-orang yang beramal tanpa ilmu, yang pertama adalah sifat Yahudi, dan yang kedua adalah sifat Nashara. Banyak dari manusia bila melihat di dalam tafsir bahwa Yahudi adalah umat yang dimurkai dan sedangkan Nashara adalah umat yang sesat, orang jahil ini mengira bahwa hal ini khusus bagi mereka, sedangkan ia membaca bahwa Rabnya mewajibkan dia agar berdoa dengan doa ini, dan meminta perlindungan (kepada-Nya) dari jalan yang ditempuh oleh pemilik sifat-sifat ini !! Subhanallah sungguh mengherankan ! Bagaimana mungkin Allah mengajarkannya, memilih baginya, dan mewajibkan atasnya agar berdoa selalu kepada Rabnya dengan doa ini, padahal dia tidak dihati-hatikan darinya, dan tidak terlintas bahwa dia bakal melakukannya, ini sungguh merupakan buruk sangka kepada Allah !!. Dia menjelaskan kepada kita hikmah dalam pengharusan membaca surat yang agung ini- surat Al Fatihah- dalam setiap raka'at shalat kita, baik yang fardlu atau pun yang sunnah, yaitu dikarenakan surat ini mengandung rahasia-rahasia yang sangat agung yang di antaranya adalah doa yang agung ini : Agar Allah memberi taufiq kepada kita untuk bisa meniti jalan orang-orang yang memiliki ilmu yang bemanfaat dan amal shalih, yang merupakan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat, dan agar menjauhkan kita dari jalan orang-orang yang binasa yang tidak mengindahkan amal shalih atau ilmu yang bermanfat. Kemudian ketahuilah wahai pembaca yang budiman, sesungguhnya ilmu yang bermanfaat itu hanyalah bisa di dapatkan dari Al Kitab dan As Sunnah, dengan cara memahaminya dan mentadabburinya, dengan bantuan para guru yang baik, kitab-kitab tafsir, syarah-syarah hadits, kitab-kitab fiqh, dan kitab-kitab nahwu dan bahasa Arab yang dengannya Al Qur'an diturunkan, sesungguhnya kitab-kitab ini adalah jalan untuk memahami Al Kitab dan As Sunnah.Maka kewajibanmu wahai akhil muslim -agar amalanmu benarmempelajari apa yang bisa meluruskan agamamu, berupa shalatmu, shaummu, dan hajimu, dan engkau juga harus mempelajari hukum zakat hartamu, begitu juga engkau mempelajari hukum-hukum muamalat yang engkau butuhkan agar engkau bisa mencari yang halal dan meninggalkan apa yang Allah haramkan supaya usahamu halal, makanamu halal, dan doamu selalu terkabul, semua itu adalah yang menuntut engkau untuk mempelajarinya, dan itu sangat mudah dengan izin Allah bila benar tekadmu dan tulus niatmu. Semangatlah dalam membaca buku-buku yang bermanfaat, dan berhubunganlah dengan ulama, supaya engkau bisa bertanya kepada mereka tentang hal yang menyulitkanmu dan mengambil hukum-hukum agamamu dari mereka, dan begitu juga ikutilah seminar-semnar, ceramah-ceramah agama yang diadakan di mesjid-mesjid dan tempat lainnya, simaklah acara-acara keagamaan di dalam radio, dan bacalah majallahmajallah agama dan buletin-buletin yang membahas masalah-masalah agama, bila engkau selalu mengikuti sarana-sarana baik ini, maka pengetahuanmu selalu berkembang dan teranglah bashirahmu. Dan janganlah engau lupa wahai saudaraku, sesungguhnya ilmu itu berkembang dan tumbuh bersama amal, bila engkau mengamalkan apa yang telah engkau ketahui, maka Allah pasti memberimu tambahan llmu, sebagaimana ungkapan hikmah yang masyhur : Barangsiapa mengamalkan apa yang telah

dia ketahui, maka Allah mewariskan ilmu yang belum dia ketahui," dan ini diperkuat oleh firman-Nya : Artinya: Dan bertaqwalah kepada Allah, Allah mengajarmu, dan Allah mengetahui segala sesuatu," (Al Baqarah :282). Dan ilmu itu adalah sesuatu yang paling berhak untuk diberikan waktu, dan berlomba-lomba dalam meraihnya orang-orang yang berakal, dengannya hati-hati bisa hidup dan amalan bisa berkembang. Allah subhanahu wa ta'alaa Yang Maha Mulia Nama-Nama-Nya telah memuji para ulama yang mengamalkan ilmunya, dan Dia mengangkat derajat mereka di dalam Kitabnya yang terjamin.Dia berfirman :Artinya: ,"Katakanlah : Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui ? Sesungguhnya orang yang berakalah yang dapat menerima pelajaran," (Az Zumar : 9) Dan firman-Nya ;Artinya: ,"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan," ( Al Mujadilah : 11)Allah subhanahu wa ta'alaa menjelaskan keistimewaan orang-orang yang diberi ilmu lagi beriman, kemudia Dia menerangkan bahwa Dia Maha Mengetahui apa yang kita lakukan, Mengawasinya, untuk menunjukan kepada kita bahwa ilmu itu harus bersama amalnya, dan itu semua harus bersumber dari rasa keimanan dan merasa terus di awasi Allah subhanahu wa ta'alaa. Dan kami - sebagai pengamalan kewajiban saling tolong menolong dalam kebaikan dan taqwa akan menghidangkan lewat kitab ini dengan pertolongan Allah sebagian maklumat yang diambil dari khazanah fiqh yang telah digali oleh ulama kita untuk kita dan mereka susun di dalam kitab-kitab mereka, kami akan hidangkan bagi anda apa yang mudah darinya, mudah-mudahan hal itu menjadi pemotivasi bagi anda untuk selalu menggali dan menambah ilmu yang bermanfaat. Dan kami memohon kepada Allah agar selalu memberikan kepada kami dan anda ilmu yang bermanfaat, dan selalu memberikan taufiq terhadap amal shalih, serta kami memohon kepada-Nya subhanahu wa ta'alaa agar memperlihatkan kepada kita kebenaran itu adalah kebenaran dan memberikan karunia kepada kita untuk mengikutinya, serta menampakan kepada kita kebatilan itu adalah suatu kebatilan dan memberikan karunia kepada kita untuk menjauhinya, sesungguhnya Dia itu Maha Mendengar lagi Maha Mengabulkan. Diterbitkan Oleh : Dept.Dakwah & Dept.Riset Informasi Yayasan Al-Sofwa Jl. Raya Lenteng Agung Barat, No.35 Jagakarsa, Jakarta - Selatan (12610) Telpon: (021)-788363-27 , Fax:(021)-788363-26 E-mail: info@alsofwah.or.id

Anda mungkin juga menyukai